Thursday, 27 February 2014

Patologi Keperawatan


Oleh  Ahmad Baequny S.Kep, Ns, M.Kes

MEKANISME ADAPTASI SEL
A.    Penyebab cedera seluler
-          Agen Fisik
Cedera karena suhu dapat mengakibatkan :
·         Sel sobek
·         Denaturasi protein
·         Thrombosis vasculer
·         Kematian sel

-          Agen Kimiawi
·         Berbagai bahan kimia alamiah/sintetis
·         Efek sangat bergantung dosis
·         Dapat bersifat lokal/sistematik
·         Dapat menyebabkan kematian sel setempat

-          Agen Biologi
·         Oleh organisme infeksius
·         Kerusakan jaringan yang ditimbulkan beraneka ragam
·         Biasanya akan timbul reaksi peradangan
·         Dapat terjadi kerusakan pada jaringan yang terkena

B.     Gambaran umum sel setelah cedera
1.      Perubahan hidropik
-          Sitoplasma pucat dan bengkak karena timbunan cairan
-          Biasanya akibat hipoksia atau keracunan bahan kimia
-          Bersifat reversibel
-          Dapat irreversibel  bila penyebab menetap lama.

2.      Perubahan lemak
-          Umumnya disebabkan hipoksia alkohol
-          Organ hati yang sering terkena
-          Dapat berupa vacuola kecil (akhirnya membentuk besar)
-          Bersifat reversibel (berat à Irreversibel)

C.     Pembaharuan sel
-     Sel Labil
Mempunyai kemampuan yang baik untuk regenerasi (contoh : sel kulit)
-     Sel Stabil
Membelah dengan kecepatan lambat dalam kondisi fisiologis (contoh : Sel tubulus ginjal)
-     Sel Permanen
Tidak mempunyai kemampuan untuk membelah (contoh : sel saraf)

D.    Akibat cedera
1.    Kulit
Tergantung pada luas luka
Luka iris à penyembuhan per priman
Contoh :
Insisi à Eksudasi Fibrinogen à Pertautan fibrin yang lemah à Pertautan kolagen

Penyembuhan per sekundam
Bila terjadi kerusakan jaringan diperlukan mekanisme lain :
Kerusakan jaringan à Jaringan bergranulisasi à Organisasi à Permulaan jaringan parut à Kontraksi jaringan parut

2.    Traktus Gastrointestinal
Akibat cidera pada usus tergantung pada kedalamannya ;
Erosi mukosa : hilangnya sebagian dari mukosa
Ulserasi mukosa : hilangnya seluruh kebiasaan mukosa dan sering sering terjadi defekasi lebih dalam

3.    Tulang
Tulang Normal à(fraktur)à Hematom à kalus pada fraktur à Tulang lameral à remodeling à Tulang normal

Gangguan pada penyembuhan tulang
-          Pergerakan
-          Jaringan lunak yang berada diantara kedua ujung tulang
-          Ketidaklurusan letak tulang
-          Infeksi
-          Penyakit tulang yang ada sebelumnya

E.     Faktor yang mempengaruhi penyembuhan
-          Usia
-          Nutrisi
-          Pengobatan steroid
-          DM dan Imunosupresif
-          Gangguan Vasculer

DEGENERASI, INFILTRASI, DAN NEKROSIS

v  DEGENERASI
Degenerasi dan infiltrasi adalah perubahan dalam morfologi sel yang ditimbulkan oleh :
1.    Akumulasi metabolit/ zat lain dalam sel yang mengalami kerusakan atau cidera sebelumnya (degenerasi).
2.    Pemuatan yang berlebigh dari sel yang sebelumnya normal oleh bahan yang abnormal (infiltrasi)

v  NEKROSIS
Jika kerusakan sel berjalan lama dan derajatnya berlebih, akhirnya dapat mengakibatkan kematian pada sel (nekrosis)

Sedangkan kematian sel yang fisiologik sering disebut Nekrobiosis
Contoh : terjadi pada lapisan keratin kulit, sel darah.

v  GANGGUAN AIR
Teknik osmotik intra sel dipertahankan oleh pompa natrium, bila gagal tekanan akan meningkat sehingga sel membengkak karena masuknya air.

v  PEMBAGIAN DEGENERASI DAN INFILTRASI
Menurut morfologi dan metabolit yang ditemukan :
1.    DEGENERASI BERAWAN (CLOUDY SWELLING)
-       Merupakan perubahan kemunduran akibat jejas yang tak keras
-       Ditandai dengan sel yang bergerak disertai sitoplasma yang bergranula
-       Biasa terjadi pada sel tubulus ginjal, hati, otot jantung.
-       Penyebab infeksi demam, keracunan, suhu ekstrem, anoxia, gizi buruk.

2.    DEGENERASI HIDROPIK
Mempunyai karakteristik adanya penumpukan air lanjut dalam sel
Disebabkan oleh :
Kerusakan mitokondria yang nyata.
Terhentinya produksi ATP
Kegagalan pompa natrium à peningkatan Osmotik sel.

3.    PENYEBAB DEGENERASI
-          Gangguan air dan elektrolit yang berat
-          Bahan fisiokimiawi (luka bakar, chloroform)
-          Keadaan infeksi
-          Setelah cloudy swelling, jika berlangsung lama
-          Tempat yang terkena : sel hepar dan tubulus ginjal
-          Keadaan ini reversibel dari kerusakan yang berat dan dapat berlanjut pada kematian sel (Jika faktor penyebab tetap bertahan)

4.      FATTY METAMORPHOSIS
Degenerasi lemak
-       Penumpukan lemak yang terjadi karena adanya jejas yang mengenai sel
-       Ketidakmampuan dari sel yang semula mengalami kerusakan untuk memetabolisir
-       Jumlah normal lemak yang diangkut kedalamnya.
-       Lemak berakumulasi dalam sitoplasma

5.      INFILTRASI GLIKOGEN
Keadaan dimana jumlah glikogen intraseluler yang berlebihan :
Dapat disebabkan oleh :
Diabetes Melitus dan Tumor


v  GANGGUAN LEMAK
-          Lemak diet diabsorbsi dari usus, diangkat ke hati dan kumudian digunakan untuk :
1.    Kebutuhan energi langsung
2.    Sebagai komponen berperan penting semua sel
3.    Cadangan dalam depot lemak
-          Pergantian terjadi terus-menerus melalui aliran darah
-          Pada obesitas penumpukan bukan pada organ jantung, hati dan ginjal à (sehingga bukan termasuk perubahan)

v  INFILTRASI
Terjadi akibat sel yang semula sehat kemudian ditimbun secara berlebihan dengan lemak yang berasal dari luar sel. Tanpa adanya tanda-tanda kerusakan sel sebelumnya.

Diduga akibat sel parenkim tak dapat mengelola jumlah lemak yang banyak dibawa melalui aliran darah.

v  ORGAN YANG TERKENA
Tiga organ tubuh yang sering terkena ; hati, jantung dan ginjal.
Untuk memastikan isi vakoul (lemak, air, karbohidrat dll)

Dapat dilakukan pemeriksaan dengan pulasan Sudan III atau IV

v  PENYEBAB
-       Infeksi
-       Fisiko-kimiawi. Contohnya : kloroform
-       Anoksia
-       alkoholik

v  GANGGUAN PROTEIN
Protein diet à Asam amino à absorbsi à membentuk protein jaringan

v  Gangguan karbohidrat
Karbohidrat diet à Diabsorbsi sebagai monosakarida
(dalam prosesnya dibantu dengan enzim)

v  Dikonversi jadi glukosa di hepar, berfungsi :
-       Dioksida segera suntuk energi
-       Disimpan sebagai glikogen otot
-       Disimpan dalam hepar sebagai glikogen (diikuti dengan pelepasan gukosa melalui glikogenolisis bila diperlukan)

v  NEKROSIS
-       Kematian sel dapat mengenal seluruh tubuh (somatic death) atau setempat
-       Kematian sel/jaringan dapat dikenali karena terjadi perubahan tertentu
-       Makroskopik (jaringan tampak keruh, tak cerah, putih abu-abu)
-       Mikroskopik (jaringan nekrotik berwarna kemerahan pucat, tidak mengambil zat warna hematoksilin sehingga terlihat pucat)

v  PENYEBAB NEKROTIK
1.      ISKHEMI
-       Terjadi akibat supply oksigen dan makanan untuk organ tubuh terputus
-       Dapat terjadi pada infark (kematian jaringan akibat penyumbatan pembuluh darah)
-       Lebih muda terjadi pada jaringan yang rentan terhadap anoksin (misalnya : otak)

2.      AGEN BIOLOGI
Toksin bakteri à kerusakan dinding pembuluh
Bala toxin kurang keras akan menyebabkan radang

3.      AGEN KIMIA
-       Konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan nekrosis akibat gangguan keseimbangan osmotik sel
-       Beberapa zat dalam konsentrasi rendah sudah merupakan racun dan mematikan
-       Dapat juga terjadi autointoksikasi, seperti pada toxemia gravidarum

4.      AGEN FISIK
Yang sering terjadi karena trauma fisik, suhu yang ekstrim, listrik, cahaya matahari, radiasi dll

5.      HIPERSENSITIF
Kerentanan jaringan yang timbul secara spontan atau didapat dan menimbulkan reaksi imunologis.

6.      JENIS NEKROTIK
a)         Nekrotik Eogalativa
b)        Nekrotik Kolikuatif
c)         Nekrotik Cascosa
d)        Ganggren
e)         Nekrotik Enzimatik
f)         Nekrotik Fibrinoid

No comments:

Post a Comment