MAKALAH TENTANG NUTRISI PADA PENDERITA KANKER
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi
| |
Disusun oleh
1 Reg B
1 Reg B
Fitri Fauziah A | P17420313060 | |
Indri Dwi P | P17420313064 | |
Joko Setiabudi | P17420313065 | |
Qonitalillah | P17420313080 | |
U'un Prapmaneta | P17420313089 |
Dosen Pengampu
Sumarni, SST. Mkes.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker terjadi akibat perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme pengaturan normal. Kanker sendiri merupakan istilah yang menggambarkan keadaan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal yaitu multiplikasi dan menyebar. Multiplikasi sel merupakan keadaan normal pada masa pertumbuhan atau proses regenerasi. Akan tetapi bila faktor yang mengontrol pembelaan sel tidak lagi berfungsi dengan normal maka keadaan ini yang disebut penyakit kanker.
Penderita kanker sering disertai adanya kaheksi yaitu suatu sindroma yang ditandai dengan gejala klinik berupa anoreksia, perubahan ambang rasa kecap, penururnan berat badan, anemia, gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Keadaan ini merupakan akibat dari kanker baik lokal maupun sistemik dan juga merupakan komplikasidari obat anti kanker.
1.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimana penderita mengetahui tentang diit yang benar?
2.Bagaimana penderita mengtahui nutrisi yang benar di berikan pada penderita kanker?
1.3 Tujuan Penulisan
1. mengetahui diit pada penderita kanker
2. mengetahui nutrisi pada penderita kanker
1.4 Manfaat
o pembaca mengetahui nutrisi yang di berikan pada penderita kanker
o pembaca mengetahui diit pada penderita kanker
BAB II
PEMBAHASAN
A. NUTRISI PADA PENDERITA KANKER
Kanker terjadi akibat perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme pengaturan normal. Kanker sendiri merupakan istilah yang menggambarkan keadaan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal yaitu multiplikasi dan menyebar. Multiplikasi sel merupakan keadaan normal pada masa pertumbuhan atau proses regenerasi. Akan tetapi bila faktor yang mengontrol pembelaan sel tidak lagi berfungsi dengan normal maka keadaan ini yang disebut penyakit kanker.
Penderita kanker sering disertai adanya kaheksi yaitu suatu sindroma yang ditandai dengan gejala klinik berupa anoreksia, perubahan ambang rasa kecap, penururnan berat badan, anemia, gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Keadaan ini merupakan akibat dari kanker baik lokal maupun sistemik dan juga merupakan komplikasidari obat anti kanker.
Anoreksia adalah hilangnya atau berkurangnya nafsu makan yang merupakan faktor utama dalam terjadinya kaheksia pada kanker. Zat metabolit yang dihasilkan sel kanker menyebababkan anoreksia, cepat kenyang dan menyebabkan perubahan rasa kecap. Stres psikologis yang terjadi pada kanker juga menunjang peranan dalam terjadinya anoreksia.
Penurunan nafsu makan oleh berbagai penyebab tampaknya merupakan faktor utama dalam terjadinya penurunan berat badan. Namun tidak jarang pada penderita yang mendapat asupan makanan yang adekuat juga mengalami penurunan berat badan adalah terjadinya hipermetabolisme pada penderita kanker.
Pengobatan anti kanker seperti kemoterapi, radiasi serta pembedahan dapat mempengaruhi status nutrisi penderita. Status gizi yang baik dapat menurunkan komplikasi dari terapi anti kanker dan membuat penderita merasa lebih baik. Dukungan nutrisi merupakan bagian yang penting dalam menunjang terapi penderita kanker.
B. Beberapa pengaruh pengobatan anti kanker pada status nutrisi:
1. Kemoterapi
Kemoterapi mempunyai kontribusi pada terjadinya malnutrisi dengan berbagai sebab antara lain mual, stomatitis atau sariawan, gangguan saluran pencernaan dan penurunan nafsu makan. Hal di atas selain mempengaruhi status nutrisi juga dapat mempengaruhi hasil dari pengobatan kemoterapi. Efek samping yang terjadi berhubungan dengan dosis, lama terapi, jenis obat dan respon individual.
2. Radioterapi
Radioterapi juga berkontribusi pada terjadinya malnutrisi pada penderita kanker. Beratnya malnutrisi yang terjadi ditentukan oleh tempat dilakukan radiasi, dosis dan lama radiasi. Beberapa penyebab perubahan status nutrisi akibat radiasi:
• Radiasi di kepala: menyebabkan mual, muntah.
• Radiasi pada kepala/leher: menyebabkan mucositis, sulit menelan, susah membuka mulut.
• Radiasi thorax: susah menelan, oesofagitis.
• Radiasi abdomen/pelvis: menyebabkan diare, gastritis, mual, muntah.
3. Pembedahan
Tergantung dari operasi yang dilakukan. Pembedahan merupakan terapi primer untuk penderita dengan kanker pada traktus gastro intestinal atau saluran pencernaan yang mungkin dikombinasi dengan kemoterapi atau radiasi. Tumor yang berada di saluran pencernaan biasanya akan bermasalah pada masalah nutrisi. Beberapa contoh akibat pembedahan pada saluran cerna;
• Operasi gaster: penurunan absorbsi vitamin B12.
• Operasi pancreas: gangguan metabolisme glukosa.
• Operasi kolon: kehilangan air dan elektrolit.
C. Tujuan terapi nutrisi pada penderita kanker antara lain:
1. Mempertahankan status nutrisi.
2. Mengurangi gejala sindroma kaheksia.
3. Mencegah komplikasi.
4. Memenuhi kecukupan mikronutrien
D. Terapi nutrisi
Kebutuhan nutrisi penderita kanker sangat individual dan berubah-ubah dari waktu ke waktu selama perjalanan penyakit serta tergantung dari terapi yang dijalankan. Kebutuhan energi dan protein penderita kanker belum ada kesepakatan. Secara umum dianjurkan kebutuhan kalori dianjurkan 25-35 kal/kg BB/hari, protein 1-1,5 gr/kg BB. Suplementasi vitamin sesuai kebutuhan terutama bagi yang tidak dapat mengkonsumsi diit gizi seimbang.
E. Cara pemberian
a. Melalui mulut/peroral
Pemberian melalui mulut merupakan cara yang paling disukai. Namun pada penderita kanker yang mengalami anoreksia dan perubahan rasa kecap maka pemberian makanan peroral menjadi masalah dan perlu mendapat perhatian khusus.
Cara mengatasi beberapa masalah makan secara peroral:
• Penyajian makanan harus dapat membangkitkan nafsu makan. Pada umumnya nafsu makan lebih baik pagi hari.
• Makanan diberikan sediki-sedikit tetapi sering. Cara ini terbukti memberi hasil pada sebagian besar pasien karena jumlah kalori dapat dipenuhi dengan cara yang tidak memberatkan.
• Diit sebaiknya tinggi kalori dan protein.
• Pada penderita gangguan rasa kecap: pengolahan makanan sebaiknya diberi bumbu lebih banyak, dan disajikan dengan bentuk dan aroma yang baik.
• Penderita dengan ganguan menelan: makanan diberikan dalam bentuk yang mudah ditelan misalnya ditambah kuah, diberikan diit lunak, makanan dicincang/digiling/disaring. Rasa jenis makanan dan penyajian harus sesuai dengan selera pasien.
• Penderita dengan sariawan: konsistensi makanan harus lembut agar mudah ditelan, hindari makanan terlalu panas, berbumbu tajam, terlalu asam.
b. Nutrisi enteral/melalui pipa
Bila pemberian makanan melalui mulut tidak dapat diterima/belum adekuat maka dipertimbangkan pemberian makanan dengan cara lain.
• Pada penderita kanker dengan fungsi saluran cerna masih baik maka makanan diberikan melalui pipa. Pipa melalui hidung paling sering digunakan karena lebih mudah.
• Selain itu pipa dapat juga bermuara di lambung maupun usus halus tergantung lokasi tumor.
• Pemilihan formula sama dengan penderita bukan kanker.
c. Nutrisi parenteral
Pemberian nutrisi parenteral mempunyai risiko tetapi pada keadaan tertentu cara ini perlu dipertimbangkan. Misalnya pada penderita kanker dengan gangguan fungsi saluran cerna, operasi pemotongan usus yang luas atau obstruksi. Pada penderita dengan nutrisi parenteral ini perlu dipantau dengan ketat karena selain mahal juga efek samping nutrisi ini cukup besar.
1. Anoreksia
Anoreksia atau menurunnya napsu makan hampir selalu ditemui pada penderita kanker. Kondisi ini disebabkan oleh penyakitnya sendiri, stress, atu akibat pengebotan. Turunnya napsu makan dapat diakibatkan adanya nyeri, mual, diare atau gangguan pencernaan yang lain. Jika penyebabnya jelas maka harus diatasi terlebih dahulu. Asupan makanan dapat ditingkatkan dengan memberikan makanan dalam porsi kecil,tetapi dalam frekuensi sesering mungkin. Jika memumngkinkan, berikan makanan yang padat energy. Camilan (snack) dapat dikonsumsi di antara waktu makan. Biarkanan penderita memilih makanan yang disukainya sertamenghindari makanan dengan aroma yang tidak isukai saat itu. Kemungkinan dapat terjadi, sebelum sakit penderita sangat menyukai aroma bawang goring, tetapi setelah sakit menjadi sangat mual jika menciumnya. Obat dapat diminum dengan cairan yang berenergi tinggi. Sebaiknya, makan yang banyak saat napsu makan paling bai. Sebaiknya, makan yang yang banyak saat napsu makan paling baik. Biasanya terjadi pada pagi hari.
2. Perubahan cita rasan dan aroma terhadap makanan
Adanya perubahan terhadap rasa dan aroma makanan dapat dikurangi dengan mengisap gula-gula (permen). Perubahan cita rasa terhadap makanan sumber protein tinggi, seperti daging mungkin diatasi dengan menggantinya dengan telur, yoghurt, atau ikan. Selain itu kebersihan mulut juga harus dijaga.Bersihkan mulut sebelum dan sesudah makan. Makanan sebaiknya disajikan pada suhu kamar, aritinya tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Meskipun demikian, suhu tetap dijaga agar bervariasi.
3. Kekeringan dan Sariawan pada mulut
Sariawan dakan mengakibatkan rasa sakit, terutama jika tersentuh dengan makanan yang merangsang. Oeh karena itu, penderita harus menghindari makanan yang bersifat asam, terlalu asin, terlalu berbumbu dan bertekstur keras, suhu terlalu dingin, atu terlalu panas. Kekeringan harus diatasi dengan makanan yang berkuah sehingga makanan yang tepat adalah makanan lunak dan berbubur. Jika mungkin, makan atau minum dilakukan dengan memakai sedotan, misalnya saat makan sub.
4. Disfagia
Disfagia atau kesulitan menelan makanan dapat dikurangi dengan makanan lunak yang mudah dicerna, dipotong kecil-kecil, atau dicincang. Sebaiknya porsi makanan kecil, tetapi diberikan sesering mungkin disertai dengan cairan secukupnya. Suhu makanan dipilih sesuai dengan keadaan atau selera penderita. Makan dilakukan dengan duduk tegak.
Hindari minuman beralkohol dan merokok. Makanan yang sangat asin, keras, dan menimbulkan ras serat pun harus dihindari. Minuman berenergi tinggi dapat berikan pada penderita . Demikian pula makanan suplemen.
5. Mual dan Munatah
Rasa mual dan muntah pada pendrita kanker dapat disebabkan karena efek samping pengobatan. Biasanya, dikurangi dengan meminum obat antimuntah beberapa saat sebelum makan.
6. Cepat kenyang dan rasa capai
Pada penderita yang merasa cepat kenyang, pilih makaan yang porsinya kecil, tetapi berenergi tinggi dan makan dalam frekuensi sesering mungkin. Dalam hal ini cairan yang diberikan terbatas. Untuk mengatasi perasaan cepat capai saat akan, pilih maknan yang tidak perlu dikunyah terlebih dahulu. Mkanan berenergi dan bergizi tinggi diberikan saat pagi hari, saat semangat penederita masih tinggi.
7. Kembung dan diare
Dalam kondisi ini, makanan dan minuman yang harus dihindari adalah yang menimbulkan gas dan berserat tinggi, misalnya minuman mengandung soda, sayuran golongan kol (kol, brokoli, dan kembang kol), walupun sayuran ini dikenal dapat mencegah timbulnya kanker. Buah-buahan, seperti nanas, rambutan, durian, dan nangka juga harus dihindari. Susu dan hasil olahannya dihindari, demikian pula minuman beralkohol dan rokok.
F. Pemantauan
Evaluasi harus dilakukan secara rutin dan teratur melalui perubahan status medis, status nutrisi dan pemeriksaan laboratorium. Bila terjadi perubahan pada salah satu hasil tersebut maka perencanaan nutrisi disesuaikan, penyesuaian dapat berupa perubahan pilihan makanan, waktu pemberian makanan, komposisi nutrien dan cara pemberian makan
G. Diit penyakit kanker
a. Gambaran Umum
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena. Kanker disebut juga Neoplasma Maligna. Neoplasma adalah masa jaringan yang dibentuk oleh sel-sel kanker, sedangkan Maligna berarti ganas.
Penyebab kanker belum diketahui dengan pasti,tapi sering dikaitkan dengan factor lingkungan (polusi,bahan kimia, dan virus) dan makanan yang mengandung bahan karsinogen. Karsinogenesis atau perkembangan kanker terjadi dalam dua tahap yaitu tahap inisiasi dan promosi, Inisiasi adalah awal terjadinya perubahan sel yang disebabkan oleh interakasi bahan-bahan kimia, radiasi dan virus dengan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) dalam sel. Perubahan ini terjadi dengan cepat, tapi sel yang telah berubah ini tidak aktif selama waktu yang tidak dapat ditentukan, sehingga pada tahap ini tidak dapat dirasakan oleh pasien. Tahap promosi adalah tahap berikutnya, yaitu aktifnya sel-sel kanker yang menjadi matang,berkembang, dan kemudian menyebar dengan cepat. Tahap inisiasi hingga manifestasi klinis dapat terjadi dalam waktu 5-20 tahun.
Walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti , tetapi gizi diduga dapat mengubah proses karisnogenesis, termasuk metabolisme karsinogen, pertahanan sel,deferensiasi sel, dan pertumbuhan tumor. Sebaiknya, keadaan gizi pasien dipengaruhi oleh pertumbuhan tumor dan pengobatan medis yang diberikan seperti pembedahan,radiasi,kemoterapi, dan transplatasi. Oleh sebab itu dperlukan pengertian tentang jalannya penyakit dalam memberikan terapi diet.
H.Masalah Gizi pada penyakit Kanker
Gangguan gizi yang dapat timbul pada pasien penyakit kanker disebabkan kurangnya asupan makanan, tindakan medic,efek psikologik dan pengaruh keganasan sel kanker. Gejala kanker dalam keadaan barat dinamakan cachexia yang menifestasinya secara klinis adalah anoreksia, penurunanan berat badan, gangguan reflex, lemas,anemia, krang energy protein, dan keadaan deplesi secara keseluruhan.
Beberapa factor penyebab gangguan gizi yang dapat timbul pada penyakit kanker adalah :
1. Kurang napsu makan yang disebabkan oleh factor psikologik dan last response terhadap kanker berupa cepat kenyangnya atau perubahan pada indra pengecep (lidah).
2. Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena :
a. Gangguan pada saluran cerna , dapat berupa kesulitan mengunyah, menelan; dan penyumbatan
b. Gangguan absorpsi zat gizi
c. Kehilangan cairan dan elektrolit karena muntah-muntah dan diare
3. Perubahan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak
4. Peningkatan pengeluaran energy
I. Tujuan Diet
Tujuan Diet Penyakit Kanker adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan cara :
1. Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima pasien.
2. Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlibahan.
3. Mengurangi rasa mual,muntah, dan diare.
4. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien dan keluarga
Berikut ini tujuan penatalaksanaan makanan bagi penderita kanker (Prakoso, 1992)
1. Mempertahankan atau mengembalikan keadaan gizi yang optimal agar kualitas hidup dan penyembuhan dapat dicapai semaksimal mungkin.
2. Mengurangi atau mencegah terjadinya komplikasi
3. Mengurangi progresivitas kanker
Tujuan ini dapat dicapai dengan ketersediaan makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan gizi, kebutuhan gizi, keadaan penyakit, kebiasaan makan, serta kemampuan penderita untuk menerimanya. Disamping itu, diperlukan juga perubahan sikap dan prilaku sehat terhadap makanan bagi penderita dan keluarga.
A. Makanan Sebagai Obat Pendukung pada Kanker
Makanan mempunyai peranan yang sanagt penting bagi penderita kanker, sejak diagnosis, pelaksanaan pengobatan, sampai penyembuhan penyakit. Makanan mengandung unsure zat gizi penghasil energy, yaitu karbonhidrat, lemak, dan protein’ zat pengatur, seperti vitamin, mineral’serta air. Pada penderita kanker kebutuhan gizi meningkat akibat proses keganasannya. Di lain pihak, pengobatan dengan pembefahan, penyinaran, kemoterapi, maupun imunoterapi akan lebih berhasil dan berdaya guna jika penderita dalam keadaan status gizi baik.
D. Syarat Diet
Syarat –syarat diet Penyakit Kanker
1. Energ Tinggi, yaitu 36 kkal/kg BB untulaki-laki dan 32 kkal/kg BB untuk permpuan. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, maka kebutuhan energy menjadi 40 kkal/kg BB untk laki-laki dan 36 kkal/kg BB untuk permpuan.
2. Protein tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg BB.
3. Lemak sedang, yaitu 15-20 % dari kebutuhan energy total.
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total.
5. Vitamin dan mineral cukup terutama vitamin A,B kompleks, C dan E. Bila perlu ditambah dalam bentuk suplemen.
6. Rendah iodium bila sedang menjalani medikasi radioaktif internal.
7. Bila imunitas menurun (leokosit < 10 ul) atau pasien akan menjalani kemoterapi agresif, pasien harus mendapat makanan yang steril.
8. Porsi makan keci dan sering diberikan.
J. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Jenis diet pasien penyait kanker sangat tergantung pada keadaan pasien, perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk menerima makanannya. Oleh sebab itu, diet hendaknya disusun secara individual. Perubahan indera kecap,rasa cepat kenyang, mual, penurunan berat badan dan akibat pengbatan. Sesuai dengan keadaan pasien, makanan dapat diberikan secara oral,enternal, maupun parental. Makanan dapat diberikan dalam bentuk Makanan Padat, Makanan Cair, atau kombinasi. Untuk Makanan Padat dapat berbentuk Makanan Biasa, Makanan Lunak, atau Makanan Lumat.
K. Pedomanan Untuk Mengatasi Masalah Makan
1. Bila pasien menderita anoreksia
a. Dianjurkan makan makanan yang disukai atau dapat dierima walaupun tidak lapar
b. Hindari minum sebelum makann
c. Tekankan bahwa makanan adlaah bagian penting dalam program pengobatan.
d. Olah raga sesuai dengan kemampuan penderita
2. Bila ada perubahan pengecapan
a. Makanan atau minuman diberikan deng suhu kamar atau dingin.
b. Tambahkan bumbu makanan yang sesuai untuk menambah rasa
c. Minuman diberikan dalam bentuk segar seperti sari buah atau jus.
3. Bila ada kesulitan mengunyah atau menelan.
a. Minum dengan menggunakan sedotan
b. Makanan atau minuman diberikan dengan suhu kamar atau dingin
c. Bentuk makanan disaring atau cair
d. Hindari makanan terlalu asam atau asin.
4. Bila mulut kering
a. Makanan atau minuman diberikan dengan suhu dingin
b. Bentuk makanan cair
c. Kunyah permen karet atau hard candy.
5. Bila mual dan muntah
a. Beri makan kering
b. Hindari makanan yang berbau merangsang
c. Hindari makanan lemak tinggi.
d. Makan dan minum perlahan-lahan
e. Hindari makanan dan minuman terlalu manis
f. Batasi cairan pada saat makan
g. Tidak tiduran setelah makan.
L.MENU UNTUK PENDERITA KANKER
Selama penderita kanker masih dapat menerima makanan melalui mulut ( oral), perencanaan menu merupakan hal penting yang harus dilaksanakan. Dengan perencanaan matang, diharapkan tujuan diet dapat tercapai karena berbagai kendala yang terdapat pada penderita, seperti anoreksia, mual dan kesulitan menelan dapat menghalangi asupan makanan.
Pada kegannasan, terjadi peningkatan metabolisme akibat penggunaan zat gizi yang tidak efektif. Bagimanapun juga, sel kanker akan mengembalikan zat gizi untuk melancarkan aktivitasnya. Pembedahan, penyinaran, maupun kemoterapi akan melukai jaringan yang sehat di sekitar tumor. Bahkan, dapat pula menimbulkan komplikasi berupa infeksi. Keadaan ini membutuhkan peningkatan kandungan zat gizi dalam makanan. Protein sangat diperlukan untuk perbaikan jaringan yang sehat di sekitar tumor. Bahkan, dbapat pula menimbulkan komplikasi berupa infeksi. Keadaan ini membutuhkan peningkatan kandungan zat gizi dalam makanan. Protein sangat diperlukan utnuk perbaikan jaringan akibat luka pemedahan, pembentukan jaringan baru guna menggantikan populasi sel kanker yang rusak karena penyinaran maupun kemoterapi, atau pembentukan sel-sel pertahan tubuh dalam imunoterapi. Pemberian zat gizi dalam bentuk karbonhidrat dan lemak diperlukan untuk menghasilkan energy bagi pemulihan sesudah pembedahan. Asupan energy akan meningkatkan kemampua tubuh untuk mempertahankan simpanan proteinnya sehingga berbagai organ tubuh, seperti saluran pencernaan, sumsum tulang, dan organ lain dapat melakukan fungsinya dengan baik.
Waktu makan Bahan makan Hidangan
Pagi : 06.00-07.00 1 gelas nasi tim
1 sdm gula pasir Nasi tim
Teh manis
Selingan : 09.00-1.00 1 buah kentang Perkedel*
Siang :12.00-13.00 1 gelas nasi tim Nasi tim
Selingan : 15.00-16.00 2 sdm tepung
1 sdm gula merah Bubur sumsum
Malam :18.00-19.00 1 gelas nasi tim Nasi tim
Setup buah**
Selingan : 21.00-22.00 12,5 g krakers
1 sdm gula pasir Krakers
Teh Manis
Penatalaksanaan makan pada penderita kanker dapat meningkatkan berat badan dan protein tubuh, meskipun tidak dapat mengembalikan status gizi seara sempurna. Meskipun demikian, keadaan ini akan menurunkan kerentangan penderita terhadap infeksi dan mengurangi gejala akibat efek samping pengobatan sehingga pengobatan dapat berlangsung sampai tuntas. Disamping itu, penderita akan merasa lebih sehat dan lebih aktif sehingga sangat membantu dalam pemulihan kesehatan (Zeeman,1991)
Pada umumnya, penderita kanker membutuhkan diet tinggi kalori dan protein ( TKTP). Zeeman (1991), mengestimasi energy yang dibutuhkan itu sebesar 2.000 kalori dan protein 90-100 g per gari kepada penderita dengan status gizi yang cukup baik. Jumlahnya ini diperlukan untuk pemulihan dibutuhkan energy 3.000-4.000 kalori dan protein 100-200 g per hari. Wilkes (2000), mengestimasikan jumlah energy yang dibutuhkan pada penderita kanker adalah 35-40 kalori per kilogram berat badan per hari dan protein 1,5-2,0 g per kilogram berat badan per hari. Menurut Persagi (1999), pada diet TKTP diberikan protein 2-2,5 g per kilogram berat badan per hari.
Contoh
Berdasarkan estimitas Wilkes (2000) seorang penderita kanker dengan berat badan 50 kg dalam sehari membutuhkan :
energy = 50 X 40 kalori = 2.000 kalori
protein = 50 X 20 g = 100 g
Selain kebutuhan gizi makro penghasil energy, dibutuhkan juga zat gizi mikro berupa vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup agar metabolisme dalam tubuh dapat berjalan baik. Cairan yang cukup juga harus diberikan untuk mengurangi efek toksik obat-obatan, serta mempercepat pengeluaran hasil pemecahan sel.
M. Makanan yang di berikan pada penderita kanker
• - Konsumsi cukup sayur dan buah ( 4-5 macam setiap hari ). Misalnya apel, papaya, alpukat/kiwi/mangga, jambu merah/ strawberry/buah naga, jeruk dll. Bayam merah, bayam hijau, ginseng, daun papaya+bunga pepaya, broccoli, bit, wortel, dll. Pilih sayur dan buah yang berwarna mencolok dan jangan mengkonsumsi jenis-jenis sayur dan buah yang sama dalam jangka waktu lama. Lebih baik secara kombinasi agar tubuh tidak kelebihan zat tertentu tapi kekurangan zat yang lain. Variasikan warna-warna buah dan sayurnya.
• Jika menkonsumsi makanan sumber karbohidrat, pilih karbohidrat kompleks, misal nasi merah, roti gandum
• Perbanyaklah makan ikan laut ( usahakan tidak makan cumi, kepiting, bandeng ), kalau ayam, belilah ayam kampung atau ayam organic. Apabila terpaksa makan daging merah ( daging sapi ) pilih yang rendah lemak .
• Bila mengkonsumsi susu dan olahannya pilih yang rendah lemak atau susu kedelai. Yoghurt pilih yang plain. Kedelai olahan lain juga bagus, seperti tahu, tempe.
• Sebaiknya mulai kurangi gula ( bisa diganti madu kalau terpaksa), makanan yang mengandung nitrit, pengawet, pewarna, diasinkan, diasap.
• Kurangi gorengan. Makanan yang mengandung karbohidrat seperti kentang goreng / keripik kentang akan merangsang terbentuknya senyawa pemicu kanker yang bernama akrilamida. Pada kentang/ keripik kentang goreng senyawa ini lebih banyak dibanding pada makanan gorengan lain.
• Hindari memasak makanan dengan suhu tinggi
• Hindari alcohol dan minuman soft drink. Lebih baik minum air putih 8 gelas sehari
• Batasi cemilan enak tapi tak sehat, seperti cake, permen dan aneka dessert. Ganti camilan dengan misalnya : jagung rebus, kacang rebus, edamame rebus, chestnut, dan polong-polongan / kacang merah.
N. Upaya Meningatkan Asupan Makanan
Hal utam dalam menghadapi penderita kanker adalah mencegah peneurunan gizi lebih lanjut dan akan leihbaik jika dapat dicapai status gizi normal. Oleh karena itu asupan makanan hars ditingkatkan walaupun terdapat berbagai kendala, seperti anoreksia dengan berbagai penyebabnya, perubahan cita rasa dan aroma terhadap makanan, kekeringan dan sariawan pada mulut, disfagia, mual dan muntah, perasaan capat kenyang, rasa capai, kembung, serta diare. Masalah yang dihadapi oleh satu penderita berbeda dngan lainnya sehingga pengaturan makanan pada masing-masing penderita kanker tidak dapat disamaratakan, tetapi harus dihadapi satu per satu.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN.
Kanker terjadi akibat perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme pengaturan normal. Kanker sendiri merupakan istilah yang menggambarkan keadaan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal yaitu multiplikasi dan menyebar
.
B.SARAN
Kanker dapat di cegah dengan pola hidup yang sehat dengan cara menjaga lingkungan yang sehat, gaya hidup dan didampingi asupan nutrisi yang cukup ,dengan cara memilih makanan yang kembali kepada alam “yang sehat”.
Ini apakah benar mbak kalau penderita penyakit kanker tidak boleh makan ikan bandeng? Memang apa buruknya? Ini ketika pasien makan bandeng leukositnya meningkat. Sedangkan bila tidak makan leukositnya turun dan jadinya tidak diperbolehkan untuk sinar. Bagaimana mbak baiknya?
ReplyDelete