Alat-alat
Bedah Tulang
A. Jenis
Alat Bedah Tulang
1.
Sekrup tulang (Bone Screws)
2.
Keping lempengan/pelat (Straight Plates)
3.
Keping lempengan/pelat menyudut (Angled Blade Plates)
4.
Dynamic hip screw plates
5.
Special plates
6.
Paku dan kawat
B.
Macam-macam Plate dan Sekrup Tulang
1.
Sekrup Tulang (Bone Screws)
Menurut
ukuran besarnya, ada 3 macam ukuran, yaitu: besar, kecil dan mini.
Menurut
kegunaan atau macamnya, maka sekrup tulang dibagi atas 3 macam, yaitu:
a.
Cortex Screws
Sekrup yang besar
berdiameter 4,5 mm, thread atau draadnya. Panjang thread atau draadnya mulai
dari kepala sekrup sampai ke ujung, ada yang mulai dari 14 mm-70 mm.
Sekrup yang
kecil threadnya berdiameter 2,7 mm dan panjang total mulai dari 6 mm – 20 mm,
dan berdiameter 3,5 mm dengan panjang total mulai dari 1 mm-50 mm.
b.
Malleolar Screws
Sekrup jenis
ini hanya berdiameter 4,5 mm (thread) dan mempunyai panjang mulai dari 25 mm
sampai 70 mm dan panjang threadnya hanya ½ X panjang total.
c.
Cancellous Bone Screws
Sekrup jenis
ini ada yang “fully thread” ada yang “short thread”. Yang “short thread” ini
ada yang ½ dan ada yang ¼ bagian dari seluruh sekrup. Sekrup yang besar
threadnya berdiameter 6,5 mm, sedangkan yang kecil berdiameter 4 mm (short
thread) dan 3,5 mm (fully-thread).
Short
thread ½ short thread ¼
d.
Epiphyseal Screws
Sekrup jenis ini mempunyai kepala yang berdiameter 10
mm, dan berdiameter thread 6,5 mm, dan panjang total sekrup mulai dari 50 mm
am90 mm. Panjang thread hanya kira-kira ¼ X panjang total.
e.
Threaded bolts with 2 nuts
Diameter
thread 3 mm dan diameter Nut (mur) 11 mm. Panjangnya ada yang 70 mm, 100 mm dan
120 mm.
2.
Macam-macam plate
a.
Straight Plates
Straight Plates atau keping lempengan atau pelat
(plaat), ada 3 macam, yaitu:
1)
Semi-tubular Plate (1/2 lengkung)
Dipakai dengan
Cortex Screws 4,5 mm dan Cancellous Bone Screw 6,5 mm. Digunakan pada tulang
radius (tulang lengan bawah bagian luar)
dan tulang fibula (tulang kaki bagian belakang).
2)
Narrow Plate (pelat sempit)
Pelat ini
dipakai dengan Cortex Screws 4,5 mm. Dipergunakan pada tulang Tibia (tulang
kaki bagian luar), dan tulang Ulna (tulang lengan bawah bagian dalam).
Pelat ini
panjangnya mulai dari 39 mm dengan 2 lubang, sampai 263 mm dengan 16 lubang.
Dalam
katalog Synthens Narrow Plate diberi nama 223, sehingga bila disebut: 223.11,
artinya diminta narrow plate yang mempunyai 11 lubang dengan panjang 183 mm.
Begitu juga 223.16 berarti Narrow Plate yang mempunyai 16 lubang. Ada pula
Narrow DCP yaitu Narrow Dynamic Compression Plates.
3)
Broad Plate (pelat lebar)
Pelat ini di
pakai dengan cortex Screws 4,5 mm. Dipergunakan pada tulang Femur (tulang paha)
dan untuk pseudoarthriosis tulang Humerus (tulang lengan atas).
Pelat ini
panjannya mulai dari 103 mm dengan 6 lubang sampai dengan 295 mm dengan 18
lubang.
Dalam
katalog Synthes, Broad Plate diberi nomor kode 225, sehingga bila disebut
225.16 artinya yaitu Broad Plate yang memiliki lubang 16 dan panjangnya 263 mm.
Broad plate ini tidak boleh dipakai pada tulang Tibia. Juga ada Broad DCP,
yaitu Broad Dynamic Compression Plates.
b.
Angled Blade Plates
Keping
lempengan atau pelat jenis ini berbentuk menyudut dan digunakan umumnya untuk
patah tulang pada distal dan proximal femur,femoral neck hip. Ada yang bersudut
95o ,ada yang 135o . untuk type HIP PLATE ada yang 80o
,90o ,100o , 110o,120o,130o.
Hip plate untuk bayi ,anak-anak,remaja,dewasa berbeda pada panjang pelat yang
horizontal/miring,yaitu masing-masing berurutan 25-32 mm, 35-45mm, 40-50mm,
40-60 mm. Untuk Hip Plate dengan sudut 110o keatas, panjangnya
antara 65-110 mm.
1.
Condylar Plate bersudut 95o , digunakan
untuk fraktur tulang femur bagian distal dan proksimal serta inter-trochanteric
valgus osteotomy. Sekrup yang dipakai adalah Cancellous Bone Screws 6,5 mm .
2.
Angled Blade Plates , termasuk Femoral Neck plate
,bersudut 130o , digunakan untuk fraktur femoral neckdan
per-trochanteric. Panjang bagian yang miring mulai 50 mm ampai 110 mm, dengan
mulai 4 lobang sampai 12 lobang.
c.
DHS-PLATES
DHS-plates
adalah dynamic Hip Screw Plates, digunakan untuk fraktur pertro-inter, dan
sub-trochanteric. Pelat ini bersudut 135o , dan bagian yang pendek
panjangnya ada yang 25 mmdan ada yang 38 mm, sedangkan bagian yang panjang;
panjangnya mulai dari 46 mm sampai 110 mm. Selain bersudut 135o ,
ada pula yang bersudut 140o, 145o.
Pelat ini
dilengkapi dengan sekrup spesial, yaitu yang disebut DHS SCREWS, yaitu Dynamic
Hip Screws dengan panjang mulai dari 50mm sampai 145mm. Diameter thread
12,5mmdan panjang thread 22 mm. Sedangkan sekrup untuk lobang lainnya dipakai :
DHS Compressing Screw yang panjangnya 36 mm dan kepala berdiameter 3,5 mm.
Lag
Screw Compressing
screw
d.
SPECIAL PLATES
1.
Spoon plate
Digunakan
untuk membenahkan (fixation) tulang tibia bagian depan (frontal edge).
Digunakan dengan sekrup Cortex Screws 4,5 mm.
2.
T-Plate
Digunakan
untuk tulang humurus dan tulang tibia (bagian kepala). Pelat ini ada yang
berlobang 3, 4, 5, 6, dan 8 dengan panjang 68 mm, 84 mm, 100 mm, 116 mm dan 148
mm.
3.
Cloverleaf Plate
Digunakan
untuk fraktur tulang tibia (distal intraartikuler)
4.
T-Buttress Plate
`
5.
L-Buttress Plate
Berlobang 4
ada yang bagian kiri dan ada yang bagian kanan
6.
Hook Plate
Digunakan
untuk membenahkan (fixatiaon) bagian tulang trochanter yang besar.
7.
Cobra-Head Plate
Digunakan
untuk Hip arthrodesis
8.
Small Fragment Plantes
Adalah pelat
untuk tulang ruas leher atau cervical vertebrae, dengan mempunyai 5 buah lobang
atau 8 buah lobang dan sekrup yang digunakan adalah yang berdiameter 3,5 mm dan
2,7 mm.
C.
Macam Paku Tulang
1.
Tibial Nail
Nail atau pin atau paku yang digunakan pada fraktur tulang kaki bagian
luar. Diameter paku ini mulai dari 9 mm sampai dengan 16 mm, dengan panjang
mulai 270 mm sampai 380 mm.
2.
Femoral Nail
Paku ini digunakan pada fraktur tulang femur(tulang paha). Berdiameter
mulai dari 11 mmsampai dengan 19 mm, dengan panjang mulai dari 360 mm sampai
dengan 480 mm. Pabrik Zimmer USA mempunyai produk yang serupa ini dikenal
dengan nama Kuntscher Nail.
3.
Steinmann pin
Merupakan paku yang ujungnya lancip seperti trocar ,yang dimasukan kedalam
tulang femur atau tibia untuk penarikan kerangka( skeletal traction)
4.
Schanz screw
Sekrup ini sejenis paku dengan ujung trocar atau ujung intan. Diameter 4
atau 5 mm.
D. Macam-macam
Kawat Tulang
1.
Cerlage wire
Kawat ini
mempunyai mata diujungnya,digunakan untuk melilit tulang.
2.
Krischner Wire
Untuk menggobati patah tulang(fraktur) dengan menggunakn kawat yang melalui
lobang-lobang yang dibor kedalm tulang,lalu ditarik.ujungnya lancip tajam
seperti troctar.
Untuk memasang implants (screws dan plates),keadaaan
tulang tubuh manusia ,maka diperlukan alat instrumen. Pabrik Syntehes
Switzerland menyediakan peralatan tersebut dalam satu tempat yang disebut Basic
Instrument Set dengan nomor kaltalog 102.02. alat ini untuk sekrup yang ukuran
diamaeter threadnya 4,5 dan 6,5 mm.
Peralatan berada dalam tempat kotak alumunium, terdiri
dari:
-
Drill bit (sejenis bor)
-
Screwdriver (obeng)
-
Wrench ( ejenis kunci pas/atau kunci sok)
-
Gauge ( ukuran,meteran)
-
Dll.
Selain Basic
Instrument set untuk sekrup dan pelat,ada juga Instrument ser untuk pelat yang
bersudut( angled blade plates), yang ditaruh dalam tempat kotak alumunium,yang
terdiri dari:
-
Chiset ( pahat)
-
Hammer ( Palu)
-
Dll.
Jenis
fragmen kecil dan mini,disediakna juga oleh prabik Synthes
Switzerland,peralatan dalam tempat kotak alumunium dengan nomor katalog 102.42.
Selain untuk
sekrup dengn diameter 2, 7-3,5 – 4 mm, juga tersedia untuk sekrup mini dengan
diameter 1,5 dan s2 mm.
Gips
A. Definisi
Gips dalam
bahasa latin kalkulus, dalam bahasa inggris disebut plaster of paris,
dan dalam bahasa belanda disebut gips powder. Gips merupakan mineral
yang terdapat di alam berupa batu putih yang mengandung unsure kalsium sulfat
dan air.
Gips adalah
alat imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh tempat
gips di pasang. Gips adalah balutan ketat yang digunakan untuk imobilisasi
bagian tubuh dengan menggunakan bahan gips tipe plester atau fiberglass.
Jadi, gips adalah alat imobilisasi eksternal yang terbuat dari bahan mineral
yang terdapat di alam dengan formula khusus dengan tipe plester atau fiberglass
(Suratun, dkk, Hal: 39).
Gips adalah
alat imobilasasi eksternal yang kaku, di cetak sesuai kontur tubuh dimana gips
di pasang. Secara umum gips memungkinkan mobilisasi klien, sementara membatasi
gerakan bagian tubuh tertentu (Lukman, 2009, Hal: 78)
Gips adalah
suatu bubuk campuran yang digunakan untuk membungkus secara keras area yang
mengalami patah tulang. Pemasangan gips dikerjakan 2-3 orang, seorang memasang
perban (operator), seorang membantu dan memegang perban pada operator dan orang
ketiga menyangga ekstremitas agar posisi tetap. Waktu pemasangan gips sesuai
dengan variasi dan daya rekat bahannya yang pada umumnya 2-6 menit. Harus dijaga
agar ekstremitas tidak bergerak selama pemasangan.
B.
Indikasi pemasangan gips
1.
Untuk pertolongan pertama pada
fraktur (berfungsi sebagai bidai).
- Imobilisasi sementara untuk mengistirahatkan dan mengurangi nyeri, misalnya gips korset pada tuberculosis tulang belakang atau pasca operasi (operasi pada scoliosis tulang belakang).
- Sebagai pengobatan defenitif untuk imobilisasi fraktur terutama pada anak-anak dan fraktur tertentu pada orang dewasa.
- Imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis.
- Imobilisasi untuk memberikan kesempatan bagi tulang untuk menyatu setelah suatu operasi, misalnya pada artrodesis.
- Imobilisasi setelah operasi pada tendo-tendo tertentu, misalnya setelah operasi tendo Achiles.
- Dapat dimanfaatkan sebagai cetakan untuk pembuatan bidai atau prostesis.
C.
Komplikasi Pemasangan Gips
1.
Perubahan posisi (patah/retak
tulang).
2.
Rasa sakit yang ditimbulkan
oleh gips, disebabkan oleh:
a.
Cara pemasangan gips, ini
disebabkan oleh kesalahan dalam merapikan balutan gips pada alat gerak atau
karena ada benjolan pada gips yang dipasang.
b.
Kesalahan instruksi, kesalahan
memelihara balutan gips apabila terjadi keretakan, kebasahan, atau
pergeserandengan akibat luka pada kulit.
c.
Pengawasan, pengamatan atau
tanda-tanda ketat atau longgarnya gips harus tepat dan tindakan yang cepat
harus dilakukan bergantung pada keadaan.
d.
Benda-benda asing, pengawasan
langsung harus diperhatikan pada benda-benda yang dapat masuk kedalam sela-sela
gips tanpa diketahui.
3.
Hilangnya kekuatan.
Ketidaksanggupan meluruskan jari-jari kaki tangan dan kaki merupakan suatu
tanda hilangnya kekuatan. Ini dapat disebabkan oleh tekanan balutan gips pada
saraf bagian atas atau pemakaian torniket yang terlalu lama sesudah
operasi.
4.
Gangguan peredaran darah.
a.
Gangguan pembuluh darah balik.
Adanya tanda-tanda pembengkakan dan kebiruan pada anggoa gerak menunjukkan
bahwa pembuluh darah balik terganggu karena terlalu ketatnyabalutan gips.
b.
Gangguan pada jalan nadi.
Adanya tanda-tanda berupa kepucatan, misalnya kesakitan dan
hilangnya denyut nadi pada jari-jari.
5.
Komplikasi umum pada gerak
badan. Pada waktu imobilisasi, anggota badan yang tidak dibalut harus dilatih
bergerak sehingga memberikan dampak pada:
a.
Tulang sendi dapat bergerak
terus dengan leluasa dan kekakuan karena imobilisasi dapat dicegah.
b.
Kerja otot-otot terjaga dengan
baik dan tidak menganggur dengan percuma. Penyembuhan akan menjadi lebih muda
apabila otot-otot dapat mengontrol sendi secara efisien.
c.
Gerak badan juga bermanfaat
untuk menjaga lancarnya peredaran darah dan secara umum juga diharapkan dapat
menolong mengurangi kemungkinan timbulnya trombosis pembuluh darah.
D.
Kelebihan dan kekurangan
pemasangan
gips
1.
Kelebihan pemasangan gips
adalah sebagai berikut:
a.
Mudah dan murah sebagai
alternative terapi konservatif pilihan untuk menghindari operasi.
b.
Dapat diganti setiap saat,
dipasang, dan diganti cetakan sesuai bentuk anggota gerak.
c.
Dapat dibuat jendela/lubang
pada gips untuk membuka jahitan atau perawatan luka selama imobilisasi.
d.
Koreksi secara bertahap
jaringan lunak dapat dilakukan dengan membuat sudut tertentu.
e.
Gips bersifat radiolusen
sehingga pemeriksaan foto Rontgen tetap dapat dilakukan walaupun gips
terpasang.
2.
Kekurangan pemasangan gips,
yaitu:
a.
Pemasangan gips yang tetap akan
menimbulkan gangguan atau tekanan pada pembuluh darah, saraf, atau tulang itu
sendiri.
b.
Pemasangan yang lama dapat
menyebabkan kekakuan pada sendi dan atrofi otot.
c.
Alergi dan gatal-gatal akibat
gips.
d.
Berat dan tidak nyaman dipakai oleh
klien.
E.
Bentuk gips dan jenis-jenis
gips
1.
Beberapa bentuk pemasangan gips
yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a.
Gips saplk, merupakan bentuk
lembaran sehingga gips menutup separuh atau dua per tiga lingkaran permukaan
anggota gerak.
b.
Gips semi-sirkuler, gips
menutup separuh atau dua per tiga lingkaran permukaan anggota gerak.
c.
Gips sirkuler, gips sirkuler
yang dipasang lengkap meliputi seluruh anggota gerak.
2.
Jenis-jenis gips
a.
Gips lengan
pendek, dipasang memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tangan,
melingkar erat dari dasar ibu jari. Bila ibu jari dimasukkan dinamakan spika
ibu jari atau gips gauntlet.
b.
Gips lengan
panjang,dipasang memanjang dari setinggi
lipatan ketiak sampai disebelah proksimal lipatan
telapak tangan.siku biasanya diimobilisasi dalam tegak lurus.
c.
Gips tungkai pendek, memanjang
dari bawah lutut sampai dasar jari kaki. Kaki dalam sudut tegak lurus pada
posisi netral.
d.
Gips tungkai panjang, memanjang
dari perbatasan seper tiga atas dan tengah paha sampai dasar jari kaki. Lutut
harus sedikit fleksi.
e.
Gips berjalan, gips tungkai
panjang atau pendek yang dibuat lebih kuat. Dapat disertai telapak untuk
berjalan.
f.
Gips tubuh, melingkar di batang tubuh.
g.
Gips sipka, melibatkan sebagian
batang tubuh dan satu atau dua ekstremitas (gips spika tunggal atau ganda).
h.
Gips spika bahu jaket tubuh
yang melingkari batang tubuh dan bahu serta siku.
i.
Gips spika pinggul, melingkari
batang tubuh dan ekstremitas bawah; dapat berupa gips spika tunggal ganda.
F.
Teknik pemasangan gips
Teknik pemasangan gips, yaitu:
1.
Siapkan pasien dan jelaskan
prosedur yang akan dikerjakan.
2.
Siapkan alat-alat yang akan
digunakan untuk pemasangan gips.
3.
Daerah yang akan dipasang gips
dicukur, dibersihkan, dan dicuci dengan sabun, kemudian dikeringkan dengan
handuk dan diberikan krim kulit.
4.
Sokong ekstremitas atau bagian
tubuh yang akan di gips.
5.
Posisikan dan pertahankan
bagian yang akan di gips dalam posisi yang ditentukan dokter selama prosedur.
6.
Pasang spongs rubbs
(bahan yang menyerap keringat) pada bagian tubuh yang akan dipasang gips,
pasang dengan cara yang halus dan tidak mengikat. Tambahkan bantalan (padding)
didaerah tonjolan tulang dan pada jalur saraf.
7.
Masukkan gips dalam baskom
berisi air, rendam beberapa saat sampai gelembung-gelembung dari gips habis
keluar. Selanjutnya, diperas untuk mengurangi jumlah air dalam gips.
8.
Pasang gips secara meratapada
bagian tubuh, pembalutan gips secara melingkar mulai dari distal ke proksimal
tidak terlalu kendur atau terlalu ketat. Pada waktu membalut, lakukan dengan
gerakan berkesinambungan agar terjaga ketimpangtindihan lapisan gips.
Dianjurkan dalam jarak yang tetap (kira-kira 50% dari lebar gips). Lakukan
dengan gerakan yang berkesinambungan agar terjaga kontak yang konstan dengan
bagian tubuh.
9.
Setelah selesai pemasangan
haluskan tepinya potong serta bentuk dengan pemotongan gips cutter.
10. Bersihkan
partikel bahan gips dari kulit yang terpasang gips.
11.
Potong gips selama pengerasan
dan pengeringan dengan telapak tangan. Jangan diletakkan pada permukaan keras
atau pada tepi yang tajam dan hindari tekanan pada tekanan pada gips.
DAFTAR PUSTAKA
http://nursenink93.blogspot.com/2013/02/askep-gips-1.html
GPC Medical is a leader in the worldwide orthopaedic market and is one of the world’s largest medical device companies.
ReplyDeletewe are manufacture of right & left femur condylar buttress plates. Our bone plates are US FDA 510 (k) approved.
Thanks
GPC Medical
trimakasih infonya...
ReplyDeletesangat menarik dan bermanfaat...
mantap...
ifo yg bagus... tks
ReplyDeletehttp://perbanelastis.blogspot.co.id/
ifo yg bagus... tks
ReplyDeletehttp://perbanelastis.blogspot.co.id/
THANKS ATAS INFONYA
ReplyDeletegood job
ReplyDelete