PENGKAJIAN FISIK DAN
DIAGNOSTIK
SISTEM REPRODUKSI
WANITA
Disusun
oleh
KELOMPOK
IV / 2 Reg B
|
|
Dea Fera Indikasari
|
P17420313053
|
Dedy Samsun Hidayat
|
P17420313054
|
Fina Wijayanti
Fitri Fauziah Apriliani
|
P17420313059
P17420313060
|
Naliatul Khikmah
Noor Hanimah
Ratna Faradila
|
P17420313073
P17420313074
P17420313080
|
Wiji Astuti
|
P17420313090
|
Wiwik Nurkhikmah
|
P17420313091
|
Dosen
Pengampu
Hj.
Afiyah Sri Harnany, SST, M.Kes.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM
STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN
2014
KATA PENGANTAR
akjkskata
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah Subhanahu Wata΄ala, karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul pengkajian fisik keperawatan pada
reproduksi wanita. Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah pengkajian
keperawatsn dan diagnostik. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan waktu yang tepat. Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan didalamnya, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi lebih
baiknya makalah ini dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini memberikan dapat informasi, pengetahuan dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bagi perawat dan mahasiswa keperawatan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Alat kelamin / sistem
reproduksi merupakan bagian yang pening untuk dikaji pada wanita. Berbagai
masalah yang berkaitan dengan sistem reproduksi wanita dapt terjadi misalnya
masalah yang berkaitan dengan kontrasepsi, kehamilan, gangguan menstruasi
maupun menopause.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari dua
bagian utama aitu alat kelamin luar dan dalam yang berkembang dan berfungsi
sesuai dengan pengaruh hormon-hormon yang juga mempengaruhi fertilitas,
kehamilan, melahirkan, dan kemampuan mencapai kepuasan sexual. Alat kelamin luar
terdiri dari mons pubis, klitoris, labia mayora, labia minora, dan beberapa
struktur yang berkaitan (kelenjar bartholini, skene’s,dan meatus uretra) alat
kelamin dalam terrdiri dari vagina uteruss, ovarium dan tuba falopii.
Pada tahun-tahun sebelum menstruasi dan
saaat hamil, uterus wanita mengalami perubahan ukuran. Menstruassi pertama kali
pada wanita terjadi memasuli usia remaja dan menopause pada saat wanita berusia
40-55tahun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang harus ditanyakan pada klie saat anamnesa dilakukan ?
2. Apa saja alat yang digunakan untuk pengkajian reproduksi wanita ?
3. Bagaimana cara melakukan pengkajian fisik pada sistem reproduksi waanita ?
4. Data diagnostik apa saja yang biasa dilakukan pada sistem reproduksi wanita?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pengkajian fisik sistem
reproduksi wanita
2. Untuk mengetahui keluhan utama, riwayat kesehatan klien, penyakit keluarga
dan atau perkembangan klien.
3. Untuk mengetahui cara melakukan
pengkajian fisik pada sistem reproduksi waanita
4. Untuk mengetahui data diagnostik apa saja yang biasa dilakukan pada sistem
reproduksi wanita
D.
Ruang Lingkup
Dalam menyelesaikan
makalah ini, penulis menggunakan berbagai macam metode seperti mencari
informasi dari buku-buku sumber yang berhubungan dengan tema, dan beberapa dari
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
ANAMNESA
- Keluhan utama pasien wanita yang pergi ke dokter ginekologi atau poli kandungan adalah :
1. Keputihan (leucorrhoe) atau
infeksi genitalia.
2. Perdarahan pervaginam.
3.
Tumor
abdomen atau payudara.
4.
Kehamilan
- Riwayat Kesehatan
Data riwayat kesehatan
yang di kumpulkan meliputi pola sehat-sakit riwayat kesehatan sekarang
menggunakan PQRST :
a. kapan
pasien mengalami menstruasi,
b. periode
menstruasi,
c. menggunakan
kontrasepsi,
d. apakah
pasien merokok?,
e. menggunakan
alkohol,
f. apakah
pasangannya menderita infeksi alat kelamin?,
g. bagaimana
intensitas melakukan hubungan seks?
- Riwayat penyakit keluarga
Ajukan pertanyaan apakah anggota keluarga yang
menderita gangguan sistem reproduksi pembedahan pada sistem reproduksi, atau
yang menderita gangguan sistemik diabetes mellitus, obesitas, penyakit jantung.
- Riwayat perkembangan
Pertanyaaan-pertanyaan juga diajukan dengan
pertimbangan perkembangan terutama bila pengkajian dilakukan pada anak-anak,
remaja, dewasa, atau usia lanjut dimana mempunyai ciri-ciri perkembangan yang
berbeda. Pengkajian pada wanita hamil memerlukan ketrampilan khusus yang lebih
mendalam.
II.
PERALATAN
Peralatan yang perlu dipersiapakan untuk
pengkajian antara lain :
- sumber pencahayaan yang baik,
- selimut,
- sarung tangan sekali pakai,
- spekulum vagina,
- pelumas steril
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Sesuai dengan struktur anatominya, pengkajian alat
kelamin pada wanita dapat dibedakan menjadi dua macam , yaitu pengkajian alat
kelamin bagian dalam dan pengkajian alat kelamin bagian luar.
Pengkajian
Bagian Luar
1.
Beri kesempatan pada
pasien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum pengkajian dimulai. Bila di
perlukan urine untuk spesemen lab , kumpulkan pada saat ini
2.
Anjurkan pasien membuka
celana, bantu mengatur posisi litotomi dan selimuti bagian yang tidak diamati
3.
Mulai dengan mengamati
rambut pubis, perhatikan distribusi dan jumlah nya dan bandingkan sesuai
perkembangan pasien
4.
Amati kulit dan area
pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia, dan eksoriasi
5.
Buka labia mayora dan
amati bagian dalam bagian dalam labia mayora, labia minora, kitoris, dan meatus
uretra . Perhatikan setiap ada pembekakan, ulkus, keluaran, pembekakan atau
nodula.
Inspeksi genitalia eksterna :
Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat dilihat
dengan jelas
1)
Keadaan vulva bagian luar:
o
Kotor atau bersih, keadaan rambut pubis.
o
Terdapat ulkus, pembengkakan.
2)
Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah, leucorrhoe
Pengkajian
Bagian Dalam
Keterlibatan
perawat dalam melakukan pengkajian tingkat mahir (pengkajian dalam) tergantung
pada kebijaksanaan / peraturan dimana perawat bekerja. Akan tetapi secara
klinis perawat harus mengetahui teknis pengkajian ini. Dalam pengkajian ini
perawat harus memahami struktur anatomi, cara pengunaan alat dan teknis
aseptik. Langkah kerja pengkajian adalah sebagai berikut:
1. Atur
posisi pasien.
2. Lumasi
jari penunjuk anda dengan air streril dan masukan ke dalam vagina dan
identifikasi servik mengenai kelunakannya, serta permukaannya. Tindakan ini
berguna untuk mempergunakan dan memilih spekulum yang tepat. Cabut jari bila
sudah selesai.
3. Siapkan
spekulum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan lumasi dengan air hangat
terutama bila akan diambil spesimen
4. Letakkan
dua jari pada pintu
vagina dan tekankan ke bawah ke arah perianal
5. Yakinkan
tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan dengan tangan satunya masukan
spekulum dengan sudut 45 derajat dan hati-hatilah sehingga tidak menjepit
rambut pubis atau labia.
6. Bila
spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari anda, dan putar spekulum ke
arah posisi horizontal dan pertahankan penekanan tetap pada sisi
bawah/posterior
7. Buka
paruh spekulum, lokasikan pada servik dan kunci paruh sehingga tetap membuka.
8. Bila
servik sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati
servik mengenai ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya.
Normalnya pada nulipara bentuk servik melingkar atau oval, sedang pada para
membentuk celah.
9. Bila
diperlukan spesimen sitologi maka ambillah dengan cara usapan menggunakan
aplikator dari kapas.
10. Bila
sudah selesai, kendorkan screw spekulum, tutup spekulum dan tarik keluar secara perlahan-lahan.
11. Lakukan
palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara kenakan sarung tangan
steril, lumasi jari penunjuk dan jari tengah kemudian masukkan ke lubang vagina
debgan penekanan kearah posterior dan raba dinding vagina untuk mengetahui
adanya nyeri tekan dan nodula.
12. Palpasi
servik dengan dua jari anda dan erhatikan posisi, ukuran, konsistensi,
regularitas, mobilitas dan nyeri tekan. Normalnya servik dapat digerakkan tanpa
terasa nyeri.
13. Palpasi
uterus dengan cara jari-jari tangan menghadap ke atas. Tangan yang diluar taruh
di perut dan tekankan kebawah. Palpasi uterus mengenai ukuran, bentuk,
konsistensi, dan mobilitas.
14. Palpasi
ovarium dengan cara geser dua jari yang ada dalam vagina pada fornik lateral
kanan. Tangan yang diperut tekankan kebawah ke arah kuadran kanan bawah.
Palpasi ovarium kanan mengenai ukuran, mobilitas, bentuk, ukuran, konsistensi
dan nyeri tekan (normalnya tidak teraba). Ulangi untuk ovarium sebelahnya.
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan diagnostik sederhana
yang dapat dikerjakan secara poliklinis (di kamar periksa)
Sediaan basah :
- Untuk melihat penyebab dari fluor albus
- Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur dengan KOH , kemudian tutup dengan gelas penutup , periksa dibawah mikrosokop ( pemeriksaan benang hyphae pada candida)
- Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur dengan NaCl 0.9% , kemudian tutup dengan gelas penutup , periksa dibawah mikrosokop (pemeriksaan gerakan trichomonas dan vaginosis bakterial)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam melakukan pengkajian fisik
sistem reproduksi wanita harus diketahui keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat
penyakit keluarga dan riwayat perkembangan pada kondisi tertentu. Pengkajian
sistem reproduksi wanita meliputi pengkajian alat kelamin bagian luar dan alat
kelamin bagian dalam. Dalam melakukan pengkajian ini perawat harus
memahami struktur anatomi, cara pengunaan alat dan teknis aseptik agar tidak
terjadi infeksi nosokomial.
B. Saran
Diharapkan kepada perawat dan mahasiswa keperawatan agar dapat melakukan pengkajian
fisik sistem reproduksi wanita secara benar, teknik, dan prosedur yang telah
ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo,Robert.
1995. Pengkajian Fisik dan diagnostik. Jakarta : EGC
Departemen
Kesehatan RI.2004. pelayanan kebidanan
dasar berbasis hak asasi manusia dan keadilan gender. Jakarta : Direktorat
Bina Kesehatan Keluarga.
No comments:
Post a Comment