Thursday 27 February 2014

Tugas Patofisiologi - Infeksi



MAKALAH INFEKSI
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Patofisiologi
Dosen Pembimbing H. Ahmad Baequny, S.Kep, Ns, M.Kes







1.      Abdul Ghofur
2.      Amilatul Kamila
3.      Hidayatul Khosidah
4.      Ika Safitri
5.      Ike Kusuma Rimbani
6.      Indri Dwi Pratiwi
7.      Muhammad Saifullah
8.      Nailatul Khikmah
9.      Tissa Opilaseli


1 REGULER B

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2014





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan dimana ia tinggal.Padahal kesehatan seseorang juga sangat tergantung pada lingkungan.
Dalam kamus keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh,khususnya yang menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif,toksin,replikasi intraseluler,atau reaksi antigen-antibodi.Munculnya infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dalam rantai infeksi.Adanya patogen tidak berati bahwa infeksi akan terjadi.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan mikroorganisme(bakteri,virus,dan parasit),radiasi matahari dan polusi.Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat.Biasanya manusia dilindungi oleh sistem pertahanan tubuh,sistem kekebalan tubuh terutama makrofag dan cukup lengkap kebutuha gizi untuk menjaga kesehatan.
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai pelindung terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme,terutama virus,bakteri,protozoa,dan parasit.Sistem kekebalan juga berperan dalam melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.
Berdasarkan hal itu kelompok kami tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang mikroorganisme penyebab infeksi serta proses terjadinya infeksi mikroorganisme pada manusia.





B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan umum
Mengetahui infeksi mikroorganisme pada manusia.
2.      Tujuan khusus
a.       Mengetahui pengertian infeksi
b.      Mengetahui tipe organisme penyebab infeksi
c.       Mengetahui faktor jasad renik pada infeksi
d.      Mengetahui faktor horpes pada infeksi
e.       Mengetahui reaksi horpes dengan jasad renik
f.       Mengetahui sifat-sifat umum karena infeksi
g.      Mengetahui jenis-jenis penyakit infeksi





















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian infeksi
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit(Potter & Perry,2005).Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme dan berpoliferasi dalam jaringan tubuh(Kozier,et al,1995).Dalam kamus keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh,khususnya yang menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif,toksin,replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi.Munculnya infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dalam rantai infeksi.Mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi disebut pathogen(agen infeksi),sedangkan mikroorganisme yang tidak dapat menimbulkan penyakit/kerusakan disebut asimtomatik.Penyakit timbul jika patogen berkembangbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal.Jika penyakit dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain merupakan (contagius).Mikroorganisme mempunyai keragaman dalam virulensi/keganasan dan beratnya suatu penyakit.

B.     Tipe Mikroorganisme penyebab infeksi
Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori:
1)      Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi.Ratusan spesies bakteri dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup di dalamnya. Bakteri bisa masuk melalui udara, air, tanah, makanan, cairan, jaringan tubuh, dan benda mati lainnya. Infeksi bakteri meliputi permulaan awal dari proses infeksi hingga mekanisme timbulnya tanda dan gejala penyakit. Ciri-ciri bakteri patogen yaitu kemampuan untuk menularkan, melekat pada sel inang, menginvasi sel inang dan jaringan,mampu untuk meracuni, dan mampu untuk menghindar dari sistem kekebalan inang. Penyakit terjadi jika bakteri atau reaksi yang ditimbulkannya menyebabkan bahaya bagi sel inang.
2)      Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk dalam sel tubuh untuk diproduksi. Untuk menyebabkan penyakit virus harus masuk dalam sel inang kemudian mengadakan kontak dengan sel yang rentan, bereplikasi, dan menyebabkan kerusakan sel.
3)      Fungi
Biasanya jamur hidup di lapisan keratin bagian atas dan menyebar ke luar pada cincin dermatitis eritematosa bersisik yang sering disebut ringworm. Organisme yang menyebabkan penyakit ini bermacam-macam tetapi yang paling sering adalah berbagai jenis spesies Trikofiton. Spesies Pitirosporum menyebabkan berbagai infeksi jamur superficial pada kulit yang paling sering adalah tinea versikolor yang perubahan pigmen sangat khas. Jenis jamur yang lain yang berbeda yaitu kandida,jamur berupa ragi. Yang menyebabkan gangguan pada daerah mukosa dan daerah sekitarnya. Infeksi ini menimbulkan keadaan klinis yang disebut thrush yang sering ditemukan pada mulut bayi dan vagina. Walaupun jarang kandida dapat mengenai kuku yang dapat menimbulkan deformitas yang sangat sulit untuk disembuhkan.
Infeksi jamur jarang dibiopsi karena biasanya didiagnosis secara klinis. Gambaran histologynya sering menunjukan sebagai gambaran yang tidak berbentuk pada pewarnaan rutin. Jamur hanya akan terlihat apabila dilakukan pewarnaan nyang bereaksi dengan dinding sel,seperti pewarnaan perak.Infeksi fungi yang cenderung menimbulkan abses kronis, sering disertai destruksi berat. Sering ditemukan pada kondisi tropical tetapi sering juga terdapat terutama sebagai infeksi oportunistik pada individu dengan immunosupresi. Blastomikosis, aktinomikosis, dan nokardia sekarang dapat ditemukan diluar daerah endemik tradisional biasanya akibat dari perjalanan dari orang luar atau immunosupresi.
4)      Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain,termasuk kelompok parasit adalah protozoa, cacing, dan arthrophoda. Infeksi protozoa jarang ditemukan di daerah beriklim sedang tetapi diseluruh dunia amoebiasis, tripanosomiasis, leismaniasis, dan toksoplasmosis mengakibatkan penderitaan yang berat. Sebagian besar kelainan ini, seperti pada kebanyakan penyakit tropis lainnya, disebarkan oleh parasit athrophoda dan pengendalian paling efektif adalah dengan mengeliminasi vektor dibandingkan dengan mengobati penyakitnya.
Leismaniasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh leishmania tropika yang ditularkan oleh lalat pasir. Organisme ini telah membuat suatu mekanisme untuk meruntuhkan pertahanan tubuh dan banyak sekali dan banyak sekali yang ditemukan hidup dalam magrofag inang.
C.    Faktor jasad renik pada infeksi
1)      Daya transmisi
Sifat penting dan nyata pada saat terbentuknya adalah transpor agen menular hidup kedalam tubuh.
Cara penularan penyakit infeksi:
a.       Secara langsung dari satu orang ke orang lain,misalnya melalui batuk dan bersin.
Contoh:
-penyakit yang ditularkan melalui saluran nafas: common cold, tuberkulosis, batuk rejan, pes pneumoni, meningitis, sakit tenggorokan karena infeksi streptucoccus, tonsilitis, influenza, difteri, dan campak. Penyakit-penyakit ini ditularkan melalui ciuman, droplet yang terinfeksi, dan penggunaan alat makan yang terinfeksi.
-penyakit kelamin dapat ditularkan secara langsung melalui hubungan seksual atau melalui palsenta (infeksi transplasenta) yang ditularkan dari ibu yang menderita kapada anak yang dilahirkannya.
b.      Secara tidak langsung (indirect) penularan mikroba patogen yang memerlukan adanya media perantara baik berupa barang, air, udara, makan/minum, maupun vektor. Organisme dikeluarkan dari si penderita kemudian mengendap pada berbagai permukaan kemudian dilepaskan kembali ke udara. Transfusi darah juga dapat menjadi sarana penyebaran infeksi misalnya penyakit hepatitis virus. Jenis pemindahan tidak langsung yang lebih komples yaitu melibatkan vektor-vektor seperti serangga, misalnya, nyamuk penyakit malaris, lalat penyakit difteri, dan cacing penyakit filariasis.
2)      Daya invasi
Sekali dipindahkan kedalam hospes baru,jasad renik harus mampu bertahan pada atau didalam hospes tersebut untuk dapat menimbulkan infeksi.
Misalnya:
a.       Kolera, disebabkan oleh organisme yang tidak pernak masuk memasuki jaringan, tetapi hanya menduduki pada epitel usus,melekat dengan kuat pada permukaan sehingga tidak terhanyut oleh gerakan usus.
b.      Disentri basiler, hanya memasuki pada lapisan superfisial usus dan tidak pernah masuk lebih dalam lagi.
c.       Dan beberapa penyakit lain seperti: salmonella thypi yang menyebabkan demam tifoid, spiroketa sifilis yang menyebabkan sifilis, dan mikrobacterium tetani yang menyebabkan tetanus.
3)      Kemampuan untuk menimbulkan penyakit
Beberapa agen menular mengeluarkan eksotoksin yang dapat larut kemudian bersirkulasi dan menimbulkan perubahan-perubahan fisiologis yang nyata yang bekerja pada sel-sel tertentu. Contohnya pada bakteri tetanus dan difteri. Banyak mikroorganisme lain seperti gram negatif mengandung endotoksin komples yang dilepaskan pada waktu mengalami lisis. Pelepasan endotoksin ada hubungannya dengan timbulnya demam, dan dalam keadaan-keadaan lebih ekstrim, seperti timbulnya sindrom syok.
Beberapa organisme menimbulkan cedera pada hospes, sebagian besar dengan cara imunologis dengan membantu pembentukan komples antigen-antibodi, yang selanjutnya dapat menimbulkan kelainan, misalnya pada kompleks imun glomerulonefritis.
Virus sebagai parasit obligat intraseluler adalah potongan sederhana bahan genetik (DNA&RNA) yang mempunyai alat untuk menyusupkan diri kedalam sel hospes. Sel akan cedera apabila ada informasi genetika baru yang diwujudkan pada fungsi sel yang diubah. Satu wujud informasi genetika tambahan semacam itu adalah replikasi virus yang menular dan dapat disertai lisis dari sel-sel yang terkena. Sel dapat berubah tanpa menjadi nekrosis dan dapat dirangsang untuk dapat berproliferasi, misalnya pada kasus tumor yang diinduksi oleh virus. Virus juga dapat mencederai hospes dengan menimbulkan berbagai imunologi dimana bagian tertentu pada virus bertindak sebagai antigen.

Faktor-faktor infeksi pada bakteri
Salah satu penyebab umum terjadinya penyakit pada manusia adalah kuman. Infeksi oleh kuman dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, protozoa, dan cacing. Dari agen-agen infeksius tersebut yang paling umum menimbulkan penyakit serius pada manusia adalah bakteri.
Infeksi bekteri pada manusia banyak disebabkan oleh beberapa faktor.
1)      Adhesi
Frimbiae (pili) adalah struktur yang menyerupai rambut yang terdapat pada tubuh bakteri.Pili berfungsi untuk menempekkan tubuh bakteri pada sel inang, kondisi ini dinamakan adhesi. Hal ini tidak terjadi secara kebetulan, reaksi tertentu membantu terjadinya adhesi. Struktur perekat (adhesin) terdapat pada fimbriae/pili. Adhesin mengandung virulensi yang membuat rantai virulen bakteri, bila virulensi hilang bakteri menjadi avirulen. Bila seseorang diimunisasi dengan adhesin tertentu akan membuat tubuh membentuk sistem kekebalan terhadap infeksi bakteri tertentu.
2)      Daya serang
Bakteri yang menyerang jaringan tubuh inang bisa menimbulkan infeksi pada skala luas atau hanya infeksi lokal.
Misalnya, infeksi luka dapat menyebabkan septikimea streptukokus yang merupakan jenis infeksi luas. Sedangkan infeksi abses staphylococcus lebih bersifat lokal.
3)      Jenis toksin
Bakteri mampu menghasilkan toksin yang menyebabkan infeksi pada tubuh.
Ada dua jenis toksin yang dihasilkan oleh bakteri, yaitu eksotoksin dan endotoksin.
Eksotoksin dapat berdifusi pada media di sekitarnya dan sangat berbahaya meskipun dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan endotoksin mudah hancur karena panas. Terdapat beberapa eksotoksin yang berbahaya ebagai zat paling beracun di dunia. Misalnya, toksin botullinum. Eksotoksin umumnya dihasilkan oleh bakteri gram positif dan beberapa bakteri gram negatif seperti E.coli, Cholera vibrio. Eksotoksin menunjukkan afinitas spesifik terhadap jaringan tertentu dan setiap eksotoksin memiliki efek yang berbeda pada setiap sel inang.
Endotoksin merupakan bagian integral dari dinding sel bakteri gram negatif. Endotoksin terbuat dari kompleks polisakarida, protein, dan lipid yang sangat stabil terhadap panas. Endotoksi akan berbahaya biloa terdapat dalam jumlah yang banyak. Endotoksin tidak memiliki farmakologis tertentu dan memiliki efek yang sama pada setiap sel inang.
4)      Faktor lain
a.       Bakteriofag
Beberapa bakteri mengandung bekteriofag yang memberikan sifat virulensi pada bakteri tersebut.
Misalnya, difteri yang mengandung bakteriofag yang memiliki gen untuk memproduksi toksin.
b.      Plasmid
Terdapat bakteri yang mengandung plasmid. Plasmid ini memberikan kekebalan ganda terhadap pengobatan pada bakteri sehingga infeksi menjadi sulit diobati.
c.       Bakteri berkapsul
Klebsiella dan haemophilus influenza adalah jenis bakteri yang berkapsul. Sel-sel bakteri mengandung kapsul sehingga melindungi bakteri dari fagositosis. Bakteri tersebut membawa antigen pada kapsul untuk melanjutkan aktivitas lisis (proses penghancuran pada sel-sel tubuh).
D.    Faktor hospes pada infeksi
Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa mikroorganisme yang menular harus mampu melekat, menduduki atau memasuki hospes dan berkembang biak sampai taraf tertentu.
Karena itu tidaklah mengherankan bila dalam perjalanan evolusi spesies termasuk manusia sudah mengembangkan mekanisme pertahanan tertentu pada berbagai tempat yang berhubungan dengan lingkungan:
1)      Kulit dan mukosa orofaring
Batas utama antara lingkungan dan manusia adalah kulit. Kulit yang utuh memiliki lapisan keratin atau lapisan tanduk pada permukaan luar dan epitel berlapis gepeng sebagai barier mekanis yang baik sekali terhadap infeksi. Namun jika terjadi luka iris,abrasi atau maserasi (seperti pada lipatan tubuh yang selalu basah) dapat memungkinkan agen menular masuk.
Kulit juga mempunyai kemampuan dekontaminasi terhapad dirinya sendir. Pada dekontaminasi fisik, organisme yang melekat pada lapisan luar kulit (dengan anggapan mereka tidak mati kalau menjadi kering) akan dilepasakan pada waktu lapisan kulit mengelupas. Dekontaminasi kimiawi terjadi karena tubuh berkeringat dan sekresi kelenjar sebasea sehingga membersihkan kulit dari kuman. Flora norma dapat kulit menimbulkan dekontaminasi biologis dengan menghalangi pembiakan organisme-organisme yang melekat pada kulit.
2)      Saluran pencernaan
a.       Mukosa lambung merupakan kelenjar dan tidak merupakan barier mekanis yang baik. Sering terjadi defek-defek kecil atau erosi pada lapisan lambung, tetapi tidak banyak berati pada proses infeksi sebab suasana lambung sendiri tidak sesuai dengan untuk banyak mikroorganisme, hal ini sebagian besar disebabkan oleh keasaman lambung yang tinggi, disamping lambung memindahkan isinya ke usus halus dengan proses yang relatif cepat.
b.      Lapisan usus halus juga bukan merupakan barier mekanisme yang baik dan secara mudah dapat ditembus oleh banyak bakteri. Namun gerakan peristaltik untuk mendorong isi usus berlangsung cepat sekali sehingga populasi bakteri dalam lumen dipertahankan tetap sedikit.
c.       Lapisan dalam usus besar secara mekanis juga tidak baik. Pada tempat ini pendorongan tidak cepat      dan terdapat stagnasi relatif dari isi usus. Pertahanan utama melawan jasad renik melalui banyaknya flora normal yang menghuni usus besar dan hidup berdampingan dengan hospes. Bakteri normal yang banyak ini berkompetisi untuk mendapatkan makanan atau mereka benar-benar mengeluarkan substansi antibakteri (antibiotik).
3)      Saluran pernafasan
Epitel pada saluran nafas misalnya pada lapisan hidung, lapisan nasofaring, trakhea, dan bronkus. Terdiri dari sel-sel yang tinggi yang beberapa diantaranya mengeluarkan bronkus, tetapi sebagian besar dilengkapi dengan silia pada permukaan lumennya. Tonjolan-tonjolan kecil ini bergetar seperti cambuk dengan gerakan yang diarahkan kemulut, hidung dan keluar tubuh. Jika jasad renik terhirup, mereka cenderung mengenai selimut mukosa yang dihasilkan dari mukus, untuk digerakkan keluar dan atau dibatukkan atau ditelan.
Kerja pelindung ini dipertinggi dengan adanya antibodi didalam sekresi. Jika beberapa agen menghindar dari pertahanan ini dan mencapai ruang-ruang udara didalam paru-paru, maka disana selalu terdapat makrofag alveoler yang merupakan barisan pertahanan lain.
4)      Sawar pertahanan lain
a.       Radang
Jika agen menular berhasil menembus salah satu tubuh dan memasuki jaringan, maka barisan pertahanan berikutnya adalah reaksi pertahanan akut yaitu aspek humoral (antibodi) dan aspek seluler pertahanan tubuh bersatu.
b.      Pembuluh limfe
Aliran linfe pada radang akut dipercepat sehingga agen-agen menular ikut menyebar dengan cepat sepanjang pembuluh limfe bersama dengan aliran pembuluh limfe itu. Kadang-kadang menyebabkan limfangitis, tetapi lebih sering agen-agen tersebut langsung terbawa ke kelenjar limfe, dimana mereka dengan cepat difagositosis oleh makrofag. Pada keadaan ini maka cairan limfe yang mengalir ke pusat melewati kelenjar limfe dapat terbebas dari agen-agen tersebut.
c.       Pertahanan terakhir (vena primer)
Jika penyebaran agen menular tidak terhenti pada kelenjar limfe atau jika agen tersebut langsung memasuki vena ditempat primernya, maka dapat terjadi infeksi pada aliran darah.
Ledakan bakteri didalam aliran darah sebenarnya tidak jarang terjadi, dan peristiwa yang dinamakan bakteremia ini biasanya ditangani secara cepat dan efektif oleh makrofag dari sistem monosit-makrofag.
Septikemia atau keracunan darah terjadi jika kondisi bakteremia berlanjut yang menyebabkan organisme yang masuk berjumlah sangat besar dan cukup resisten sehingga sistem makrofag ditaklukkan. Organisme yang menetap ini menimbulkan gejala malaise, kelemahan, dan demam.
Pada kondisi yang parah yang disebut septikopeimia dimana organisme mencapai jumlah endemik besarnya sehingga mereka bersirkulasi dalam gumpalan-gumpalan dan mengambil tempat pada banyak organ dan menimbulkan banyak sekali mikroabses.
E.     Reaksi hospes dengan jasad renik
Cara interaksi hospes dengan mikroorganisme
1)   Komensalisme, antara hopses dan agen menular tidak saling menyerang atau menguntungkan bagi yang satu tanpa menimbulkan cedera pada yang lain.
2)   Mutualisme, interaksi hopses dengan mikroorganisme saling menguntungkan.
3)   Parasitisme, menguntungkan bagi yang satu tetapi merugikan bagi yang lain.
F.     Sifat-sifat umum karena infeksi
1)      Bakteri
a.       Organisme bersel tunggal.
b.      Mampu bereproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai penjamu.
c.       Tidak memiliki inti sel.
d.      Memiliki sitoplasma dan dikelilingi oleh dinding sel.
e.       Mengandung DNA maupun RNA.
f.       Bereproduksi secara aseksual melalui replikasi DNA dan pembelahan sederhana.
g.      Dapat bersifat aerob maupun anaerob.
h.      Sebagian membentuk kapsul sehinga dapat bertahan dalam sel tubuh inang.
i.        Sebagian membentuk toksin.
j.        Bakteri garam positif mengeluarkan eksotoksin, pada pewarnaan akan bewarna ungu.
k.      Bakteri garam negative pada pewarnaan akan bewarna merah.
2)      Virus
a.       Memerlukan penjamu untuk bereproduksi.
b.      Terdiri dari satu RNA atau DNA yang terkandung dalam selubung protein:kapsid.
c.       Virus harus berikatan dengan membran sel penjamu, masuk dan bergerak ke inti, DNA virus menyatu dengan DNA penjamu,gen-gen virus diwariskan kepada sel-sel baru selama mitosis, virus mengambil alih sel dan mengontrol sel.
3)      Jamur
a.       Mencakup ragi (yeast) dan kapang (mold).
b.      Memiliki inti sel dan dinding sel.
4)      Parasit
a.       Cacing
b.      Protozoa
c.       Anthropoda
5)      Mikroplasma
Mikroorganisme unisel mirip bakteri, tetapi lebih kecil dan tidak mengandung peptidoglikan
6)      Riketsia
a.       Memerlukan penjamu untuk bereproduksi secara seksual.
b.      Mengandung RNA dan DNA.
c.       Memiliki dinding peptidoglikan.
d.      Ditularkan melalui gigitan kutu
7)      Klamida
a.       Organisme unisel
b.      Bereproduksi secara aseksual dalam penjamu dan mengalami siklus replikasi.
G.    Jenis-jenis penyakit infeksi
1)      Jenis-jenis penyakit infeksi karena bakteri
a.       Tetanus
Tetanus disebabkan oleh racun tetanospasmin sejenis neurotoksin  yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Penyakit ini tidak dapat menyebar dari satu orang ke orang lain,tetapi terdapat dalam tanah, didalam usus, dan kotoran hewan peliharaan serta kotoran manusia. Merupakan suatu penyakit yang berbahaya kerena menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi dengan antibodi yang spesifik.Untuk menetralisir racun diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut, supaya racun yang ada mati. Untuk infeksi menengah sampai berat mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan.
b.      Gonore
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, servic, retktum tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Biasanya membentuk koloni didaerah mukosa, orofaring, dan anogenital. Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi. Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal dari rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Gejala-gejala yang ditimbulkan seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam.Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Cara yang paling pasti untuk mencegah penyebaran penyakit menular seksual adalah dengan tidak melakukan hubungan seks, berhubungan seks secara monogami, pastikan pasangan tidak terinfeksi, penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan penyakit, pastikan toilet yang digunakan higienis, hindari penggunaan toilet duduk di tempat umum.Selain itu, penderita juga harus bisa membiasakan hidup sehat. Ada dua hal yang harus dilakukan agar terhindar dari penyakit gonore yaitu mengjhindari gaya hidup bebas dan setia terhadap pasangan.
c.       Sifilis
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Rute utama penularannya melalui kontak seksual. Infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kehamilan yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital.
d.      Kolera
Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang mencemari air dan makanan (biasanya makanan laut). Hal ini dapat menyebabkan kehilangan air dan diare. Penyakit ini menyebar melalui air yang terkontaminasi dan makanan yang dikonsumsi. Gejalanya termasuk diare, perut keram mual, muntah, dan dehidrasi. Kalau dibiarkan tak terawat maka penderita beresiko kematian tinggi. Perawatan dapat dilakukan dengan rehidrasi agresif ”regimen” biasanya diberikan secara intar vena secara berkelanjutan sampai diare berhenti. Ciri utama penyakit kolera adalah buang air besar encer berwarna putih seperti air tajin (cucian beras) dengan bau yang amis. Pengobatan utama dilakukan dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang atau rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai. Rehidrasi dapat dilakukan dengan cara intravena (pada kasus yang parah) atau rehidrasi oral dengan oralit (oral rehydation solution).
e.       TBC
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosi yang menyebar melalui udara. Merupakan suatu penyakit yang sangat menular yang menyebabkan kesulitan bernafas karena bakteri menginfeksi paru-paru. Gejala infeksi TBC aktif  yaitu batuk kronis dengan bercak darah, dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. Usaha untuk mencegah dan mengontrol tuberkulosis bergantung pada vaksinasi bayi dan deteksi serta perawatan untuk kasus aktif. Pengobatan TBC menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya. Dua jenis antibiotik yang umum digunakan adalah isoniazid dan rifampicin. Pengobatan TBC laten biasanya menggunakan antibiotik tunggal. Penyakit TBC aktif  sebaiknya diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik untuk menurunkan resiko berkembangnya bakteri yang resistensi terhadap antibiotik.
f.       Disentri
Disentri disebabkan oleh bakteri Shigella dysenteriae.
Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Bakteri masuk kedalam organ pencernaan mengakibatkan pembengkakan hingga menimbulkan luka dan peradangan pada dinding usus besar. Gejala yang ditimbulkan antara lain buang air besar dengan tinja berdarah atau lendir (mukus), diare encer dengan volume sedikit, dan nyeri pada saat buang air besar (tenesmus). Penyakit disentri harus segera mendapat asupan cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Dalam keadaan darurat, dehidrasi ringan dapat diatasi dengan pemberian oralit. Jika cairan yang hilang pada sipenderita tidak diberikan dapat menimbulkan penyakit.
g.      Sampar/pes.
Disebabkan oleh bakteri pasteurella pestis yaitu penyakit pada binatang yang dapat ditularkan kepada manusia. Bakteri ini hidup pada kutu hewan pengerat. Manusia dapat tertular penyakit ini akibat gigitan kutu yang terinfeksi bakteri ini ataupun melalui tinja yang mengandung Pasteurella pestis yang masuk melalui luka gigitannya ataupun juga akibat gigitan hewan yang telah tertular bakteri Pasteurella pestis. Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi kecuali selama epidemi wabah pneumonia. Pneumonia ini terjadi jika bakteri mencapai paru-paru sehingga pasien mengalami pneumonia (wabah pneumonia), yang kemudian menular dari orang ke orang melalui droplet terinfeksi yang disebarkan melalui batuk.
2)      Jenis-jenis penyakit infeksi karena virus
a.       Polio
Virus yang menyebabkan paralis yang disebabkan oleh (PV) poliovirus.umumnya menyerang pada anak2 dan disebarkan melalui kontak langsung, lendir, dahak, feses, makanan dan air yang telah terkontaminasi dari individu yang terinfeksi. Virus ini juga dapat menyerang sistem saraf menyebabkan kerusakaran sistem saraf permanen.
b.      Cacar
Cacar air/ varicella simplex suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus varicella-zoster  yang disebarkan secara aerosol. Masa inkubasi sekitar 2-3 pekan yang ditandai badan terasa panas. Pada permulaannya penderita akan merasakan demam, pilek, lesu. Pada tingkat lanjut dapat menyebabkan nyeri sendi, sakit kepala. Setelah beberapa hari akan timbul bintik-bintik pada kulit yang nantinya akan terisi air.
c.       Influenza
Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili orthomyxoviridae/virus influenza.gejala umum seperti menggigil, demam, batuk, nyeri otot, nyeri kepala. Biasanya virus ini ditularkan melalui udara yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Juga dapat ditularkan secara langsung melalui ingus atau memalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, desinfektan, deterjen.
d.      Campak
Penyakit campak  adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis, dan ruam kulit dengan gatal-gatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus campak golongan Paramixovirus. Penularan infeksi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum terjadinya ruam kulit dan 4 hari setelah terjadinya ruam kulit ada. Wabah campak terutama terjadi pada anak pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campakn, maka seumur hidupnya biasanya akan kebal terhadap penyakit ini. Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman, disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
e.       HIV
Human immunodeficiency virus adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas tubuh), sehingga tubuh menjadi lemah untuk melawan infeksi. HIV dapat ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta kontak dengan membran mukosa atau jaringan yang terluka dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita. Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan transplantasi,serta paparan pekerjaan.
f.       Hepatitis
Hepatitis disebabkan oleh Hepatitis A,B,C,D,dan E virus yang menyebabkan peradangan pada hati karena toxin, ataupun karena agen penyebab infeksi. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Pengobatan untuk hepatitis yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan pemberian antiferon yang bisa menurunkan jumlah total virus dalam darah dan menghambat kerusakan hati. Keberhasilan dari pengobatan ini tergantung dari beberapa faktor.
g.      Trachom
h.      SAR
i.        Herpes
3)      Jenis-jenis penyakit infeksi karena mikroplasma
a.       Pneumonia mikroplasma
4)      Jenis-jenis penyakit infeksi karena klamida
a.       Infeksi urogenital
5)      Jenis-jenis penyakit infeksi karena jamur
a.       Kandidiasi mulut
b.      Kurap
c.       Panu
6)      Jenis-jenis penyakit infeksi karena riketsia
a.       Tifus
b.      Rocky mountain fever






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit infeksi dapat disebabkan oleh beberapa mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, mikroplasma, klamida, dan riketsia. Dari bermacam-macam mikroorganisme yang menyerang tubuh tersebut menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda-beda berdasarkan dari penyebab infeksi yang mengakibatkannya.
B.     Saran
Disarankan bagi pembaca maupun masyarakat agar dapat menjaga personal hygiene agar dapat terhindar dari infeksi penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme.



















DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki
Bloom.2002.Buku Ajar Histologi Edisi 12.Jakarta:EGC
http://anatomi kep/fisiopatologi/infeksi
As Syfa Ath Thab.blogspot.com/2012/05/makalah-infeksi.html











No comments:

Post a Comment