KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”BRONKHITIS”
tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Pernapasan. Terselesaikannya
penyusun makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak sehingga hasil dari penyusunan makalah ini
dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi semua pihak.
Waalaikum sallam wr. wb
Pekalongan, 18 Agustus 2014
( penyusun )
BAB
1
Konsep
Dasar
A. Definisi
Bronkhitis
adalah adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun
selama 2 tahun berturut-turut. (KMB burner sundarth)
Bronchitis adalah keadaan yang berkaitan dengan
produksi mokus takeobronkhial yang berlebihan,sehingga cukup untuk menimbulakan
batuk dengan ekpektorasi sedikit 3 bulan dalam setahun dan paling sedikit 2
tahun secara berturut – turut
B.
Etiologi
Terdapat
3 jenis penyebab brokhitis akut yaitu :
1. Infeksi
,seperti staphylococcus, streptococcus, pneumococcus , haemophilus dan influenza
2. Alergi
3. Rangsangan,
seperti asap yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, rokok, dan lain-lain.
C.
Pathofisiologi
Asap mengiritasi jalan nafas , mengakibatkan hipersekresi
lendir dan inflamasi. Karena iritasi yang konsttan ini, kelenjar-kelenjar yang
mensekresi lendir dan sel-sel gobblet meningkat jumlahnya , fungsi silia
menurun, dan lebih banyak lendir yang dihasilkan sebagai akibat, bronkiolus
menjadi menyempit dan tersumbat.
Alveoli yang
berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis
mengakibatkan perubahan fungsi makrofak alveolar,yang berperan penting dalam
menghancurkan partikel asing,termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi lebih
rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronchial lebih lanjut terjadi
sebagai akibat perubahan fibutik yang terjadi
dalam jalan napas. pada waktunya, mungkin terjadi perubahan paru yang
irreversible kemudian mengakibatkan emfisema dan bronkhiaktasis.
D.
Pathway
Keperawatan
E. Manifestasi Klinis
1. Penampilan umum : cenderung over weight,sianosis akibat pengaruh
sekunder polisitemia, edema ( akibat CHF kanan) dan barrel chest
2. Usia
: 45-65 tahun
3. Pengkajian
Ø Batuk
persisten, produksi sputum seperti kopi , dispnea dalam beberapa keadaan, variable wheezing pada saat
ekspirasi, serta seringnya infeksi pada system respirasi
Ø Gejala
biasanya timbul pada waktu yang sama
4. Jantung
: pembesaran jantung , cor pulmonal, dan hematokrit > 60 %
5. Riwayat
merokok pasif.
F. Penatalaksanaan
Objektif
utama pengobatan adalah untuk menjaga agar brokhiolus terbuka dan berfungsi, untuk
memudahkan pembuangan sekresi brokhial, untuk mencegah infeksi dan kecacatan perubahan
dalam pola sputum (sifat,warna,jumlah,ketebalan). Dan dalam pola batuk adalah
tanda yang penting untuk dicatat. Infeksi bakteri kambuhan di obati dengan
terapi antibiotic berdasarkan hasil pemeriksaan kultur dan sensifitas .
Untuk
membantu membuang sekresi brokhial,diresapkan brokodilator untuk menghialangkan
brokhospasmedan mengurangi obstruksi jalan napas sehingga lebih banyak oksigen
ditrisbusikan keseluruh bagian paru,dan ventilasi alveolar diperbaiki. Drainase
postural dan perkusi dada setelah pengobatan bioasanya sangat menbantu, terutama
jika terdapat brokhiektasis.
Cairan(yang
diberikan per oral atau paranteral jika bronkospasme berat)adalah bagian penting
dari terapi. Karena hidrasi yang baik membantu untuk mengncerkan sekresi
sehingg dapat dengan mudah dikeluarkan dengan membatukanya. Terapi korukosteroid
mungkin digunakan ketika pasien tidak menunjukan keberhasilan terhadap
pengukuran yang lebih koserfatif. Pasien harus menghentikan merokok karena
menyebabkan brokhokonstriksi, melumpuhkan silia yang penting dalam membuang
partikel yang mengiritasi. Dan menginaktifasi survaktan yang memainkan peran
penting dalam memudahkan pengembangan paru – paru. perokok juga lebih rentan
terhadap infeksi bronchial .
G.
Klasifikasi
1. Bronchitis
akut adalah radang pada bronkus yang biasanya mengenai trachea dan laring
2. Bronchitis
kronik adalah menunjukan kelainan pada bronchitis yang sifatnya menahun
(berlangsun lama) dan merupakan keadaan yang berkaitan dengan produksi mucus
trachea bronchial yang berlebihan
,sehingga menimbulkan batuk yang paling sedikit selama 3 bulan dalam waktu satu
tahun untuk lebih Dari 2 tahun secara berturut-turut.
H.
Komplikasi
Bronkhitis
kronis bisa menjadi komplikasi kelainan patologik yang mengenai beberapa organ
tubuh yaitu sebagai berikut:
1. Penyakit
jantung menahun, baik pada katup maupun pada miokardium, kongesti pada
dinding bronkus melemahkan daya tahanya
sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
2. Infeksi
sinus paranasalis dan rongga mulut, Merupakan sumber bakteri yang dapat menyerang
dinding bronkus.
3. Dilatasi
bronkus brokhiatasis, menyebabkan gangguan pada susunan dan fungsi dinding
brokhus sehingga infeksi bakteri mudah terjadi
4. Rokok
dapat menyebabkan kelumpuhan bulu getar selaput lender bronchus sehingga
drainase lendir terganggu. Kumpulan lendir tersebut merupakan media yang
baik untuk pertumbuhan bakteri.
I.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan
analisa gas darah : hipoksia dengan hiperkapnia
2. Rontgen
dada : pembesaran jantung dengan
diafragma normal/mendatar
3. Pemeriksaan
fungsi paru : Penurunan kapasitas vital (VC) dan volume ekspirasi kuat (FEV),
peningkatan volume residual (RV), kapasitas paru total (TLC) normal atau
sedikit meningkat.
4. Pemeriksaan
hemoglobin dan hematokrit : dapat sedikit meningkat
BAB
II
Konsep
Asuhan Keperawatan
A.
Pengkajian
1. Anamnesis
Keluhan
utama pada klien dengan bronchitis meliputi batuk kering dan produktif dengan
sputum purulen, demam dengan suhu tubuh dapat mencapai >40 oC,
dan sesak napas.
2. riwayat kesehatan
Ø Keluhan utama: Batuk persisten, produksi
sputum seperti warna kopi, disnea dalam beberapa keadaan. Weizing pada saat
ekspirasi,sering mengalami infeksi pada system respirasi.
Ø Riwayat kesehatan dahulu: Batuk atau
produksi sputum selama beberapa hari kurang lebih 3 bulan dalam 1 th. Dan
paling sedikit dalam 2 th berturut-turut adanya riwayat merokok.
Ø Riwayat kesehatan keluarga: Penelitian
terahir didapatkan bahwa anak dari orang tua perokok dapat menderita penyakit
pernafasan lebih sering dan lebih berat. Serta prefalensi terhadap
gangguan pernapasan lebih tinggi. selain itu klien yang tidak merokok tetepi
tinggal dengan perokok (perokok pasif) mengalami peningkatan kadar karbon
monoksida darah. Dari keterangan tersebut untuk penyakit familial dalam hal ini
bronchitis mungkin berkaitan dengan polusi udara rumah, dan bukan penyakit yang
diturunkan. (mutaqin,2008)
3. Pemeriksaan Fisik
Ø Keadaan
umum dan tanda-tanda vital
Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital klien dengan bronchitis biasanya didapatkan
adanya peningkatan suhu tubuh lebih dari 40 drajat celcius, frekuensi napas
meningkat dari frekuensi normal, nadi biasanya meningkat seirama dengan
peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan, serta biasanya tidak ada
masalah dengan tekanan darah
Ø B1
(breathing)
·
Inspeksi
Klien biasanya mengalami peningkatan
usaha dan frekuensi pernapasan, biasanya menggunakan otot bantu pernapasan.
Pada kasus bronchitis kronis, sering didapatkan bentuk dada barrel/ tong.
Gerakan pernapasan masih simetris. Hasil pengkajian lainnya menunjukkan klien
juga mengalami batuk yang produktif dengan sputum purulen berwarna kuning
kehijauan sampai hitam kecoklatan karena bercampur darah.
·
Palapasi
Taktil fremitus biasanya normal.
·
Perkusi
Hasil
penkajian perkusi menunjukkan adanya bunyi resonan pada seluruh lapang paru.
·
Auskultasi
Jika abses terisi penuh dengan
cairan pus akibat drainase yang buruk, maka suara napas melemah. Jika bronkus
paten dan drainasenya baik ditambah adanya konsolidasi di sekitar abses, maka
akan terdengar suara napas bronchial dan ronkhi basah.
Ø B2 (blood)
Sering
didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut nadi takikardi. Tekanan
darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan. Batas
jantung tidak mengalami pergeseran.
Ø B3 (brain)
Tingkat
kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak ada komplikasi penyakit
yang serius.
Ø B4
(bladder)
Pengukuran
volume output urine berhubungan erat dengan intake cairan, oleh karena itu,
perawat perlu memonitor adanya oliguria yang merupakan salah satu tanda awal
dari syok.
Ø B5 (bowel)
Klien
biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu makan, dan penurun
berat badan.
Ø B6 (bone)
Kelemahan
dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan bantuan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
(Muttaqin, Arif.2008)
4. Terapi Medis
Pengobatan
yang utama ditujukan untuk mencegah dan mengkontrol infeksi serta meningkatkan
dreinase bronchial.pengobatan yang diberikan berupa:
Ø Antimicrobial
Ø Bronkodilator
Ø Aerosolizet nebulizer
Ø intervensi bedah.
(Irman, 2009)
B.
Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan yang dapat
ditemui pada klien bronkitis adalah:
1.
Bersihan
jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum dan broncospasme.
2.
Gangguan
pertukaran gas dengan perubahan supple oksigen
3.
Gangguan
nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea dan anoreksia.
4.
Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan suplei oksigen.
( Manurung, 2008 )
Diagnose 1
bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan produksi sputum dan bronkospasme
Tujuan: bersihan jalan napas efektif
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam
Ø Kriteria Hasil :
1.
Sputum tidak ada
2.
Bunyi napas vesikuler
3.
Batuk berkurang atau hilang
4.
Sesak napas berkurang atau hilang
5.
Tanda-tanda vital normal
Intervensi
:
1. Kaji fungsi pernapasan: bunyi napas kecepatan
irama, kedalaman dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Rasional: memantau adanya perubahan
pola napas
2. Kaji
posisi yang nyaman untuk klien, misalnya posisi kepala lebih tinggi ( semi
fowler ).
Rasional : posisi semi fowler
memperlancar sirkulasi pernapasan dalam tubuh
3. Ajar
dan anjurkan klien latihan nafas dalam dan batuk efektif
Rasional : mengajarkan batuk efektif
agar pasien mandiri
4. Pertahankan
hidrasi adekuat, adupan cairan 40-50cc/ kg bb/ 24 jam
Rasional : mencegah adanya dehidrasi
5. Lakukan
fisioterapi dada jika tidak ada kontrak indikasi.
Rasional : fisioterapi dada
mempermudah pengeluaran secret
6. Kolaborasi
dengan tim medis untuk memberikan mukolitik
Rasional : untuk menurunkan spasme
jalan napas dan produksi mukosa.
Diagnosa2
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan suplai
oksigen.
Tujuan: gangguan pertukaran gas teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Selama … x 24 jam
Ø Kriteria hasil:
1.
Nilai analisa gas darah dalam batas normal.
2.
Kesadaran komposmentis.
3.
Klien tidak bingung
4.
Sputum tidak ada
5.
Sianosis tidak ada
6.
Tanda fital dalam batas normal
Ø Intervensi
1. Pertahankan posisi tidur fowler.
Rasional
: posisi fowler memperlancar sirkulasi pernapasan dalam tubuh
2. Ajarkan
klien pernapsan diagframatik dan pernapasan bibir.
Rasional : untuk menurunkan kolaps
jalan napas, dispnea dan kerja napas
3. Kaji
pernapasan, kecepatan dan kedalaman serta penggunaan otot bantu pernapasan
4.
Kaji secara rutin warna kulit dan membran mukosa
Rasional:indikasi langsung
keadekuatan volume cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin kering karena
napas mulut dan oksigen tambahan.
5. Dorong
klien untuk mengeluarkan sputum, penghisapan lendir jika diindikasikan
Rasional: untuk membantu melancarkan
jalannya pernapasan
6.
Awasi tingkat kesadaran / status mental klien, catat adanya perubahan
Rasional: Dengan mengetahui tingkat
kesadaran atau status mental klien, sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.
7.
Ukur tanda vital setiap 4-5 jam dan awasi irama
Rasional: Takikardia, disritmia dan
perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi
jantung.
8.
Palpasi fremitus
Rasional: mengetahui adanya
bunyi nafas akibat mukus
9. Berikan
oksigen sesuai indikasi
Rasional: Dapat memperbaiki/mencegah
buruknya hipoksia.
Diagnosa 3
Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan produksi sputum
Tujuan : nutrisi terpenuhi setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam
Ø Kriteria hasil :
1. Menunjukkan peningkatan berat badan
menuju tujuan yang tepat
2. Menunjukkan perilaku atau perubahan
pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang tepat.
Ø Intervensi
1. Kaji keluhan
klien terhadap mual, muntah dan anoreksia
Rasional: menentukan penyebab
masalah
2. Lakukan
perawatan mulut sebelum dan sesudah makan serta ciptakan lingkungan yang bersih
dan nyaman
Rasional: menghilangkan tanda
bahaya, rasa bau dari lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual
3. Anjurkan klien untuk
makan sedikit tapi sering
Radional: dapat meningkatkan nutrisi
dalam tubuh meskipun napsu makan berkurang.
4.
Timbang berat badan klien setiap minggu
Rasional: Berguna menentukan
kebutuhan kalori dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi
5.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan komposisi diet
Rasional: berguna untuk kestabilan
dan gizi yang masuk untuk pasien
DAFTAR PUSTAKA
- Carpenito, Lynda Juall. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit EGC. Jakarta. 2001.
- Doenges, Marliynn E.1999. Rencana Asuahan Keperawatan Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
- Price, sylvia Anderson. 2005 . pathofisiologi. Edisi 6. Jakarta .EGC .
- Soemantri ,irman. 1995. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernafsan. Edisi 2. Jakarta penerbit Salemba Medika
Asuhan
Keperawatan Bronchitis
klinik
medikal bedah I
2 Reguler B
DISUSUN
OLEH :
1. Abdul
Gofur
2. Bagas
Amirur Rizal
3. Diah
Rini Setiyawati
4. Ike
Kusuma Rimbani
5. Mastini
Febiyanti
6. Nurul
Febriana Hidayah
7.
Sulton Akbar Nafis
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2014/2015
I love the creativity, it actually represents the real happenings in human bodies in a very unique manner. I have to admit that i really admire your post. This post really is a masterpiece. I hope that you have other exhibitions to offer. It was great seeing this post.
ReplyDeleteWriting Descriptions of Products of a Manufacturing Company
penirum
ReplyDeletetesto ultra
klg
titan gel
vakum penis
pro extender
vakum bathmate
viagra
http://www.obatpembesarpenisbandung.org/category/obat-pembesar-penis/
hammer of thor
ReplyDeletehammer of thor asli
hammer of thor original
hammer of thor italy
ciri ciri hammer of thor asli
vimax
walatra sehat mata
ReplyDeletewalatra hexabumin
harga walatra hexabumin
khasiat dan manfaat walatra bersih wanita
Irsyad Herbal
ReplyDeleteObat Sinusitis
Obat Gagal Ginjal