TENGGOROKAN
A.
REVIEW
ANATOMI
FARING
Merupakan tempat persimpangan
antara jalan makanan dan jalan pernafasan.
Fungsi faring : 1) Respirasi, 2)
Proses menelan, 3) Resonansi suara dan artikulasi
Dibagi dalam tiga bagian :
1. Nasofaring
Batasnya
: Keatas à
dasar tengkorak, Kebawah à
palatum mole, KeKedepan Rongga hidung, Kebelakang à vertebra
servikalis.
2. Orofaring
- Batasanya
: Keatas à
palatum mole, kebawah à
tepiatas epiglotis, kedepan à
rongga mulut, kebelakang à
vertebra servikal.
- Struktur
yang terdapat dalam rongga orofaring : dinding posterior faring, fosa tonsil,
tonsil.
3. Laringo
faring / Hipofaring.
Batasnya
: atasà
tepi atas epiglotis, bawah à
esofagus, depan à
laring, belakang à
Vertebra servikalis.
LARING
1. Sebagai
proteksi à
mencegah benda asing / makanan masuk kedalam trakea à
dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis.
2. Reflek
batuk à
bila benda masuk ke trakea / sekret dalam paru dapat dikeluarkan dengan cara
dibatukkan.
3. Sirkulasi
à fungsi respirasi, mengatur besar kecilnya
rima glotis à
terjadi perubahan tekanan udara dalam trakeo bronkial à
berpengaruh terhadap sirkulasi dari alveolus à berpengaruh
terhadap sirkulasi darah tubuh.
4. Membantu
proses menelan à ada 3 mekanisme à mengerakkan laring keatas, menutup aditus
laringis, mendorong bolus makanan ke hipofaring.
5. Ekpresikan
emoasi à
berteriak, mengeluh, menagis. Dll
B.
PENGKAJIAN
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Biodata
2. Keluhan
utama
-
Nyeri tenggorok / Odinofagi. à
tanyakan hilang timbul atau menetap, disertai rasa nyeri ditelinga atau tidak,
apakah ada kesulitan dalam menelan dan sudah berapa kali, apakah disertai
demam, batuk, serak, dan ditenggorok terasa banyak dahak, apakah peenderita
perokok dan berapa jumlahnya perhari
-
Dahak ditenggorok à
apakah dahak ini lendir saja,
pus atau bercampur darah dan keluar hanya bila dibatukkan tau terasa turun
ditenggorok.
-
Rasa sumbatan dileher (sense of lump in
the neck) à
sudah berapa lama, tempatnya dimana.
-
Sulit menelan (disfagia) à
sudah dirasakan berapa lama dan untuk jenis makanan apa (padat atau cair),
Apakah juga disertai rasa nyeri, muntah dan berat badan menurun.
-
Pengkajian
pada laring dan hipolaring
a) Suara serak (disfoni) atau tidak keluar suara sama
sekali (afoni) à Sudah berapa
lama, apa didahilui dengan peradangan hidung dan tenggorok, apa disertai dengan
batuk, rasa nyeri dan penurunan berat badan.
b) Batukà Sudah berapa lama, faktor pencetus batuk, apa yang dibatukkan ? Dahak,
bercampur darah dan jumlahnya, apakah perokok
c) Sulit menelan (disfagia) à sudah berapa lama, apakah tergantung jenis
makanannya, apakah sebelumnya menderita nueromuskuler
d) Rasa ada sesuatu ditenggorok à sdh berapa lama. Keluhan lain yang menyertai (Letih
mental / Fisik)
3. Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan Laring dan
Hipolaring
Alat
: Lampu kepala, kaca laring, lampu spiritus, kasa, glove.
Prosedur
:
1. Atur
posisi dengan duduk tegak agak condong kedepan dengan leher agak flexi.
2. Kaca
laring dihangatkan dengan lampu spiritus, sebelum digunakan dicoba dulu.
3. Pasien
diminta membuka mulut dan menjalarkan lidah
4. Lidah
ditarik pelan-pelan dengan tangan kiri menggunakan kasa.
5. Kaca
laring dimasukkan dengan kaca menghadap kebawah., dengan bertumpu pada uvula
dan palatum mole à maka akan terlihat laring dan hipofaring
6. Untuk
melihat daerah sub glotik à Penderita melakukan inspirasi dalam
7. Untuk
menilai gerakan pita suara à Penderita berfonasi atau inspirasi.
Pemeriksaan Kelenjar Limfe
1. Pemeriksa
berdiri dibelakang penderita dan meraba dengan kedua belah tangan pada seluruh
daerah leher dari atas ke bawah.
2. Bila
terdapat pembesaran kelenjar limfe tentukan à Ukuran, bentuk,
konsistensinya, perlekatan dengan daerah sekitar.
C.
KELAINAN
1. Nasofaring
a) Hipertropi adenoid.
Ø Secara fisiologik pada anak adenoid dan tonsil akan
hipertropi. Pada tonsil s/d usia 5 th, pada adenoid s/d usia 3 th. Kemudian
adenoid akan mengecil dan hilang sama sekali pada umur 14 th.
Ø Patofisiologi :
1) Sering ISPAà Adenoid akan hipertropi à 1) Sumbatan pada koana, 2) Sumbatan pada tuba eusthacius dan 3) Timbul
gejala umum.
2) Sumbatan pada koana à sehingga bernafas melalui mulutà terjadi : a) fasies adenoid (hidung kecil, gigi insisivus kedepan /
prominem, arkus faring tinggi, tampak seperti orang bodoh), b) Faringitis dan
bronkitis, c) Gangguan ventilasi dan draenase sinus para nasal à sinusitis.
3) Sumbatan pada Tuba eusthacius à OMA / OMK à Tuli.
4) Tanda umum hipertropi adenoid : gangguan tidur,
tidur ngorok, RM, pertumbuhan fisik kurang.
b) Angiofibroma
nasofaring belia
Ø Nama
lain JNA ( Juvenil Nasopharingeal Aangiofibrom.
Ø Adalah
tumor jinak secara histologik, tapi ganas secara klinik karena dapat
mendestruksi tulang dan jaringan sekitar.
Ø Etiologinya
belum jelas (kemungkinan perlekatanya dan ketidakseimbangan hormonal)
Ø Sering
diderita oleh anak-anak dan remaja laki-laki.
Ø Gejala
klinis yang sering : Hidung tersumbat progesif dan epitaksis berulang
c) Karsinoma
Nasofaring
Ø Tumor ganas pada daerah kepala dan leher terbanyak
di Indonesia (60 %)
Ø Ras mongoloid (cina) à faktor dominan.
Ø Predisposisi : makanan yang diawetkan (pengasapan,
pengasinan, dan MSG dikonsumsi dalam waktu lama.
Ø Penyebabnya dipastikan à Virus Epstein-Barr. Faktor keturunan.
Ø Gejala dan tanda : dibagi dalam 4 kelompok :
1). Gejala nasofaring (Epitaksis dan sumbatan hidung)
2). Gejala Telinga (tinitus, otalgia, rasa tidak nyaman ditelinga,
gangguan pendengaran)
3). Gejala mata (diplopia)
4). Gejala syaraf (Neuralgia trigeminal)
2. Orofaring
a. Radang
akut Faring dan tonsil
Radang akut orofaring dapat berupa
Faringitis dan tonsilitis.
Ø Gejala
dan tanda :Suhu tubuh tinggi, lesu, nyeri disendi, odinofagi, anorexia,
otalgia.
Ø Pemeriksaan
à
faring hiperemisis, tonsil membengkak dan hiperemisis.
Ø Kelenjar
submandibula membengkak dan nyeri tekan
Ø Tonsilitis
membranosa. Ada beberapa jenis :
1) Tonsilitis Difteri à disebabkan oleh Coryne bakterium diphteriae. Gejala
kas : nyeri telan, pada tonsil terdapat pseudo membran
2) Tonsilitis septik à Disebabkan oleh kuman steptokokus hemolitikus yang
terdapat pada susu sapi.
3) Penyakit kelainan darah à leukemia à tidak jarang gejala pertama timbul di faring. Berupa membran semu di
faring dan tonsil serta perdarahan
selaput lendir dimulut dan faring.
b. Angina plaut vincent (Stomatitis ulserosa membranosa)
- Disebabkan oleh Hygiene mulut yang kurang dan tertdapat defisiensi vitamin C.
- Gejala dan tanda : demam, nyeri mulut, gigi dan
kepala,badan lemah, gusi mudah berdarah dan hipersalivasi, kadang ada gangguan
pencernaan.
c. Tonsilitis
Kronis à
faktor predisposisinya karena
rangsangan yang menahun (rokok, makanan), pengaruh cuaca, pengobatan radang
akut yang tidak adekuat, higine mulut yang buruk.
d. Faringitis
kronik à
faktor predisposisinya rinitis kronis, sinusitis, iritasi kronis (perokok dan
alkoholik)
e. Abses
leher dalam à
tanda yang khas : demam, nyeri tenggorok dan ganguan keterbatasan gerakan
mandibula dan leher.
f. Tonsilitis
haruskah di operasi?
Hipertropi tonsil yang harus
dioperasi apabila
- terjadi
infeksi yang berulang pada tenggorok (seperti batuk pilek) umumnya lebih dari 6
kali dalam setahun terakhir karena apabila dibiarkan justru akan berbahaya
karena infeksi dapat menjalar ke paru-paru dan jantung.
- Grade
4 karena menutup jalan nafas
3. Laring
1). Kelainan
kongenital
a. Laringomalasi
à
Epiglotis yang lemah à
shg pada saat inspirasi epiglotis
menutup rima glotis à
shg nafas stridor à dapat terjadi
sumbatan jalan nafas. à
Lakukan intubasi ET
b. Stenosis
Subglotis à
daerah subglotik (2-3 cm) dari pita suara
sering terjadi penyempitan (stenosis).
c. Selaput
di laring à
suatu selaput yang transparan tumbuh
didaerah glotis, supraglotik atau suglotik
d. Hemangioma
à
gejalanya terdapat hemoptisis.
2). Peradangan
laring à
Laringitis akut / laringitis kronis
3). Nodul
pita suara à
nodul putih sebesar kacang ijo àpenyalahgunaan
suara (guru/penyayi)
4). Keratosis
laring à
laring mengalami pertandukan.
5). Kelainan
karena trauma. à
karena tulang atau tertusuk duri
No comments:
Post a Comment