Saturday, 15 November 2014

KMB - HIDUNG



INDRA PENCIUMAN (HIDUNG)

REVIEW ANATOMI FISIOLOGI
Hidung Dibagi Atas :
1.    Hidung bagian luar (piramid hidung), terdiri dari : (dari atas ke bawah)
1) Pangkal hidung (bridge)
2) Dorsum nasi,
3) Puncak hidung,
4) Ala nasi,
5) Kolumela
6) Lubang hidung (nares anterior)
-          Hidung luar dibentuk oleh : Kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil.
-          Kerangka tulang terdiri dari :
1) tulang hidung (osnasalis)
2) Prosesus frontalis os maksila
3) Prosesus nasalis os frontal.
-          Kerangka tulang rawan terdiri dari :
1) Sepasang  kartilago  nasalis lateralis supeior,
2) Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior (Kartilago alar mayor),
3) Beberapa pasang kartilago alar minor
4) Tepi anterior kartilago septum.

2.    Hidung Bagian Dalam
a.         Rongga hidung (Kavum Nasi)
Berbentuk terowongan, dipisahkan  oleh septum nasi ditengahnya menjadi Kavum nasi kanan dan kavum nasi kiri. Pintu masuk / lobang depan disebut Nares anteroir dan lobang belakang disebut Nares Posterior (Koana) Yang menghubungkan dengan nasofaring.
Dalam kavum nasi terdapat :
        Vestibulum, letaknya sesuai di ala nasi, dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang (vibrise)
        Ager nasi, dan dibelakangnya ada 4 konka inferior, konka media, konka superior, konka supreme.
        Terdapat Sinus frontallis, sinus etmoidalis, sinus spenoidalis dan sinus maksilaris

b.         Konka/turbinate
c.         Sinus


PENDARAHAN HIDUNG
     Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a.edmoid anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a.oftalmikaà a. karotis interna
     Bagian Bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari a.maksilaris interna
     Bagian depan mendapat pendarahan dari a.fasialis

Bagian depan septum à terdapat anastomosis dari a.sfenopalatina, a.edmoid anterior, a.labialis superior dan a.palatina mayor à disebut Pleksus Kiesselbach (little’s area) 
Vena –vena hidung dan Persyarafan
     Vena –vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. Dan vena-vena pada hidung tidak mempunyai katub à faktor predisposisi untuk penyebaran infeksi sampai ke intra cranial.
     Persyarafan hidung
Sebagiann besar dari n.maksilaris melalui ganglion sfenopalatinum à memberikan persyarafan pada mukosa hidung.
Mukosa hidung
     Rongga hidung dilapisi oleh mukosa (dilapisi epitel yang mempunyai silia) dan normalnya akan selalu basah karena dilapisi oleh palut lendir( Mucous blanket)


FISIOLOGI
1.      Sebagai jalan nafas
Udara masuk melalui nares anterior naik keatas setinggi konka media lalu turun kebawah ke arah nasofaring.
2.      Pengatur kondisi udara
-       Sebulum masuk ke alveolus udara diatur kelembabannya dan suhu udara
-       Kelembaban di lakukan oleh palut lendir
-       Suhu udara diatur oleh banyaknya pembuluh darah pada epitel dan permukaan konka serta septum yang luas.
3.      Sebagai penyaring dan pelindung
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara insipari dari debu dan bakteri. Dilakukan oleh :
a) Rambut (vibrise) pada vestibulum,
b) Sillia,
c) Palut lendir (mucous Blanket)
d) Lysozyme.
4.      Sebagai Indra Penghidu
Partikel bau bercampur dengan palut lendir dan diproses pada mukosa olfaktorius dan konka superior serta septum akan resisten untuk satu bau dalam waktu yang cukup lama.
5.      Resonansi suara
Kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi ditentukan oleh resonansi dari hidung. Bila hidung tersumbat à resonansi akan hilang atau berkuranng à suara sengau ( rinolalia)
6.      Proses Bicara
Hidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m, n, ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.
7.      Reflek nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor reflek yang berhubungan dengan :
-       Saluran cerna, contoh : Bau tertentu à sekresi kelenjar liur. / lambung dan pankreas.
-       Pernafasan. Contoh : iritasi mukosaà bersin à nafas berhenti.


PENGKAJIAN RIWAYAT KEPERAWATAN
1.    Biodata
2.    Keluhan Utama
a)    Sumbatan hidung : Tanyakan àTerus menerus/hilang timbul, pada satu atau kedua lobang hidung, sebelumnya ada kontak dengan alergen, trauma hidung, pemakaian obat tetes hidung dekongestan dalam jangka waktu lama, perokok/alkoholik berat, apakah mulut dan tengorok kering. 
b)   Sekret dihidung atau tenggorok Tanyakan à pada satu atau dua lobang, konsistensi (encer, bening seperti air, kental, nanah atau bercampur darah), kapan keluar (pagi hari, sewaktu-waktu, saat tertentu)
3.    Tanda-tanda Vital
4.    Pemeriksaan hidung
-          Pemeriksaan hidung luar (inspeksi dan palpasi)
-          Kongenital : agenesis hidung (Tidak terbentuk / tak berkembang),hidung bifida (hidung terbelah dua), Atresia nares anterior, meningokel.
-          Radang : selulitis, infeksi specifik (mis.lepra),
-          Kelainan bentuk : hidung pelana (saddle nose), hidung betet (hump)
-          Kelainan akibat trauma.
-          Tumor / benjolan.
1)      Mukosa : Normal à merah muda. Radang à  Merah. Alergi à Pucat / kebiru-biruan
2)      Septum : Normal terletak di tengah, yang perlu diperhatikan apa ada deviasi, hematoma, perforasi, abses.
3)      Konka : Besarnya à Normal (eutrofi), Hipertrofi, hipotrofi (atrofi)
4)      Sekret : banyaknya, sifatnya (serus, mukoid, mukopurulen, purulen, atau bercampur darah), lokasinya (Meatus superior, medius atau      inferior)
5)      Massa : yang sering ditemukan polip dan tumor, anakà mainan
Rinoskopi posterior
Dengan menggunakan kaca nasofaring à untuk melihat rongga hidung dari belakang. (konka, septum, sekret yang mengalir dari hidung ke nasofaring)
Nasoendoskopi
Dengan alat canggihà bagian-bagian yg tersembunyi dapat terlihat / tampak lebih jelas dari Riniskopi posterior.

Penanganan Epitaksis.
1.      Periksa keadaan umum dan tanda vital
2.      Anamnesis singkat sambil menyiapkan alat.
3.      Atur posisi pasien dengan duduk tegak(agar tekanan vaskuler berkurang dan mudah untuk membatukan darah dari faring), Bila pasien lemah barinngkan dengan bantal dibelakang punggung.
4.      Cari sumber perdarahan à dengan saction agar hidung bersih dari bekuan darah.
5.      Pasang tampon anterior yang sudah dibasahi dengan adrenalin dan lidokain (untuk menghentikan dan mengurangi rasa sakit) à 3-5 menit. Pada anak tekan kedua cuping kearah septum selama beberapa menit

Perdarahan Anterior
1.      Jika tampak sumber perdarahan kaustik dengan larutan nitras argenti 20-30 % atau asam triklorasetat 10 % atau bisa dengan elektrokauter. Sebelumnya diberikan analgetik topikal
2.      Bila perdarahan berlangsungà pemasangan tampon anterior, yaitu kassa dilipat seperti pita dengan lebar kurang lebih  ½ cm dan panjang sepanjang kassa.
3.      Kassa diberi vaselin/ salep antibiotik dengan rata (agar tidak lengket saat melepas tampon
4.      Masukkan tampon melalui nares anterior secara berlipat-lipat dari dasar sampai puncak hidung, dan harus mebekan tepat pada sumber perdarahan.
5.      Tampon dipertahankan sampai 1-2 hari
6.      Anjurkan untuk banyak duduk dan bila tidur pakai bantal yang tinggi.
7.      Biasanya pasien rawat jalan, kecuali ada penyakit yang mendasainya, dan dan pasien usia lanjut.

  Tampon Anterior

Perdarahan Posterior
1.      Terjadi bila darah yang keluar sebagian besar masuk ke dalam faring
2.      Dilakukan bila tampon anterior tidak dapat menghentikan perdarahan.
3.      Dilakukan tampon posterior (tampon Belloocg), yaitu tampon yang mempunyai tiga utas benang, terbuat dari kassa padat berbentuk bulat atau kubus dengan diameter 3 cm
4.      Masukkan kateter karet melalui satah satu lobang hidung sampai tampak pada orofaring dan ditarik keluar melalui mulut, ujung kateter diikat pada tali salah satu ujung tampon, dengan cara yang sama keluarkan ujung tali lewat lobang yang satunya.
5.      Benang yang keluar kemudian ditarik, dengan bantuan jari telunjuk tampon di dorng kearah nasofaring.
6.      Fiksasi dengan mengikat benang yang keluar dari kedua lobang hidung tadi dengan menggunakan tampon sedang
7.      Plester benang yang keluar lewat mulut pada pipi (benang tersebut berguna pada saat melepas tampon)
8.      Bila perlu dipasang tampon anterior
9.      Tampon dikeluarkan dalam waktu 2-3 hari


No comments:

Post a Comment