MATERI 1
ASUHAN KEPERAWATAN DI KAMAR BEDAH
PENDAHULUAN
Ø Operasi
Ø Perawatan perioperatif
1.
Praoperatif
2.
Intraoperatif
3.
Postoperatif
PEMBEDAHAN
Merupakan :
-
Bagian dari
tahap pengobatan
-
Relatif singkat
-
Menakutkan/was-was
-
Sangat penting
& menentukan
Pendahuluan
Tujuan
-
Mampu memberikan askep pasien yang akan operasi
-
Punya acuan
dalam memberikan askep di kamar bedah
-
Mampu melakukan pengolahan
di ruang pulih sadar
Jenis pembedahan
-
Sifat pembedahan
-
Alasan
pembedahan
ASKEP PASIEN DI KAMAR BEDAH
A.
PENGERTIAN
Proses
pemberian askep pada pasien perioperatif
Di
kamar bedah di bagi menjadi
-
Praoperatif
-
Intraoperatif
-
Postoperatif
B.
ASKEP PRA OPERATIF DI KAMAR BEDAH
Personil
kamar bedah
1.
Operator
2.
Dokter anestesi
3.
Asisten operator
4.
Instrumentator
5.
Sirculating
nurse
6.
Asisten anestesi
7.
Tehnisi lain
-
Pasien masuk
kamar bedah/ sejak di program untuk operasi à ruang persiapan
-
Timbang terima
(Sirculating nurse)
a)
Identitas pasien
b)
Validasi data
c)
Telaah catatan
pasien
d)
Cel list pra
operasi
-
Tujuan askep
preoperatif
a)
Identifikasi dan
penuhi belajar pasien dan keluarga
b)
Meningkatkan
ketenangan pasien
c)
Memenuhi dan
koreksi kebutuhan cairan, nutrisi
d)
Tingkatkan
istirahat
e)
Kurangi
mikroorganisme kulit dan potensi innfeksi post operasi
f)
Cegah aspirasi,
vomitus, obstruksi oral
g)
Cegah trauma
fisik selama anestesi
h)
Lindungi barang
milik pribadi pasien
-
Pengkajian pre
bedah (faktor resiko operasi)
a)
Umur
b)
Status nutrisi
c)
Keseimbangan cairan
elektrolit
d)
Kesehatan mental
dan sikap pasien
e)
Medikasi
(antikoagulan, penenang, heroin, antibiotic, diuretik)
f)
Kesehatan umum
pasien (Infeksi, DM, hati, koagulasi)
-
Fokus pengkajian
a)
Status
fisiologis à
tingkat sehat sakit, tingkat kesadaran.
b)
Status psikososial
à ekpresi
kekhawatiran, tingkat ansietas, missal komunikasi verbal, mekanisme koping.
c)
Status fisik à area operasi, kondisi kulit, persiapan, pencukuran,
pergerakan sendi
-
Diagnosa perawat
yang mungkin muncul
I.
Takut
II.
Cemas
III.
Resiko cedera
-
Tujuan
1).
Takut hilang/berkurang
2).
Cemas
hilang/berkurang
3).
Tidak terjadi
cedera
-
Fokus intervensi
1).
Salam
2).
Perkenalan
identitas
3).
Beri penjelasan
kepada pasien dan keluarga
4).
Pastikan pasien
aman saat pindah ke meja operasi
5).
Beri support
mental
6).
Anjurkan berdoa
C.
ASKEP INTRA OPERATIF DI KAMAR BEDAH
-
Dari ruang
persiapan à
masuk kamar operasi à
dilakukan pembedahan
-
Fokus pengkajian
(subyektif obyektif)
-
Tugas perawat
membantu tim bedah
DIAGNOSA PERAWAT YANG MUNGKIN MUNCUL
-
Resti inefektif
jalan napas
-
Resti aspirasi
-
Resti infeksi
-
Resti gangguan
keseimbangan cairan & elektrolit
-
Resti cedera :
aberasi/combustio
-
Resti hipotermi
TUJUAN
-
Tidak terjadi
inefektif jalan napas
-
Tidak terjadi
aspirasi
-
Tidak terjadi
infeksi
-
Tidak terjadi
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
-
Tidak terjadi
cedera
-
Tidak terjadi
hipotermi
FOKUS INTERVENSI
-
Kaji kefeektifan
jalan napas
-
Pasang NGT
-
Pasang
orofaringeal tube
-
Monitor vital
sign
-
Cuci sesuai
prosedur
-
Pastikan
alat-alat dalam keadaan steril
-
Bersihkan area
yang akan di operasi
-
Monitor jumlah
pengeluaran cairan (darah, urin)
-
Monitor turgor
kulit pasien
-
Lakukan
pemasangan IV line jika diperlukan
-
Pasang netral
elektrocouter sesuai prosedur dan awasi selama jalanna operasi
-
Pasang
penghangat pada meja operasi
-
Selimuti pasien
pada area yang akan terbuka
-
Monitor suhu
tubuh
IMPLEMENTASI YANG HARUS DILAKUKAN
-
Sirculating
Nurse
Mendokumentasikan semua
tindakan dan kejadian yang terjadi saat operasi
-
Srub Dan
Sirculating Nurse
Menghitung jumlah
instrument, BHP (Benang, Jarum, Kasa) à sebelum dan sesudah operasi.
D.
ASKEP POST OPERASI DI KAMAR BEDAH
-
Dari kamar
operasi à
ruang pulih sadar/Post Anestesi Care Unit (PACU)
-
Timbang terima
dengan petugas ruang pulih sadar
-
Masa paling
kritis
-
Tugas perawat :
a)
Bantu pasien
pulih dari anestesi
b)
Pertahankan
sistem tubuh pasien
c)
Cegah komplikasi
d)
Cegah
ketidaknyamanan pasien
IMPLEMENTASI
-
Monitor
kepatenan jalan napas
-
Monitor vital
sign
-
Bantu pasien
dalam pemenuhan kebutuhan
-
Pasang pengaman
-
Ciptakan
lingkungan terapeutik
-
Cegah hipotermi
MATERI
2
PENGOLAHAN
PASIEN DI RUANG PULIH SADAR
Ø PENGERTIAN
Suatu langkah pengolahan standart
keperawatan di ruang pulih sadar
Ø STANDAR
FASILITAS
1. Oksigen
sentral
2. Suction
sentral
3. Laringoskop
Ø PENGOLAHAN
PASIEN DI RUANG PULIH SADAR
1. Orofaringeal
tube
2. Monitor
vital sign
3. Stetoskop
4. Ambubag
5. Monitor
EKG
Ø KRITERIA
PASIEN KELUAR DARI PACU MENURUT CARPERNITO, 1995
1. Prosedur
-
Siapkan keperluan dan cek alat untuk
siap pakai
-
Lakukan timbang terima dari kamar
operasi
-
Cek : identitas, catatan medik, advis
medik, perlengkapan pasien.
-
Lakukan monitor pasien secara continue
1x/5menit pada 15 menit pertama
2. Pengolahan
pasien di ruang pulih sadar
-
1x/10 pada 30 menit pertama :
Dengan aldrette score à anestesi umum
Dengan bromage score à regional
anestesi
Dengan steward score à pasien
anak-anak
-
Monitor tanda alergi pada lokal anestesi
-
Catat di catatan medis 16
-
Informasikan ke operator dan anestesi
jika ada hal membahayakan
-
Timbang terima dengan petugas ruangan
Ø ALDRETTE
SCORE
- Aktivitas
Mampu gerak 4
ekstrimitas à
2
Mampu gerak 2
ekstrimitas à
1
Tidak mampu gerak ekstrimitas à 0
- Respirasi
Mampu
napas dalam dan batuk à
2
Dyspneu,
usaha bernapas à
1
Apneu à
0
- Sirkulasi
TD ± 20 mmHg pre anestesi à 2
TD ± 20-50 mmHg à
1
TD > 50 mmHg pre anestesi à 0
- Kesadaran
Sadar penuh à
2
Bangun jika di panggil à
1
Tidak ada respon à
0
Ø STEWARD
SCORE (boleh kembali ke ruang dengan score ≥ 5)
-
Aktifitas
Bangun à
2
Respon terhadap
rangsang à
1
Tidak ada respon à
0
-
Respirasi
Batuk/menangis à
2
Pertahanan jalan napas à
1
Perlu bantuan napas à
0
-
Motorik
Gerak bertujuan à
2
Gerak tanpa tujuan à
1
Tiddak ada gerakan à
0
Ø BROMAGE
SCORE (boleh kembali ke ruang dengan score ≤ 2)
1. Gerakan
penuh di tungkai à
0
2. Tidak
mampu ekstensi tungkai à
1
3. Tidak
mampu fleksi lutut à
2
4. Tidak
mampu fleksi pergelangan kaki à
3
MATERI 3
STANDAR OPERASIONAL PENAMPILAN PROFESIONAL KAMAR
BEDAH
Standar operasional penampilan
profesional kamar bedah tergantung
1.
Penderita (tipe
operasi)
2.
Tim bedah
-
Infeksi RS
(nosokomial) dan infeksi dari pekerjaan merupakan masalah yang penting di
seluruh dunia dan terus meningkat (Alvarado, 2000)
-
Tingkat infeksi
nosokomial di Eropa dan Amerika (1%) dan Asia (>40%) (Lynch, 1997)
SEJARAH PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
1.
Tahun 1847
-
Angka kematian
postpartum akibat infeksi puerperalis yang ditolong oleh dokter / mahasiswa lebih
tinggi dibanding yang ditolong oleh bidan
-
Kolletschka
(Prof Pat) + karena terluka pada saat melakukan autopsi, hasil autopsi
jenazahnya sesuai dengan gejala yang sama infeksi pada puerperalis.
-
Cuci tangan
dengan clorine. Pelopor Dr. Ignaz Philipp Semmelweis.
2.
Dr. Joseph
Lister
-
Tingginya angka
pada pasien fraktur terbuka
-
Pateur menemukan
mikroba à
peragian pada pembuatan anggur
-
Atas dasar
tersebut maka lister mengemukakan bahwa pembusukan dan penanahan juga
disebabkan oleh mikroba
-
Lister membuat
proses pencucian luka dengan karbol à angka kejadian menurun
-
Dengan didukung
oleh teori Koch lahir konsep “Antiseptik”
3.
Dr. William
Steward Halsted
Menemukan dan
mempelopori pemakaian sarung tangan dan konsep suci hama
4.
Florence
Nightingale
Kontrol nyeri à Chloroform
NOSOCOMIAL INFECTIONS (Nosos disease,
korneos hospital)
Infeksi yang diperoleh penderita selama
dirawat di RS
Kriteria :
1.
Sewaktu pasien
masuk RS
2.
Tanda klinis
baru timbul setelah pasien dirawat 2 x 24 jam
INFEKSI NOSOKOMIAL
-
Infeksi luka
operasi
-
Infeksi saluran
napas bawah
-
Infeksi saluran
kemih
-
Bakterimia
-
Gastroenteritis
-
Hepatitis B
-
Infeksi nifas
………. Dll
SUMBER INOS KAMAR BEDAH
1.
Alat – alat
bedah
2.
Pasien
3.
Lingkungan
4.
Petugas kamar
bedah
PENCEGAHAN INOS KAMAR BEDAH
1.
Petugas
-
Tegakkan SOP
-
Universal
precaution (masker, sarung tangan, gaun/apron,goggle, alas kaki)
-
Prinsip aseptik
dan antiseptic
-
Cuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan prosedur
-
Pemakaian masker
harus menutupi hidung dan wajah bagian bawah, ganti jika sudah lembab, kotor.
-
Hindari
penyerahan alat tajam secara langsung
-
Petugas dengan
lesi kulit tidak diperkenankan melaksanakan tindakan bedah
-
Tempat khusus
untuk buang alat tajam
-
Petugas tidak
banyak bicara, mondar-mandir dikurangi dan jumlah petugas peruang dibatasi
-
Anatomi tangan
pengaruhi kebersihan (makin besar makin susah)
2.
Alat – alat
-
Washing,
setting, packing, sterilisasi
-
Sedapat mungkin
memakai alat disposable
-
Perhatikan
kebutuhan bungkusan, tidak terbuka, tidak kotor, kelembapan bungkusan, tanggal
sterilisasi (berlaku 6x24 jam)
-
Instrument yang
digunakan untuk operasi, sepsis segera amankan untuk mencegah kontaminasi
-
Tempat larutan
antiseptic harus sering diganti minimal 1 minggu sekali
-
Alat-alat
seperti anestesi, meja operasi, dll bersihkan dengan desinfektan.
3.
Persiapan pasien
-
Makin lama rawat
inap makin resiko pasien menalami INOS & stress
-
Bila perlu
lakukan biakan kuman untuk pasien yang rawat inap lama untuk gambaran kuman
yang berpotensi post operasi
-
Pencukuran
daerah operasi
-
Makin lama rawat
inap makin stress…imun ?
-
Premedikasi,
profilaksis sesuai advis
-
Puasa, huknah
-
Persiapan KU
4.
Lingkungan
-
Penerangan cukup
-
Ventilasi/sirkulasi
udara masuk Kamar Operasi harus menggunakan hepa filter
-
Suhu antara 14oC-18oC
kelembapan 50-55%
-
Pengololaan
limbah
-
Tekanan udara
dalam kamar operasi harus lebih besar/positif dari luar (coridor)
-
Arus lalu
lintas, jumlah petugas harus dibatasi
-
Pembagian daerah
kamar operasi
1.
Daerah publik
2.
Daerah semi
publik
3.
Daerah aseptik
4.
Daerah aspektif
1
5.
Daerah aseptik 2
SEKEDAR TAHU
APAKAH INFEKSI PASCA OPERASI TERJADI
ATAU TIDAK, BERGANTUNG PADA BERBAGAI FAKTOR
1.
Jumlah
mikroorganisme yang memasuki luka
2.
Virulensinya
(kemampuan untuk menyebabkan penyakit)
3.
Usia, ras,
status sosioekonomi, dan penyakit kronis
EFFICIENCY OF HAND HYGIENE PREPARATION
IN KILLING BACTERIA
Good Better Best
Plain Soap Antimikrobial soap Alcohol-based handscrub
KONSEP PENCEGAHAN INFEKSI
1.
Pare
2.
Halsted
3.
Lister
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ILO
1. Lama operasi
2. Penggunaan AB profilaksi
3. Mencukur rambut sebelum operasi
4. Lama perawatan sebelum operasi
5. Penggunaan darah/implant
6. Kerusakan jaringan
7. Kehilangan darah
8. Teknik operasi
|
1. Usia
2. Malnutrisi
3. Obesitas
4. Imunosupresan
5. DM
6. Kortikosteroid
7. Kategori luka operasi
|
GAMBARAN JUMLAH TIM OPERASI/ORANG YANG
ADA DALAM KAMAR OPERASI DENGAN JULAH KUMAN YANG ADA DI UDARA
Jumlah Orang
|
Jumlah Operasi
|
Jumlah kuman/
meter kubik udara
|
|
Berkisar
antara
|
Rata-rata
|
||
6 – 8
|
11
|
27 – 132
|
80,4
|
9 – 12
|
14
|
48 – 213
|
131,3
|
Lebih dari 13
|
3
|
147 – 245
|
195,6
|
RISK OF OPERATIF WOUND INFECTION
Operation
Prosedure
|
Infection
Risk
Without
antibiotic prophylaxis
(%)
|
Infection
Rate With
Antibiotic
prophylaxis
(%)
|
Clean
|
1 – 2
|
-
|
Clean contaminated
|
10 – 20
|
7
|
Contaminated
|
20 – 35
|
10 – 15
|
Dirty/infected
|
20 – 50
|
15 – 35
|
TEKNIK PENGHITUNGAN INFEKSI LUKA OPERASI
(ILO)
-
Numerator
(Jumlah Kasus Infeksi Luka Operasi)
Adlah
jumlah pasien yang ditemukan dengan tanda klinis infeksi, hasil kultur positif,
dokter yang merawat mengatakan infeksi.
-
Denomerator
(Jumlah Kasus Operasi)
Adalah jumlah
pasien yang dilakukan operasi
TEKNIK PENGHITUNGAN INFEKSI RATE LUKA
OPERASI
Infeksi
Rate : Numerator x
100 = ……..
%
Denominator
Infeksi
Rate : Jumlah Kasus Infeksi x
100 = ……..
%
Jumlah Kasus Operasi
RESIKO HBV
Resiko penularan HBV setelah luka tusuk
jarum suntik yang terkontaminasi HBV
27 – 37 : 100
(270-370 : 100))
RESIKO HIV
Resiko penularan HIV setelah luka tusuk
jarum suntik yang terkontaminasi HIV
4 : 1000
KESIMPULAN
-
Pengendalian
infeksi adalah salah satu tolak ukur standar pelayanan kesehatan rumah sakit
(Clinical Risk – Medico Legal) yang sangat perlu dilaksanakan
-
Harus merupakan
bagian dari profesionalisme tenaga kesehatan
-
Patient safety
MATERI 4
DEKONTAMINASI – DESINFEKSI – STERILISASI
PROSEDUR DAN STANDAR PELAYANAN ASEPSIS
KLINIK
-
Pengertian
aseptik dan antiseptic
-
Asepsis à keadaan bebas kuman
-
Antisespsis à cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
keadaan bebas kuman pathogen
LATAR BELAKANG
5.
Tahun 1847
-
Angka kematian
postpartum akibat infeksi puerperalis yang ditolong oleh dokter / mahasiswa
lebih tinggi dibanding yang ditolong oleh bidan
-
Kolletschka
(Prof Pat) + karena terluka pada saat melakukan autopsi, hasil autopsi
jenazahnya sesuai dengan gejala yang sama infeksi pada puerperalis.
-
Cuci tangan
dengan clorine. Pelopor Dr. Ignaz Philipp Semmelweis.
6.
Dr. Joseph
Lister
-
Tingginya angka
pada pasien fraktur terbuka
-
Pateur menemukan
mikroba à
peragian pada pembuatan anggur
-
Atas dasar
tersebut maka lister mengemukakan bahwa pembusukan dan penanahan juga
disebabkan oleh mikroba
-
Lister membuat
proses pencucian luka dengan karbol à angka kejadian menurun
-
Dengan didukung
oleh teori Koch lahir konsep “Antiseptik”
7.
Dr. William
Steward Halsted
Menemukan dan mempelopori
pemakaian sarung tangan dan konsep suci hama
8.
Florence
Nightingale
Kontrol nyeri à Chloroform
DASAR HUKUM
-
HAM, UU No.23
Tahun 199 Bab III
-
Hak Untuk Hidup,
Ps 9
1.
Setiap orang
berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya
2.
Setiap orang
berhak hidup tentram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin.
-
Undang – undang
No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan pasien 53 (2) Nakes dalam melakukan
tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak
pasien.
PRINSIP UMUM ASEPTIK
-
Alat yang
dibungkus harus mudah dibuka tanpa resiko kontaminasi
-
Pinggir botol
larutan harus dianggap tidak steril
-
Lengan tidak
steril tidak boleh berada diatas daerah steril
-
Larutan tuangkan
dengan jarak aman
-
Peralatan steril
tidak boleh tersentuh dengan barang yang tidak steril
-
Bila rau harus
di anggap tidak steril
-
Ideal satu alat
satu pasien
-
Bila tidak
mungkin dengan tahapan à
steril – pakai – klorin 0,5% - cuci air steril – pakai lagi.
-
Petugas
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
-
Topi, masker
kaca mata
-
Cuci tangan
procedural
-
Menggunakan
sarung tangan
-
Sepatu menutup
kaki
Klasifikasi instrumen medis berdasarkan penggunaan
menurut Dr. Earl Spaulding
1.
Instrumen
critical item : masuk kedalam jaringan steril atau sistem vascular
(sterilisasi)
2.
Instrumen semi
critical : masuk kedalam membran mukosa (sterilisasi – minimal HLD atau ILD)
3.
Instrumen non
critical : menyentuh permukaan kulit (LLD)
REFERENSI PERMENKES
968/MENKES/PER/XI/1992
Cara menyiapkan larutan klorine 0,5 %
Jenis Larutan
|
Pengenceran
Untuk Kondisi
|
|
Kotor
|
Bersih
|
|
Kadar yang diperlukan
|
0,5 %
|
0,05 – 0,1%
|
Klorin 5%
|
100 ml/liter
|
10-20 ml/liter
|
KI Hipoklorit/Korin 70%
|
7,0 g/liter
|
0,7 – 1,4
g/liter
|
NaDCC/Klorin 60%
|
8,5 g/liter
|
0,9 – 1,7
g/liter
|
NaDCC tablet (PresptR)
(1,5gr korin/tablet)
|
4 tab/liter
|
0,5 – 1
tab/liter
|
PEMBAGIAN / KLASIFIKASI DESINFEKTAN
LEVEL
DESINFECTAN
|
JENIS
ANTISEPTIK
|
HLD (High Level Desinfectan)
|
Formaldehyde – 10 Jam
|
ILD (Intermediate Level
Desinfectan)
|
Klorin 0,5% max 10 Menit, Alkohol
70%
|
LLD (Low Level Desinfectan)
|
Alkohol 70%
|
DEKONTAMINASI ALAT KESEHATAN
Persiapan
-
Natrium
Hipoklorit 0,5%
-
Gelas ukur wadah
plastik untuk menampung larutan hipoklorit
-
Cuci tangan dan
APD
Prosedur
-
Cuci tangan
-
Gunakan APD
-
Bongkar
-
Rendam alkes
dalam klorin 0,5% max 10 menit
-
Segera bilas air
bersih à
(sikat)
-
Rendam air panas
minimal 100oC
-
Keringkan dan
atur kembali
-
Lepas sarung
tangan dan cuci tangan
MATERI 5
PENCEGAHAN INFEKSI
LATAR
BELAKANG
- Infeksi
RS (nosokomial) dan infeksi dari pekerjaan merupakan masalah yang penting di
seluruh dunia dan terus meningkat (Alvarado, 2000)
- Tingkat
infeksi nosokomial di Eropa dan Amerika (1%) dan Asia (>40%) (Lynch, 1997)
ANTISEPSIS
- Proses
menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir, atau tubuh lainnya
dengan menggunakan bahan antimicrobial (antiseptik)
ASEPSIS
DAN TEKNIK ASEPTIK
- Istilah
yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi
- Tujuan
asepsis à
menurunkan sampai ketingkat aman atau membasmi jumlah mikroorganisme pada
permukaan hidup (kulit dan jaringan) atau objek mati (alat bedah dan barang
lain)
DEKONTAMINASI
- Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani
staf sebelum dibersihkan
- Alat
bedah yang kotor, sarung tangan à direndam dengan
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
- Meja
ginekologi, meja bedah dan alat yang bersinggungan dengan darah atau cairan
tubuh lain à
dilap larutan klorin 0,5 %
DESINFEKSI
TINGKAT TINGGI (DTT)
- Proses
yang menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakteri pada
benda mati dengan merebus, mengukus, atau disinfeksi kimia.
PEMBERSIH
- Proses
yang secara fisik menghilangkan semua debu, kotoran, darah, yang tampak pada
objek mati dan membuang sejumlah besar mikrorganisme à
untuk mengurangi risiko bagi mereka yang menyentuh kulit.
- Proses
à
pencucian dengan sabun à pembilasan air bersih à
pengeringan
STERILISASI
- Proses
menghilangkan semua mikroorganisme à bakteri, virus,
fungi, dan parasit termasuk endospora bakteri
- Dengan
air panas tekanan tinggi (otoklaf)
- Panas
kering (oven)
- Sterilan
kimia
- Radiasi
KONSEP-KONSEP
1. Mikroorganisme
-
Agen penyebab infeksi
-
Bakter, virus, fungi, parasit
-
Bakteri :
Ø Vegetatif
(stapilococus)
Ø Mikrobakteria
(tuberkulosis)
Ø Endospora
(tetanus)
-
Endospora paling sulit dibunuh à
lapisan pelindung
2. Kolonisasi
-
Organisme yang pathogen (penyebab
penyakit atau kesakitan) ada pada seseorang tetapi belum menimbulkan gejala
atau temuan klinik (perubahan atau kerusakan seluler)
-
Organisme dijangkitkan dari seseorang ke
orang lain à
terjadi kolonialisasi bukan infeksi
-
Orang yang terkolonialisasi ini menjadi
sumber pemindahan pathogen ke orang lain (kontaminasi silang) à
khususnya kalau organisme menetap pada orang tersebut (cronic carrie) à
HBV, HCV, HIV
3. Pencegahan
infeksi
-
Pada umumnya bergantung pada penempatan
pembatas antara orang yang rentan (orang yang kurang mendapat perlindungan
alamiah atau diperoleh) dan mikroorganisme.
-
Pembatas pelindung à
proses yang membantu mencegah penyebaran mikroorganisme infeksi dari :
Ø Orang
ke orang
Ø Peralatan,
instrument dan permukaan lingkungan sekitar manusia
MATERI 6
TEKNIK KERJA ASEPTIK KAMAR BEDAH
9.
Tahun 1847
-
Angka kematian
postpartum akibat infeksi puerperalis yang ditolong oleh dokter / mahasiswa
lebih tinggi dibanding yang ditolong oleh bidan
-
Kolletschka
(Prof Pat) + karena terluka pada saat melakukan autopsi, hasil autopsi
jenazahnya sesuai dengan gejala yang sama infeksi pada puerperalis.
-
Cuci tangan
dengan clorine. Pelopor Dr. Ignaz Philipp Semmelweis.
10. Dr. Joseph Lister
-
Tingginya angka
pada pasien fraktur terbuka
-
Pateur menemukan
mikroba à
peragian pada pembuatan anggur
-
Atas dasar
tersebut maka lister mengemukakan bahwa pembusukan dan penanahan juga
disebabkan oleh mikroba
-
Lister membuat
proses pencucian luka dengan karbol à angka kejadian menurun
-
Dengan didukung
oleh teori Koch lahir konsep “Antiseptik”
11. Dr. William Steward Halsted
Menemukan dan
mempelopori pemakaian sarung tangan dan konsep suci hama
12. Florence Nightingale
Kontrol nyeri à
Chloroform
13. Celsus, Aulus Cornelius 53 SM – Cendekiawan Romawi
-
Menemukan teori
inflamasi
1.
Rubor
(kemerahan)
2.
Kalor (demam
setempat)
3.
Tumor (bengkak)
4.
Dolor (nyeri)
5.
Fungtio laesa
(g3 faal)
PENGERTIAN ASEPTIK DAN ANTISEPTIC
-
Asepsis à keadaan bebas kuman
-
Antisespsis à cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
keadaan bebas kuman pathogen
SUMBER INFEKSI PEMBEDAHAN
-
Adalah bekteri à jenis stafilokokus S. Aureus
Selain
itu juga ada bakteri yang berasal dari usus, salah satunya adalah E.Colli yang
hidup di usus besar dan mudah keluar, tinggal komensal di daerah perineum
Sumber infeksi :
udara, alat pembedahan, kulit pasien, darah
PENGENDALIAN INFEKSI
1.
Lingkungan
2.
Personil
3.
Pakaian dasar
kamar bedah dan gaun bedah
4.
Pasien
PRINSIP UMUM ASEPTIK
-
Alat yang
dibungkus harus mudah dibuka tanpa resiko kontaminasi
-
Pinggir botol
larutan harus dianggap tidak steril
-
Lengan tidak
steril tidak boleh berada diatas daerah steril
-
Larutan tuangkan
dengan jarak aman
-
Peralatan steril
tidak boleh tersentuh dengan barang ang tidak steril
-
Bila ragu harus
dianggap onsteril
-
Yang steril
hanya di pakai untuk 1 pasien
-
Scrubed yang
dianggap steril – depan pingga sampai dengan bahu
-
Scrub tim keluar
kamar operasi dianggap unsteril
Drape (Duk)
-
Menempel ketat
pada pasien/meja
-
Hanya bagian
atas pasien/meja instrumen yang dianggap steril
-
Celah karena
robek harus diganti
-
Pemasangan tidak
boleh geser
MATERI 7
PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
SEJARAH
14. Tahun 1847
-
Angka kematian postpartum
akibat infeksi puerperalis yang ditolong oleh dokter / mahasiswa lebih tinggi
dibanding yang ditolong oleh bidan
-
Kolletschka
(Prof Pat) + karena terluka pada saat melakukan autopsi, hasil autopsi
jenazahnya sesuai dengan gejala yang sama infeksi pada puerperalis.
-
Cuci tangan
dengan clorine. Pelopor Dr. Ignaz Philipp Semmelweis.
15. Dr. Joseph Lister
-
Tingginya angka
pada pasien fraktur terbuka
-
Pateur menemukan
mikroba à
peragian pada pembuatan anggur
-
Atas dasar
tersebut maka lister mengemukakan bahwa pembusukan dan penanahan juga
disebabkan oleh mikroba
-
Lister membuat
proses pencucian luka dengan karbol à angka kejadian menurun
-
Dengan didukung
oleh teori Koch lahir konsep “Antiseptik”
16. Celsus, Aulus Cornelius 53 SM – Cendekiawan Romawi
-
Menemukan teori
inflamasi
6.
Rubor
(kemerahan)
7.
Kalor (demam
setempat)
8.
Tumor (bengkak)
9.
Dolor (nyeri)
10. Fungtio laesa (g3 faal)
PENGENDALIAN INOS RUMAH SAKIT
Infeksi Nosokomial
Infeksi yang didapat pasien di rumah
sakit selama dirawat
Kriteria
-
Sewaktu pasien
masuk rumah sakit
-
Tidak sedang
dalam masa inkubasi infeksi tersebut
-
Tidak ada tanda
klinis infeksi tersebut
-
Ada tanda –
tanda terbukti infeksi tersebut didapatkan pada masa lalu saat dirawat di rumah
sakit yang sama
-
Infeksi tersebut
residual dari infeksi sebelumnya
-
Tanda – tanda
klinis baru timbul setelah pasien dirawat 2 x 24 jam
MATERI 8
FILOSOFI PEMBEDAHAN
VISI DAN MISI PEMBEDAHAN
Misi
-
Menyembuhkan
-
Mengurangi
penderitaan
-
Memperbaiki
kwalitas hidup à
Dilakukan dengan cara yang aman
Visi
-
Menjadi yag
terbaik
-
Bermutu
-
Mengikuti
kemajuan ilmu dan teknologi à
demi kepentingan pasien
LONCATAN BESAR KEMAJUAN PEMBEDAHAN
-
Prinsip asepsis
– antisepsis
-
Pembiusan -
anestesi
-
Antibiotika –
anti mikroba
-
Perawatan
penderita kritis dan nutrisi
-
Rontgen - imejing/pencitraan
-
Bedah invasive
minimal
Agar pembedahan berlangsung dengan baik dan aman
bagi pasien serta personil kamar bedah terlindungi, perhatikan :
-
Nilai-nilai
luhur tata kerja kamar bedah
-
Etika kedokteran
dan keperawatan
-
Rambu-rambu : Undang-undang
praktek kedokteran dan keperawatan
TIM PEMBEDAHAN
1.
Dokter ahli
bedah
2.
Dokter ahli
anestesi
3.
Perawat
instrument
4.
Perawat sirkuler
5.
Asisten
pembedahan
6.
Asisten anestesi
7.
Personil lah
yang diperlukan
PELAYANAN BERMUTU
Mengandung unsur :
1.
Effectiveness
2.
Efficiency
3.
Acceptability
Untuk mencapai pelayanan yang bermutu, diperlukan :
-
Kompetensi tim
kamar bedah
-
Kerja sama tim
kamar bedah
-
Manajemen kamar
bedah
-
Bangunan dan
peralatan yang menyokong
-
Komitmen kuat
manajemen RS untuk terselenggaranya yang prima
PELAYANAN PRIMA KAMAR BEDAH
Definisi
-
Kemampuan
maksimal dalam pelayanan kamar bedah kepada pasien yang memuaskan, karena
sesuai harapan dan kebutuhan pasien pengguna jasa.
-
Customer care
PELAYANAN PRIMA KAMAR BEDAH
Faktor penentu
-
Faktor sentuhan
manusia, bukan hanya peralatan dan fasilitas saja
-
Manajemen yang
mendukung
Ø Komitmen dari pucuk pimpinan sampai personil bawah
Ø Mendorong perbaikan
Ø Hubungan kerja yang saling menguntungkan
Ø Komunikasi yang baik
-
Usaha
berkelanjutan/dinamis
PERBAIKAN MUTU BERKELANJUTAN
-
Continuing
quality improvement
-
Total quality
managemen
Komponen dasar
1.
Komitmen dari
atas
2.
Pendekatan
organisasi secara menyentuh
3.
Gunakan alat
indikator perbaikan mutu
4.
Mengutamakan
keselamatan pasien
5.
Perkembangan dan
pendidikan staf
6.
Proses perbaikan
berkesinambungan
7.
Lingkungan kerja
yang menyokong
8.
Biaya perbaikan
kwalitas harus dianggap ASET (bukan pemborosan)
TATA KERJA KAMAR BEDAH
-
Faktor penentu
1.
Berdasarkan visi
dan misi kamar bedah
2.
Organisasi,
manajemen
3.
Desain dan
struktur kamar bedah
4.
Peralatan yang
memadai
-
Mengenal dan
memahami
1.
Asepsis
2.
Antisepsis
3.
Sterilisasi
4.
Desinfeksi
5.
Disinfektan
6.
Bakterisidal
7.
Program
penanggulangan dan pencegahan INOS
8.
Pembersihan
9.
Dekontaminasi
10. Sanitasi
-
Pembagian
peralatan berdasar sterilitasnya :
Pembagian
peralatan berdasarkan sterilitasnya :
I.
Kategori 1 :
critical items
II.
Kategori 2 :
semi critical items
III.
Kategori 3 :
non-critical items
DEKONTAMINASI
-
Selama hari
kerja = “ during the day”
-
Pada akhir hari
kerja = “end of the day clean-up”
-
Tiap mingguan =
“weekly clean-up”
STERILISASI
-
Sterilisasi uap
panas
-
Sterilisasi gas
ethylene oxide
-
Sterilisasi
dengan ionizing radiation (cobalt go)
-
Sterilisasi
dengin bahan kimia
-
Sterilisasi
plasma dengan temperatur rendah
PATIENT
SAFETY
1.
Di bangsal
perawatan/persiapan
-
Persiapan
administratif RS
-
Penentuan jam
mulai puasa
-
Informed consent
-
Persiapan khusus, miss. Preparasi kolon,
pencukuran dll
-
Premedikasi dan
evaluasi keadaan / tanda vital
-
Persiapan obat
darah dan peralatan
-
Marking/penandaan
bagian yang akan dioperasi
-
Edukasi : nyeri
paska bedah dan persiapan mental penderita serta anggota keluarga.
2.
Dikamar operasi
a.
Di ruang
penerimaan penderita
-
Serah terima
antar petugas
-
Cek dan recek
berdasarkan checklist
-
Evaluasi keadaan
penderita
b.
Di kamar operasi
-
Serah terima /
evaluasi ulang
-
Pencukuran /
pencucian tempat operasi
-
Time out : tepat
pasien, prosedur operasi & lokasi
-
Pengisian
checklist
-
Tata kerja meja
operasi
-
Penghitungan
kasa dan peralatan yang tajam dan lepas, harus cocok sebelum penutupan luka
dan/ penderita keluar dari kamar operasi
-
Pembersihan
tubuh penderita
-
Stabilisasi dan
serah terima pada petugas ruang pemulihan
3.
Diruang
pemulihan
-
Evaluasi kondisi
penderita dan check list serah terima dari kamar operasi
-
Stabilisasi
tanda vital
-
Evaluasi
akhir/ulang sebelum serah terima pada petugas ICU/ruang perawatan
4.
Di ruang
perawatan
-
Evaluasi tanda
vital awal saat tiba diruangan
-
Rencana
perawatan berdasarkan intruksi pasca bedah
-
Pengawasan
khusus berdasarkan jenis operasi yang telah dikerjakan
No comments:
Post a Comment