Oleh
Ahmad Baequny S.Kep, Ns, M.Kes
MEKANISME ADAPTASI SEL
A.
Penyebab cedera
seluler
-
Agen Fisik
Cedera karena suhu
dapat mengakibatkan :
·
Sel sobek
·
Denaturasi protein
·
Thrombosis vasculer
·
Kematian sel
-
Agen Kimiawi
·
Berbagai bahan
kimia alamiah/sintetis
·
Efek sangat
bergantung dosis
·
Dapat bersifat lokal/sistematik
·
Dapat menyebabkan
kematian sel setempat
-
Agen Biologi
·
Oleh organisme
infeksius
·
Kerusakan jaringan
yang ditimbulkan beraneka ragam
·
Biasanya akan
timbul reaksi peradangan
·
Dapat terjadi
kerusakan pada jaringan yang terkena
B.
Gambaran umum
sel setelah cedera
1.
Perubahan hidropik
-
Sitoplasma pucat
dan bengkak karena timbunan cairan
-
Biasanya akibat
hipoksia atau keracunan bahan kimia
-
Bersifat reversibel
-
Dapat irreversibel
bila penyebab menetap lama.
2.
Perubahan lemak
-
Umumnya disebabkan
hipoksia alkohol
-
Organ hati yang
sering terkena
-
Dapat berupa vacuola
kecil (akhirnya membentuk besar)
-
Bersifat reversibel
(berat à
Irreversibel)
C.
Pembaharuan sel
-
Sel Labil
Mempunyai kemampuan
yang baik untuk regenerasi (contoh : sel kulit)
-
Sel Stabil
Membelah dengan
kecepatan lambat dalam kondisi fisiologis (contoh : Sel tubulus ginjal)
-
Sel Permanen
Tidak mempunyai
kemampuan untuk membelah (contoh : sel saraf)
D.
Akibat cedera
1.
Kulit
Tergantung pada luas
luka
Luka iris à penyembuhan per priman
Contoh :
Insisi à Eksudasi Fibrinogen à Pertautan fibrin yang lemah à Pertautan kolagen
Penyembuhan per
sekundam
Bila terjadi kerusakan
jaringan diperlukan mekanisme lain :
Kerusakan jaringan à Jaringan bergranulisasi à Organisasi à Permulaan jaringan parut à Kontraksi jaringan parut
2.
Traktus Gastrointestinal
Akibat cidera pada usus
tergantung pada kedalamannya ;
Erosi mukosa :
hilangnya sebagian dari mukosa
Ulserasi mukosa :
hilangnya seluruh kebiasaan mukosa dan sering sering terjadi defekasi lebih
dalam
3.
Tulang
Tulang Normal à(fraktur)à Hematom à kalus pada fraktur à Tulang lameral à remodeling à Tulang normal
Gangguan pada
penyembuhan tulang
-
Pergerakan
-
Jaringan lunak
yang berada diantara kedua ujung tulang
-
Ketidaklurusan
letak tulang
-
Infeksi
-
Penyakit tulang
yang ada sebelumnya
E.
Faktor yang
mempengaruhi penyembuhan
-
Usia
-
Nutrisi
-
Pengobatan steroid
-
DM dan
Imunosupresif
-
Gangguan
Vasculer
DEGENERASI, INFILTRASI, DAN NEKROSIS
v DEGENERASI
Degenerasi dan infiltrasi adalah perubahan dalam
morfologi sel yang ditimbulkan oleh :
1.
Akumulasi metabolit/
zat lain dalam sel yang mengalami kerusakan atau cidera sebelumnya (degenerasi).
2.
Pemuatan yang
berlebigh dari sel yang sebelumnya normal oleh bahan yang abnormal (infiltrasi)
v NEKROSIS
Jika kerusakan sel berjalan lama dan derajatnya
berlebih, akhirnya dapat mengakibatkan kematian pada sel (nekrosis)
Sedangkan kematian sel yang fisiologik sering
disebut Nekrobiosis
Contoh : terjadi pada lapisan keratin kulit, sel
darah.
v GANGGUAN AIR
Teknik
osmotik intra sel dipertahankan oleh pompa natrium, bila gagal tekanan akan
meningkat sehingga sel membengkak karena masuknya air.
v PEMBAGIAN DEGENERASI DAN INFILTRASI
Menurut morfologi dan metabolit yang ditemukan :
1.
DEGENERASI
BERAWAN (CLOUDY SWELLING)
-
Merupakan perubahan
kemunduran akibat jejas yang tak keras
-
Ditandai dengan
sel yang bergerak disertai sitoplasma yang bergranula
-
Biasa terjadi
pada sel tubulus ginjal, hati, otot jantung.
-
Penyebab infeksi
demam, keracunan, suhu ekstrem, anoxia, gizi buruk.
2.
DEGENERASI
HIDROPIK
Mempunyai karakteristik
adanya penumpukan air lanjut dalam sel
Disebabkan oleh
:
Kerusakan mitokondria
yang nyata.
Terhentinya produksi
ATP
Kegagalan pompa
natrium à
peningkatan Osmotik sel.
3.
PENYEBAB
DEGENERASI
-
Gangguan air dan
elektrolit yang berat
-
Bahan fisiokimiawi
(luka bakar, chloroform)
-
Keadaan infeksi
-
Setelah cloudy
swelling, jika berlangsung lama
-
Tempat yang
terkena : sel hepar dan tubulus ginjal
-
Keadaan ini
reversibel dari kerusakan yang berat dan dapat berlanjut pada kematian sel (Jika
faktor penyebab tetap bertahan)
4.
FATTY
METAMORPHOSIS
Degenerasi lemak
-
Penumpukan lemak
yang terjadi karena adanya jejas yang mengenai sel
-
Ketidakmampuan dari
sel yang semula mengalami kerusakan untuk memetabolisir
-
Jumlah normal
lemak yang diangkut kedalamnya.
-
Lemak berakumulasi
dalam sitoplasma
5.
INFILTRASI
GLIKOGEN
Keadaan dimana
jumlah glikogen intraseluler yang berlebihan :
Dapat
disebabkan oleh :
Diabetes
Melitus dan Tumor
v GANGGUAN LEMAK
-
Lemak diet
diabsorbsi dari usus, diangkat ke hati dan kumudian digunakan untuk :
1.
Kebutuhan energi
langsung
2.
Sebagai komponen
berperan penting semua sel
3.
Cadangan dalam
depot lemak
-
Pergantian terjadi
terus-menerus melalui aliran darah
-
Pada obesitas
penumpukan bukan pada organ jantung, hati dan ginjal à (sehingga bukan termasuk perubahan)
v INFILTRASI
Terjadi akibat sel yang semula sehat kemudian ditimbun
secara berlebihan dengan lemak yang berasal dari luar sel. Tanpa adanya
tanda-tanda kerusakan sel sebelumnya.
Diduga akibat sel parenkim tak dapat mengelola
jumlah lemak yang banyak dibawa melalui aliran darah.
v ORGAN YANG TERKENA
Tiga organ tubuh yang sering terkena ; hati, jantung
dan ginjal.
Untuk memastikan isi vakoul (lemak, air, karbohidrat
dll)
Dapat dilakukan pemeriksaan dengan pulasan Sudan III
atau IV
v PENYEBAB
-
Infeksi
-
Fisiko-kimiawi. Contohnya
: kloroform
-
Anoksia
-
alkoholik
v GANGGUAN PROTEIN
Protein diet à Asam amino à absorbsi à membentuk protein jaringan
v Gangguan karbohidrat
Karbohidrat diet à Diabsorbsi sebagai monosakarida
(dalam prosesnya dibantu dengan enzim)
v Dikonversi jadi glukosa di hepar, berfungsi :
-
Dioksida segera
suntuk energi
-
Disimpan sebagai
glikogen otot
-
Disimpan dalam
hepar sebagai glikogen (diikuti dengan pelepasan gukosa melalui glikogenolisis
bila diperlukan)
v NEKROSIS
-
Kematian sel
dapat mengenal seluruh tubuh (somatic death) atau setempat
-
Kematian sel/jaringan
dapat dikenali karena terjadi perubahan tertentu
-
Makroskopik (jaringan
tampak keruh, tak cerah, putih abu-abu)
-
Mikroskopik (jaringan
nekrotik berwarna kemerahan pucat, tidak mengambil zat warna hematoksilin
sehingga terlihat pucat)
v PENYEBAB NEKROTIK
1.
ISKHEMI
-
Terjadi akibat supply
oksigen dan makanan untuk organ tubuh terputus
-
Dapat terjadi
pada infark (kematian jaringan akibat penyumbatan pembuluh darah)
-
Lebih muda
terjadi pada jaringan yang rentan terhadap anoksin (misalnya : otak)
2.
AGEN BIOLOGI
Toksin bakteri à kerusakan dinding pembuluh
Bala toxin kurang keras akan menyebabkan radang
3.
AGEN KIMIA
-
Konsentrasi yang
tinggi dapat menimbulkan nekrosis akibat gangguan keseimbangan osmotik sel
-
Beberapa zat
dalam konsentrasi rendah sudah merupakan racun dan mematikan
-
Dapat juga
terjadi autointoksikasi, seperti pada toxemia gravidarum
4.
AGEN FISIK
Yang sering terjadi karena trauma fisik, suhu yang
ekstrim, listrik, cahaya matahari, radiasi dll
5.
HIPERSENSITIF
Kerentanan
jaringan yang timbul secara spontan atau didapat dan menimbulkan reaksi
imunologis.
6.
JENIS NEKROTIK
a)
Nekrotik Eogalativa
b)
Nekrotik Kolikuatif
c)
Nekrotik Cascosa
d)
Ganggren
e)
Nekrotik
Enzimatik
f)
Nekrotik
Fibrinoid
No comments:
Post a Comment