MAKALAH
PATOFISIOLOGI KELAINAN
STRUKTUR DAN FUNGSI INTEGUMEN
Di susun oleh :
KELOMPOK 4
1. Dea
Fera Indikasari (P17420313053)
2. Dewi
Aisyah (P17420313055)
3. Fina
Wijayanti (P17420313059)
4. Khilda
Sari (P17420313066)
5. Loly
Risqiyani (P17420313069)
6. Mastini
Febiyanti (P17420313070)
7. Maulida
Safutri (P17420313071)
8. U’un
Prapmaneta (P17420313088)
9. Wiji
Astuti (P17420313090)
1
Reguler B
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI
D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN 2013/2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seiring
berkembangnya zaman, dewasa ini bidang kedokteran telah menemukan berbagai
kasus penyakit kulit, baik yang akut maupun kronis. Kondisi lingkungan, makanan,
dan gaya hidup sedikit banyak dapat memengaruhi proses terjadinya penyakit
kulit. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, baik anak kecil, remaja, dewasa,
maupun orang tua dan lansia.
Ketidaktahuan
masyarakat mengenai penyakit kulit mengakibatkan penyakit kulit semakin
berkembang dan meluas. Sehingga semakin banyak yang terkena penyakit kulit
tersebut. Sehingga perlu adanya pengetahuan lebih mengenai penyakit kulit baik
dari penyebab, proses terjadinya, tanda dan gejalanya, serta cara
penanganannya.
Dengan
adanya pengetahuan yang lebih dalam diharapkan agar dapat mengurangi
perkembangan penyakit kulit. Oleh karena itu, kami membuat makalah
Patofisiologi Kelainan Struktur dan Fungsi Integumen agar masyarakat dapat mengetahui
tentang penyakit kulit dan berharap makalah ini bermanfaat bagi masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana patofisiologi
kelainan sistem dan fungsi integumen?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
patofisiologi kelainan sistem dan fungsi integumen
2. Mengetahui
peradangan infeksi pada kulit
3. Mengetahui
alergi pada kulit
D.
Manfaat
Penulisan
1. Pembaca
dapat mengetahui lebih dalam tentang patofisiologi kelainan sistem dan fungsi
integumen
2. Pembaca
dapat mengetahui peradangan infeksi pada kulit
3. Pembaca
dapat mengetahui lebih lanjut tentang alergi pada kulit.
4. Pembaca
dapat memahami dan mengetahui cara pencegahan terhadap berbagai penyakit
kullit.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Integumen
( kulit )
Integumen kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia
yang terletak paling luar dan menutupi seluruh permukaan tubuh. Fungsi kulit
antara lain : melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan
mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Gangguan pada kulit sering terjadi
karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat
tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat, alergi, dan lain-lain.
§ Fungsi Kulit
·
Untuk melindungi tubuh dari trauma
dan merupakan benteng pertahanan terhadap infeksi bakteri,virus, dan jamur.
·
Tempat sensasi raba, tekanan, suhu,
nyeri karena adanya jalinan ujung-ujung saraf yang saling berkaitan.
§ Struktur
Kulit
Terdiri dari
tiga lapisan:
Ø Epidermis: merupakan bagian kulit yang terluar , dibagi
menjadi dua lapisan utama: lapisan sel-sel tidak berinti yang bertanduk
(stratum korneum atau lapisan tanduk), dan lapisan dalam yaitu stratum malfigi.
Ø Dermis:
terletak tepat dibawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen
,elastin dan retikulin dan yang tertanam dalam suatu substansi dasar.
Ø Lemak
Subskutan: terletak dibawah dermis, merupakan bantalan untuk kulit, isolasi
untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan alergi.
§ Macam-
macam penyakit kulit dan penyembuhanya :
a) Panu
Caranya: ambilah lengkuas beberapa ruas, lalu cuci bersih. Tumbuklah lengkuas tersebut sampai halus. Kemudian gosokan pada kulit yang terkena panu secara rutin.
Caranya: ambilah lengkuas beberapa ruas, lalu cuci bersih. Tumbuklah lengkuas tersebut sampai halus. Kemudian gosokan pada kulit yang terkena panu secara rutin.
b) Cacar
Caranya: ambilah 30 gram temulawak, 20 gram kencur, 1 ruas jahe, 10 gram asam. Tumbuklah semua bahan tersebut sampai halus dan rebuslah dengan 600 cc air. Biarkan hingga tinggal separuhnya. Saring dan minumlah 3 kali sehari secara teratur.
Caranya: ambilah 30 gram temulawak, 20 gram kencur, 1 ruas jahe, 10 gram asam. Tumbuklah semua bahan tersebut sampai halus dan rebuslah dengan 600 cc air. Biarkan hingga tinggal separuhnya. Saring dan minumlah 3 kali sehari secara teratur.
c) Bisul
Caranya: kupaslah kulit lidah buaya beberapa batang dan campurkan sedikit garam. Tempelkan pada bisul.
Caranya: kupaslah kulit lidah buaya beberapa batang dan campurkan sedikit garam. Tempelkan pada bisul.
d) Biduran
Caranya: rebuslah kunyit, sambiloto, daun kelor, adas, bawang merah dengan 600 cc air. Biarkan sampai airnya tinggal 200 cc. Setelah itu saring dan diminum secara teratur.
Caranya: rebuslah kunyit, sambiloto, daun kelor, adas, bawang merah dengan 600 cc air. Biarkan sampai airnya tinggal 200 cc. Setelah itu saring dan diminum secara teratur.
e) Biang Keringat
Caranya:
ambilah 3 batang lidah buaya dan blender dengan dicampur tepung umbi
secukupnya. Aduk sampai seperti jel. Oleskan pada kulit yang terkena biduran.
f) Alergi
Caranya: rebuslah sambiloto, temulawak, meniran. Biarkan hingga air rebusan tinggal separuhnya. Setelah dingin minum sehari 2 kali.
Caranya: rebuslah sambiloto, temulawak, meniran. Biarkan hingga air rebusan tinggal separuhnya. Setelah dingin minum sehari 2 kali.
g) Jerawat
Caranya: peraslah jeruk nipis dan air perasan tersebut ditambahkan air. Lalu minumlah air perasan tersebut setiap hari. atau dengan meneteskan perasa jeruk nipis pada wajah dan ratakan menggunakan kapas. Diamkan selama 10 menit lalu bersihkan dengan air dingin
Caranya: peraslah jeruk nipis dan air perasan tersebut ditambahkan air. Lalu minumlah air perasan tersebut setiap hari. atau dengan meneteskan perasa jeruk nipis pada wajah dan ratakan menggunakan kapas. Diamkan selama 10 menit lalu bersihkan dengan air dingin
B.
Peradangan
Infeksi pada Kulit
v Radang kulit
Radang kulit ( dermatitis ) merupakan suatu
gejala pada kulit saat jaringan terinfeksi oleh bakteri atau virus. Penyakit
ini tidak menular, tetapi dapat diturunkan melalui keluarga. Sifat penyakit ini
berulang sehingga lebih sulit untuk disembuhkan secara total. Jika radang kulit
terjadi pada anak-anak, maka setelah dewasa akan sembuh dengan total.
Gejala yang ditimbulkan pada radang kulit adalah timbul rasa yang sangat
gatal yang dilanjutkan dengan timbulnya lepuhan di kulit yang berwarna merah.
Lepuhah ini dapat pecah dan akan mengeluarkan cairan. Bila cairan ini dibiarkan
akan mengering dan akan menimbulkan kerak pada kulit.
Ada beberapa tipe radang
kulit, yaitu:
a) sebhorrheic dermatitits
b) atopic dermatitis
(eczema)
Kedua tipe tersebut sangat bervariasi tergantung dari penyebab dan
gejala yang terjadi.
v Infeksi Kulit
Infeksi
akibat Virus
Wart atau veruka
Veruka vulgaris atau kutil,
disebabkan oleh HPV (human papiloma
virus). Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orang
ke orang. Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
pasien yang sama dengan cara autoinokulasi. Virus ini akan menular pada orang
tertentu yang tidak memiliki imunitas spesifik terhadap virus ini pada
kulitnya.
Moluskum kontagiosum
Merupakan
nodul yang menyerupai kubah, permukaannya licin dan terapat lekukan ditengahnya
(umbilikus) yang disebabkan oleh virus DNA dari kelompok virus cacar. Penyakit
ini menular dari orang ke orang virus ini ditularkan ke orang-orang yang tidak
punya imunitas terhadap virus spesifik. Lesi paling sering menyerang anak-anak
dan biasanya di bagian kepala dan tubuh pada dewasa muda, nodul biasanya tumbuh
di daerah lipat paha. Cara pengobatan yang biasa dilakukan adalah pemberian
larutan kantaridin pada anak-anak dan kuret ringan atau bedah krio dengan
nitrogen cair pada orang dewasa. Pada orang dewasa dan anak-anak, resolusi
spontan terjadi dalam waktu sekitar 2 tahun.
Herpes Simpleks
Disebabkan oleh virus DNA. Partikel DNA menular masuk
dalam nuekleus sel dan memanfaatkan mesin reproduksi sel untuk replikasi
sendiri.
Ada 2 jenis herpes yaitu Tipe I dan tipe
II :
Ø Tipe
I biasanya menyerang bibir ,mulut,hidung,dan pipi. Penularannya dapat melalui
ciuman ,sentuhan dan memakai handuk bersama.
Ø Tipe
II biasanya menginfeksi genital dan biasanya didahului oleh suatu hubungan
seksual,tetapi tidak selalu.
Varisela (Cacar air)
dan Herpes Zoster
Virus
yang menyebabkan varselia adalah virus DNA. Saat penyakit ini aktif, akan
sangat menular. Masa inkubasinya 14-21 hari. Infeksi biasanya, timbul pada
anak-anak usia sekolah, tetapi kadang-kadang juga menyerang orang dewasa muda.
Varisela ditandai oleh malaise dan demam, yang diikuti oleh erupsi multipel
makula eritematosa kecil, papula dan vesikel.
Herpes
zoster disebabkan oleh virus herpes yang sama penyebab Varisela. Setelah
infeksi Varisela primer, virus akan bertahan pada ganglia radiks dorsalis.
Herpes zoster(shingles) biasanya menyerang pasien yang berusia lanjut. Virus
Varisela yang dominan diaktifkan dan tibul vesikel-vesikel meradang unilateral
di sepanjang satu dermatom. Kulit di sekitar mengalamiedema dan perdarahan.
Keadaan ini biasanya didahului atau disertai nyeri hebat dan atau rasa
terbakar.
Pengobatan
herpes zoster lokal bersifat simtomatik
dengan kompres pada tempat yang terserang dan memberi obat penghilang rasa
sakit.
Infeksi jamur pada
kulit
Infeksi jamur supervisial dapat
menyerang kulit, rambut, kuku. Infeksi jamur pada kulit kepala dan kulit
dikenal dengan infeksi cacing gelang. Kebanyakan infeksai jamur pada manusia
disebabkan oleh tiga jenis jamur : microsporum,
trichotphyton, dan epidormobiton. Jamur ditularkan dari manusia ke
manusia(antropovilik),dari binatang kemanusia (zoovilik),atau dari tanah ke
manusia(geovilik). Infeksi jamur yang dicurigai dapat dipastikan dengan
mengadakan pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dalam larutan hidroksida.
Tinea korporis
adalah infeksi jamur kulit diseluruh wajah, tubuh, dan ekstermitas. Seringkali
skuama di perifer disertai dengan eritemia dan pustula yang terlihat dengan
bentuk seperti cincin.
Tinea kruris merupakan
infeki jamur pada lipat paha. Infeksi tersbut biasanya karena kontak dengan
hewan ternak dan disebabkan olah T.mentagrophytes.
Tinea versikolor disebabkan
oleh Pityrosporum orbiculare. Bercak
berbaras sangat jelas, bersukuma, berwarna putih atau kecoklatan, tterlihat
pada tubuh,leher dan ekstermitas.
Pengobatan yang sering dilakukan untuk
tineapedis,pineakruris,dan teniakorporis adalah pemberian obat jamur topikal
yang mengandung ekonazol(spectazole),klodrimazol(mycelex),siklopiroks
olamin(loprox),terbinafin(lamisil),oksikonazol(oxistat),haloprogin(halote) dan
ketokonazol(nizoral). Obat-obatan ini digunakan 2kali sehari biasanya selama 1
bulan. Pasien juga diminta untuk menjaga hygne kaki dan mengenakan pakaian
dalam yang longgar yang terbuat dari katun dan sepatu yang tidak terlalu
sempit. Untuk mencegah infeksi ,maka dapat digubakan asam
undsilenat(desenex)dan tolnaftat(tinactin)
·
Kandidiasis
Sejenis
infeksi ragi disebabakan oleh candida albican merupakan organisme normal dari
saluran cerna tetapi dapat menimbulkan infeksi oportunistik.
·
Infeksi
oleh bakteri kulit
Impetigo
merupakan infeksi bakteri pada kulit yang paling sering ditemukan.infeksi ini
sering disebabkan oleh streptokopus dan stafilokopus. Infeksi ini dipindahkan
dari manusia kemanusia melalui kontak,terutama anak-anak.
Iresipelas
Merupakan
infeksi kulit strektokokus yang tonksik dan serius. Infeksi ini sering timbul
pada wajah atau ektremitas. Eritema menimbulkan bercak-bercak,bersisik,kering
dan eritematosa didaerah intertriginosa. Infeksi ini disebabkan oleh
coryneubakterium minutissimum.infeksi dapat dipastikan dengan mengadakan sinar
wood yang khas tampak sebagai fluorisence merah kolar. Eritema diobati oleh
antibiotik topikal.
Trikomikosis aksilaris
Infeksi
didaerah aksila kadang-kadnag rambut pubis. Dari infeklsi ini dapat diisolasikan
species korinebakterium .spesies ini dapat ditangani dengan memberi
antibioktika topikal katau dengan mencukur bagian rambut yang terserang.
Folikulitis
superfisialis
Penyakit
yang disebabkan oleh jamur stafilokokus. Penyakit ini berupa kustula-kustula
kecil yang dikelilingi oleh eritema. Kulit kepala dan ektermitas yang sering
terserang. Pengobatan dilakukan menggunakan sabun antibakteria dan
kadnag-kadang dengan antibiotika sistemik. Folikulitas kronikrekuren sulit
diberantas dan memerlukan antibiotika sistem mik sesudah dilakukan biakan
bakteri yang sesuai dengan dantes sensisititas. Infeksi stafilokokus mikrofunda
menjadi penyebab terbentuknya furuntel (boil) dan karbukel(furunkel multipel).
Infeksi pada lipatan kuku akibat stafilokukus dan stektokokus dapat menimbulkan
infeksi yang menimbulkan rasa nyeri hebat yang disebut paronia.
C.
Alergi
Kulit
Jenis
alergi integumen biasanya
dikenal dengan nama ilmiah eksema dermatitis. Merupakan jenis alergi yang
terjadi pada kulit karena ruam atau gatal-gatal. Berikut ini adalah macam-macam
alergi kulit menurut faktor-faktor penyebabnya.
1.
Alergi kulit karena
suntik obat
Proses
suntik obat kadang bisa menyebabkan seorang individu terkena alergi jika tidak
cocok. Ciri adanya alergi adanya bentol2 pada permukaan kulit setelah proses
suntik selesai.
2. Alergi
kulit karena obat yabg diminum
Alangkah
lebih baik ketika anda memeriksakan diri meminta dokter untuk memberikan obat-obatan yang anti alergi.
Hal ini dikarenakan tidak setiap obat cocok digunakan oleh setiap individu,
karena adapula jenis obat2an yang membuat alergi.
3. Alergi
kulit karena makanan
Makanan-makanan tertentu kadang
menimbulkan alergi bagi orang yang tidak cocok. Makanan yang sering menimbulkan
alergi kebanyakan adalah makanan laut, telur atau ayam. Selain itu alergi juga
disebabkan karena alergen yang masuk ke dalam tubuh secara dihirup seperti
debu, tepung, spora, dll.
4. Alergi
kulit karena bahan kimia
Permukaan
kulit yang gbersentuhan langsung dengan bahan kimia akan menderita alergi.
Suplemen-
suplemen yang bisa membantu mengatasi berbagai macam alergi karena sebab-sebab tertentu adalah:
1. Vitamin
C, bermanfaat sebagai anthistamin yang membantu mengatasi alergi.
2. Lactobacillus
acidopius dapat membantu mengatasi alergi terutama yang disebabkan oleh
makanan.
3. Quercetin
atau biofavonoid, dapat membentuk kekebalan kuat untuk menghadapi alergen
sehingga tidak menimbulkan reaksi alergi berat.
4. Digestive
enzymes, dapat mengatasi alergi makanan karena mengurangi penyerapan pemicu
alergi.
5. Enzim
dari nanas bernama bromelain dapat mengurangi peradangan dan mengatasi alergi
pada tubuh, terutama macam2 alergi kulit.
D.
Tumor
Kulit
Tumor kulit dapat di bentuk dari
berbagai jenis sel dalam kulit seperti
sel-sel epidermis, dan melanosit. Tuor ini dapat merupakan tumor jinak dan
ganas, dan dapat terlokalisir dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis
atau jaring subkutan.
·
Tumor
ganas kuit
a.
Karsinoma
sel basal
Merupakan kanker kuit yangp
paling sering ditemukan. Karsinoma sel basal dari sel epidermis sepanjang lamina
basalis. Sekitar dari 80% dari kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka
yang biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala dan leher.
Untungnya tumor ini jarang bermetastasis. Akan tetapi, pasien dengan kanker sel
basal tunggal lebih mudah medapat kaner kulit di masa depan dan harus diperiksa
ulang tiap tahun. Spectrum sinar matahari yang bersifat karsinogenetik adalah
sinar yang panjang gelombangnya berkisar antara 280 sampai 320 nm. Spectrum
inlah yang membakar dan membuat kulit menjadi coklat. Pasin yang memiliki
riwayat kanker sel basal harus mengunakan tabir surya atau pelindung untuk
menghindari sinar karsinognetik yang terdapat di dalam sinar matahari.
Karsinoma sel basal harus segera di
tangani. Penangannya termasuk kuretase dengan elektrodesikasi,scalpel bedah
kimia dan bedah beku. Kanker sel basal kecil dengan diameter kurang dari 2 cm
biasanya ditangani dengan eksisi skalpel atau elektrodesikasi dan kuretase
seelah dilakukan biopsi untuk memastikan diagnosis. Angka kesembuhanya adalah
95%. Terapi sinar roentogen boleh diberikan pada pasein yang telah berusia 60
sampai 70 tahun dengan tumor yang sangat besar di sekitar kelopak mata, daun
telinga,atau bibir.
b.
Karsinoma
sel skuamosa
Adalah neoplasma gas keratinosit
yang terbentuk dari sel-sel epidermis yang lebih berdifrensiasi (keratinosit )
sering kali tumor ini terlihat pada orang tua berkulit terang. Karsinoma sel
skuamosa secara khas muncul pada kulit yang rusak. Karena sinar matahari dengan
keratosis aktinik multiple. Sinar matahari merupakan factor utama yang
menyebabkan Karsinoma sel skuamosa. Pasien yang terpapar UVA dengan psoralen
secara kronik dan lama juga dapat menderita Karsinoma sel skuamosa.
Penanganan karsinoma sel skuamosa
dan varinnya, yaitu penyakit Bowen, terutama brupa pembedahan. Terapi sinar
bedah beku dan kemoterapi memiliki angka kesembuhan sekitar 95% sampai 98%.
Kelenjar limfe tidak diangkat bila secara klinik negative, tetapi harus di
palpasi secara teliti sewaktu pembedahan dilakukan. Lesi metastasis karsinoma
sel skuamosa tidak berespons baik terhadap kemoterapi. Sama seperti pasien
karsinoma sel skuamosa atau karsinoma sel basal lain.
c.
Melanoma
Melnoma
melagnum hanyalah 3% dari semua keganasan kullit primer tetapi bertnggung jawab
atas hampir semua kematian yang disebabkan oleh kkanker kullit. Diagnosis dini
dan pembedahan adalah satu-satunya cara untukmenjamin keselamatan dan
kesembuhan pasien. Jika tidak ditemukan dan diobati secara dini, melanoma akan
menginvasi lapsian dermis yang lebih dalam dan jaringan subkutan, dan
bermetastasis ketempat yang jauh. Kebanyakan melanoma timbul pada usia 40-70
tahun., tetapi ada ada peningkatan jumlah kasus diantara usia 20-40 tahun.
Kontak terhadap cahaya matahari yang berlebihan diyakini sebagai faktor resiko
yang penting untuk berkembangnya melanoma kulit. Ditunjukan dengan meningkatnya
frekuensi melanoma di daerah yang dilalui matahari.
Peranan faktor
keturunan belum jelum jelasdan hanya sedikit dari pasien melanoma yang memiliki
riwayat keluarga positif. Tetapi, semua keluarga harus diperiks oleh dokter
ahli kulit yang berpengalaman untuk mengetahui apakah ada nevus apitik. Nevus
apitik pada individu dengan riwayat keluarga harus dioperasi, karena
dapat berdegenerasi menjadimenjadi melanoma malignum. Individu tersebut
memiliki resiko 15% untuk tekena melanoma kulit. Nevi kongenital yang besar
dapat berkembang menjadi melanoma malignum pda 2% sampai 13% pasien, harus
dioperasi.
Diagnosa
didasarkan pada perubahan bentuk, warna,dan konfigurasi lesi pigmen. Manifestasi
dini melanoma dapat diingatkan dengan empat keaadaan: A, lesi asimetri; B, tepi
yang tidak beraturan; C, warna yang berbeda-beda; D, diameter lebih dari 6 mm.
Adanya
pigmentasi tidak beraturan dengan corak biru, ungu, merah, dan coklat harus ddiwaspadai oleh
pemeriksa. Tepi tumor ini tidak teratur, dan permukaannya sering kali mengalami
ulserasi. Lesi seringkali assimetrik dan berdiameter lebih dari 6mm. Lesi
satelit daan difusi pigmen pad akulit sekitar juga harus diperhatikan.
Melanoma yang
menyebar secara superfisialadalah tipe melanoma yanh paling sering dijumpai
(60-80) %dan memiliki prognosis yang paling baik. Pertumbuhannya mendatardengan
konfigurasi dan warna aneh. Melanoma noodular lebih jarang (20%) dan
bermaifestassi sebagai tumor. Varian ini memiliki prognosi yang paling buruk.
Melanoma malignum lentigo timbul pada bercak coklatdegan pigmen yang tidak
terratur ( lentigo malignum). Tumor ini lebih jarang ( 5%- 10%) dan bila
dideteksi dini memiliki prognosis yang baik.
Kebanyakan
pasien melanoma malignum dapat hidup lebih dari 5 tahun, dan banyak yang dapat
disembuhkan. Beberapa faktor menentukan keselamatan pasien melanoma. Pasien
dengan melanoma yang menyebar secara superfisial memiliki prognosis yang paling
baik, diikuti oleh melanoma malignum lentigo: melanoma nodular memiliki
prognosis yang paling buruk. Llesi-lesi yang terletak pada kulit kepala
posterrior, punggung dan lengan bagian posterior memiliki prognosis yang paling
buruk. Ulserassi tumor menunjukan prognosis yang buruk. Tingkatan hisotologi
invassi melanoma malignum primer pada dermis menurut Clark, menentukan
prognosis : angka kesembuhan sedang terdapat pad epidermis dan dermis bagain
bawah; dan angka kesembuahan paling buruk terdapat pada tingkat V menginvasijaringan
subkutan. Breslow menghubungkanketebalan tuumor vertikel dengan prognosis
melanoma malignum: melanoma yang tebalnya kurang dari 1 mm biasanya tidak
bermetastasis bila diangkat secara lokal; melanoma yang tebalnya antara 1
samapi 2mm dapat bermetastasis; dan tumor yang lebih tebal dari 2 mm paling
sering bermetastasis.
Peanganan
melanoma malgnium terutama dilakukan dengan pembedahan. Terdapat kontroversi
mengenai tingkatan melanoma mana yang harus dieksis secara luas apakah tingkat
I,II dan III. Banyak ahli yang berppendapat bahwa eksisi kecil dengan jarak 1
sampai 2 cm dari tepi lesi sudah cukup. Melanoma tingkat IV dan V harus
dilakukan eksisi luas dan diseksi kelenjar limfe regional, jika memungkinkan.
Biopsi noduss entinel adalah alternatif lain dari diseksi kelenjar limfe
ragional. Pewarnaan biru digunakan untuk memeriksa nodus sentinel yang diambil
dan diperiksa secara mikrokospis. Prosedur ini digunakan untuk memeriksa nodus
sentinel yang diambil dan diperiksa secara mikroskopis. Prosedur ini dilakukan
jika ketebala 1 mm atau lebih. Pasien melanoma diseminata mendapat kemoterapi
yang menggunakan dakarbazin (DTIC) dengan interferon alfa atau vaksin
antimelanoma. Terapi mefalan atau karmustin yang dikombinasi dengan
transplatasi sumsum tulang autolog kadang-kadang dapat menyebabkan remisi.
Imunoterapi dengan interlekuin-2 untuk mengembangkan sel T dengan pengaktifan
kembali antitumor dapat merangsang respons tumor. Sayangnya, melanom diseminata
meiliki angka kematian setelah 1 tahun sebesar 83%. Pengobatan melanoma yang
paling efektif masih berupa deteksi dini dan operasi untuk mengangkat tumor.
·
Tumor
epitelial jinak
Tumor kulit sering
terjadi, umumnya berupa lesi-lesi yang secara biologis tidak berurutan dan
berassal dari keratinosit atau adneksa kulit.
a.
Keratosis
Seboroik
Lesi-
leai spontan, paling sering terjadi pada usia-usia ppertengahan atau lebih, dan
biasanya tumbuh di badan.lesi-lesi yang lebih kecil biasanya tumbuh di wajah
dan disebut dengan dermatosis populosa
nigra.
Dapat
tejadi spontan dalam jumlah besar sebagai bagian dari suatu sindrom paraneoplastik
(tanda leser-trelat) akibat
pengeluaran faktor-faktor pertumbuhan oleh tumor (misalnya transforming growth
–alpha).
Secara
makroskopik, kelainan ini berupa plakat-plakat bundar yang seragam , berwarna
sawo mataang sampai coklat, seperti beludru atau granular, dengan garis tengah
beberapa milimeter ; mungkin terdapat sumbatan berisi keratin.
Secara
histologis, kelainan ini berbatas tegas,
lesi-lesi eksofisik dengan hiperplasia sel-sel basaloid yang agak
berpigmendan hiperkeratosis;
kadang-kadang terdapat horn cyts berisi keratin.
b.
Akantosis
Nigrikans
Berupa daerah-daerah
hiperpigmentasi yang menebal, terutama di daerah lipatan ( aksila,
lipat paha, leher, daerah anogenital ), serta berkaitan dengan tumor
jinak atau keganasan di tempat lain
tubuh.
Tipe jinak merupakan
80% dari selurug kasus; berkembang perlahan, biasanya muncul pada masa
kanak-kanak sampai pubertas, dan terjadi
ð Sebagai
suatu ciri (trait) autosomal dominan dengann penetrasi yang bervariasi.
ð Bersama
dengan obesitas atau kelainan endokrin ( khususnya diabetes dan tumor-tumor
hipofisis dan pineal)
ð Sebagai
bagian dari sejumlah kelainaan kongenital yang jarang terjadi.
ð Tipe
ganas timbul pada indovidu-individu uasia pertengahan atau lebih, sering
berkaitan dengan adenokarsinoma laten ( pengurain faktor-faktor pertumbuhan
epidermal oleh tumor?)
Secara histologis,
kedua tipe ditandai oelh hiper pigmentasi basal ( tanpa hiperplasia melanosit).
c.
Polip
Fibroepitelial
Juga disebut
acrochordon, papiloma skuamosa atau skin tag, ini adalah lesi jinak yang amat
sangat umum pada individu –individu usia pertengahan atau lebih, ditemukan pada
leher, badan, wajah, atau daerah-daerah intertigonosa. Berupa tumor berwarna
seperti daging yang melekat dengan satu
tungkai ramping, dan inti fibrovaskuler yang diliputi epidermis yang jinak.
Dapat berkaitan dengan
kehamilan, diabetes, atauu poliposis intestinal.
d.
Kista
epitelial (WEN)
Lesi biasa yang timbul
sebagai nodul-nodul subkutaneus keras, berbatas tegas; terbentuk karena
pertumbuhan ke dalam dan ekspansi kistik dari epitel epidermal atau folikuler.
Secara histologis,
dibagi berdasarkan ciri-ciri dinding kistanya. Semuanya mengandung keratinndan
sejumlah lipid serta debris kelenjar sebaseus.
ð Kista
inklusi epidermal. Dindingnya hampir identik dengan epidermis normal
ð Kista
pilar (trichilemmal). Dindingnya menyerupai epitel folikuler ( yaitu tanpa
lapisan sel granular).
ð Kista
dermoid. Dindingnya sangat mirip epidermis tetapi dengan banyak adneksa kulit
terutama folikel-folikel rambut.
ð Steatokistoma
multipleks. Dindingnya menyerupai epitel duktus kelenjar sebaseus dengan
sejumlah lonul sebaseus yang terkompresi; sering kali diakibatkan oleh pewaisan
dominan.
e.
Karatoakantoma
Suatu lesi yang cepat
berkembang, sembuh sepontan, terutama pada kulit ras kaukasia yang terpanjan
sinar matahari berusia 50 tahun atau lebih, lelaki lebih sering dari pada
wanita.
Secara makroskopis,
lesi-lesi ini terdapat superfisial, berwarna seperti daging, berukuran beberpa
sentimeter dengan cekungan berisi keratin di tengahnya, sering terdapat di
wajah atau di tangan.
Secara histologis,
berupa proliferasi epitelial berbentuk mangkok, sering terdapat dengan sel-sel
atipik, menutupi suatu sumbat berisi
keratin di tengahnya. Pola keratinisasinya mengikuti folikel rambuut
normal ( tanpa lapisan sel granular), memberi kesan asalnya adalah dari epitel
folikuler. Inflamasi minimal terjadi selama fase prolifelasi cepat, tetapi
sesuai berkembangnya lesi, terjadi reaksi peradangan dermal dan fibrosis, yang
akhirnya ber-regenerasi dan menghilang.
f.
Tumor-tumor
adneksa
Suatu keluarga besar
neoplasma jinak (meskipun ada juga varian-varian maligna). Beberapa mempunyai
penuruan sifat mendelian; yang lainnya dapat menunjukan keganasan viseral (
misalnya multiple trichilemmonas dan kanker payudara : sindrom cowden).
Sebagian besar adalah
papula-papula dan nodul-nodul tunggal atau majemuk. Kadang-kadang terdapat
predileksi tempat (misalnya eccrine promas pada telapak tangan dan telapak
kaki).
Sindroma umumnya timbul
sebagai nodul multiple didahi dan di kulit kepala. Dapat diwariskan secara
dominan dan timbul diawal kehidupan. Secara histologis,
terlihat diferensi apokrin dengan pulau sel basaloid didalam matriks fibrosa.
Siringoma
muncul sebagai papula multiple kecil, berwarna sawo matang dekat kelopak mata
bawah. Secara mikroskopis, mereka terrsusun dari pulau epitel
basaloid berbentuk sepeti kecebong dengan diferensi ekrin fokal.
Trikopetiloma, yang
dapt diwariskan secara dominan, biasanya sebagai papul multipel semi transparan
diwajah kulit kepala dan bagian atas badan tersusun dari poliferasi vbasaloid
yang membentuk bangunnan mirip folikel rambut.
g.
Dermatofibroma,
Akrokordon, Keloid.
Empat tumor jinak yang
paling sering ditemukan adalah dermatofibroma, , akrokordon, keloid, dan
hiperplasia sebaseus. Dermatofibroma adalah nodul coklat yang biasanya
ditemukan pada kaki, tubuh dan lengan. Skin tags (Akrokordon) sering kali
terdapat di leher, aksila dan lipat paha pada pasien tua dan stengah baya.
Keloid disebabkan oleh pembentukan jaringan perut abnormal yang terjadi bahkan
setelah cedra minor.
h.
Tumor
jinak pembuluh darah
Diantara ssejumlah
tumor pembuluh darah kulit., jenis yang paling sering ditemui adalah nevus
flammeus, angioma strawberi, angioma ceri, angioma laba-laba( spider nevi) dan
granuloma piogenik.
Proliferasi kapiler-kapiler matur yang menimbulkan perubahan
earna menjadi merah muda pada kulit bayi baru lahir disebut nevus flammeus. Apabila kapiler ini
mengikuti cabang saraf trigeminus, maka kondisi ini dapat disertai angioma pada
mata, ipsilateral dan sistem saraf pusat (sindrom sturge-weber).
angioma strawberi
timbul setelah lahir dan mengalami involusi spontan setelah usia 7 tahun pada
70% sampai 95% dari semua kasus.
Angioma
ceri adalah papula yang agak meninggi
berwaran merah pada tubuh dan ekstremitas orang tua dan setengah baya.
angioma laba-laba timbul
pda wanita pada masa kehamilan, pada peminum alkohol, dan juga pada anak-anak..
umumnya angioma laba-laba pada anak-anak da wanita hamil dapat sembuh dengan
sendirinya. angioma laba-laba yang persisten dapat dibuang dengan
elektodesikasi atau laser pewarna dengan pilsasi.
granuloma piogenik
disebabkan oleh suatu proliferasi abnormal jaringan granulasi. Tumor timbul
pada tempat trauma yang baru terjadi. Timbul nodul-nodul lebab berwarna merah
atau ungu bertangkai. Tumor ini kdang-kadang berdarah dan diobatai dengan
pembedahan.
·
Penyakit
Lyme dan Infestassi
Penyakit lyme adalah penyakit yang dibawa oleh atropoda yang paling
sering teerjadi di Amerika serikat. Penyakit ini disebabkan oleh Spirokaeta Borrelia burgdrferi.
Spirokaeta ditemukan di saluran cerna sengkenit ixodes dammini. Penyakit ini mempunyai tiga stadium klinis stadium
satu biasanya terjadi pada musim pans dan awal musim gugur dengan satu atau
banyak lesi ECM dan disertai gejala seprti influenza (misalnya kelelahan, sakit
kepala, menggigil, demam, nyeri
tenggorokan , leher kaku, mual, miaglia, artaglia).
Eritema
kronikum migran (ECM) mulai sebagai papula eritem ditempat terjadinya gigitan
sengkenit. ECM merupakan tanda awal penyakit yang paling khas dan terjadi pada
80% pasien. Riwayat sengkenit hanya terjadi padaa 60% pasien. Pasien yang tidak
diobati dapat masuk ke stadim II penyait. Penyakit lyme terjadi sampai
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan kemudian dan di tandai tras :
meningitis,kelumpuhan saraf kranialis, dan neuropati perifer. Pada stadium III,
atritis oligoartikular terjadi 6 minggu sampai beberapa tahun setelah gigitan
sengkenit. Sekitar 50% dari pasien yang tidak ditangani pada stadium I dan II
akan terjadi dan pasien dapat mengalami artritis erosif kronik.
Kutu busuk
hidup di permukaan kayu dekat tempat tidur atau dalam alas tidur. Gigitan
dilakukan di malam hari dan biasanya akan menimbulkan papula eritematosa dan
vesikel yang berkelompok. Kutu perlu dimusnahkan dan lesi klinis diobati secara
simtomatik.
Sengkenit
hidup dalam hutan, rumput atau pada hewan.seringkali melekat pada kulit maka
sengkenit akan bergerak beisi darah dan akan bergerak dengan forsep. Sengkenit
dapat menularkan virus ensefalitis dan penyakit demam bercak Rocky Mountain dan
penyakit Lyme. Jika mengunjungi tempat-tempat tertentu, maka diperingatkan akan
kemungkinan terjangkit demam bercak Rocky Mountain tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Patofisiologi
integumen atau kulit mempelajari kelainan stuktur dan fungsi pada integumen
atau kulit. Kelainan struktur dan fungsi kulit dapat disebabkan oleh virus,
jamur, dan bakteri. Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai
faktor penyebab, antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan
hidup yang kurang sehat, alergi, dan lain-lain.
B.
Saran
1.
Agar masyarakat
bisa menjaga kesehatan kulit
2.
Agar masyarakat
lebih mewaspadai penggunaan alat-alat atau barang yang bersentuhan langsung
dengan kulit.
DAFTAR
PUSTAKA
Price,SylviaAndersonWilson,LorrgineMccarty.Patofisiologi konsep klinik proses-proses
penyakit.Jakarta.CV.EGC.Penerbit : Buku Kedokteran.
No comments:
Post a Comment