Pemeriksaan Fisik
Sistem Perkemihan
2 Reguler B
DISUSUN OLEH :
1. Joko Setyabudi
2. Kilda Sari
3. Kiky Suryaningsih
4. Latifatunnisa Rusiana
5. Loly Risqiyani
6. Mastini Febiyanti
7. Maulida
safutri
8. M.
saifullah
9. Nailatul
khikmah
POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN
PEKALONGAN
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem
perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme tubuh yang tidak
berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari dalam tubuh
karena dapat menjadi racun. Proses eliminasi ini dapat dibagi menjadi eliminasi
unrine (buang air kecil) dan eliminasi alvi (buang air besar).
Gangguan saluran
kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra. Ginjal, Uretra,
kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran kemih. Fungsi utama
dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme dan
mengeluarkannnya sebagai urin.
Proses ini berlangsung terus. Hanya
pada kasus luka, infeksi atau penyakit pada organ dari saluran kemih,
fungsinya menjadi terganggu dan karenanya menganggu biokimia dari aliran bawah.
Ginjal adalah organ vital penyangga kehidupan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan sistem perkemihan?
2. Bagaimana
sistem anatomi fisiologi pada sistem perkemihan?
3. Bagaimana
teknik pengkajian dalam sistem perkemihan?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mahasiswa
mengerti tentang sistem perkemihan.
2. Mahasiswa
memahami sistem anatomi fisiologi pada sistem perkemihan.
3. Mahasiswa
mampu mema
4. hami
teknik pengkajian dalam sistem perkemihan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sistem Perkemihan
Sisitem urinaria adalah suatu sistem
tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan berupa urine (air kemih).
B. Anatomi
Fisiologi Sistem Perkemihan
Sistem urinaria terdiri atas:
1.
Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
2.
Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal
ke kandung kencing.
3.
Kandung
kencing, yang
bekerja sebagai penampung.
4.
Uretra, yang menyalurkan urine dari
kandung kencing.
Ginjal
Ginjal
adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di
belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung
pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada
dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada
umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
Fungsi ginjal:
1.
Memegang
peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
2.
Mempertahankan
suasana keseimbangan cairan
3.
Mempertahankan
keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
4.
Mempertimbangkan
keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
5.
Mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum protein.
Struktur
ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh
selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus
berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia
kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis)
berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap
kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron
yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus,
tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus
kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat
menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke
ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk
simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen
yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari
ginjal ke vena kava inferior.
Fisiologi ginjal
Ginjal
berfungsi:
1.
Mengatur
volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan
oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air
(kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang dan
konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat
dipertahankan relatif normal.
2.
Mengatur
keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam
plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang
abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit perdarahan
(diare, muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis.
Na, K, Cl, Ca dan posfat).
3.
Mengatur
keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan, campuran
makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini
disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran,
urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal menyekresi
urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4.
Ekskresi
sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik,
obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida)
5.
Fungsi
hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai peranan
penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron) membentuk
eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel darah
merah (eritropoiesis).
Di
samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D
aktif) yang diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus..
Proses pembentukan urine
Glomerulus
berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung
hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan
kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan
diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
Urine berasal dari darah yang di bawa arteri
renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu
sel darah dan bagian plasma darah.
Ada
tiga tahap pembentukan urine:
1.
Proses
filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini
terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi
penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah
kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang
terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain,
yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2.
Proses
reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan
kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada
tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke
dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3.
Proses
sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali
yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan
ke ureter masuk ke vesika urinaria.
Peredaran darah ginjal
ginjal
mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteri arteri
renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang
menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteri
interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat
yang disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan kapiler
darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena kava inferior.
Persarafan ginjal
Ginjal
mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
dengan pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar
suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam
hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh
medulla.
Reabsorpsi dan sekresi tubulus
Sewaktu
filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui
bagian-bagian tubulus. Sebelum diekskresikan sebagai urine beberapa zat
diabsorpsi kembali secara selektif dari tbulus dan kembali ke dalam darah,
sedangkan yang lain de sekresikandari darah ke dalam lumen tubulus. Pada
akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam urine akan menggambarkan
penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus, reabsorpsi
tubulus dan sekresi tubulus).
Ekskresi urine – Filtrasi glomerulus – Reabsorpsi tubulus +
Sekresi tubulus
Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang yang difiltrasi
secara bebas dalam ginjaldan diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda.
Kecepatan masing-masing zat dapat dihitung sebagi berikut.
Abnormalitas kongenital
Kelainan kongenital ginjal dapat terjadi, termasuk:
- Tidak terdaptnya ginjal.
- Ginjal berbentuk seperti sepatu kuda.
- Kista ginjal, dimana ginjal mempunyai kista dalam jumlah yang besar sebagai akibat dari kesalahan perkembangan dalam perkembangan tubulus.
Penyakit ginjal
Penyakit pada ginjal dapat mengganggu fungsi nefron, dan
apabila sejumlah besar nefron mengalami kerusakan maka akan terjadi kerusakan
fungsi ginjal: sekresi urina hilang, albumin atau darah dapat terlihat pada
urine, produk metabolisme (misalnya urea) yang seharusnya di ekskresi tidak
diekskresi dan terjadi penumpukan dalam darah, serta keseimbangan asam basa
tubuh menjadi terganggu.
Pada glomerulus nefritis akut ginjal mengalami perbesaran, glomerulus merupakan
bagian khusus yang terkena. Pada sindroma nefrotik terdapatnya protein dalam
urine menyebabkan terjadinya retensi cairan dalam jaringan. Pada glikosuria
renalis glukosa bocor ke dalam urine sebagai akibat kelainan kongenital pada
anatomi dan fungsi nefron.
Gagal
ginjal akut dapat timbul sebagai akibat:
1. Gangguan sirkulasi renalis (misalnya
pada syok, penurunan curah jantung ditujukan pada otak dan jantung menyebabkan
kerusakan pada ginjal).
2. Glomerulo nefritis berat
3. Penyumbatan traktus urinarius oleh
batu ginjal.
Bila gagal ginjal terjadi pada
beberapa jam, tubulus ginjal akan mengalami kerusakan permanen. Pada urine yang
disekresi terhenti sama sekali (terjadi urinarius) atau berkurang dalam jumlah
yang sangat kecil (oligura), terdapat perubahan keseimbangan asam basa yang
berat dan produk akhir metabolisme tubuh tidak diekskresi. Gagal ginjal kronik
merupakan akibat dari kerusakan nefron yang permanen ole penyakit ginjal apa
saja yang berat, adanya bukti terjadi gagal ginjal terlihat apa bila sekitar
75% dari nefron sudah tidak berfungsi.
Pada
diabetik insipidus antidiuretik hormon tidak dibentuk oleh kompleks
hipotalamuspituitari dan sebagai konsekuensinya air tidak direabsorpsi dalam duktus
kolektikus, dan pasien mengeluarkan jumlah urine banyak yang pekat.
Abnormalitas kandungan urine:
1. Glukose
2. Benda-benda keton
3. Garam empedu
4. Pigmen empedu
5. Protein
6. Darah
7. Beberapa obat-obatan
Ureter
Terdiri
dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.
Lapisan dinding abdomen terdiri dari:
1.
Dinding
luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
2.
Lapisan
tengah lapisan otot polos
3.
Lapisan
sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan
peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam
kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui
ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran,
melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal
dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Pars
abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang
peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia
subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique,
selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter
kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka
iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium
dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat
apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan
mesenterium.
Pars
pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis
sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup
olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri
hipogastrikabagian
dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media.
Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial
untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
Ureter
pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh
duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter
berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut
lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas
dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh
akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika
urinaria.
Ureter
pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan
ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas,
vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter
didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini
menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter
mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter
yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2
mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika
urinaria yang berdiameter 1-5 cm.
Pembuluh darah ureter
1.
Arteri
renalis
2.
Arteri
spermatika interna
3.
Arteri
hipogastrika
4.
Arteri
vesika inferior
Vesika urinaria
Vesika
urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis medius.
Bagian
vesika urinaria terdiri dari:
1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap
ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium
rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis
dan prostat.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks
dan fundus.
3. Verteks, bagian yang mancung ke arah
muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding
kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis
(lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik
iliaka interna dan eksterna.
Uretra
Uretara
merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
Uretra pria
Pad
laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis
panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:
1. Uretra prostatia
2. Uretra membranosa
3. Uretra kevernosa
Lapisan
uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa. Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria
sampai orifisium eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri
dari bagian-bagian berikut:
·
Uretra
prostatika merupakan
saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula
prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke permukaan
anterior.
·
Uretra
pars membranasea ini
merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke
bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars
membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di
belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di
depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara
ligamentum transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
·
Uretra
pars kavernosus merupakan
saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra,
panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium
dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke
atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars
kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal
sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan
berdilatasi di dalam glans penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra.
·
Oriifisium
uretra eksterna merupakan
bagian erektor yang paling berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi
oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis yang akan
bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan lakuna.
Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra
(glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih
besar dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar
ke depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui
sepanjang saluran.
Uretra wanita
Uretra
pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis
(sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya
sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini
menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara
ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene)
yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran
ekskresi..
Ciri-ciri urine yang normal
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda
sesaui jumlah cairan yang dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau
banyak protain dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk
melarutkan ureanya.
- Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir tipis tanpak terapung di dalamnya.
- Baunya tajam.
- Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
- Berat jenis berkisat dari 1010 sampai 1025.
Komposisi urine normal
Urine
terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang
menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam,
jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:
·
Air
96%
·
Benda
padat 4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik
lain 2%)
·
Ureum adalah hasil akhir metabolisme
protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati
dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum
darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung
dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan
ureum.
·
Asam
urat. Kadar normal asam urat di dalam
darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari
diekskresikan ke dalam urine.
·
Kretin adalah hasil buangan kreatin
dalam otot. Produk metabolisme lain mencangkup benda-benda purin, oksalat,
fosfat, sulfat, dan urat.
·
Elektrolit
atau garam, seperti
natrium kalsium dan kalium klorida, diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang
masuk melalui mulut.
C.
Pemeriksaan
Fisik Pada Sistem Perkemihan
1.
Pemeriksaan
Pada Ginjal
Ginjal terletak dalam rueng
retroperitoneal pada kedua kuadran atas abdomen secara anatomis lobus kedua
ginjal menyentuh diafragma dan ginjal turun sewaktu inhalasi ginjal kanan
normal lebih mudah dipalpasi dari pada ginjal kiri, karena ginjal kanan
terletak lebih bawah dari pada ginjal kiri, hal ini karena ginja kanan terdesak
oleh hepar.
TEHNIK
|
TEMUAN
|
Inspeksi
1. Pasien
tidur terlentang pemeriksaan di sebelah kanan
2. Kaji
daerah abdomen pada garis mid klaikula kiri dan kanan atau daerah
costovetebral angle (CVA) atau lower edge of rib cage
3. Perhatikan
simetris atau tidak tampak ada masa dan pulsasi
Auskultasi
1.Dengan menggunakan stetoskop
kita dapat mendengar apakah ada bunyi desiran pada aorta dan arteri renalis
2.Gunakan sisi bel stetoskop,
pemeriksan mendengarkan bunyi desiran di daerah epigastrik di area ini kita
bisa mendengarkan bunyi aorta.
3. Dengar pula pada daerah
kuadran kiri dan kanan atas karena pada area ini terdapat arteri renalis kiri
dan kanan
Perkusi
1.Pasien dalam posisi terlungkup
atau posisi duduk perkusi dilakukan dari arah belakang karena posisi ginjal
berada didaerah belakang. Letakan tangan kiri diatas CVA dan lakukan perkusi
diatas tangan kiri dengan menggunakan kepalan tangan untuk mengevaluasi nyeri
tekan ginjal
Palapsi
1.Ginjal setinggi dibawah
diaphragm sehingga tersembunyi dibawah lekung iga
2. Untuk ginjal kiri
dilakukan pemeriksa berada pada sisi kanan pasien posisi terlentang.
Pemeriksa meletakan tangan kiri di bawah pinggang di dVA kiri, tangan kanan
berada dibawah iga kiri pada garis mid di bawah klavikula
3. Nitruksikan pasien menarik
nafas dalam dan mengeluaarkaan dengan lengkap
4. Pada saat pasien menarik
napas, angkat bagian CVA kiri dengan ta, gan kiri dan tangan kanan
melakukan palpasi kanan dalam
5. Bila ginjal teraba rasakan
kontur (bentuk), ukuran dan adanya nyeri tekan
6. Untuk gijal kanan
tempatkan tangan kiri dibaawah pinggang di daerah CVA kanan,
tangan kanan berada dilenggkungan iga kanan
7. Lakukan maneuver
yang sama seperti pada palapasi ginjal kiri
|
Normal keadaan abdomen simetris
tidak tampak masa dan tidak ada pulsasi
Bila tampak masa dan
pulsasi kemungkinan ada polikistik,hidroneprosis ataupun nefroma
Normal tidak terdengar bunyi
naskuler aorta maupaun arteri renalis bila ada bunyi desiran kemungkinan,
adanya RAS ( renalis arteri senisis) nephrosclerotik
Bila tedengar bunyi desiran
.jangan melakukan palpasi cidera pada suatu aneurisma dibawah kulit dapat
terjadi sebagai akibatnya
Normal tidak menghasilakn nyeri
tekan bila ada nyeri tekan diduga ada inflamasi akut
Pada keadadn normal ginjal tidak
teraba, apabila ginjal teraba dan mendasar dengan kenyal, kemungkinan adanya
polikistik maupaun hidroneposis
Bila dilakukan penekanan pasien
mengeluh sakit, hal ini tanda kemungkinan adanya perandangan
|
2.
Pemeriksaan
Ureter
Ureter tidak bisa dilakukan
pemeriksaan di luar, harus digunakan diagnostik lain seperti BNO,IVP, USG, CT
Renal. cyloscopy tetapi keluhan pasien dapat dijadikan petunjuk adannya masalah
pada ureternya, seperti pasien mengeluh sakit di daerah abdomen yang menjalar
kebawah, hal ini yang disebut dengan kolik dan biasanya behubungan dengan
adanya distensi ureter dan spasme ureter dan adanya obsrtuksi karena batu
3.
Pemeriksaan
Kandungan Kemih
TEHNIK
|
TEMUAN
|
Inspeksi
1. Perhatikan
bagian abdomen bagian bawah, kandungan kemih adalah organ berongga yang
mampuh memebesar untuk mengumpulkan dan mengeluarkan urin yang dibuat ginjal
2. Didaerah
supra pubis apakah adanya distensi
Perkusi
1. Pasien
dalam posisi terlentang, perkusi dilakukan mengetukan pada daerah kandung
kemih daerah supra pubis
Palapasi
1. Lakukan
palpasi kandungan kemih pada daerah supra pubis
|
Normalnya kandungan kemih terletak
dibwah simpisis pubis. tetapi setelah membesar organ ini dapat dilihat
distensi pada area supra pubis
Bila kandungan kemih penuh maka
akan terdengar bunyi dullness/redup
Pada kondisi normal urin dapat
dikeluarkan secara lengkap dan kandungan kemih tidak teraba. Bila ada
obstruksi dibawah ada produksi urin normal maka urin tidak dapat dikeluarkan
pada kandung kemih sehingga akan terkumpul pada kandung kemih. Hal ini
mengakibatkan distensi kandungan kemih yang bisa dipalapasi didaerah supra
pubis
|
4.
Pemeriksaan
Urethra Dan Meatus Urethra
Urethra tidak bisa diperiksa dari
luar perlu pemeriksan penunjang sperti BNO, CYSTOCOPY, yang bisa di
identifikasi adalah urin yang keluar
a. Karakteristik
urin
1. jumlah
perhari
oliguri : 100-400cc/hari
anuri : urin
output sampai 100cc/hari
total
anuri : urin
output 0cc/hari
polyuria : urin
output lebih dari 1500cc/hari
2. dysuria
sakit pada saat mengeluarkan urin
3. warna (merah,kuning)
4. baunya
5. pola
buang air kecil yang mengalami perubahan
6. kemampuan
mengontrol buang aur kecil
Urgency : tiba-tiba
sangat mendesak ingin bak
Hesistensy : kesulitan
pada saat memulai dan mengakiri bk
Dribling : urin
keluar secara menetes
ncontinensia
urin : urin
keluar dengan sendirinya tidak biasdikontrol
Retensi
urin
7. Nocturia
bak pada malam hari
5.
Pemeriksaan
Meatus Uretha
Peralatan yang digunakan ; sarung
tangan
Inspeksi pada meatus urethra apakah
ada kelainan sekitar labia. Untuk warna apakah ada kelainan pada
orifisiumuretrha pada laki-laki dan juga lihat cairan yang keluar.
6.
Pemeriksaan
Prostat Melalui Anus
Pemeriksaan prostat untuk
mengidentifikasi pembesaran kelenjar prostat bagi pasien laki-laki yang
mempunyai keluhan yang mengarah pada hypertrhepy prostat. Prostat merupakan
kelenjar yang berkapsul yang beratnya kira-kira 20 gram yang melingkari
urethra pria dibawah leher kandung
kemih akibat pembesaran kelenjar prostat. Berdampak penyumbatan partial atau
sepenuhnya pada saluran kemih bagian bawah.
Peralatan yang digunakan:
Selimut
Sarung
tangan steril
Pelumas
TEHNIK
|
TEMUAN
|
1. Bantu
pasien mengatur posisi dorsal rekumben atur paha berotasi keluar, lutut
fleksi dan tutuplah bagian tubuh yang tidak diperiksa
2. Nampakan
bagian pantat dan anjurkan pasien untuk memusatka perhatian
3. Kenakan
sarung tangan dan beri pelumas pada jari telunjuk kemudian perlahan-lahan
masukan jari telunjuk ke dalam anus dan rectum
4. Lakukan
palapsi pada dinding anterior untuk mengetahui kelenjar prostat
|
Normal kelenjar prostat dapat
teraba dengan diameter 4cm dan tidak nyeri tekan
|
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Sistem
urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan
oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Teknik pengkajian dalam sistem
perkemihan meliputi inspeksi dan auskultasi.
B. SARAN
Sebaiknya
mahasiswa mengerti cara pemeriksaan fisik sistem perkemihan dan menjaga kesehatan
sistem perkemihan agar terhindar dari penyakit sistem perkemihan.
DAFTAR
PUSTAKA
Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk
paramedis – Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Syafuddin. 1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat
edisi 2 – Jakarta : EGC
Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa
perawat edisi 3 – Jakarta : EGC
Gibson, John MD. 1995. Anatomi dan fisiologi modern
untuk perawat edisin 2 – Jakarta : EGC
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/, diakses tanggal 02/01/2012
http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-sistem-urinaria.html, diakses tanggal 02/01/2012
http://franlyonibala04.blogspot.com/2013/04/pemeriksaan-fisik-2.html
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN
Aspek yang Dinilai
|
Dilakukan
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
ALAT
1. Stetoskop
TAHAP PRA INTERAKSI
1.
Melakukan verifikasi program
pengobatan klien
2.
Mencuci tangan
3.
Menempatkan alat didekat pasien
TAHAP ORIENTASI
1.
Memberikan salam sebagai
pendekatan terapeutik
2.
Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan pada keluarga atau klien
3.
Menanyakan kesiapan klien sebelum
dilakukan
TAHAP KERJA
1.
Mengatur posisi klien dengan
tepat
2.
Membebaskan daerah yang akan
dilakukan pemeriksaan
Inspeksi :
1.
Atur posisi yang tepat
2.
Kaji daerah abdomen pada garis
midklavikula kiri dan kanan atau daerah costovetebralangle
(CVA) atau lower edge rib cage
3.
Perhatikan simetris atau tidak, apakah
tampak adanya masa atau pulsasi
4.
Didaerah
subrapibis apakah tampak adanya distensi
Auskultasi :
1.
Siapkan stetoskop, hangatkan tangan
dan bagian diagfragma stetoskop
2.
Tentukan bagian stetoskop
yang akan digunakan
3.
Letakkan bagian
bell (sungkup) stetoskop didaerah epigastrik (aorta), arteri renalis dan
bagian arteri iliaka. Apakah ada bunyi desiran (Bruits)
Perkusi:
1.
klien posisi terlentang, lakukan
pengetukan pada daerah kandung kemih,
daerah supra pubis (penuhakan tedengarredup)
2.
untuk perkusi
ginjal, klien dalam keadaan terlungkup atau duduk
3.
Perkusi ginjal
dilakukan dari arah belakang, karena posisiginjal beradadi daerah
belakang
4.
Letakkan tangan
kiri diatas CV A dan
lakukan perkusidiatass tangan kiri dengan menggunakan kepalan tangan
untuk mengevaluasi nyeri ginjal
Palpasi :
1.
hangatkan tangan sebelumpalpasi
2.
Lakukan palpasi kandung
kemih pada daerah suprapubis.
Laporkan hasil
3.
Ginjal kiri : posisi pemeriksa ada disebelah kiri
dan klienpadaposisi terlentang, pemeriksa meletakkan tangan kiri
dibawah pinggan di daerah CVA kiri,
tangan kanan berada dibawah lengkung iga kiri padagaris
midklavikula
4.
Instruksikan klien untuk menarik napas
dan mengeluarkannya
5.
Padasaat klien mengeluarkan napas,
angkat bagian CVA kiri dengan tangan
kiri dan tangan kanan melakukan palpasi dalam
6.
Bilaginjal teraba, rasakan kontur
(bentuk) ukuran adanya nyeri
tekan
7.
Ginjal kanan : pemeriksaa dada bagian kanan
klien
8.
Tempatkan
tangan kiri dibawah pinggang di daerah CVA kanan, tangan kanan berada
dibawah lengkung iga kanan
9.
Lakukan manuver
yang sama seperti pada palpasi ginjalkiri
TAHAP TERMINASI
1.
Lakukan evaluasi tindakan
2.
Berpamitan dengan klien
3.
Membereskan alat-alat
4.
Mencuci tangan
5.
Mencatat kegiatan dalam lembar
catatan keperawatan
|
|
|
No comments:
Post a Comment