Oleh Sri Hidayati Skep.Ns
KOMUNIKASI PADA ANAK
A. Definisi Komunikasi
1. Pengiiriman pesan atau tukar-menukar informasi atau ide/gagasan (oxford Direction)
2. Suatu Proses ketika informasi disampaikan pada orang lain melalui symbol, tanda atau tingkah laku (Haber, 1987)
3. Komunikasu bisa berbentuk komunikasi verbal, komunikasi nonverbal dan komunikasi abstrak (Champbell dan Glasper, 1995)
4. Komunikasi adalah suatu proses penyampaiak pesan atau informasi dari seseorang kapada orang lain baik secara verbal maupun nonverbal.
Ø Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan menggunakan symbol,tanda, atau tingkah laku.
Ø Komunikasi terdiri atas komponen masukan (pesan yang ingin disampaikan), proses (penyampaian pesan melalui media dengan menggunakan symbol, tanda dan perilaku), dan hasil komunikasi (pesan yang diterima yang diharapkan sesuai dengan pasan yang dikirim)
B. Komunikasi pada anak
Ø Merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan diri kita dengan anak
Ø Merupakan proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak bicara mampu memenuhi kebutuhannya, perhatian dan kasih sayang.
C. Komponen dalam komunikasi
1. Komunikator
Orang yang menyampaikan pesan harus berusaha merumuskan isi pesan yang akan disampaikan. Sikap dari komunikan harus empati dan menempatkan pada diri komunikan atau penerima pesan.
2. Pesan
Pernyataan yang didukung oleh lambang. Lambang bahasa dinyatakan baik lisan maupun tulisan.
3. Komunikan
Seseorang penerima pesan harus tanggap atau eka dengan pesan yang diterimanya dan harus dapat menfsirkan pesan yang diterimanya.
4. Media
Sarana atau saluran dari komunikasi bisa berupa media cetak, audio, visual, dan audio-visual.
5. Respon atau umpan balik
Reaksi komunikasi sebagi dampak atau pengaruh dari pesan yag disampaikan. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
D. Sikap dalam komunikasi
- Sikap berhadapan
- Sikap mempertahankan kontak
- Sikap membungkuk kearah pasien
- Sikap terbuka
- Sikap tetap relaks
E. Sikap komunikasi terpeutik
1. Sikap kesejatian
- Sikap dalam pengiriman pesan pada anak menunjukan gambaran diri kita sebenarnya
- Hindari membuka diri terlalu dini sampai anak menunjukan kesiapan untuk berespon positif terhadap keterbukaan.
- Lebih terbuka
- Hindari membuka diri terlalu dini dalam rangka manipulasi
2. Sikap empati
- Sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan orang tua
- Ditunjukan dengan mendengarkan apa yang disampaikan oleh komunikan dengan maksud dimengerti
3. Sikap hormat
- Menunjukan adanya kepedulian/perhatian, rasa suka dan menghargai klien ditunjukan dengan :
· Melihat kearah kien saat berkomunikasi
· Perhatian yang tidak terbagi
· Memelihara kontak mata
· Senyum pada saat yang tepat
· Bergerak kearah klien
· Melakukan sentuhan seizing komunikan
· Jabat tangan
4. Sikap Konkret
- Menggunakan terminology yang spesifik, bukan abstrak
- Ditunjukkan dengan sesuatu yang nyata
- Melalui orang tua
- Gunakan alat bantu seperti gambar, mainan dll
F. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
- Situasi/suasana
- Waktu
- Kejelasan pesan
G. Teknik komunikasi yang efektif
1. Yakinkan apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana mengkomunikasikannya
2. Gunakan bahasa yang jelas dan dapat dimengerti komunikan
3. Gunakan media komunikasi yang tepat dan adekuat
4. Ciptakan iklim komunikasi yang baik dan tepat
5. Dengarkan dengan perhatian terhadap apa yang sedang diutarakan komunikan
6. Hindarkan komunikasi yang tidak disengaja
7. Ingat bahwa komunikasi adalah proses dua arah, yaitu harus terjadi umpan balik antara komunikator dan komunikan.
8. Yakinkan bahwa tindakan yang dilakukan tidak kontradiksi dengan apa yang diucapkan.
H. Komunikasi terapeutik
Ø Hubungan interpersonal dimana perawat dank lien memperoleh pengalaman belajar bersama serta memperbaiki pengalaman emosional klien yang negatif. (stuart lataia, 2000)
Ø Komunikasi terpeutik ditunjukan dengan :
1. Empati
Kemampuan untuk mengerti sepenuhnya tentang kondisi atau perasaan orang lain.
2. Rasa percaya
Tanamkan rasa percaya kepadanya bahwa perawat merasakan apa yang telah disampaikan kepada pasien
3. Validasi
Dengan validasi kita dapat menegaskan kembali pesan yang telah disampaikan kepada pasien
4. Perhatian
Perhatian yang diberikan kepada pasien merupakan adanya keterlibatan emosi dari perawat yang diekspresikan secara nonverbal.
I. Komunikasi pada anak sesuai tahapan perkembangan
1. Pada bayi (0-1th)
- Bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya denga kata-kata
- Komunikasi pada bayi lebuh banyak menggunakan jenis komunikasi nonverbal
- Melakukan gerakan-gerakan bayi
- Pada saat haus, lapar, bayi mengekspresikan dengan menangis
- Bayi dapat berespon terhadap tingkah laku orang dewasa yang berkomunikasi dengan cara nonverbal
- Missal sentuhan, dekapan, menggendong, dan berbicara dengan lemah lembut
- Ketika bayo digerakan bayi akan merespon dengan suara-suara
Perkembangan komunikasi pada bayi
a. 8 minggu : melihat obyek cahaya
b. 12 minggu : tersenyum
c. 16 minggu : menoleh pada suara asing
d. 6 Bulan : mengucapkan suku kata awal
e. 10 Bulan : bereaksi terhadap panggilan namanya, melihat gambar pada buku
f. 1 tahun : mengucapkan kata spesifik
2. Anak usia TODLER
- Karakteristik anak usia balita sangat egosentris (terutama anak usia dibawah tiga tahun)
- Anak mempunyai perasaan takut dengan ketidak tahuaannya sehingga anak perlu diberitahu tentang apa yang akan terjadi padanya.
- Dari aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, saat menjelaskan gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan gunakan istilah yang dikenalnya.
- Posisi tubuh yang baik adalah jongkok, duduk di kursi kecil, atau berlutut sehingga pandangan mata kita sejajar dengannya.
- Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya.
- Pada anak usia satu tahun perkembangan bahasa, memahami 10 kata. Dua tahun 200-300 kata. Tiga tahun mampu menguasai 900 kata.
3. Prasekolah
- Anak usia ini sangat peka terhadap stimulus yang dirasakannya akan mengancam keutuhan tubuhnya.
- Gunakan bahasa yang dapat dimengerti anak dan berikan contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan kognitif.
- Beritahu apa yang terjadi
- Beri kesempatan menyentuh alat periksa
- Gunakan nada suara, bicara lambat
- Hindarkan sikap mendesak ‘jawab dong’
- Beri mainan
- Atur jarak interaksi
- Jangan sentuh anak tanpa persetujuan
4. Sekolah
- Anak usia sekolah sudah mampu berkomunikasi dengan orang dewasa
- Perbendaharaan kata sudah lebih banyak dikuasai dan anak sudah mampu berfikir secara konkret
- Apabila akan melakukan tindakan, perawat dapat menjelaskan dengan mendemonstrasikan pada mainan anak.
- Perhatikan tingkat kemampuan anak berbahasa, mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisanyang besar.
- Gunakan kata sederhana dan spesifik
- Jelaskan sesuatu yang tidak diketahui anak
- Jangan menyakiti atau mengancam
- Yang dilakukan anak mencerminkan pikiran anak
- Kemampuan membaca dapat dilihat
- 8 tahun berpikir tenang kehidupan
5. Remaja
- Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-kanak menuju masa dewasa
- Pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa.
- Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara positif
- Apabila anak merasa cemas atau stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebayanya atau orang dewasa yang ia percaya
- Menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya
- Selama perawat berkomunikasi tunjukan ekspresi wajah yang bersahabat, jangan memotong pembicaraan saat ia sedang mengeksprasikan perasaan dan pikiran, hindari perkataan yang menyinggung harga dirinya.
- Beri dukungan pada apa yang telah dicapainya secara positif dengan selalu member penguatan yang positif dengan selalu member penguatan yang positif missal memberikan pujian.
J. Teknik berkomunikasi dengan anak
- Melalui orang tua atau pihak ketiga
- Bercerita sebagai alat komunikasi
- Fasilitasi anak untuk berespon
- Meminta anak untuk menyebutkan keinginannya
- Biblioterapi
- Pilihan pro dan kontra
- Penggunaan skala peringkat
- Minta anak untuk menulis
- Minta anak untuk menggambar
- Laksanakan program bermain
K. Teknik berkomunikasi dengam orang tua anak
- Mendorong orang tua untuk berbicara
- Memfokuskan pembicaraan
- Mendengarkan secara aktif
- Empati
- Diam
- Meyakinkan kembali
- Merumuskan masalah bersama
- Pemecahan masalah
- Antisipasi kemungkinan yang akan terjadi
L. Faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan anak
- Pendidikan
- Pengetahuan
- Sikap
- Usia tumbuh kembang
- Status kesehatan anak
- lingkungan
M. Tahap dalam komunikasi dengan anak
- Tahap prainteraksi
- Tahap perkenalan atau orientasi
- Tahap kerja
- Tahap terminasi
N. Implikasi komunikasi dalam keperawatan
- Bicara dulu dengan orang tua sebelum bicara dengan anak
- Awali dengan cerita atau teknik lain sebelum saat konyak dengan anak
- Berikan mainan sebelum masuk kedalam pembicaraan inti
- Berikan kesempatan pada anak untuk memilih tempat pemeriksaan yang diinginkan sambil duduk, berdiri atau tidur.
- Lakukan pemeriksaan sederhana s/d kompleks
- Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak
- Beri kesempatan untuk memegang alat periksa
KOMUNIKASI PADA KLIEN DEWASA
A. Definisi
Menurut Erikson, 1985 : pada orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi Vs isolasi, dimana pada tahap in orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta dan kasih, minat, masalah dengan orang lain.
B. Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa
- Suasana hormat-menghormati
- Suasana saling menghargai
- Suasana saling percaya
- Suasana saling terbuka
C. Model konsep komunikasi pada klien deawasa
Menggunakan interaksi King dan model komunikasi kesehatan
D. Komunikasi pada klien lansia
1. Midle Age : 45-59 th
2. Elderly : 60-70 th
3. Old : 75-90 th
4. Very old : >90 th
E. Pendekatan perawatan lansia dalam konteks komunikasi
1. Pendekatan fisik
Mencari informasi tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan serta penyakit yang dapat dicegah progresifitasnya.
2. Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini mengarah pada perubahan perilaku, umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama.
3. Pendekatan Sosial
Pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar-menukar pikiran, bercerita dan megadakan kegiatan.
4. Pendekatan Spiritual
F. Teknik komunikasi yang diterapkan
1. Teknik asertif
Sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan menunjukan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memerhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi atau pembicara dapat dimengerti.
2. Responsive
Bersikap aktif, tidak menunggu permintaan bantuan dari klien. Sikap aktif dari petugas kesehatan ini akan menciptakan perasaan tentang bagi klien.
3. Fokus
Sikap ini mrupakan upaya untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan. Perawat hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan.
4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia baik fisik maupun psikis secara bertahap menyebabkan emosi klien relative menjadi labil. Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien missal dengan mengiyakan, senyum dan menganggukan kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya.
5. Klarifikasi
Klarifikasi dengan mengajukan pertanyaan ulang dan member penjelasan lebih dari satu kali perlu dilakuakan oleh perawat agar maksud pembicaraan dapat diterima dan dipersepsikan oleh klien
6. Sabar dan ikhlas
Perubahan pada lansia bila tidak disikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawaat sehingga komunikasi tidak terapeuti, solutif, namun berakibat komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.
Oleh Indar Widowati S.kep Ns
PENDAHULUAN
-
komunikasi
sangat penting dalam pelaksanaan askep
-
salah
satu faktor keberhasilan pelaksanaan proses keperawatan
-
kemampuan
komunikasi yang baik
-
proses
keperawatan merupakan metode sistematik dimana secara langsung perawat bersama
klien mengidentifikasi dan menentukan masalah, merencanakan dan melaksanakan
tindakan, serta mengevaluasi keberhasilan tindakan yang dilakukan kepada klien
> Lima tahap : pengkajian,
diagnosa, keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. PENGKAJIAN
-
Pengumpulan
data klien sebagai dasar pijakan dalam melaksanakan proses keperawatan pada
tahap berikutnya.
-
Diperoleh
melalui wawancara (anamnesa), pemeriksaan diagnostik (laboraturium, rontgen,
dll) informasi/catatan dari tim kesehatan lain dan keluarga klien
-
hampir
dipastikan semua data diperoleh melalui proses komunikasi : verbal dan
nonverbal, langsung dan tidak langsung.
-
kemampuan
komunikasi perlu ditingkatkan --> perawat dan klien
-
perawat
perlu memahami hambatan, kelemahan dan gaya komunikasi klien
-
perawat
perlu memperhatikan budaya, penggunaan bahasa, usia dan perkembangan klien.
-
hambatan
komunikasi klien yang perlu diperhatikan perawat
1. Language deficits Penggunaan bahasa
akan sangat mempengaruhi presepsi dan interprestasi klien dalam menerima pesan
secara adekuat.
2. Sensory deficits Kemampuan
mendengar,melihat, merasa dam membau merupakan faktor penting --> pesan akan
dapat diterima dengan baik jika kemampuan sensori baik.
3. Cognitive impairments Merupakan kerusakan yang melemahkan fungsi
kognitif (pada klien CVA Alzheimer's, tumor otak) dapat mempengaruhi kemampuan
klien dalam mengungkapkan dan memahami bahasa
4. Structural deficits Adanya gangguan pada struktur tubuh terutama
pada struktur yang berhubungan langsung dengan keluarnya suara, misal mulut dan
hidung
5. Paralysis Kelemahan pada ekstrimitas atas klien -->
mempengaruhi kemampuan komunikasi --> lisan maupun tertulis. Perhatikan
kemampuan nonverbal klien.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
-
Dirumuskan
berdasarkan data-data yang didapatkan dalam tahap pengkajian
-
merupakan
hasil penelitian perawat dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan
lain tentang masalah yang dialami klien.
-
Faktor
penting : Sikap perawat yang komunikatif dan sikap klien yang kooperatif.
-
Contoh
DP yang diakibatkan oleh adanya kelemahan komunikasi verbal menurut North
American Nursing Diagnosis Association (NANDA) :
-
Cemas
b/d kelemahan komunikasi verbal
-
Gangguan
komunikasi verbal b/d kelemahan (fisik/anatomis)
-
HDR
b/d kelemahan komunikasi verbal
-
isolasi
sosial b/d kelemahan komunikasi verbal
-
Gangguan
komunikasi verbal b/d perbedaan budaya
PERENCANAAN
-
interaksi dan komunikasi dengan
klien sangat penting
-
menentukan pilihan rencana
keperawatan yang akan dilakukan
-
kegiatan : menentukan prioritas
masalah, merumuskan tujuan dan kriteria hasil (KE), rencana tindakan
keperawatan untuk mengatasi etiologi/penyebab terjadinya masalah.
PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
-
merupakan
realhsasi dari perencanaan
-
dua
kategori aktifitas perawat dalam berkomunikasi :
1. Saat mendekati klien untuk membantu
memenuhi kebutuhan fisik klien
2. Ketika klien mengalami masalah
psikologis
-
Tindakan
komunikasi saat mendekati/menghampiri klien :
1. Menunjukan muka yang jujur dengan
klien --> tercipta suasana saling percaya
2. Mempertahankan kontak mata dengan
baik --> kesungguhan dan perhatian perawat terhadap klien
3. Fokus kepada klien --> agar
komunikasi dapat terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan dalam implementasi
4. Mempertahankan postur yang terbuka
--> menumbuhkan keberanian dan kepercayaan klien
5. Aktif mendengarkan ekspkorasi
perasaan klien -->bentuk perhatian, menghargai dan menghormati klien.
Menurut Crouch (2002) manusia mempunyai dua telinga dan satu mulut ->
menyarankan bahwa tindakan komunikasi dilaksanakan dengan perbandingan 2:1
lebih banyak mendengar daripada berbicara --> meningkatkan kepercayaan klien
kepada perawat. 6. Relatif rileks saat bersama klien -> tidak terlalu tegang
dan terlalu santai. >kemampuan nonverbal yang harus ditingkatkan oleh
perawat yaitu 'SOLER' :
1. S = "Sit" (duduk)
menghadap klien perawat mendengarkan dan tertarik dengan apa yang sedang
dikatakan klien.
2. O = "Observe (mengamati)" suatu
postur terbuka (menahan lengan dan tangan tidak menyilang) --> perawat
terbuka terhadap apa yang dikatakan klien.
3. L = "Lean (condong ke arah
klien)" perawat terlibat dan tertarik pada interaksi yang sedang dilaksanakan.
4. 4. E = "Establish (melakukan
dan menjaga kontak mata)" menunjukan keterlibatan dan kesediaan perawat
untuk mendengarkan apa yang sedang dikatakan klien.
5. R = "Relax (Rileks)"
Penting untuk mengkomunikasikan suatu perasaan atau kondisi yang nyaman dan
harmonis.
EVALUASI
-
komunikasi
pada tahap ini adalah untuk mengevaluasi apakah tindakan yang telah dilalukan
membawa pengaruh atau hasil yang positif bagi klien sebagaimana kriteria hasil
(KE) yang telah ditentukan sebelumnya.
-
meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara verbal maupun nonverbal.
No comments:
Post a Comment