Thursday, 15 January 2015

SOFT TISSUE TUMOR




ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. Q DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OPERASI SOFT TISSUE TUMOR DI RUANG SEKAR JAGAD RSUD BENDAN





 











Disusun oleh
Aofa Abdillah
P17420313004
Aqifah Muna
P17420313006
Atika Nurul Karomah
P17420313007
Annisa Resiana
P17420313050
Arif Alama
P17420313051
Bagus Alwibowo
P17420313052



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN 2014

LEMBAR PENGESAHAN


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. Q DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OPERASI SOFT TISSUE TUMOR DI RUANG SEKAR JAGAD RSUD BENDAN





Yang akan diseminarkan pada
Hari / Tanggal             : Jum’at, 4 Desember 2014
Waktu                         : Pukul 09.30 WIB
Tempat                        : Ruang Basement, RSUD  Bendan.




Disetujui oleh :

PEMBIMBING AKADEMIK


Ns. Ta’adi S.Kp M.HKes
NIP. 19720119 199803 1 008

PEMBIMBING KLINIK


Yurotul Mahfudah AMK


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, kami akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah seminar yang berjudul "Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Soft Tumor Tissue Di Ruang Sekar Jagad RSUD Bendan.”
Penyusunan laporan penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas praktek klinik keperawatan. Dalam penyusunan laporan penelitian ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga kami mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Bapak Ns. Ta’adi  S.Kep M.HKes selaku dosen pembimbing klinik.
  2. Ibu Yurotul Mahfudah AMK selaku CI di ruang Sekar Jagad RSUD Bendan
  3. Ibu dan ayah kami telah mendidik, mendoakan, mendampingi, sampai membiayaiku hingga saat ini.
  4. Dan semua teman seangkatan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Pekalongan, 1 Desember 2014
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A.           Latar Belakang 1
B.            Tujuan 1
C.            Ruang Lingkup 1
D.           Sistematika 1
BAB II TINJAUAN TEORI 2
A.           Definisi 2
B.            Etiologi 2
C.            Tanda dan gejala 2
D.           Patofisiologi 3
E.            Komplikasi 3
F.             Penatalaksanaan 4
G.           Konsep dasar asuhan keperawatan 4
BAB III TINJAUAN KASUS 7
A.            Pengkajian 7
B.            Diagnosa Keperawatan 15
C.            Rencana Keperawatan 17
D.            Tindakan Keperawatan 19
E.             Evaluasi 25
BAB IV PEMBAHASAN 26
BAB V PENUTUP 27
A.           Kesimpulan 27
B.            Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
 


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Soft Tissue Tumor (STT) atau tumor jaringan lunak merupakan salah satu kasus yang jarang dijumpai di rumah sakit. Dari sekian banyak klien bedah di RSUD Bendan Pekalongan ruang sekarjagad, hanya ditemukan satu klien kasus Soft Tissue Tumor ini. Maka dari itu kami mengangkat kasus ini untuk dibahas secara detail.

B.       Tujuan
1.    Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengupas dan membahas tentang asuhan keperawatan pada klien post operasi Soft Tissue Tumor (STT).
2.    Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan klinik Keperawatan Medikal Bedah II.

C.      Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada laporan Soft Tissue Tumor ini adalah Ruang Sekarjagad kelas II di RSUD Bendan Pekalongan.

D.      Sistematika
Sistematika pada laporan kasus ini diantaranya adalah sebagai berikut. BAB I berisi pendahuluan yang meliputi : latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika. Kemudian pada BAB II berisi tinjauan teori meliputi : pengkajian, diagnose yang mungkin muncul, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi. Untuk BAB III berisi tinjauan kasus yang meliputi langkah- langkah dalam asuhan keperawatan antara lain : pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi. BAB IV berisi pembahasan. Dan yang terakhiir adalah BAB V penutup yang berisi simpulan dan saran.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      Definisi
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan oleh neoplasma dan nonneoplasma. (Brunner and Suddart. 2001)
Soft Tissue Tumor (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-selnya tidak tumbuh seperti kanker. (Price, Sylvia Anderson. 1995)
Kesimpulannya, Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.

B.       Etiologi
1.         Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen memiliki peran penting dalam diagnosis.
2.         Radiasi
Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang mendorong transformasi neoplastic.
3.         Lingkungan carcinogens
Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai carcinogens dan setelah itu dilaporkan meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.
4.         Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan meningkatkan kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak.
5.         Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.

C.      Tanda dan gejala
Tanda dan gejala tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi dimana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi. Dalam tahap awal, jaringan lunak tumors biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan lunak yang relatif elastis, tumors dapat tumbuh lebih besar, mendorong samping jaringan normal, sebelum mereka merasa atau menyebabkan masalah. kadang gejala pertama biasanya gumpalan rasa sakit atau bengkak. dan dapat menimbulkan gejala lainnya, seperti sakit atau rasa nyeri, karena dekat dengan menekan saraf dan otot. Jika di daerah perut dapat menyebabkan rasa sakit abdominal umumnya menyebabkan sembelit.

D.      Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak Soft Tissue Tumors (STT) adalah proliferasi masenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan.

PATHWAYS

E.       Komplikasi
Pada kasus Soft Tissue Tumor (STT) yang ditangani menggunakan  prosedur pembedahan komplikasi yang dapat muncul adalah :
1.         Prosedur pembedahan tersebut merupakan trauma jaringan lunak
2.         Efek anestesi bisa menyebabkan komplikasi sampai dengan kematian
F.       Penatalaksanaan
1.         Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan lunak tumor. Jika memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan margin yang aman dari jaringan sehat di sekitarnya. Penting untuk mendapatkan margin yang aman dari jaringan yang sehat disekitarnya
2.         Terapi radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah shrink Tumors operasi apapun untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal.
3.         Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau sesudah operasi untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau membunuh sel kanker yang tersisa.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.    Anamnesa, mengkaji riwayat kesehatan klien. Mengkaji dengan menggunakan PQRST
b.    Mengumpulkan data objektif dari klien
c.    Melakukan pemeriksaan fisik
d.   Melakukan pemeriksaan penunjang
2.      Diagnosa Keperawatan
a.    Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan luka post operasi
b.    Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post operasi
c.    Gangguan pola aktifitas berhubungan dengan luka post operasi
d.   Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
e.    Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi
3.      Perencanaan
Dx 1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan luka post operasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah gangguan perfusi jaringan teratasi.
Dengan kriteria hasil :
Ds. klien mengatakan sudah lebih membaik
Do. -  Klien tampak tenang
 -  Klien tampak sehat
Intervensi
-          Kaji TTV dan observasi keluhan utama
-          Kolaborasi dalam pemberian analgetik
-          Atur posisi nyaman

Dx 2. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post operasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah gangguan perfusi jaringan teratasi.
Dengan kriteria hasil :
Ds. Klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi
Do. -  skala nyeri berkurang (skala 2)
 -  klien bisa melakukan teknik relaksasi mandiri
Intervensi
-          Kaji nyeri PQRST
-          Observasi keluhan utama
-          Manajemen nyeri
-          Atur posisi nyaman
-          Kolaborasi dalam pemberian analgetik

Dx 3. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan luka post operasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien dapat beraktivitas dengan normal lagi,
Dengan kriteria hasil :
Ds. Klien mengatakan sudah sedikit bisa berjalan
Do. -  klien tampak tenang
 -  klien bisa berpakaian sendiri
 -  klien dapat berpindah sendiri
Intervensi
-          Observasi keluhan utama
-          Atur posisi nyaman
-          Ajarkan teknik relaksasi
-          Ajarkan ROM aktif dan pasif



Dx 4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan cemas klien dapat berkurang
Dengan kriteria hasil :
Ds. Klien mengatakan memahami tentang penyakitnya
Do. -  klien tampak tenang
Intervensi
-          Atur posisi nyaman
-          Motivasi klien
-          Berikan penkes tentang penyakit yang diderita

Dx 5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko infeksi pada klien dapat teratasi.
Dengan kriteria hasil :
Ds. Klien mengatakan sudah lebih baik
Do. -  klien tampak tenang
Intervensi
-          Atur posisi nyaman
-          Observasi keluhan utama
-          Lakukan tindakan medikasi
-          Kolaborasi dalam pemberian antibiotic













BAB III
TINJAUAN KASUS


A.      PENGKAJIAN
Ruang/RS                         : SEKAR JAGAD / RSUD BENDAN
No Register                      : D52562
Tanggal Masuk                 : 23 November 2014
Tanggal Pengkajian          : 24 November 2014. Jam 13.00
Diagnosa Medis               : Soft Tissue Tumor (STT)

              I.     Identitas
a.       Identitas klien
Nama                    : Ny. Q
Umur                    : 65 Th
Agama                  : Islam
Jenis kelamin        : Perempuan
Pendidikan           : SD
Pekerjaan              : Ibu Rumah Tangga
Suku/bangsa         : Jawa/Indonesia
Alamat                 : Banyu Urip, Pekalongan.
b.      Identitas penangguang jawab
Nama                        : Tn. B
Umur                        : 34 Th
Pekerjaan                  : Wiraswasta
Hubungan dg klien  : Jawa/Indonesia
Alamat                     : Banyu Urip, Pekalongan.

           II.     Status kesehatan
a.     Persepsi kesehatan/manajemen kesehatan
1.    Alasan masuk rumah sakit
Klien mengatakan ada benjolan yang semakin membesar dipaha sebelah kiri, dan salah satu anggota keluarganya menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit.

2.    Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke RSUD Bendan pada tanggal 23 November 2014 dengan masalah adanya benjolan di paha sebelah kiri.
3.    Keluhan utama saat pengkajian
Klien mengatakan adanya luka bekas operasi
Pengkajian PQRST
P :  Paha sebelah kiri bekas luka pembedahan
Q:  Nyeri tusuk
R            :  Paha sebelah kiri
S :  Skala 6 (nyeri sedang)
T :  Sewaktu-waktu
4.    Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan di keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit HIV, Hepatitis B, TBC dan lainnya.
5.    Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan bahwa tiga tahun yang lalu dirinya pernah menjalani operasi serupa di RS Swasta yang ada di Pekalongan.

b.    Nutrisi dan metabolik
Klien tidak memiliki diet tertentu,
Sebelum sakit
Makan
·         Frekuensi                : 3x sehari
·         Jumlah                     : 1 porsi setiap makan
·         Jenis makanan         : nasi putih, lauk, sayur
·         Keluhan                  : tidak ada
Minum
·         Frekuensi                : 7 – 8 gelas (1600 cc)
·         Jenis minuman        : air putih, teh.
·         Keluhan                  : tidak ada

Selama sakit
Makan
·         Frekuensi                : 3x sehari
·         Jumlah                     : 1 porsi setiap makan
·         Jenis makanan         : nasi putih/bubur, lauk, sayur
·         Keluhan                  : tidak ada
Minum
·         Frekuensi                : 7 – 8 gelas (1600 cc)
·         Jenis minuman        : air putih, teh.
·         Keluhan                  : tidak ada
Masalah keperawatan : * tidak ada *

c.     Eliminasi
BAB
Sebelum sakit
·         Frekuensi    : 2 hari sekali
·         Konsistensi : Lunak
·         Bau             : Khas
·         Keluhan      : Tidak ada
Selama sakit
·         Frekuensi    : 2 hari sekali
·         Konsistensi : Lunak
·         Bau             : Khas
·         Keluhan      : Tidak ada

BAK
Sebelum sakit
·         Frekuensi    : 4 – 6 x sehari
·         Bau             : Khas
·         Keluhan      : Tidak ada
Selama sakit
·         Frekuensi    : 5 – 6 x sehari
·         Bau             : Khas
·         Keluhan      : Tidak ada

d. Aktivitas
Sebelum sakit
·         Duduk                      : Mandiri
·         Berdiri                      : Mandiri
·         Toileting                   : Mandiri
·         Personal Hygiene     : Mandiri
Selama sakit
·         Duduk                      : di bantu orang lain
·         Berdiri                      : di bantu orang lain
·         Toileting                   : di bantu orang lain
·         Personal Hygiene     : di bantu orang lain
Masalah keperawatan : *Perubahan pola aktivitas berhubungan dengan luka post operasi*

e.  Kebutuhan istirahat dan tidur
Klien tidak mengalami gangguan tidur.
Sebelum sakit         : klien tidur 5 – 7 jam/hari
Selama sakit            : klien tidur 5 – 8 jam/hari
Masalah keperawatan : * tidak ada *

f.   Persepsi/kognitif
Tingkat kesadaran klien composmentis, klien tidak memiliki keluhan ingatan (pikun ataupun amnesia). Klien tidak menggalami gangguan dalam berbicara. Klien merasakan nyeri
P     :  luka post op. soft tissue tumor
Q     :  Nyeri tusuk
R     :  Paha sebelah kiri bagian posterior
S     :  Skala 6 (nyeri sedang)
T     :  Sewaktu-waktu
Masalah keperawatan : nyeri berhubungan dengan luka post operasi

g.  Persepsi diri
Klien mengatakan dirinya seorang hamba Allah yang sedang terkena cobaan dan akan selalu sabar dalam menghadapi. Klien mengharapkan kesembuhan dan ber doa agar tidak terjadi masalah seperti ini lagi. Klien merasa cemas saat akan dilakukan tindakan pembedahan, namun setelah dilakukan tindakan pembedahan rasa cemas klien hilang.
Masalah keperawatan : * tidak ada *

h.  Hubungan sosial
Orang terdekat anak dan keluarga, Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat baik. Yang membantu/merawat klien seusai dari rumah sakit adalah keluarga terdekatnya. Tidak ada hambatan yang berhubungan dengan orang lain.
Masalah keperawatan : * tidak ada *

i.    Seksualitas/rproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah dan memiliki 4 orang anak. Klien sudah dalam masa menopause.
Masalah keperawatan : * tidak ada *

j.    Mekanisme koping
Klien mengatasi stress yang dialaminya dengan cara tabah berserah diri dan lebih mendekatkan diri pada sang Maha pencipta.
Masalah keperawatan : * tidak ada *

k.  Spriritual
Klien beragama islam, dan selalu menjalankan perintah agama dengan baik. Klien sering membantu sesama umat.
Masalah keperawatan : * tidak ada *

             III. Pemeriksaan penunjang
a.     Keadaan Umum
1.    Kesadaran : Composmentis
GCS   : 15    ,  m    :    6   ,  v   :    5   ,   mata : 4
2.    TTV
TD          : 150/80 mmHg
Nadi       : 82 x/menit
Suhu       : 36,50C
RR          : 20 x/menit
b.    Pemeriksaan Fisik head to toe
1.    Kepala dan Rambut
Inspeksi  : bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, rambut berwarna hitam dan beruban.
2.    Mata
Inspeksi  : letak mata simetris, konjung tidak anemis, reflek pupil isokor.
3.    Telinga
Inspeksi  : bentuk simetris (kanan dan kiri), keadaan bersih tidak ada serumen
4.    Mulut
Inspeksi  : mukosa mulut lembab, tidak ada sekret di tenggorokan.
5.    Leher
Inspeksi  : keadaan bersih
Palpasi    : tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis, reflek menelan baik.
6.    Dada
a)    Paru – paru
Inspeksi         : nafas teratur, tidak menggunakan otot bantu nafas.
Auskultasi     : suara paru vesikuler
Palpasi           : tidak ada nyeri tekan
Perkusi          : sonor
b)   Jantung
Inspeksi         : tampak ictus cordis
Auskultasi     : bunyi jantung lup dup
Palpasi           : tidak ada nyeri tekan
7.    Abdomen
Inspeksi              : simetris, tidak ada pembengkakan
Auskultasi          : bising usus 3-15x per menit
Palpasi                : tidak ada nyeri tekan
Perkusi                : timpani
8.    Genitalia dan anus
Inspeksi  : klien berjenis kelamin perempuan, tidak terpasang kateter, bersih tidak ada lesi
9.    Kulit
Inspeksi  : warna kulit kuning langsat, tidak ada alergi dan lesi.
Palpasi    : turgor kulit baik (kembali kurang dari 2 detik)
10.    Ekstremitas atas
a)    Dextra
Inspeksi         : bentuk tangan kanan simetris, tidak terdapat kelainan, tepasang infus Ringer Laktat 20 tpm
b)   Sinistra
Inspeksi         : bentuk tangan kiri simetris,tidak ada kelainan
11.    Ekstemitas bawah
a)    Dextra
Inspeksi         : bentuk kaki kanan simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan, tidak ada edema.
b)   Sinistra
Inspeksi         : pada bagian posterior terdapat luka post operasi sepanjang 20 cm, dengan 17 jahitan, keadaan luka bersih tanpa pus dan luka terpasang drain, pergerakan kurang bebas .
Palpasi           : nyeri tekan skala 6 area luka.


c.     Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan tanggal : 23 November 2014

Jenis pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai normal
a.  Pemeriksaan darah rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Lekosit
Trombosit
Eritrosit

b. Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW CV
RDW SD
PDW
MPV
PLCR

8,5
26,7
8,01
173
2,95


90,5
20,8
31,8
16,7
51,3
8,5
8,5
12,1

g/dl
%
10^3 /ul
10^3/ul
10^6/ul


Fl
pg
g/dl
%
fL
fL
fL
%

11,5 – 16,5
35,0 – 47,0
4,0 – 10,0
150 – 500
4,4 – 6,0


79,0 – 99,0
27,0 – 31,0
33,0 – 37,0
11,5 – 14,5
33 – 47
9 – 13
7,9 – 11,1
15,0 – 25,0

d.    Terapi
Terapi yang diberikan pada tanggal 24 November 2014
·       Infus Ringer Laktat 20 tpm
·       Infus Natrium Clorida 20 tpm
·       Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gram
·       Injeksi Ketorolac 3 x 1 ampul
·       Oral Astranex 3 x 500 mg
·       Oral Vitamin K 1 x 1 tablet
·       Oral Vitamin C 1 x 1 tablet


























B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien          : Ny. Q
Ruang/No Reg     :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis   :Post Operasi Soft Tissue Tumor
No
Tanggal
Data Fokus
Problem/Masalah
Etiologi
Diagnosa Keperawatan
1.
24 Nov 2014
Ds.
·  Klien mengata-kan nyeri di paha
P : luka post op.
Q : nyeri tekan
R : Paha kiri
S : Skala nyeri 6
T : sewaktu -waktu

Do.
·  Klien tampak lemas
Nyeri
Terputus-nya konti-nuitas jari-ngan
Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan luka post operasi
2.
24 Nov 2014
Ds.
·  Klien menga-takan ada luka post operasi di pahanya.

Do.
·  Luka post operasi. Di pahanya ter-pasang drainase
Resiko Infeksi
Luka post operasi
Resiko tinggi infeksi b.d luka post operasi
3.
24 Nov 2014
Ds.
·  Klien menga-takan tidak dapat melakukan aktivi-tas secara bebas

Do.
·  Aktivitasnya di bantu orang lain

Ganggu-an pola aktivitas
luka post operasi
Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan luka post operasi































C.      RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien          : Ny. Q
Ruang/No Reg     : Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis   : Post Operasi Soft Tissue Tumor
No
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria hasil
Intervensi
Paraf
1.
24 Nov 2014
Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan luka post operasi
Setelah dilakukan tin-dakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah nyeri dapat teratasi dengan kriteria :
Ds. Klien mengata-kan nyerinya  ter-kontrol

Do.
P : posisi semi fowler
Q : nyeri tekan ringan
R : paha kiri
S : skala nyeri 2
T : Hilang
1.     Atur posisi nyaman
2.     Ajarkan teknik relaksasi
3.     Pantau TTV
4.     Memberi-kan obat analgetik

2.
24 Nov 2014
Resiko tinggi infeksi b.d luka post operasi
Setelah dilakukan tin-dakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko tinggi infeksi dapat diminimalkan dengan kriteria :

Ds.
·    Klien mengata-kan lukanya membaik.
·    Klien mengatakan tidak merasa nyeri pada area luka post op

Do.
·    Luka tampak bersih
·    Luka tampak kering
·    Tidak ada pembeng-kakan

1.    Atur posisi nyaman
2.    Lakukan tindakan medikasi
3.    Pantau TTV
4.    Memberi-kan obat analgetik

3.
24 Nov 2014
Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan luka post operasi
Setelah dilakukan tin-dakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko tinggi infeksi dapat diminimalkan dengan kriteria :
Ds.
·  Klien mengatakan tidak dapat melaku-kan aktivitas secara bebas

Do.
·  Aktivitasnya di bantu orang lain

1.    Observasi keluhan utama
2.    Atur posisi nyaman
3.    Ajarkan teknik relaksasi
4.    Ajarkan ROM aktif dan pasif











D.      TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien          : Ny. Q
Ruang/No Reg     :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis   :Post Operasi Soft Tissue Tumor
Tanggal
Jam
Dx
Tindakan Keperawatan
Respon Klien
Paraf
26 Nov 2014
10.00







1,2,3







1,3









1,2










1,2














3












3
Mengatur posisi semi fowler






Mengajarkan tek-nik nafas dalam, dan mengalihkan perhatian dengan mengajak ber-bincang




Mengukur teka-nan darah klien, dan mengobser-vasi cairan yang keluar dari luka post. Operasi





Melakukan tinda-kan pemberian obat :
Injeksi
Ceftriaxone 1x1gr
Ketorolac 3 x 1 amp

Oral
Vitamin K  1 x 1
tablet
Vitamin C 1 x 1 tablet

Observasi keluhan utama











Ajarkan ROM aktif dan pasif



Ds.
Klien mengatakan nyaman

Do.
Klien tampak tenang


Ds.
·       Klien mengatakan sudah sedikit tenang
Do.
·       Klien tampak tenang
·       Klien dapat melakukan teknik nafas dalam


Ds.
·       Klien kooperatif
Do.
·       TD : 150/90 mmHg
·       Jumlah cairan yang masuk ke penampungan drainase sebanyak 25 cc


Ds.
·       Klien kooperatif
Do.
·       Tidak ada syok
·       Tidak ada alergi pada obat









Ds.
·       Adanya nyeri post op
Do.
P:  Paha sebelah kiri bekas luka pembedahan
Q:  Nyeri tusuk
R:  Paha sebelah kiri
S:  Skala 6 (nyeri sedang)
T:  Sewaktu-waktu


Ds.
·       Klien kooperatif
Do.
·       Klien dapat berge-rak perlahan
·       Pergerakan kurang bebas

27 Nov 2014
10.00







1,2,3






1,3









1,2










1,2














3












3
Mengatur posisi semi fowler





Mengajarkan tek-nik nafas dalam, dan mengalihkan perhatian dengan mengajak ber-bincang




Mengukur teka-nan darah klien, dan mengobser-vasi cairan yang keluar dari luka post. Operasi





Melakukan tinda-kan pemberian obat :
Injeksi
Ceftriaxone 1x1gr
Ketorolac 3 x 1 amp

Oral
Vitamin K  1x1 tablet
Vitamin C 1x1 tablet

Observasi keluhan utama











Ajarkan ROM aktif dan pasif


Ds.
Klien mengatakan nyaman
Do.
Klien tampak tenang


Ds.
·       Klien mengatakan sudah sedikit tenang
Do.
·       Klien tampak tenang
·       Klien dapat melakukan teknik nafas dalam


Ds.
·       Klien kooperatif
Do.
·       TD : 140/90 mmHg
·       Jumlah cairan yang masuk ke penampungan drainase sebanyak 15 cc


Ds.
·       Klien kooperatif

Do.
·       Tidak ada syok
·       Tidak ada alergi pada obat








Ds.
·       Adanya nyeri post op
Do.
P:  Paha sebelah kiri bekas luka pembedahan
Q:  Nyeri tusuk
R:  Paha sebelah kiri
S:  Skala 6 (nyeri sedang)
T:  Sewaktu-waktu


Ds.
·       Klien kooperatif
Do.
·       Klien dapat berge-rak perlahan
·       Pergerakan lebih bebas


28 Nov 2014
10.00







1,2,3





1,3









1,2









1,2











2







3












3
Mengatur posisi semi fowler




Mengajarkan tek-nik nafas dalam, dan mengalihkan perhatian dengan mengajak ber-bincang




Mengukur teka-nan darah klien, dan mengobser-vasi cairan yang keluar dari luka post. Operasi




Melakukan tinda-kan pemberian obat :
Injeksi
Ceftriaxone 1x1gr
Oral
Vitamin K  1x1 tablet
Vitamin C 1x1 tablet

Melakukan tinda-kan medikasi luka post operasi





Observasi keluhan utama











Ajarkan ROM aktif dan pasif

Ds.
Klien mengatakan nyaman
Do.
Klien tampak tenang

Ds.
·       Klien mengatakan sudah sedikit tenang
Do.
·       Klien tampak tenang
·       Klien dapat melakukan teknik nafas dalam


Ds.
·       Klien kooperatif
Do.
·       TD : 130/80 mmHg
·       Jumlah cairan yang masuk ke penampungan drainase sebanyak 5 cc

Ds.
·       Klien kooperatif
Do.
·       Tidak ada syok
·       Tidak ada alergi pada obat






Ds.
·       Klien kooperatif
Do.
·       Luka kering
·       Tidak terdapat pus
·       Tidak ada tanda infeksi

Ds.
·       Adanya nyeri post op
Do.
P:  Paha sebelah kiri bekas luka pembedahan
Q:  Nyeri tusuk
R:  Paha sebelah kiri
S:  Skala 3 (nyeri ringan)
T:  Sewaktu-waktu


Ds.
·       Klien kooperatif
Do.
·       Dapat beraktivitas secara mandiri













E.       EVALUASI
Nama Klien          : Ny. Q
Ruang/No Reg     :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis   :Post Operasi Soft Tissue Tumor
No
Tanggal
Jam
Dx
Evaluasi
Paraf
1.
28 Nov 2014
11.00
1
S : klien mengatakan nyerinya sudah ber -
 kurang dan terkontrol.
O : -  TD = 130/80
-     Skala nyeri 3
-     Jumlah yang keluar dari luka post operasi 5 cc
-     Klien tampak tenang
A : masalah teratasi
P  : pertahankan intervensi

11.30
2
S : klien mengatakan sudah lebih tenang
O : -  TD = 130/80
-     Jumlah yang keluar dari luka post operasi 5 cc
-     Klien tampak tenang
A : masalah teratasi
P  : pertahankan intervensi

12.00
3
S :  klien mengatakan sudah dapat berakti-
vitas secara mandiri
O : -  Dapat duduk sendiri
-     Tidak ketergantungan dengan orang lain
A : masalah teratasi
P  : pertahankan intervensi








BAB IV
PEMBAHASAN

Di dalam tinjauan teori terdapat lima diagnosa keperawatan tetapi pada tinjauan kasus penyusun hanya mencantumkan dua diagnosa hal tersebut dikarenakan :
Pada diagnosa cemas behubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya, penyusun tidak mencantumkan hal tersebut dikarenakan klien sudah pernah mengalami hal serupa tiga tahun yang lalu, dan sudah melakukan operasi untuk menagani STT. Hal tersebut menjadikan mental klien lebih kuat dan klien sudah benar-benar paham dengan penyakitnya tersebut untuk itu klien tidak merasa cemas.
Pada diagnosa gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan post operasi, penyusun tidak mencantumkan diagnosa tersebut dikarenakan pada saat pengkajian klien tidak ada keluhan mengenai perfusi jaringan.
Pada intervensi dengan diagnosa resiko tinggi infeksi, terdapat tindakan medikasi pada perencanaan. Akan tetapi pada saat pelaksanaan dari rencana keperawatan yang telah dibuat tindakan ini hanya dilakukan hari ketiga. Seharusnya tindakan medikasi dilakukan selama 3 x 24 jam. Hal ini dikarenakan pada klien post operasi jika dilakukan tindakan medikasi secara langsung, dapat memperlambat proses pemulihan/pengeringan luka operasi.
Pada tinjauan teori terdapat beberapa rencana keperawatan salah satunya adalah kolaborasi dengan pemberian analgetik, pada tinjauan kasus di dalam rencana keperawatan penyusun tidak mengkolaborasi namun penyusun hanya mengikuti advis dari dokter untuk memberikan analgetik. Hal tersebut dibuktikan dengan tercantumnya injeksi ketorolac (analgetik) dalam kolom terapi.










BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian tinjauan kasus di atas, didapatkan 3 diagnosa keperawatan, antara laian nyeri dan resiko infeksi. Pada tinjauan teori terdapat 5 diagnosa, namun pada tinjauan kasus hanya muncul 3 diagnosa.
Rencana dan tindakan keperawatan berupa tindakan individu dan kolaborasi dengan dokter sebagai berikut : mengatur posisi semi fowler, mengajarkan teknik nafas dalam dan pengalihan perhatian, mengukur tekanan darah dan cairan yang keluar, melakukan medikasi, melakukan tindakan pemberian obat, mengkaji keluhan ,dan latihan ROM,  
Dengan hasil catatan perkembangan terakhir semua masalah teratasi.

B.     Saran
1.        Pada tinjauan teori medikasi dilakukan selama 3 x 24 jam, namun pada tinjauan kasus, medikasi hanya dilakukan pada hari ketiga saja. Hal tersebut di karenakan luka post operasi belum kering. Apabila medikasi dilakukan pada hari pertama maka akan memungkinkan resiko pada luka jahitan tidak tertutup secara sempurna. Untuk itu medikasi dilakukan pada saat luka sudah mengering.
2.        Dalam rangka mengurangi resiko tinggi infeksi, klien diharapkan untuk dapat menjaga kebersihan tubuhnya (personal hygiene).













DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Ed 8. . Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Rahmadi, Agus. 1993. Perawatan Gangguan Sistem Muskuloskletal. Banjarbaru: Akper Depkes.
Reeves, J. Charlene. Et al. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika
Tucker, Susan Martin et al.1999Standar Perawatan Pasien Edisi V Vol 3. Jakarta : EGC



 


No comments:

Post a Comment