MAKALAH PRAKTIK
KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan
profesional
Dosen
Pembimbing :
Supriyo,
SST. M.Kes
Disusun
Oleh :
2 Reguler B
1. Dewi Aisyah
2. Indri Dwi Pratiwi
3. Nailatul Khikmah
4. Silvia Anggarwati P
5. Bagas Amirul R
POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN
PEKALONGAN
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Model adalah kerangka kerja(framework)
yang menyusun berbagai bagian sedemikian rupa sehigga menjadi utuh. Model memungkinkan
informasi tterorganisasi dengan baik dan menunjukan informasi yang paling
relefan yang di perkarya oleh pengalaman
(mayer,madden dan lawrenz,1990).
Model praktik keperawatan di rumah sakit adalah suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi
perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan. Ratna Sitorus & Yulia (2006).
Penggunaan model harus dilakukan secra
hati_hati,jangn sampai memaksakan situasi agar sesui dengan medel, tetapi
justru menguji cobakan apakah medel tersebut sesuai dengn situasi praktik.
Perlu disadari bahwa model tidak ungkon dapat falidasi secara adekuat tanpa
mengadipsinya terlebuh dahulu.oleh karena itu,pelru sekali di pahami menggunakn
model bukan hanya untuk mengabdobsi model tersebut, tetapi untuk mencapai
tujuan meningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan/asuhan kepeawatan yang
memuaskan klien dan pemberi pelayanan.dengan demikian, melui model praktik,
klien diharapkan akan mendapatkan pelayanan dari asuhan keperawaan terbaik dan
perawatpun berkemapuan memberikan yang terbaik bekerrja sama dengan piham atau
tenaga lain yang terkait.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud praktik keperawatan di Rumah sakit?
2. Apa
saja sistem praktik keperwatan di Rumah
Sakit?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan dari berbagai
sistem praktik keperawatan di Rumah Sakit?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian dari praktik keperawatan di Rumah Sakit
2. Mengetahui sistem praktik keperwatan di Rumah Sakit
3. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari berbagai sistem praktik keperawatan di Rumah
sakit?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model adalah kerangka kerja(framework)
yang menyusun berbagai bagian sedemikian rupa sehigga menjadi utuh. Model
memungkinkan informasi tterorganisasi dengan baik dan menunjukan informasi yang
paling relefan yang di perkarya oleh
pengalaman (mayer,madden dan lawrenz,1990). Pada dasarnya model merupakan
penyajian konseptual twntang realitas yang sangat diperlukan untuk
berkomunukasih dan menyelesaikan masalah serta memberikan kesempatan untuk
menguji coba apakah odel tersebut sesuai dan tidak berisiko.
Model Praktik Keperawatan di Rumah Sakit adalah suatu
sistem yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Saat
ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metode pemberian asuhan keperawatan
yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan
klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Model
praktik keperawatan di rumah sakit adalah suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan. Ratna Sitorus & Yulia (2006).
Penggunaan model harus dilakukan secara
hati-hati,jangn sampai memaksakan situasi agar sesuai dengan model, tetapi justru
menguji cobakan apakah model tersebut sesuai dengan situasi praktik. Perlu
disadari bahwa model tidak mungkin dapat falidasi secara adekuat tanpa
mengadopsinya terlebih dahulu. Oleh karena itu, perlu sekali di pahami
menggunakan model bukan hanya untuk mengabdobsi model tersebut, tetapi untuk
mencapai tujuan meningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan/asuhan kepeawatan
yang memuaskan klien dan pemberi pelayanan. Dengan demikian, melalui model
praktik, klien diharapkan akan mendapatkan pelayanan dari asuhan keperawatan
terbaik dan perawat pun berkemampuan memberikan yang terbaik bekerja sama
dengan pihak atau tenaga lain yang terkait.
B.
Sistem
Keperawatan Di Rumah Sakit
Beberapa
jenis sistem pemberihan asuhan yang sering juga di sebut juga dengan sistem
penugasan menurut hubber(1996) ,yaitu:
1.
Private Duty Nursing
Private
duty nursing sering di sebut dengan
sistem keperawatan kasus (case nursing) yaitu seorang perawat merawat seorag
klien.Asuhan keperawatan yang di berikan kepada klien secara menyeluruh di
lakukan oleh seorang perawat baik dirumah sakit maupun dirumah. Jika dilakukan
dirumah, Perawat berfungsi sebagai manager rumah tangga karena juga melakukakn
kegiatan rumah tangga.
Keuntungan
: sistem pemberihan asuhan yaitu memungkinkan perawat hanya memfokuskan
kebutuhan satu klien saja sehingga menbina hubungan yang akrab dan memuasakan
terhadap klien.
Kerugian
: mahal karena kurang efisien dan moblitas perawat juga jadi terbatas dan juga
terisolasi dari rekan kerja lainya.
Private
duty nursing selanjutnya dikembangkan menjadi keperawatan berkelompok (grup nursing). Pada dasarnya keperawatan
kelompok ini merupakan perubahan dari private duty yang semula di lakukan
secara individul menjadi praktik kelompok yang terpadu dengan pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat, sehingga sekelompok perawat merawat
sekelompok klien.
2.
Metode aplikasi klien
/keperawan total
Metode
ini adalah pengorganisasian pelayanan / asuah keperawatan untuk satu atau
beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas selama periode waktu
tertentu atau smapi klien pulang.kepala ruangan bertanggung jawab dalam
pembagian tugas dan meerima semua laporan tentang pelayan keperawatan klien.
Kelebihan:
·
fokus keperawatan
sesuain dengan kebutuhan lien.
·
memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif.
·
memotifasi perawat
untuk besama klien selama bertugas,tugas non-keperawatan dapat di lakukan oleh
yang bukan perawat.
·
mendukung penerapan
prosese keperawatan.
·
kepuasan tugas secara
keseluruhan dapat tercapai.
Kelemahan:
·
beban kerja tinggi
terutama jika klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
·
peserta didik sulit
untuk melatih kertampilan dalam melakukakn perawatan dasar,misalnya
menyuntik,mengukur suhu.
·
pendelegaian tugas
terbatas.
·
kelanjutan perawatan
klien hanya sebagian selama perawat penggung jawab klien bertugas.
3.
Functional nursing
Keperawatan
fungsional di lakuakan dengna tiap
perawat bekerja berdasarkan tugas spesifik dan brsifat teknis seperti mrmberi
obat,memandikan klien atau mengukur tanda vital. Pearawat mengidentifikasi
tugas yang di lakukan pada tiap sift dinas.Seorang perawat dapat melakukan 2
jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut.Kepala
ruangan bertanggagung jawabdalam pembagian tugas tersebut dan menerima lporan
tentang semua klien serta menjawab
pertanyaan tentang klien.
Kelebihan:
·
sistem fungsional
secara administratif snagat efisien karean asetiap pearawat mendapat tugas yang
spesifik utuk sejumlah pasien dan mudah di lakukan serta tidak membingungkan.
·
perawat trampil untuk
tugas atau pekerjaan tertentu.
·
memudhkan kepala
ruangan untuk mengatasi staf atau peserta didik yang praktik untuk ketrampilan
tertentu.
Kelemahan.
·
sistem ini tidak
memungkinkan klien untuk tidak menerima asuahan keperawatan secara holistik dan
manusiawi dengan keunikan kebutuhan tiap klie sehinga sulit untuk memeuaskan
klien.
·
pelayanan keperawatan
terpilah-pilah atau tidak total singga proses keperawatan sulit di lakukan.
·
apabila pekerjaan
selesai perawat cenderung meninggalkan klien dan mealakukan tugas non
keperawatan.
4.
Team nursing
Keperawatan
tim (team nursing), diberikan oleh tim yang terdiri dari beberawa perawat dan
penunjang keperawatan. Setiap tim terdiri dari ketua tim dan beberapa anggota
tim yang bertugan untuk merawat sejumlah klien, setiap anggota tim terlibat dalam
pemberian asuhan yang menjadi tanggung jawab tim. Setiap anggota tim mengenal
klien dan berkomunikasi dengan klien. Begitu pula beban kerja lebih menyebar
dan pendelegasian lebih berkembang.
Kelebihan
·
Sistem ini adalah
mengusahakan peningkatan kepuasan pasien dan stap perawat pada batas efisiensi
biaya.
·
Memberi kepuasan
anggota tim dalam hubungan inter personal
·
Memfasilitasi pelayanan
keperawatan yang komperhensif
Kelemahan
·
Memungkinkan terjadinya
keterlambatan tindakan.
·
Terjadi salah
komunikasi, pendelegasian dilakukan secara bertingkat, dan tanggung jawab tim
sukar diterjemahkan. Keberhasilah tim sangat ditentukan oleh kemampuan ketua
tim untuk memimpin tim
5.
Primary nursing
Keperawatan
primer (primary nursing) merupakan pendekatan yang memungkinkan perawat untuk
bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap klien mulai dari masuk hingga
keluar dari rumah sakit. Perawat primer melakukan proses keperawatan secara
menyeluruh selama klien dirawat di rumah sakit dan bertanggung jawab selama 24
jam yang memungkinkan kesinambungan asuhan keperawatan terhadap klien.
Kelebihan
·
Sistem ini adalah
berfokus pada kebutuhan klien yang memberikan otonomi kepeda perawat dan
kesinambungan asuhan.
Manager
asuhan klinik (clinical care manager) bertanggung jawab untuk hal-hal berikut.
1)
Mengelola asuhan atau
pelayanan pasien yang dirawat melalui koordinasi pelayanan yang dilakukan
dengan dokter, staf keperawatan, dan tenaga kesehatan lain.
2)
Memastikan bahwa hasil
asuhan terhadap pasien dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
3)
Melengkapi pengkajian
tahap lanjutan terhadap kemampuan dan kebutuhan pasien dan keluarga sebelum
dirawat.
4)
Bertindak sebagai peran
dan memberikan pengarahan klinis serta dukungan kepada perawat primer.
5)
Bertanggung gugat
selama 24jam kepada pasien yang berada dibawah pengawasannya.
6)
Mengkaji perkembangan
pasien melalui mobilisasi sumber dan tindakan yang diperlukan.
7)
Merencanakan pemulangan
dan fasilitas penyuluhan untuk menyiapkan pasien pulang.
Perawat
primer bertanggung jawab untuk hal-hal berikut.
1.
Mengelola asuhan
keperawatan primer pasien selama dirawat rumah sakit.
2.
Mengkaji, merencanakan,
dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada pasien dan berperan serta secara
langsung maupun tidak langsung dalam memberikan pelayanan.
3.
Berkonsultasi dengan
manager asuhan klinis mengenai kondisi dan masalah pasien sebagaimana
diperlukan.
4.
Mengkaji pasien yang
berada didalam pengawasan selama shift dinas, menetapkan prioritas dan rencana
asuhan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Model
praktik keperawatan di Rumah Sakit adalah suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan. Ratna Sitorus & Yulia (2006).
Beberapa jenis sistem
pemberihan asuhan yang sering juga di sebut juga dengan sistem penugasan
menurut hubber(1996) ,yaitu: private duty nursing, Metode aplikasi klien
/keperawan total, Functional nursing, Team nursing, Primary nursing.
B.
Saran
Dengan
adanya berbagai bentuk praktik keperawatan, perawat dapat mengetahui praktik
keperawatan apa saja yang dapat diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus,Ratna.2006.Model
Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.Jakarta:EGC
Sitorus, Ratna.2006.Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah
Sakit:Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat.Jakarta:EGC.
Sitorus, Ratna.2006.Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah
Sakit:Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat:Implementasi.Jakarta:EGC.
Swanburg, Russel C.2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan Perawatan Klinis.Jakarta:EGC.
No comments:
Post a Comment