BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seiring
dengan perkembangan zaman dan IPTEK menyebabkan perubahan di berbagai faktor
seperti faktor ekonomi dan sosial. Perkembangan tersebut juga menyebabkan
perubahan pada pola hidup manusia. Kebanyakan masyarakat saat ini lebih memilih
makanan-makanan cepat saji yang sebenarnya makanan tersebut kurang baik untuk
kesehatan, karena banyak mengandung bahan pengawet, selain itu makanan tersebut
juga banyak mengandung lemak yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan
salah satunya aterosklerosis.
Aterosklerosis
merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi
lebih tebal dan kurang lentur. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak,
jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika
aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid),
maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung
(arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
Aterosklerosis
adalah penyebab utama penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya dimana
merupakan penyebab tertinggi kematian dan kesakitan. Penyakit jantung (serangan
jantung) dan stroke sudah diketahui sejak tahun 1920-an dan merupakan penyebab
kematian tertinggi. Meskipun saat ini ilmu pengetahuan mengenai kesehatan
jantung dan pembuluh darah sudah sedemikian maju dan canggih, namun angka
kematian tertinggi saat ini masih disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh
darah.
Berdasarkan
data-data di atas, maka penulis merasa perlu memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah aterosklerosis dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, masalah yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai
berikut.
1.
Apa yang dimaksud dengan
aterosklerosis?
2.
Apa penyebab dari aterosklerosis?
3.
Apa patofisiologi dari
aterosklerosis?
4.
Apa gejala dari aterosklerosis?
5.
Apa komplikasi dari aterosklerosis?
6.
Bagaimana penatalaksanaan dari
aterosklerosis?
7.
Bagaimana pathway dari
aterosklerosis?
8.
Bagaimana proses pengkajian dari
aterosklerosis?
9.
Apa diagnosa keperawatan dari
aterosklerosis?
10. Bagaimana
intervensi dari aterosklerosis?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat,
1.
Memahami pengertian dari
aterosklerosis
2.
Memahami penyebab
dari aterosklerosis
3.
Memahami patofisiologi dari
aterosclerosis
4.
Memahami
gejala-gejala dari aterosklerosis
5.
Memahami komplikasi
dari aterosklerosis
6.
Memahami penatalaksanaan
dari aterosklerosis
7.
Memahami pathway
aterosklerosis
8.
Memahami Proses
pengkajian dari aterosklerosis
9.
Memahami diagnose keperawatan aterosklerosis
10. Memahami intervensi aterosklerosis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Arteriosklerosis
atau pengerasan arteri adalah suatu proses dimana serabut otot dan lapisan
endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan. Aterosklerosis
merupakan proses yang berbeda yang menyerang tunika intima arteri besar dan
medium. Proses tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium, komponen darah,
karbohidrat dan jaringan fibrosa pada tunika intima arteri. Penimbunan tersebut
dikenal sebagai “ateroma” atau “plak”.
Penyakit arteri koroner (coronary heart disease) /
Aterosklerosis ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel
yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara
bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama,
yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung. Proses
pembentukan ateroma disebut ateroklerosis.
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan mneyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di dalam permukaan ateroma tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner. Jika penyumbatan arteri semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung. Penyebab utama dari iskemi miokardial ada;lah penyakit arteri koroner. Komplikasi utama dari penyekit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung (infark miokardial).
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan mneyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di dalam permukaan ateroma tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner. Jika penyumbatan arteri semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung. Penyebab utama dari iskemi miokardial ada;lah penyakit arteri koroner. Komplikasi utama dari penyekit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung (infark miokardial).
B. Etiologi
Penyakit arteri
koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi ditemukan
pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan factor
penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, factor-faktor yang
meningkatkan resiko terjadinya arteri koroner adalah :
·
Diet kaya lemak
·
Merokok
·
Malas berolah raga
·
Kolesterol dan penyakit arteri koroner
Resiko terjadinya penyakit arteri koroner meningkat pada peningkatan
kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Jika
terjadi peningkatan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), maka resiko
terjadinya penyakit arteri koroner akan menurun.
Makanan mempengaruhi kadar kolesterol total dan karena
itu makanan juga mempengaruhi resiko terjadinya penyakit arteri koroner.
Merubah pola makan (dan bila perlu mengkonsumsi obat dari dokter) bisa menurunkan
kadar kolesterol total dan kolesterol LDL bisa memperlambat atau mencegah
berkembangnya arteri koroner.
Menurunkan kadar LDL sangat besar keuntungannya bagi seseorang yang memiliki factor resiko berikut :
Menurunkan kadar LDL sangat besar keuntungannya bagi seseorang yang memiliki factor resiko berikut :
·
Merokok sigaret
·
Tekanan darah tinggi
·
Kegemukan
·
Malas berolah raga
·
Kadar trigliserida tinggi
·
Keturunan
·
Steroid pria (androgen).
C.
Patofisiologi
Akibat langsung aterosklerosis pada
arteri meliputi penyempitan (stenosis) lumen,obstruksi oleh trombosis,
aneurisma (dilatasi abnormal pembuluh darah), ulkus dan ruptur. Akibat tidak
langsungnya adalah malnutrisi dan fibrosis organ yang disuplai oleh arteri yang
sklerotik tersebut. Semua sel yang berfungsi aktif memerlukan suplai darah yang
kaya akan nutrisi dan oksigen dan peka terhadap setiap penurunan suplai nutrisi
tersebut. Bila penurunan tersebut berat dan permanen, sel-sel tersebut akan
mengalami nekrosis (kematian sel akibat kekurangan aliran darah) dan diganti
oleh jaringan fibrosa yang tidak memerlukan banyak nutrisi. Aterosklerosis
terutama mengenai arteri utama sepanjang percabangan arteri biasanya berbentuk
bercak-bercak. Cabang arteri yang terkena biasanya pada bagian bifurkasio.
Banyak teori berusaha menjelaskan mengapa dan bagaimana ateroma terbentuk. Lesi
utama yaitu ateroma merupakan plak lemak dengan penutup jaringan fibrosa
perlahan-lahan menutup lumen pembuluh darah. Tidak satupun teori yang secara
lengkap menjelaskan patogenesisnya, namun beberapa bagian dari berbagai teori
tersebut dapat dikombinasikan menjadi teori “Reaksi terhadap Cedera.” Menurut
teori ini cedera sel endotelial pembuluh darah diakibatkan oleh gaya
hemodinamika berkepanjangan seperti gaya-gaya robekan dan aliran turbulensi,
radiasi, bahan kimia, atau hiperlipidemia kronis terjadi pada system arteri.
Cedera pada endotelium meningkatkan agregasi trombosit dan monosit pada tempat
cedera. Sel otot polos akan bermigrasi dan berploriferasi sehingga terbentuklah
matriks kolagen dan serabut elastis. Mungkin tidak ada penyebab atau mekanisme
tunggal dalam pembentukan aterosklerosis melainkan melibatkan berbagai proses.
Secara morfologis lesi aterosklerosis terdiri atas dua jenis : bercak lemak dan
plak fibrosa. Bercak lemak berwarna kuning dan halus, sedikit menonjol kedalam
lumen arteri dan tersusun atas lemak dan sel-sel otot polos yang memanjang.
Lesi seperti ini dapat dijumpai pada semua kelompok umur termasuk anak-anak.
Belum jelas apakah bercak lemak tersebut merupakan predisposisi pembentukan
plak fibrosa atau dapat menghilang lagi. Biasanya tidak menimbulkan gejala
klinis. Plak fibrosa merupakan ciri khas aterosklerosis, tersusun oleh sel otot
polos, serabut kolagen, komponen plasma dan lemak. Berwarna putih sampai kuning
keputihan dan menonjol dalam berbagai derajat ke lumen, sampai suatu saat
tonjolan tersebut menyumbat. Plak ini terutama ditemukan di aorta abdominal,
arteri koroner, poplitea dan karotis interna. Plak ini dianggap tidak
reversible. Penyempitan bertahap lumen arteri saat proses penyakit berkembang,
menstimulasi perkembangan sirkulasi kolateral. “jalan pintas” pembuluh darah
tersebut memungkinkan perfusi berlanjut ke jaringan di bagian atas sumbatan
arteri, tetapi biasanya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya
dan terjadilah iskemia. Pembuluh kolateral bisa memenuhi kebutuhan jaringan
atau bisa juga tidak.
D.
Manifestasi
Klinis
Tanda
dan gejala klinis akibat aterosklerosis tergantung pada organ atau jaringan
yang terkena. Aterosklerosis koroner (penyakit jantung), angina dan infark
miokardium dibahas tersendiri oleh kelompok lain. Bila mengenai otak dapat
menyebabkan penyakit serebrovaskuler seperti iskemia serebral transien atau TIA
dan stroke. Pada aorta dan lesi aterosklerotik pada ekstremitas juga dapat
terjadi. Bila terjadi oklusi atau sumbatan pada arteri perifer maka akan timbul
gejala seperti nyeri saat aktifitas dan hilang saat istirahat (klaudisio
intermiten), nyeri yang terus menerus (saat istirahat) dapat terjadi jika
oklusi semakin berat dan terjadi iskemia kronis. Perubahan warna kulit seperti
menjadi pucat atau sianosis dan pada palpasi terasa dingin. Akibat suplai
nutrisi yang kurang akan terjadi tanda-tanda hilangnya rambut, kuku rapuh,
kulit kering dan bersisik, atropi dan ulserasi. Bisa juga terjadi edema
bilateral atau unilateral akibat posisi ekstremitas yang terlalu lama
menggantung.
E. Komplikasi
·
Tromboemboli
·
Angina pectoris
·
Gagal jantung kongestif
·
Infark miokardium
F.
Penatalaksanaan
Pada tingkat
tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk pembuluh darah baru di
daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak
dan kolesterol dalam darah seperti kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat,
gemfibrozil, probukol, dan lovastatin. Untuk mengurangi resiko terbentuknya
bekuan darah, dapat diberikan obat-obatan seperti aspirin, ticlopidine dan
clopidogrel atau anti-koagulan.
Sementara
angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah
yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk
mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif,
dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan
guna menghindari arteri yang tersumbat.
G.
Pemeriksaan Penunjang
Sebelum terjadinya komplikasi,
aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis. Sebelum terjadinya komplikasi,
terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan
petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa
berkurang.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis arterisklerosis :
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis arterisklerosis :
1.
ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran
tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan,
2.
Pemeriksaan doppler di daerah yang terkena ,
3.
Skening ultrasonik duplex,
4.
CT scan di daerah yang terkena,
5.
Arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di
daerah yang terkena,
6.
IVUS (intravascular ultrasound).
H. Pathway
I. Proses
Keperawatan
Pengkajian
1.
Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan
untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat
atau pada saat beraktivitas).
2.
Sirkulasi
a)
Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF,
Tekanan darah tinggi, diabetesmelitus.
b)
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi
mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia.
c)
Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4
mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
d)
Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi
katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
e)
Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan
(tachy atau bradi cardia).
f)
Irama jnatung mungkin ireguler atau juga normal.
g)
Edema: Jugular vena distension, odema anasarka,
crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
h)
Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
3.
Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau
juga normal.
4.
Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan,
penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan.
5.
Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada
berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
6.
Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes
mentation.
7.
Kenyamanan
a)
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang
dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin.
b)
Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang
mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah.
c)
Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa
nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin
di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan postur tubuh, menangis, penurunan
kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna
kulit serta tingkat kesadaran.
8.
Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas,
batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada
pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis,
suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga
merah muda/ pink tinged.
9.
Interaksi social
Stress, kesulitan dalam beradaptasi
dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
10. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit
jantung, diabetes, stroke, hipertensi,perokok.
Diagosa Keperawatan
1.
Nyeri yang berhubungan dengan ketidak keseimbangan
suplai darah dan oksigen dengan kebutuhan
miokardium
2.
Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan
gangguan pertukaran sirkulasi O2
3.
Resiko Tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan
perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikat
Intervensi
1. Nyeri yang
berhubungan dengan ketidak keseimbangan suplaidarah dan oksigen dengan
kebutuhan miokardium
Tujuan ;
dalam waktu 1 x 24 jam terdapat penurunan respon nyeri dada
Keteria Hasil : tanda vital dalam
batas normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan perfusi prifer.
No
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1
|
Catat karakteristik nyeri, lokasi, intesitas,
lamanya dan penyebaran
|
Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri
yang terjadi dianggap sebagai penemuan pengkajian
|
2
|
Anjurkan kepada lien untuk melaporkan nyeri dengan
segera
|
Nyeri berat dapat menyebabkan syok kardiogenik yang
berdampak pada kematian mendadak
|
3
|
Lakukan manajemen nyeri keperawatan :
Atur posisi fisiologis
Istirahatkan klien
Berikan oksigen tambahan denagn kanula nasal atau
masker sesuai denagn indikasi
manajemen lingkingan : lingkungan tenang dan batasi
kunjungan
ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam pada saat
nyeri
ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri
lakukan manajemen sentuhan
|
Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan oksigen
kejaringan yang mengalami iskemia
Istirahatkan akan menurunkan kebutuhan oksigen
jaringan perifer sehingga akan menurunkan kebutuhan miokardium dan akan
meningkatkan suplai darah dan oksigen kemiokardium yang membutuhkan oksigen
untuk menurunkan iskemia
Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian
miokardium sekaligus mengurangi ketidak kenyamanan sekurder terhadap iskemia
Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri
eksternal dan pembatasan pengunjung akan membentu meningkatkan kondisi
oksigen ruangan. Oksigen ruangan akan berkurang apabila banyak pengunjung
yang berada diruangan
Meringankan asupan oksigen sehingga akan menurunkan
nyeri akibat sekunder iskemia jaringan
Distraksi dapat menurunkan stimulus internal melalui
mekanisme peningkatan produksi endorfin dan enkefalin yang dapat memblok
reseptor nyeri sehingga nyeri tidak dikirimkan kekorteks serebri dan
selanjutnya akan menurunkan persepsi nyeri
Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa sentuhan,
dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri. Masase ringan dapat
meningkatkan aliran darah dengan otomatis membantu suplai darah dan osigen
kedaerah nyeri dan menurunkan rasa nyeri
|
4
|
Kolaborasi pemberian terapi farmakologis antiangina
|
Obat-obat antiangina bertujuan untuk meningkatkan
aliran darah baik dengna menambah suplai oksigen atau mengurangi kebutuhan
miokardium akan oksigen
|
2. Ketidakefektifan
perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran.
Tujuan:
·
Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan simetris
·
Suhu ekstremitas hangat
·
Tingkat sensasi normal
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Rendahkan ekstremitas
|
Untuk meningkatkan sirkulasi arteri dengan tepat.
|
2
|
Tinggikan anggota badan lebih tinggi
dari jantung
|
untuk meningkatkan aliran darah balik vena
|
3
|
Anjurkan latihan rentang gerak aktif atau pasif
selama tirah baring
|
untuk mencegah terjadinya perubahan integritas
kulit.
|
4
|
Pantau penggunaan alat yang panas atau dingin,
seperti bantalan pansa, botol berisi air panas, dan kantung es.
|
Suhu yang terlalu ekstrim dapat menggangu pertukaran
|
5
|
Anjurkan pasien untuk tidak menyilangkan kaki
|
pencegahan terhadap adanya statis vena
|
3. Resiko
Tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama
dan konduksi elektrikat
Tujuan :
dalam waktu 2 x 24 jam tidak terjadi penurunan curah jantung
Kriteria
hasil:
Hemodinamika stabil (tekanan darah
dalam battas normal, curah jantung kembali meningkat, asupan dan keluaran
sesuai, irama jantung menunujukan tanda-tanda disritmia)
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Ukur tekanan darah, bandingkan tekanan darah kedua
lengan, ukur dalam keadaan berbaring, dudukbila memungkinkan
|
Hipotensi dapat terjadi akibat disfungsi ventriel,
hipertensi juga fenomena umum berhubungandengan nyeri, cemas yang
mengakibatkan terjadinya pengeluaran katekolamin
|
2
|
Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi
|
Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya
kekuatan nadi
|
3
|
Askultasi dan catat terjadinya bunyi jantung S3/S4
|
S3 berhubungan dengan gagal jantung kronis atau
gagal mitral yang disertai infrak berat dan S4 berhubungan dengan iskemia,
kekakuan ventrikel atau hipertensi pulmonal
|
4
|
Auskultasi dan catat murmur
|
Menunjukan gangguan aliran darah dalam jantung
akibat kelainan katup, keruskan septum atau fibrasi otot papilaris
|
5
|
Pantau frekuensi jantung dan irama
|
Perubahab frekuensi dan irama jantung dapatmenujukan
kompikasi disritmia
|
6
|
Kolaborasi : pantau data laboratorium enzim jantung,
GDA dan elektrolit
|
Enzim dapat digunakan untuk mementau perluasan
infark, perubahan elektrolit berpengaruh terhadap irama jantung
|
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Capernito,
Linda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10.
Jakarta: EGC
Doenges
Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta
: EGC
Herdman T.
Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Wilkinson M. Judith. 2006. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan Edisi 7. Jakarta : EGC
Salam, mengenai penyempitan pembuluh darah mungkin bisa ditambah sumber referensi produk dan cara penyembuhannya dari taranatureepa.co.id. Ada omega 3 Nature Epa [ http://goo.gl/IengJT ] yang sangat baik sekali dalam menyebuhkan penyempitan pembuluh darah, tidak hanya itu, darah tinggi pun bisa disembuhkan.
ReplyDelete