PENGKAJIAN
ENDOKRIN
A.
RIWAYAT
PASIEN
1.
Keluhan utama
Perubahan
kepribadian dan status mental
Kekeringan pada
kulit dan rambut
Perubahan
distribusi rambut
Perubahan berat
badan dan nafsu makan
Mual dan muntah
Polidipsia
Polifagia
Peningkatan atau
penurunan keluaran urin
Diare
Konstipasi
Mentruasi tidak
teratur
Tidak toleransi
terhadap panas atau dingin
Disfungsi
seksual
Gangguan tidur
Anak-anak:Pertumbuhan
abnormal
2.
Riwayat Medik
Riwayat sebelum
mengalami penyaklitendokrin,operasi atau perawatan di rumah sakit
Diabetes
mellitus
Diabetes
insipidus
Gointer
Penurunana dan
peningkatan berat badan yang tak jelas
Stres fisik atau
emosional
3.
Riwayat Keluarga
Obesitas
Diabetes
millitus
Diabetes
insipidus
Penyakit
autoimun
Hipertensi atau
hipotensi
Dwarfisme
Gangguan tiroid
Pubertas
terlambat atau perkembangan terlalu cepat
4.
Riwayat Sosial
Stresor fisik atau emosional
Penyalahgunaan
oabat atau alkohol
Pola diet
5.
Riwayat Lingkungan Atau Pekerjaan
Stresor yang berhubungan dcengan pekerjaan
Lingkungan
lokal: Kekurangan yodium dalam air atau makanan
Iridiasi
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian
|
Hasil
Normal Orang Dewasa
|
Keterangan
/ Variasi pada Usia Lanjut
|
Inspeksi
Nilai
penampilan keseluruhan
·
Tinggi
·
Distribusi lemak
Inspeksi
kulit
·
Warna
|
Bagian-bagian
tubuh secara umum harus dibandingkan dengan lainnya dalam hal ukuran; tinggi
dan berat badan yang seharusnya proporsional
Pria
memperlihatkan distribusi lemak yang simetris di seluruh tubuh; wanita
mempunyai distribusi lemak di atas payudara, bokong, paha bagian dalam, dan
simpisis pubis
Warna
kulit harus konsisten dengan kulit sekitarnya
|
Perhatikan
perubahan yang tidak jelas pada tinggi atau berat badan, disproporsional
tangan dan kaki (akromegali), pertumbuhan berlebihan yang yang cepat
(gigantisme), pertumbuhan terlambat atau kerdil (hipotiroidisme)
Perhatikan
lemak yang didistribusikan di atas muka, leher, batang tubuh atau daerah
lingkar perut (sindrom Cushing’s)
Pigmentasi
yang tak biasanya dapat berupa kemerahan wajah (hipertiroidisme) atau
hiperpigmentasi local atau umum
|
·
Distribusi rambut
Pemeriksaan kuku-kuku
·
Warna
·
Bentuk
·
Kualitas
Perhatikan posisi eksternal dan
|
Distribusi rambut harus tepat sesuai jenis kelamin
Kuku pada orang berkulit terang biasanya
bermacam-macam corak dari merah muda dengan ujung putih,; kuku orang berkulit
gelap mempunyai warna coklat atau hitam
Perkiraan sudut 160 derajat pada dasar kuku’;
bentuk kuku meliputi datar, melengkung, atau cembung dengan permukaan licin
Piringan kuku mungkin keras dengan ketebalan yang
sama
Pupil tidak ditutupi oleh kelopak mata; warna
kelopak mata sama dengan klit sekitarnya
|
Perhatikan perubahan dalam pertumbuhan atau
distribusi rambut; perhatikan adanya hirsutisme pada wanita; sesuai usia
kulit menjadi kering dan tipis, dan rambut hilang pada batang tubuh dan
ekstremitas
Perhatikan kelainan warna pada kuku
Hasil bermakna
adalah lengkungan cekung (kuku sendok) kuku tabuh (sudut lebih dari
180 derajat), dan tekanan pada dasar kuku
Berdasarkan usia kuku menjadi tebal, keras, dan
rapuh
Teliti adanya periorbita, mata cekung, eksoftalmus
(mata menonjol) dan hilangnya alis mata
|
Inspeksi
|
||
Evaluasi muka mengenai bentuk
dan simetri selama istirahat dan bergerak
|
Muka harus simetris, dengan
bentuk konsisten terhadap ras, jenis kelamin dan tinggi
|
Perhatikan terhadap edema
wajah, moon face, tonjolan lidah, gambaran kasar, dan kurang eksprsi wajah
|
Inspeksi leher:
|
|
|
·
Simetri
|
Otot sternokleidomastoideus dan
trapezius secara bilateral simetri
|
Selidiki edema, asimetri, dan
tiroid yang dapat terlihat
|
·
Posisi trakea
|
Trakea berada pada garis tengah
|
|
·
Kemudahan bergerak
|
Gerakan lembut dan tidak ada
nyeri
|
|
Palpasi
|
|
|
Palpasi kulit:
|
|
|
·
Suhu
|
Kulit hangat dan kering
|
Hipotiroidisme berhubungan
dengan kulit kasar, kering
|
·
Kelembaban
|
|
|
·
Turgor
|
Turgor kulit cepat kembali ke
semula
|
Turgor kulit dapat berubah pada
dehidrasi atau edema; pada usia lanjut
kulit kehilangan elastisitasnya; turgor kulit buruk dan tidak dapat menjadi
indicator dehidrasi
|
·
Tekstur
|
Tekstur halus dan lembut,
dengan area kasar pada yang terpajan
|
Kulit kasar, bersisik terlihat
pada hipotirodisme
|
Palpasi leher:
|
||
·
Ukuran
|
Trakea di garis tengah; tiroid
lunak dan tidak nyeri tekan, tanpa ada nodul yang teraba
|
Nyeri dan pembengkakan leher
terlihat pada hipertiroidisme
|
·
Bentuk
|
||
·
Konfigurasi
|
|
Palpasi kelenjar tiroid dan
perhatikan pembesaran atau nodul
|
·
Konsistensi
|
|
|
·
Nyeri atau nyeri tekan
|
Tidak nyeri tekan pada palpasi
|
Juga perhatikan getaran yang
teraba di atas tiroid
|
Perkusi
|
||
Evaluasi reflex dalam
|
Respon untuk reflex tendon
dalam 2+ (normal)
|
Miksedema berhubungan dengan
penurunan reflex tendon dalam; kritis
hipertiroid akan bervariasi dari normal sampai reflex hiperaktif
|
Auskultasi
|
||
Auskultasi tiroid
|
Tidak ada bunyi desiran
|
Desiran vaskuler di atas
kelenjar tiroid dapat terjadi dengan peningkatan vaskularitas
|
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PENGKAJIAN
|
HASIL NORMAL ORANG DEWASA
|
KETERANGAN
|
Tes
penyerapan radioaktif yodium (radioactive iodine penyerapan tes [RAIU])
|
2
jam : 4%-12% diabsorpsi oleh tiroid
6
jam : 6%-15% absorpsi
24
jam : 8%-30% absorpsi
|
Defisiensi
yodium akan memberikan nilai tinggi yang salah untuk penyerapan ; pasien
hipotiroid akan mengalami penurunan penyerapan dan pasien hipertiroid
mengalami peningkatan penyerapan
|
Scan
tiroid
|
Kelenjar
tiroid akan normal pada ukuran, bentuk, posisi dan fungsinya; penyerapan
radionukleid akan sama
|
Berguna
dalam evaluasi fungsi tiroid dan pada deteksi massa tiroid dan penyakit
tiroid.
|
Angiografi
adrenal
|
Struktur
vaskular arterial kelenjar adrenal normal
|
Berguna
untuk mengidentifikasi tumor adrenal, benigna dan maligna, juga hyperplasia
adrenal
|
Venografi
adrenal
|
Kadar
hormon adrenal dan vaskularis vena normal
|
Membedakan
tumor adrenal unilateral dari hiperlasia adrenal bilateral dan membedakan
feokromositoma unilateral, bilateral, ekstaadrenal
|
Radiografi
sela tursika
|
Struktur
sela tursika normal, tak ada erosi
|
Erosi
sela tursikamengindikasi tumor hipofilis.
|
CT
scan adrenal
|
ukuran,
bentuk dan posisi adrenal normal.
|
Perdarahan
adrenal, hiperlasia adrenal bilateral, dan tumor adrenal dapat dideteksi
|
Pemeriksaan
darah
|
|
|
Indeks
tiroksin bebas
|
0,9-2,3
ng/dl
|
Kadar
tinggi mengindikasikan hipertiroidisme; penurunan kadar mengindikasikan
hipotiroidisme
|
Tes
tiroksin serum (T4)
|
5-10
µd/dl
|
Mengevaluasi
fungsi tiroid dan mendiagnosa hipertiroidisme dan hipotiroidisme
|
Tes
triyodotironin (T3)
|
110-230
ng/dl
|
Penurunan
kadar mengindikasikan hipotiroidisme; peningkatan kadar mengindikasikan
hipertiroidisme dan toksikosis T3
|
Tes
Tyroid-stimulating hormone (TSH)
|
1-4
µu/ml
|
Kadar
meningkat mengindikasikan primer disebabkan oleh disfungsi hipofisis mungkin
dibedakan dari yang disebabkan oleh disfungsi tiroid.
|
Tes
deprivasi air
|
Osmolaritas
urin > 800 mOs/kg air, Osmolaritas urin > Osmolaritas serum
|
Mengkaji
produksi hormone antidiuretik oleh tubuh dan membedakan macam tipe poliuria
|
Tes
toleransi glukosa
|
Konsentrasi
glukosa serum
Puasa : 70-115 mg/dl
30 menit -1 jam
< 200 mg/dl
2 jam < 140 mg/dl
3 jam <70-115 mg/dl
|
Diagnose
diabetes mellitus diindikasikan oleh peningkatan secara nyata kadar glukosa
serum ; obat tertentu, kehamilan, obesitas, dan infeksi dapat menyebabkan
intoleransi glukosa
|
Tes stimulasi hormone adrenokortikotropik
(ACTH)
|
40 µg/ dl
setelah penginfusan selama 24 jam
|
Berguna
ada diagnosa penyakit ADDISON’S, juga mengindentifikasi penyebab
|
Tes
glukosa serum
|
70-115 mg/dl (serum)
|
Berguna
untuk mendiagnosa diabetes militus; mungkin meningkat pada respon terhadap
stress atau proses penyakit lain
|
Tes
osmolalitas serum
|
275-300 mOm/kg
|
Membantu
dalam mendiagnosa sindrom ke tidap tepatan hormone antiuretik (syndrome of
inappropriate antiuretic hormone [SIADH], diabetes insipidus, dehedrasi, dan
diabetes militus
|
Tes
glukosa 2 jam postprandial
|
<140 mg/dl (serum)
|
Diabetes
militus diindikasikan oleh peningkatan kadar glukosa 2 jam setelah makan
|
Pemeriksaan
Urin
Tes
urin 24 jam untuk asam vanilil – mendelik (VMA) dan katekolamin
|
VMA
: 1-9 mg/24 jam;
Katekolamin
:
Epinefrin
5-40 µg/24 jam;
Norepinefrin
10-80 µg/24 jam;
Metanefrin
24-96 µg/24 jam ;
Noremetanefrin
75-375 µg/24 jam
|
Berguna
dalam mendiagnosa feokromositoma ini diindikasikan oleh peningkatan pada
beberapa atau semua kadar
|
Berat
jenis urin
|
1,005-1,030
|
Peningkatan
berat jenis mungkin akibat kelebihan ADH atau glukosuria; penurunan berat
jenis terdapat pada diabetes insipidus
|
VERSI 2
SISTEM ENDOKRIN
Diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengkajian Diagnostik
Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas 2 Reg B
|
||
Amilatul
Kamilah
|
P17420313049
|
|
Annisa
Resiana
|
P17420313050
|
|
Ike
Kusuma Rimbani
|
P17420313063
|
|
Indri
Dwi Pratiwi
|
P17420313064
|
|
Loly
Risqiani
|
P17420313069
|
|
Mastini
Febiyanti
|
P17420313070
|
|
Silvia
Anggarwati PP
|
P17420313083
|
|
Siti
Nurrohmah W
|
P17420313084
|
|
U’un
Prapmaneta
|
P17420313088
|
Dosen Pengampu
Afiyah Sri Harnany SST M.Kes
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam
melakukan pengkajian pada sistem endokrin ini agak sedikit sulit dikarenakan
gambaran klinis atau tanda gejalanya sangat bervariasi. Perlu pemahaman
fisiologis dari setiap Hormon untuk bisa melakukan pemeriksaan pada sistem
endokrin ini, data pengkajian itu sendiri bisa didapat melalui anamnesa dan
pemeriksaan Fisik.
Adapun
dalam makalah ini akan membahas pengkajian pada sistem endokrin secara umum serta
tanda dan gejala yang bisa ditemui pada gangguan sistem endokrin.
Kami
mengambil judul "Pengkajian Umum dan Prosedur Diagnostik" dikarenakan
guna untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen untuk menabah nilai
dalam semester pendek mata kuliah endokrin.
B.
TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujauan kami menulis makalah
ini adalah untuk:
1. Dapat
mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin.
2. Dapat
melakukan asuhan keperawatan setelah melakukan pemeriksaan fisik
3. Untuk
memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen.
C.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan
sistem endokrin
2. Bagaimana
cara melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
ANAMNESA
1.
Data
Demografi
Usia
dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting. Beberapa gangguan endokrin
baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses patologis
sudah berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik harus selalu
dibandingkan dengan usia dan gender , misalnya berat badan dan tinggi badan.
Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu di kaji, khususnya tempat tinggal
pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat tinggal klien sekarang.
2.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Mengkaji
kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang di
alami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara langsumg dengan
gangguan hormonal seperti:
a.
Obesitas
b.
Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
c.
Kelainan
pada kelenjar tiroidd.
d.
Diabetes
melituse.
e.
Infertilitas
Dalam mengidentifikasi informasi ini
tentunya perawat harus dapat menerjemahkan informasi yang ingin diketahui
dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti oleh klien atau keluarga.
3.
Riwayat
Kesehatan dan Keperawatan Klien
Perawat mengkaji kondisi yan pernah
dialami oleh klien di luar gangguan yangdirasakan sekarang khususnya gangguan
yang mungkin sudah berlangsung lama biladi hubungkan dengan usia dan
kemungkinan penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien,
kondisi ini tidak di keluhkan. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak
berkembang, misalnya amenore, bulu
rambut tidak tumbuh, buah dadatidak berkembang dan lain-lain. Berat badan yang
tidak sesuai dengan usia, misalnyaselalu kurus meskipun banyak makan dan
lain-lain. Gangguan psikologia sepertimudah marah, sensiif, sulit bergaul dan
tidak mampu berkonsentrasi, dan lain-lain.
Hospitalisasi, perlu dikaji alasan
hospitalisasi dan kapan kejadiannya. Bila kliendirawat beberapa kali, urutkan
sesuai dengan waktu kejadiannya. Juga perlumemperoleh informasi tentang
penggunaan obat-obatan di saat sekarang dan masalalu. Penggunaan obat-obatan
ini mencakup obat yang di peroleh dari dokter atau petugas kesehatan
maupun obat-obatan yang di peroleh secara bebas.jenis obat-obatan yang
mengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas hormonalseperti
hidrokortison;levothyroxine; kontrasepsi oral; dan obat-obatan anti
hipertensif.
4.
Riwayat
Diit
Perubahan
status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat sajamencerminkan
gangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang salahdapat
menjadi faktor penyebab, pleh karena itu kondisi berikut ini perlu di kaji :
a. Adanya nausea, muntah dan nyeri
abdomen
b. Penurunan atau penambahan berat
badan yang drastisc.
c. Selera makan yang menurun atau
bahkan berlebihand.
d. Pola makan dan minum sehari-hari.
e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
dapat mengganggu fungsi endokrinseperti makanan yang bersifat goitrogenik
terhadap kelenjar tiroid
5.
Status
Sosial Ekonomi
Karena status sosial ekonomi nerupakan aspek yang sangat
peka bagi banyak orang maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini
perawat melakukannya bersama-sama dengan klien. Menghindarkan pertanyaan
yang mengarah pada jumlahatau nilai pendapatan melainkan lebih di fokuskan pada
kualitas pengelolaan suatunilai tertentu. Mendiskusikan bersama-sama bagaiman
klien dan keluarganyamemperoleh makanan yang sehat dan bergizi, upaya
mendapatkan pengobatan bilaklien dan keluarganya sakit dan upaya mempertahankan
kesehatan klien dan keluargatetap optimal dapat mengungkapkan keadaan sosial
ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-sama merupakan upaya untuk mengurangi
kesalahan penafsiran
6.
Masalah
Kesehatan Sekarang
Perawat
memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan
pelayanan seperti :
a.
Apa
yang di rasakan klien
b.
Apakah
masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau poerlahan
dan sejak kapan dirasakan
c.
Bagaimana
gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d.
Bagaimana
pola eliminasi baik fekal maupun urine
e.
Bagaimana
fungsi seksual dan reproduksi
f.
Apakah
ada perubahan fisik tertentu yang sanat menggangu klien
Hal-hal lain yg perlu dikaji karena
berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum.
a)
Tingkat
Energi
Perubahan
kekuatan fisik dihubangkan dengan sejumlah gangguan hormonalkhusunya disfungsi
kelenjar tiroid&adrenal. Kaji kemampuan Klien dalammelakukan aktifitas
sehari-hari
b)
Pola
Eliminasi dan keseimbangan cairan
Pola
eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secaralangsung oleh
ADH, aldosteron, dan kortisol. Kaji pola berkemih ak dan jmlvol urine.
c)
Pertumbuhan
dan Perkembangan
Secara
langsung tumbang dibawah pengaruhi GH, Kelenjar tiroid dan kelenjar gonad.
Gangguan tumbang dapat terjadi semenjak dalam kandungan, itu terjadi pada ibu
hamil hipertiroid :
1). Kaji gangguan tumbang yang dialami
semenjak lahir atau terjadi selama proses pertumbuhan
2). Kaji secara lengkap dari penambahan
ukuran tubuh dan fungsinya : Tk intelegensi, kemampuan berkomunikasi dan
rasa tgg jwb. Kaji juga perubahan fisik dampaknya terhadap kejiwaan.
d) Seks dan reproduksi
Pada
wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frek dan perubahanfisik terutama
sensasi nyeri atau kram abdomen. Jika bersuami kaji :
1). Apakah pernah hamil
2). Abortus
3). Melahirkan
e)
Pada
Pria kaji apakah K mampu ereksi dan orgasme. Dan kaji juga apakah terjadi
perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya.
B.
PEMERIKSAAN
FISIK
Ada
2 aspek utama yang dapat digambarkan, yaitu :
1. Kondisi kelenjar endokrin : testis
dan tiroid
2. Kondisi jaringan atau organ sebagai
dampak dari gangguan endokrin
Inspeksi :
1). Disfungsi sistem endokrinMenyebabkan
perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang, keseimbangancairan&elektrolit,
seks&reproduksi, metabolisme dan energy. Hal-hal yg harusdiamati :
a. Penampilan umum :Apakah K tampak
kelemahan berat, sedang dan ringan
b. Amati bentuk dan proporsi tubuh
Apakah
terjadi kekerdilan atau seperti raksasa
c. Pemeriksaan Wajah :
d. Fokuskan pada abnormalitas struktur,
bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi,rahang dan bibir
Pada
Mata : Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah
tampak datar atau tupule.
e. Pada Daerah Leher :
Ø Amati bentuk leher apakah tampak
membesar, asimetris, terdapat peningkatan JVP, warna kulit sekitar
Ø leher apakah terjadi
hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata.
f. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada
jari, siku dan lutut :Biasanya dijumpai pada orang yg mengalami gangguan kel.
Adrenalg.
g. Apakah terjadi Vitiligo atau
hipopigmentasi pada kulit :
Biasanya
tampak pada orang yg mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat
destruksi melanosit dikulit oleh proses auto imun.
h. Amati adanya penumpukan massa otot
berlebihan pada leher bag. Belakangatau disebut bufflow neck atau leher/punuk
kerbau
i. Terjadi pada K hiperfungsi
adrenokortikal
Amati
keadaan rambut axilla dan dada :Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada
dan wajah wanita disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae pada buah dada
atau abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal
Palpasi
Hanya
kelenjar tiroid dan testis yang dapat diperiksa secara palpasi
Auskultasi
Auskultasi
pada daerah leher diata tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit
". Bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada P. darah tiroidea. N
tidak ada bunyi.
Pengkajian
Psikososial
Mengkaji kemampuan
koping K, dukungan Keluarga serta keyakinan K tentang sehat dansakit.
Perubahan2 fisik, fungsi seksual dan reproduksi serta perubahan2 lainnya
ygdisebabkan oleh gangguan sistem endokrin Akan berpengaruh terhadap konsep
diri K.
C.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1.
PEMERIKSAAN
KELENJAR HIPOFISE
a)
Foto
Tengkorak (Kranium)Dilakukan untuk melihat kondisi seila tursica (tumor atau
atrofi). Tidak di butuhkan persiapan fisik secara khusus
b)
Foto
Tulang (Osteo)
Untuk
melihat kondisi tulang
Ø Pada gigankisme à
pertambahan ukuran dan panjang tulang
Ø Pada akromegali à
pertambahan kesamping tulang-tulang ferifer
c)
Ct
Scan Otak Untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau
hipotalamus
d) Pemeriksaan Darah dan Urine
Ø Kadar Growth hoemone (GH): Nilai
normal 10 pg/ml, meningkat pada bulan-bulan pertama kelahiran, spesimen
darah vena 5 cc, Tanpa persiapan khusus.
Ø Kadar thyroid stimulatin hormone
(TSH) : Nilai normal 6-10 pg/ml, Untuk menentukan apakah gangguan tiroid
bersifat primer atau sekunder, Spesimen vena 5 cc , Tanpa persiapan khusus.
Ø Kadar adrenocotricotropine hormon
(ACTH): Pengukuran dilakukan dengantes supresi deksametason, Spesimen darah
vena kurang lebih 5 cc dan urine 24 jam
Persiapan :
1.
Tidak
ada pembatasan makanan dan minuman
2.
Bila
klein menggunakan obat-obatan kortisol atau antagonisnya dihentikan dulu 24 jam
sebelumnya
3.
Bila
obat harus diberikan lampirkan sejenis obat dan dosisnya padalembaran
pengiriman specimen
4.
Cegah
stres fisik dan fisikologis
Pelaksanaan :
1.
Klien
diberikan deksametason 4x0,5 ml/hari selama lamanya 2 hari
2.
Besok
paginya darah vena diambil kurang lebih 5 cc
3.
Urine
ditampung selama 24 jam
4.
Spesimen
dikirim ke laboratorium
Hasil : Normal bila:
Ø Kadar ACTH dalam darah menurun
kortisol darah kurang dari 5 mg/dl.
Ø 17-hydroxy-cortico-streroid
(17 – OHCS) dalm urine kurang dari 2,5 mg.
2.
PEMERIKSAAN
FISIK KELENJAR TIROID
a)
Uptake
Radioaktif (Ray)
Tujuan
: menukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap yodium
Persiapan
:
1). Klien puasa 6-8 jam
2). Jelaskan tujuan dan
prosedur Persiapan klien :
Ø Klien diberikan yodium radioaktif 50
microcuri per oral
Ø Dengan alat pengukur (di taruh di
atas klenjer tiroid) di ukur radioaktif yang bertahan
Ø Dapat pula di ukur clearance yodium
melalui ginjal dengan mengumpul kanurine selama 24jam dan di ukur kadar
radioaktif yodium
Hasil : Banyak yodium yang ditahan
oleh kalenjer tiroid dihitung dalam persentase1.
ü Normal : 10-35%2.
ü Menurun : < 10% (pada
hipotiroidisme)
ü Meningkat > 35%
(padatirotoksis,pengobatan panjang hipertiroidisme)
b)
T3
dan T4 Serum
Ø Pemeriksaan fisik secara khusus
tidak ada Spesimen darah vena 5-10 cc
Ø Nilai normal pada dewasa: yodium
bebas 0,1-0,6 mg/dl T3 0,2-0,3 mg/dl T46-12 mg/dl
Ø Pada anak T3180-240 mg/dlc.
c)
Upatake
T3 Resin
Tujuan
mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau thyrcid binding globulin (TBG) tak
jenuh. TBG meningkat pada hippertirodisme menurun pada hipotiroidisme. Spesimen
darah vena 5cc
Persiapan:
Puasa
6-8 jam
Nilai
normal
ü Dewasa : 25-35% uptake oleh resin
ü Anak : umur nya tidak ada
d) Protein Boun Iondine
Tujuan:
mengukur yodium yg terikat dengan protein plasma Nilai normal 4-8 mg%
dalam 100ml darah, Spesimen darah vena 5-10 cc, Klien dipuasakan 6-8jam sebelum
pemeriksaan
e)
Basal
Metabolic Rate
Tujuan:
pengukuran secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan di bawah
kondisi basal selama beberapa waktuPersiapan :
Ø Klien puasa 12jam
Ø Hindari kondisi yang menimbulkan
kecemasan dan stress
Ø Klien harus tidur sedikit nya 8 jam
Ø Tidak mengkonsumsi analgetik &
sedative
Ø Jelaskan pada klien tujuan
pemeriksaandan prosedur nya
Ø Tidak boleh bangun dari tempat tidur
sampai pemeriksaan di lakukan
Penatalaksanaan:
Pengukuran kalorimetri dengan menggunakan
metabolator nilai normal :
- pria 53 kalori perjam
- wanita 60 kalori perjam
Metode Harris Benedict Untuk
Mengukur BMR
Pria:BMR = 66 + (13,7 x BB(kg) ) + (
5 x TB(cm) ) +(6,8 x U(thn))
Wanita BMR = 665 + (9,6 x BB(kg) +
(1,8 x TB (cm) ) + (4,7 x U (thn))
3.
PEMERIKSAAN
FISIK KELENJAR PARATIROID
a) Percobaan SulkowitchDilakukan untuk
memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urineMenggunakan reagen sulkowitch.
Persiapan
:
Ø Urine 24 jam ditapung
Ø Diet rendah kalsium 2 hari
berturut-turut.
Penatalaksanaan:
Ø Masukkan urin 3ml ke dalam tabung (2
tabung)
Ø Tabung pertama masukkan reagen
sulkowitch, tabung kedua hanya sebagai kontrol.
Pembacaan secara kuantitatif
ü Negatif ( - ) jika tidak terjadi
keruhan
ü Positif ( + ) terjadi keruhan yang
halus
o
Positif
(+ + ) kekeruhan sedang
o
Positif
( + + + ) kekeruhan banyak timbul dalam waktu < 20 detik
o
Positif
( + + + + ) kekeruhan hebat, terjadi seketika
b) Percobaan Ellwort-HowardPercobaan
didasarkan pada diuresis fosfat yang dipengaruhi oleh parathormon.Pada
hipoparatiroid, diuresis fosfor mencapai 5-6x nilai normal Pada hiperparatiroid,
diuresis tidak banyak berubah.
Cara
pemeriksaannya :
Ø Klien disuntikkan parathormon
intravena
Ø Urin ditampung dan diukur kadar
fosfatnya.
3). Percobaan Kalsium Intravena
Normal
bila fosfor serum meningkat dan fosfor diuresis berkurang
4.
PEMERIKSAAN
FISIK KELENJAR PANKREAS
a)
Pemeriksaan
Gula Darah (puasa)
Tujuannya
untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam.
Nilai normal
Dewasa
: 70-110mg/dl
Anak-anak
: 60-100mg/dl
Bayi
: 50-80mg/dl
Persiapan
Ø Klien di puasakan 8-10 jam sebelum
pemerksaan
Ø Jelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Pelaksanaan
Ø Spesimen adalah darah vena ± 5 cc
Ø Gunakan antikoagulasi bila pemeriksaan
tidak dapat dilakukan
Ø Pengobatan insulin atau oral hipoglikemi
sementara dihentikan
Ø Setelah pengambilan darah, klien
diberi minum dan makan serta obat sesuai program.
b)
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
fisik pada sistem endokrin mungkin dapat dilakukan hanyasebagian dari
keseluruhan pengkajian. atau mungkin sebagian sudah dapat diatasisendiri oleh
klien dengan pengetahuan dan kecurigaan terhadap masalah fungsi endokrin.
Persiapan
Satu-satunya organ endokrin yang
dapat dipalpasi adalah kelejar tiroid. Bagaimanapun pengkajian lainnya dapat
memperlihatkan informasi mengenai masalah endokrin termasuk inspeksi pada
kulit. rambut dan kuku. raut muka.refleks dan sistem muskuloskeletal.
Pengukuran tinggi dan berat badan sangat penting seperti tanda-tanda vital
yang juga memperlihatkan petunjuk terhadap ketidakmampuan fungsi sistem endokrin.
Klien mungkin duduk setelah
melakukan latihan. Refleks hammer digunakan untuk tes refleks tendon
bagian dalam. Utamakan latihan, perawatmengumpulkan peralatan penting dan
menjelaskan teknik kepada. klien untuk mengurangi cemas. Penambahan teknik
untuk mengkaji hipokalsemia, tetanus.Komplikasi terhadap kekacauan endokrin
termasuk urutan latihan.
Teknik
Pemeriksaan
Kelainan
Yang Mungkin Ditemukan Kulit
1). Kulit
Inspeksi
warna kulit
Ø Hiperpigmentasi ditemukan pada klien
Addison desease atau cushingsyndrom.
Ø Hipopigmentasi terlihat pada klien
diabetes mellitus, hipertiroidisme,hipotiroidisme.
Ø Palpasi (tekstur, kelembaban dan
adanya lesi). Kulit kasar, kering ditemukan pada klien dengan hipotiroidisme.
Dimana kelembutan dan bilasan kulit bisa menjadi tanda pada klien dengan hipertiroidisme.
Lesi pada ekstremitas bawah mengindikasikan DM
2). Kuku dan Rambut
Peningkatan
pigmentasi pada kuku diperlihatkan oleh klien dengan penyakitaddison desease,
kering, . tebal. dan rapuh terdapat pada penyakithipotiroidisme, rambut lembut,
hipertyroidisme. Hirsutisme terdapat pada penyakit cushing syndrom
3). Muka
(inspeksi
bentuk dan kesimetrisan wajah), inspeksi posisi mataVariasi dan bentuk dan
struktur muka mungkin dapat diindikasikan dengan penyakit akromegali mata.
4). Kelenjar Thyroid
Palpasi
kelenjar tyroid terhadap ukuran dan konsistensinya. Tidak
membesar pada klien dengan penyakit graves atau goiter. Minta klien
untuk miringkankepala ke kanan Minta klien untuk menelan. Setelah klien
menelan. pindahkan pada sebelah kiri. selama palpasi pada dada kiri bawah
metabolik. sepertiyang ditunjukkan hanya pada nodul yang bisa diindikasi bisul,
tumor malignan dan. benigna.
5). Fungsi Motorik
Ø Mengkaji tendon dalam-tendon reflex
Ø Refleks tendon dalam disesuaikan
dengan tahap perkembangan biceps, brachioradialis,triceps, Patellar,
achilles. Peningkatan refleks dapat terlihat pada penvakit hipcrtiroidisme
penurunan refleks dapat terlihat pada penvakit hipotiroidisnie
6). Fungsi sensorik
Ø Mengkaji fungsi sensorik
Ø Tes sensitivitas klien terhadap
nyeri, temperature, vibrasi, sentuhan,lembut. Stereognosis. Bandingkan
kesimetrisan area pada kedua sisi dantubuh. Dan bandingkan bagian distal dan
proksimal dan ekstremitas. mintaklien untuk menutup mata. Untuk mengetes nyeri
gunakan jarum yangtajam dan tumpul
Ø Untuk tes temperature. gunakan botol
yang berisi air hangat dan dingin.
Ø Untuk mengetes rasa getar gunakan
penala garpu tala
Ø Untuk mengetes stereognosis.
tempatkan objek (bola kapas, pembalutkaret) pada tangan klien. kemudian minta
klien mengidentifikasi objek tersebut.
Ø Neuropati periperal dan parastesia
dapat terjadi pada diabetes,hipotiroidisme dan akromegali.
7). Struktur Muskuloskeletal . Inspeksi
ukuran dan proporsional struktur tubuhklien Orang jangkung, yang disebabkan
karena insufisiensi growth hormon.Tulang yang sangat besar, bisa merupakan
indikasi akromegali.
c)
Pengkajian
tanda trousseaus dan tanda chvoteksa
Peningkatan
kadar kalsium, tangan dan jari-jari klien kontraksi (spasmekarpal).
d) Pengkajian Untuk Lanjut Usia.
Efek
dan usia pada sistem endokrin sedikit lebih sulit untuk mendeteksi denganorgan
tubuh lain Walaupun demikian gangguan endokrin lebih banyak pada usia 40 tahun.
Pada wanita, produksi hormon meningkat dibanding denganmenopause. Dari pria dan
wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan.Umur yang relative
terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan kelenjar endokrin adalah
sebagai berikut :
1). Kelenjar tiroid mengalami derajat
yang sama dengan atropfi, fibrosis andnodularity
2). Hormon tiroid mengalami level
penurunan dan hypoparatiroidisme biasanyasering pada orang dewasa
3). Kelenjar adrenal kehilangan beberapa
berat badan dan menjadi makin buruk,fibrotic
4). Pada bagian anterior, kelenjar
pituitary mengalami penurunan ukuran danmenjadi mati/fibrotik.
5). Beberapa variasi yang normal dibandingkan
dengan yang tidak, dapat menjadi bingung dengan penemuan abnormal pada
endokrin adalah sebagai berikut :
Ø Pikun, beberapa kecil coklat, flat
macula dapal dilihat pada lengan dandorsal pada tangan
Ø Seboroik, keratosis, penebalan pada
area pigmentasi, dapat dilihat padawajah dan tangan.
Ø Pertumbuhan rambut yang lambat
Ø Kuku semakin tebal, brittle dan
kuning
Ø Kulit wajah menjadi louggar dan
tulang menjadi lebih menonjol.
Ø Penurunan terhadap sensasi
perabaan
Ø Penurunan refleks tendon
Ø Penurunan tinggi badan
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemeriksaan
fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan
akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik
akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya,
pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan
berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama
diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes
khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.
Pemeriksaan fisik pada kelenjar
tiroid dapat dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi, dan auskultasi.
B.
Saran
Kami
sebagai penyusun makalah ini, mengharapkan kritik dan masukkan yang positif,
untuk penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.Semoga makalah kami, dapat
menjadi inspirasi bagi para pembaca, khususnya perawat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/147778923/Pengkajian-Umum-Sistem-Endokrin
http://waodesittiekajumriani.blogspot.com/2014/01/pemeriksaan-fisik-kelenjar-endokrin_4691.html
No comments:
Post a Comment