Wednesday, 26 February 2014

Tugas Patofisiologi - Kelainan struktur dan fungsi integumen


MAKALAH
PATOFISIOLOGI KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI INTEGUMEN







Di susun oleh :
KELOMPOK 4

1.      Dea Fera Indikasari              (P17420313053)
2.      Dewi Aisyah                          (P17420313055)
3.      Fina Wijayanti                      (P17420313059)
4.      Khilda Sari                             (P17420313066)
5.      Loly Risqiyani                      (P17420313069)
6.      Mastini Febiyanti                 (P17420313070)
7.      Maulida Safutri                     (P17420313071)
8.      U’un Prapmaneta                  (P17420313088)
9.      Wiji Astuti                             (P17420313090)

1 Reguler B
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN 2013/2014



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman, dewasa ini bidang kedokteran telah menemukan berbagai kasus penyakit kulit, baik yang akut maupun kronis. Kondisi lingkungan, makanan, dan gaya hidup sedikit banyak dapat memengaruhi proses terjadinya penyakit kulit. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, baik anak kecil, remaja, dewasa, maupun orang tua dan lansia.
Ketidaktahuan masyarakat mengenai penyakit kulit mengakibatkan penyakit kulit semakin berkembang dan meluas. Sehingga semakin banyak yang terkena penyakit kulit tersebut. Sehingga perlu adanya pengetahuan lebih mengenai penyakit kulit baik dari penyebab, proses terjadinya, tanda dan gejalanya, serta cara penanganannya.
Dengan adanya pengetahuan yang lebih dalam diharapkan agar dapat mengurangi perkembangan penyakit kulit. Oleh karena itu, kami membuat makalah Patofisiologi Kelainan Struktur dan Fungsi Integumen agar masyarakat dapat mengetahui tentang penyakit kulit dan berharap makalah ini bermanfaat bagi masyarakat.












B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana patofisiologi kelainan sistem dan fungsi integumen?


C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui patofisiologi kelainan sistem dan fungsi integumen
2.      Mengetahui peradangan infeksi pada kulit
3.      Mengetahui alergi pada kulit


D.    Manfaat Penulisan
1.      Pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang patofisiologi kelainan sistem dan fungsi integumen
2.      Pembaca dapat mengetahui peradangan infeksi pada kulit
3.      Pembaca dapat mengetahui lebih lanjut tentang alergi pada kulit.
4.      Pembaca dapat memahami dan mengetahui cara pencegahan terhadap berbagai penyakit kullit.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Integumen ( kulit )
Integumen kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak paling luar dan menutupi seluruh permukaan tubuh. Fungsi kulit antara lain : melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat, alergi, dan lain-lain.
§  Fungsi Kulit
·         Untuk melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap infeksi bakteri,virus, dan jamur.
·         Tempat sensasi raba, tekanan, suhu, nyeri karena adanya jalinan ujung-ujung saraf yang saling berkaitan.

§  Struktur Kulit
Terdiri dari tiga lapisan:
Ø  Epidermis:  merupakan bagian kulit yang terluar , dibagi menjadi dua lapisan utama: lapisan sel-sel tidak berinti yang bertanduk (stratum korneum atau lapisan tanduk), dan lapisan dalam yaitu stratum malfigi.
Ø  Dermis: terletak tepat dibawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen ,elastin dan retikulin dan yang tertanam dalam suatu substansi dasar.
Ø  Lemak Subskutan: terletak dibawah dermis, merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan alergi.

§  Macam- macam penyakit kulit dan penyembuhanya :

a)      Panu
 Caranya: ambilah lengkuas beberapa ruas, lalu cuci bersih. Tumbuklah lengkuas tersebut sampai halus. Kemudian gosokan pada kulit yang terkena panu secara rutin.
b)      Cacar
 Caranya: ambilah 30 gram temulawak, 20 gram kencur, 1 ruas jahe, 10 gram asam. Tumbuklah semua bahan tersebut sampai halus dan rebuslah dengan 600 cc air. Biarkan hingga tinggal separuhnya. Saring dan minumlah 3 kali sehari secara teratur.
c)      Bisul
 Caranya: kupaslah kulit lidah buaya beberapa batang dan campurkan sedikit garam. Tempelkan pada bisul.
d)      Biduran
 Caranya: rebuslah kunyit, sambiloto, daun kelor, adas, bawang merah dengan 600 cc air. Biarkan sampai airnya tinggal 200 cc. Setelah itu saring dan diminum secara teratur.
e)      Biang Keringat
Caranya: ambilah 3 batang lidah buaya dan blender dengan dicampur tepung umbi secukupnya. Aduk sampai seperti jel. Oleskan pada kulit yang terkena biduran.
f)       Alergi
 Caranya: rebuslah sambiloto, temulawak, meniran. Biarkan hingga air rebusan tinggal separuhnya. Setelah dingin minum sehari 2 kali.
g)      Jerawat
 Caranya: peraslah jeruk nipis dan air perasan tersebut ditambahkan air. Lalu minumlah air perasan tersebut setiap hari. atau dengan meneteskan perasa jeruk nipis pada wajah dan ratakan menggunakan kapas. Diamkan selama 10 menit lalu bersihkan dengan air dingin

B.     Peradangan Infeksi pada Kulit
v  Radang kulit
Radang kulit ( dermatitis ) merupakan suatu gejala pada kulit saat jaringan terinfeksi oleh bakteri atau virus. Penyakit ini tidak menular, tetapi dapat diturunkan melalui keluarga. Sifat penyakit ini berulang sehingga lebih sulit untuk disembuhkan secara total. Jika radang kulit terjadi pada anak-anak, maka setelah dewasa akan sembuh dengan total.
Gejala yang ditimbulkan pada  radang kulit adalah timbul rasa yang sangat gatal yang dilanjutkan dengan timbulnya lepuhan di kulit yang berwarna merah. Lepuhah ini dapat pecah dan akan mengeluarkan cairan. Bila cairan ini dibiarkan akan mengering dan akan menimbulkan kerak pada kulit.
Ada beberapa tipe radang kulit, yaitu:
a)      sebhorrheic dermatitits
b)      atopic dermatitis (eczema)
Kedua tipe tersebut sangat bervariasi tergantung dari penyebab dan gejala yang terjadi.

v  Infeksi Kulit

Infeksi akibat Virus
*      Wart atau veruka
Veruka vulgaris atau kutil, disebabkan oleh HPV (human papiloma virus). Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh pasien yang sama dengan cara autoinokulasi. Virus ini akan menular pada orang tertentu yang tidak memiliki imunitas spesifik terhadap virus ini pada kulitnya.

*      Moluskum kontagiosum
Merupakan nodul yang menyerupai kubah, permukaannya licin dan terapat lekukan ditengahnya (umbilikus) yang disebabkan oleh virus DNA dari kelompok virus cacar. Penyakit ini menular dari orang ke orang virus ini ditularkan ke orang-orang yang tidak punya imunitas terhadap virus spesifik. Lesi paling sering menyerang anak-anak dan biasanya di bagian kepala dan tubuh pada dewasa muda, nodul biasanya tumbuh di daerah lipat paha. Cara pengobatan yang biasa dilakukan adalah pemberian larutan kantaridin pada anak-anak dan kuret ringan atau bedah krio dengan nitrogen cair pada orang dewasa. Pada orang dewasa dan anak-anak, resolusi spontan terjadi dalam waktu sekitar 2 tahun.

*      Herpes  Simpleks
Disebabkan  oleh virus DNA. Partikel DNA menular masuk dalam nuekleus sel dan memanfaatkan mesin reproduksi sel untuk replikasi sendiri.
 Ada 2 jenis herpes yaitu Tipe I dan tipe II  :
Ø  Tipe I biasanya menyerang bibir ,mulut,hidung,dan pipi. Penularannya dapat melalui ciuman ,sentuhan dan memakai handuk bersama.
Ø  Tipe II biasanya menginfeksi genital dan biasanya didahului oleh suatu hubungan seksual,tetapi tidak selalu.

*      Varisela (Cacar air) dan Herpes Zoster
Virus yang menyebabkan varselia adalah virus DNA. Saat penyakit ini aktif, akan sangat menular. Masa inkubasinya 14-21 hari. Infeksi biasanya, timbul pada anak-anak usia sekolah, tetapi kadang-kadang juga menyerang orang dewasa muda. Varisela ditandai oleh malaise dan demam, yang diikuti oleh erupsi multipel makula eritematosa kecil, papula dan vesikel.
Herpes zoster disebabkan oleh virus herpes yang sama penyebab Varisela. Setelah infeksi Varisela primer, virus akan bertahan pada ganglia radiks dorsalis. Herpes zoster(shingles) biasanya menyerang pasien yang berusia lanjut. Virus Varisela yang dominan diaktifkan dan tibul vesikel-vesikel meradang unilateral di sepanjang satu dermatom. Kulit di sekitar mengalamiedema dan perdarahan. Keadaan ini biasanya didahului atau disertai nyeri hebat dan atau rasa terbakar.
Pengobatan herpes  zoster lokal bersifat simtomatik dengan kompres pada tempat yang terserang dan memberi obat penghilang rasa sakit.

*      Infeksi jamur pada kulit
Infeksi jamur supervisial dapat menyerang kulit, rambut, kuku. Infeksi jamur pada kulit kepala dan kulit dikenal dengan infeksi cacing gelang. Kebanyakan infeksai jamur pada manusia disebabkan oleh tiga jenis jamur : microsporum, trichotphyton, dan epidormobiton. Jamur ditularkan dari manusia ke manusia(antropovilik),dari binatang kemanusia (zoovilik),atau dari tanah ke manusia(geovilik). Infeksi jamur yang dicurigai dapat dipastikan dengan mengadakan pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dalam larutan hidroksida.
Tinea korporis adalah infeksi jamur kulit diseluruh wajah, tubuh, dan ekstermitas. Seringkali skuama di perifer disertai dengan eritemia dan pustula yang terlihat dengan bentuk seperti cincin.
Tinea kruris merupakan infeki jamur pada lipat paha. Infeksi tersbut biasanya karena kontak dengan hewan ternak dan disebabkan olah T.mentagrophytes.
Tinea versikolor disebabkan oleh Pityrosporum orbiculare. Bercak berbaras sangat jelas, bersukuma, berwarna putih atau kecoklatan, tterlihat pada tubuh,leher dan ekstermitas.

Pengobatan yang sering dilakukan untuk tineapedis,pineakruris,dan teniakorporis adalah pemberian obat jamur topikal yang mengandung ekonazol(spectazole),klodrimazol(mycelex),siklopiroks olamin(loprox),terbinafin(lamisil),oksikonazol(oxistat),haloprogin(halote) dan ketokonazol(nizoral). Obat-obatan ini digunakan 2kali sehari biasanya selama 1 bulan. Pasien juga diminta untuk menjaga hygne kaki dan mengenakan pakaian dalam yang longgar yang terbuat dari katun dan sepatu yang tidak terlalu sempit. Untuk mencegah infeksi ,maka dapat digubakan asam undsilenat(desenex)dan tolnaftat(tinactin)

·         Kandidiasis
Sejenis infeksi ragi disebabakan oleh candida albican merupakan organisme normal dari saluran cerna tetapi dapat menimbulkan infeksi oportunistik.

·         Infeksi oleh bakteri kulit
Impetigo merupakan infeksi bakteri pada kulit yang paling sering ditemukan.infeksi ini sering disebabkan oleh streptokopus dan stafilokopus. Infeksi ini dipindahkan dari manusia kemanusia melalui kontak,terutama anak-anak.

*      Iresipelas
Merupakan infeksi kulit strektokokus yang tonksik dan serius. Infeksi ini sering timbul pada wajah atau ektremitas. Eritema menimbulkan bercak-bercak,bersisik,kering dan eritematosa didaerah intertriginosa. Infeksi ini disebabkan oleh coryneubakterium minutissimum.infeksi dapat dipastikan dengan mengadakan sinar wood yang khas tampak sebagai fluorisence merah kolar. Eritema diobati oleh antibiotik topikal.

*      Trikomikosis aksilaris
Infeksi didaerah aksila kadang-kadnag rambut pubis. Dari infeklsi ini dapat diisolasikan species korinebakterium .spesies ini dapat ditangani dengan memberi antibioktika topikal katau dengan mencukur bagian rambut yang terserang.

*      Folikulitis superfisialis
Penyakit yang disebabkan oleh jamur stafilokokus. Penyakit ini berupa kustula-kustula kecil yang dikelilingi oleh eritema. Kulit kepala dan ektermitas yang sering terserang. Pengobatan dilakukan menggunakan sabun antibakteria dan kadnag-kadang dengan antibiotika sistemik. Folikulitas kronikrekuren sulit diberantas dan memerlukan antibiotika sistem mik sesudah dilakukan biakan bakteri yang sesuai dengan dantes sensisititas. Infeksi stafilokokus mikrofunda menjadi penyebab terbentuknya furuntel (boil) dan karbukel(furunkel multipel). Infeksi pada lipatan kuku akibat stafilokukus dan stektokokus dapat menimbulkan infeksi yang menimbulkan rasa nyeri hebat yang disebut paronia.

C.    Alergi Kulit
Jenis alergi integumen biasanya dikenal dengan nama ilmiah eksema dermatitis. Merupakan jenis alergi yang terjadi pada kulit karena ruam atau gatal-gatal. Berikut ini adalah macam-macam alergi kulit menurut faktor-faktor penyebabnya.
1.      Alergi kulit karena suntik obat
Proses suntik obat kadang bisa menyebabkan seorang individu terkena alergi jika tidak cocok. Ciri adanya alergi adanya bentol2 pada permukaan kulit setelah proses suntik selesai.
2.      Alergi kulit karena obat yabg diminum
Alangkah lebih baik ketika anda memeriksakan diri meminta dokter untuk memberikan obat-obatan yang anti alergi. Hal ini dikarenakan tidak setiap obat cocok digunakan oleh setiap individu, karena adapula jenis obat2an yang membuat alergi.


3.      Alergi kulit karena makanan
Makanan-makanan tertentu kadang menimbulkan alergi bagi orang yang tidak cocok. Makanan yang sering menimbulkan alergi kebanyakan adalah makanan laut, telur atau ayam. Selain itu alergi juga disebabkan karena alergen yang masuk ke dalam tubuh secara dihirup seperti debu, tepung, spora, dll.
4.      Alergi kulit karena bahan kimia
Permukaan kulit yang gbersentuhan langsung dengan bahan kimia akan menderita alergi.

Suplemen- suplemen yang bisa membantu mengatasi berbagai macam alergi karena sebab-sebab tertentu adalah:
1.      Vitamin C, bermanfaat sebagai anthistamin yang membantu mengatasi alergi.
2.      Lactobacillus acidopius dapat membantu mengatasi alergi terutama yang disebabkan oleh makanan.
3.      Quercetin atau biofavonoid, dapat membentuk kekebalan kuat untuk menghadapi alergen sehingga tidak menimbulkan reaksi alergi berat.
4.      Digestive enzymes, dapat mengatasi alergi makanan karena mengurangi penyerapan pemicu alergi.
5.      Enzim dari nanas bernama bromelain dapat mengurangi peradangan dan mengatasi alergi pada tubuh, terutama macam2 alergi kulit.

D.    Tumor Kulit

Tumor kulit dapat di bentuk dari berbagai jenis sel dalam kulit  seperti sel-sel epidermis, dan melanosit. Tuor ini dapat merupakan tumor jinak dan ganas, dan dapat terlokalisir dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis atau jaring subkutan.


·         Tumor ganas kuit
a. Karsinoma sel basal
Merupakan kanker kuit yangp paling sering ditemukan. Karsinoma sel basal dari sel epidermis sepanjang lamina basalis. Sekitar dari 80% dari kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala dan leher. Untungnya tumor ini jarang bermetastasis. Akan tetapi, pasien dengan kanker sel basal tunggal lebih mudah medapat kaner kulit di masa depan dan harus diperiksa ulang tiap tahun. Spectrum sinar matahari yang bersifat karsinogenetik adalah sinar yang panjang gelombangnya berkisar antara 280 sampai 320 nm. Spectrum inlah yang membakar dan membuat kulit menjadi coklat. Pasin yang memiliki riwayat kanker sel basal harus mengunakan tabir surya atau pelindung untuk menghindari sinar karsinognetik yang terdapat di dalam sinar matahari.
Karsinoma sel basal harus segera di tangani. Penangannya termasuk kuretase dengan elektrodesikasi,scalpel bedah kimia dan bedah beku. Kanker sel basal kecil dengan diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan eksisi skalpel atau elektrodesikasi dan kuretase seelah dilakukan biopsi untuk memastikan diagnosis. Angka kesembuhanya adalah 95%. Terapi sinar roentogen boleh diberikan pada pasein yang telah berusia 60 sampai 70 tahun dengan tumor yang sangat besar di sekitar kelopak mata, daun telinga,atau bibir.
b.      Karsinoma sel skuamosa
Adalah neoplasma gas keratinosit yang terbentuk dari sel-sel epidermis yang lebih berdifrensiasi (keratinosit ) sering kali tumor ini terlihat pada orang tua berkulit terang. Karsinoma sel skuamosa secara khas muncul pada kulit yang rusak. Karena sinar matahari dengan keratosis aktinik multiple. Sinar matahari merupakan factor utama yang menyebabkan Karsinoma sel skuamosa. Pasien yang terpapar UVA dengan psoralen secara kronik dan lama juga dapat menderita Karsinoma sel skuamosa.
Penanganan karsinoma sel skuamosa dan varinnya, yaitu penyakit Bowen, terutama brupa pembedahan. Terapi sinar bedah beku dan kemoterapi memiliki angka kesembuhan sekitar 95% sampai 98%. Kelenjar limfe tidak diangkat bila secara klinik negative, tetapi harus di palpasi secara teliti sewaktu pembedahan dilakukan. Lesi metastasis karsinoma sel skuamosa tidak berespons baik terhadap kemoterapi. Sama seperti pasien karsinoma sel skuamosa atau karsinoma sel basal lain.
c.       Melanoma
Melnoma melagnum hanyalah 3% dari semua keganasan kullit primer tetapi bertnggung jawab atas hampir semua kematian yang disebabkan oleh kkanker kullit. Diagnosis dini dan pembedahan adalah satu-satunya cara untukmenjamin keselamatan dan kesembuhan pasien. Jika tidak ditemukan dan diobati secara dini, melanoma akan menginvasi lapsian dermis yang lebih dalam dan jaringan subkutan, dan bermetastasis ketempat yang jauh. Kebanyakan melanoma timbul pada usia 40-70 tahun., tetapi ada ada peningkatan jumlah kasus diantara usia 20-40 tahun. Kontak terhadap cahaya matahari yang berlebihan diyakini sebagai faktor resiko yang penting untuk berkembangnya melanoma kulit. Ditunjukan dengan meningkatnya frekuensi melanoma di daerah yang dilalui matahari.
Peranan faktor keturunan belum jelum jelasdan hanya sedikit dari pasien melanoma yang memiliki riwayat keluarga positif. Tetapi, semua keluarga harus diperiks oleh dokter ahli kulit yang berpengalaman untuk mengetahui apakah ada nevus apitik. Nevus apitik pada  individu dengan  riwayat keluarga harus dioperasi, karena dapat berdegenerasi menjadimenjadi melanoma malignum. Individu tersebut memiliki resiko 15% untuk tekena melanoma kulit. Nevi kongenital yang besar dapat berkembang menjadi melanoma malignum pda 2% sampai 13% pasien, harus dioperasi.
Diagnosa didasarkan pada perubahan bentuk, warna,dan konfigurasi lesi pigmen. Manifestasi dini melanoma dapat diingatkan dengan empat keaadaan: A, lesi asimetri; B, tepi yang tidak beraturan; C, warna yang berbeda-beda; D, diameter lebih dari 6 mm.
Adanya pigmentasi tidak beraturan dengan corak biru, ungu,  merah, dan coklat harus ddiwaspadai oleh pemeriksa. Tepi tumor ini tidak teratur, dan permukaannya sering kali mengalami ulserasi. Lesi seringkali assimetrik dan berdiameter lebih dari 6mm. Lesi satelit daan difusi pigmen pad akulit sekitar juga harus diperhatikan.
Melanoma yang menyebar secara superfisialadalah tipe melanoma yanh paling sering dijumpai (60-80) %dan memiliki prognosis yang paling baik. Pertumbuhannya mendatardengan konfigurasi dan warna aneh. Melanoma noodular lebih jarang (20%) dan bermaifestassi sebagai tumor. Varian ini memiliki prognosi yang paling buruk. Melanoma malignum lentigo timbul pada bercak coklatdegan pigmen yang tidak terratur ( lentigo malignum). Tumor ini lebih jarang ( 5%- 10%) dan bila dideteksi dini memiliki prognosis yang baik.
Kebanyakan pasien melanoma malignum dapat hidup lebih dari 5 tahun, dan banyak yang dapat disembuhkan. Beberapa faktor menentukan keselamatan pasien melanoma. Pasien dengan melanoma yang menyebar secara superfisial memiliki prognosis yang paling baik, diikuti oleh melanoma malignum lentigo: melanoma nodular memiliki prognosis yang paling buruk. Llesi-lesi yang terletak pada kulit kepala posterrior, punggung dan lengan bagian posterior memiliki prognosis yang paling buruk. Ulserassi tumor menunjukan prognosis yang buruk. Tingkatan hisotologi invassi melanoma malignum primer pada dermis menurut Clark, menentukan prognosis : angka kesembuhan sedang terdapat pad epidermis dan dermis bagain bawah; dan angka kesembuahan paling buruk terdapat pada tingkat V menginvasijaringan subkutan. Breslow menghubungkanketebalan tuumor vertikel dengan prognosis melanoma malignum: melanoma yang tebalnya kurang dari 1 mm biasanya tidak bermetastasis bila diangkat secara lokal; melanoma yang tebalnya antara 1 samapi 2mm dapat bermetastasis; dan tumor yang lebih tebal dari 2 mm paling sering bermetastasis.
Peanganan melanoma malgnium terutama dilakukan dengan pembedahan. Terdapat kontroversi mengenai tingkatan melanoma mana yang harus dieksis secara luas apakah tingkat I,II dan III. Banyak ahli yang berppendapat bahwa eksisi kecil dengan jarak 1 sampai 2 cm dari tepi lesi sudah cukup. Melanoma tingkat IV dan V harus dilakukan eksisi luas dan diseksi kelenjar limfe regional, jika memungkinkan. Biopsi noduss entinel adalah alternatif lain dari diseksi kelenjar limfe ragional. Pewarnaan biru digunakan untuk memeriksa nodus sentinel yang diambil dan diperiksa secara mikrokospis. Prosedur ini digunakan untuk memeriksa nodus sentinel yang diambil dan diperiksa secara mikroskopis. Prosedur ini dilakukan jika ketebala 1 mm atau lebih. Pasien melanoma diseminata mendapat kemoterapi yang menggunakan dakarbazin (DTIC) dengan interferon alfa atau vaksin antimelanoma. Terapi mefalan atau karmustin yang dikombinasi dengan transplatasi sumsum tulang autolog kadang-kadang dapat menyebabkan remisi. Imunoterapi dengan interlekuin-2 untuk mengembangkan sel T dengan pengaktifan kembali antitumor dapat merangsang respons tumor. Sayangnya, melanom diseminata meiliki angka kematian setelah 1 tahun sebesar 83%. Pengobatan melanoma yang paling efektif masih berupa deteksi dini dan operasi untuk mengangkat tumor.




·         Tumor epitelial jinak
Tumor kulit sering terjadi, umumnya berupa lesi-lesi yang secara biologis tidak berurutan dan berassal dari keratinosit atau adneksa kulit.

a.      Keratosis Seboroik
Lesi- leai spontan, paling sering terjadi pada usia-usia ppertengahan atau lebih, dan biasanya tumbuh di badan.lesi-lesi yang lebih kecil biasanya tumbuh di wajah dan disebut dengan dermatosis populosa nigra.
Dapat tejadi spontan dalam jumlah besar sebagai bagian dari suatu sindrom  paraneoplastik (tanda leser-trelat) akibat pengeluaran faktor-faktor pertumbuhan oleh tumor (misalnya transforming growth –alpha).
Secara makroskopik, kelainan ini berupa plakat-plakat bundar yang seragam , berwarna sawo mataang sampai coklat, seperti beludru atau granular, dengan garis tengah beberapa milimeter ; mungkin terdapat sumbatan berisi keratin.
Secara histologis, kelainan ini berbatas tegas,  lesi-lesi eksofisik dengan hiperplasia sel-sel basaloid yang agak berpigmendan hiperkeratosis; kadang-kadang terdapat horn cyts  berisi keratin.



b.      Akantosis Nigrikans
Berupa daerah-daerah hiperpigmentasi yang menebal, terutama di daerah lipatan  ( aksila,  lipat paha, leher, daerah anogenital ), serta berkaitan dengan tumor jinak atau keganasan di tempat  lain tubuh.
Tipe jinak merupakan 80% dari selurug kasus; berkembang perlahan, biasanya muncul pada masa kanak-kanak sampai pubertas, dan terjadi
ð  Sebagai suatu ciri (trait) autosomal dominan dengann penetrasi yang bervariasi.
ð  Bersama dengan obesitas atau kelainan endokrin ( khususnya diabetes dan tumor-tumor hipofisis dan pineal)
ð  Sebagai bagian dari sejumlah kelainaan kongenital yang jarang terjadi.
ð  Tipe ganas timbul pada indovidu-individu uasia pertengahan atau lebih, sering berkaitan dengan adenokarsinoma laten ( pengurain faktor-faktor pertumbuhan epidermal oleh tumor?)
Secara histologis, kedua tipe ditandai oelh hiper pigmentasi basal ( tanpa hiperplasia melanosit).

c.       Polip Fibroepitelial
Juga disebut acrochordon, papiloma skuamosa atau skin tag, ini adalah lesi jinak yang amat sangat umum pada individu –individu usia pertengahan atau lebih, ditemukan pada leher, badan, wajah, atau daerah-daerah intertigonosa. Berupa tumor berwarna seperti  daging yang melekat dengan satu tungkai ramping, dan inti fibrovaskuler yang diliputi epidermis yang jinak.
Dapat berkaitan dengan kehamilan, diabetes, atauu poliposis intestinal.
d.      Kista epitelial (WEN)
Lesi biasa yang timbul sebagai nodul-nodul subkutaneus keras, berbatas tegas; terbentuk karena pertumbuhan ke dalam dan ekspansi kistik dari epitel epidermal atau folikuler.
Secara histologis, dibagi berdasarkan ciri-ciri dinding kistanya. Semuanya mengandung keratinndan sejumlah lipid serta debris kelenjar sebaseus.
ð  Kista inklusi epidermal. Dindingnya hampir identik dengan epidermis normal
ð  Kista pilar (trichilemmal). Dindingnya menyerupai epitel folikuler ( yaitu tanpa lapisan sel granular).
ð  Kista dermoid. Dindingnya sangat mirip epidermis tetapi dengan banyak adneksa kulit terutama folikel-folikel rambut.
ð  Steatokistoma multipleks. Dindingnya menyerupai epitel duktus kelenjar sebaseus dengan sejumlah lonul sebaseus yang terkompresi; sering kali diakibatkan oleh pewaisan dominan.

e.       Karatoakantoma
Suatu lesi yang cepat berkembang, sembuh sepontan, terutama pada kulit ras kaukasia yang terpanjan sinar matahari berusia 50 tahun atau lebih, lelaki lebih sering dari pada wanita.
Secara makroskopis, lesi-lesi ini terdapat superfisial, berwarna seperti daging, berukuran beberpa sentimeter dengan cekungan berisi keratin di tengahnya, sering terdapat di wajah atau di tangan.
Secara histologis, berupa proliferasi epitelial berbentuk mangkok, sering terdapat dengan sel-sel atipik, menutupi suatu sumbat berisi  keratin di tengahnya. Pola keratinisasinya mengikuti folikel rambuut normal ( tanpa lapisan sel granular), memberi kesan asalnya adalah dari epitel folikuler. Inflamasi minimal terjadi selama fase prolifelasi cepat, tetapi sesuai berkembangnya lesi, terjadi reaksi peradangan dermal dan fibrosis, yang akhirnya ber-regenerasi dan menghilang.
f.       Tumor-tumor adneksa
Suatu keluarga besar neoplasma jinak (meskipun ada juga varian-varian maligna). Beberapa mempunyai penuruan sifat mendelian; yang lainnya dapat menunjukan keganasan viseral ( misalnya multiple trichilemmonas dan kanker payudara : sindrom cowden).
Sebagian besar adalah papula-papula dan nodul-nodul tunggal atau majemuk. Kadang-kadang terdapat predileksi tempat (misalnya eccrine promas pada telapak tangan dan telapak kaki).
Sindroma umumnya timbul sebagai nodul multiple didahi dan di kulit kepala. Dapat diwariskan secara dominan dan timbul diawal kehidupan. Secara histologis, terlihat diferensi apokrin dengan pulau sel basaloid didalam matriks fibrosa.
Siringoma muncul sebagai papula multiple kecil, berwarna sawo matang dekat kelopak mata bawah. Secara mikroskopis,  mereka terrsusun dari pulau epitel basaloid berbentuk sepeti kecebong dengan diferensi ekrin fokal.
Trikopetiloma, yang dapt diwariskan secara dominan, biasanya sebagai papul multipel semi transparan diwajah kulit kepala dan bagian atas badan tersusun dari poliferasi vbasaloid yang membentuk bangunnan mirip folikel rambut.
g.      Dermatofibroma, Akrokordon, Keloid.
Empat tumor jinak yang paling sering ditemukan adalah dermatofibroma, , akrokordon, keloid, dan hiperplasia sebaseus. Dermatofibroma adalah nodul coklat yang biasanya ditemukan pada kaki, tubuh dan lengan. Skin tags (Akrokordon) sering kali terdapat di leher, aksila dan lipat paha pada pasien tua dan stengah baya. Keloid disebabkan oleh pembentukan jaringan perut abnormal yang terjadi bahkan setelah cedra minor.

h.      Tumor jinak pembuluh darah
Diantara ssejumlah tumor pembuluh darah kulit., jenis yang paling sering ditemui adalah nevus flammeus, angioma strawberi, angioma ceri, angioma laba-laba( spider nevi) dan granuloma piogenik.
      Proliferasi kapiler-kapiler matur yang menimbulkan perubahan earna menjadi merah muda pada kulit bayi baru lahir disebut nevus flammeus. Apabila kapiler ini mengikuti cabang saraf trigeminus, maka kondisi ini dapat disertai angioma pada mata, ipsilateral dan sistem saraf pusat (sindrom sturge-weber).
      angioma strawberi timbul setelah lahir dan mengalami involusi spontan setelah usia 7 tahun pada 70% sampai 95% dari semua kasus.
Angioma ceri adalah papula yang agak meninggi berwaran merah pada tubuh dan ekstremitas orang tua dan setengah baya.
angioma laba-laba timbul pda wanita pada masa kehamilan, pada peminum alkohol, dan juga pada anak-anak.. umumnya angioma laba-laba pada anak-anak da wanita hamil dapat sembuh dengan sendirinya. angioma laba-laba yang persisten dapat dibuang dengan elektodesikasi atau laser pewarna dengan pilsasi.
granuloma piogenik disebabkan oleh suatu proliferasi abnormal jaringan granulasi. Tumor timbul pada tempat trauma yang baru terjadi. Timbul nodul-nodul lebab berwarna merah atau ungu bertangkai. Tumor ini kdang-kadang berdarah dan diobatai dengan pembedahan.

·         Penyakit Lyme dan Infestassi
Penyakit lyme adalah penyakit yang dibawa oleh atropoda yang paling sering teerjadi di Amerika serikat. Penyakit ini disebabkan oleh Spirokaeta Borrelia burgdrferi. Spirokaeta ditemukan di saluran cerna sengkenit ixodes dammini. Penyakit ini mempunyai tiga stadium klinis stadium satu biasanya terjadi pada musim pans dan awal musim gugur dengan satu atau banyak lesi ECM dan disertai gejala seprti influenza (misalnya kelelahan, sakit kepala, menggigil, demam,  nyeri tenggorokan , leher kaku, mual, miaglia, artaglia).
Eritema kronikum migran (ECM) mulai sebagai papula eritem ditempat terjadinya gigitan sengkenit. ECM merupakan tanda awal penyakit yang paling khas dan terjadi pada 80% pasien. Riwayat sengkenit hanya terjadi padaa 60% pasien. Pasien yang tidak diobati dapat masuk ke stadim II penyait. Penyakit lyme terjadi sampai berminggu-minggu sampai berbulan-bulan kemudian dan di tandai tras : meningitis,kelumpuhan saraf kranialis, dan neuropati perifer. Pada stadium III, atritis oligoartikular terjadi 6 minggu sampai beberapa tahun setelah gigitan sengkenit. Sekitar 50% dari pasien yang tidak ditangani pada stadium I dan II akan terjadi dan pasien dapat mengalami artritis erosif kronik.
Kutu busuk hidup di permukaan kayu dekat tempat tidur atau dalam alas tidur. Gigitan dilakukan di malam hari dan biasanya akan menimbulkan papula eritematosa dan vesikel yang berkelompok. Kutu perlu dimusnahkan dan lesi klinis diobati secara simtomatik.
Sengkenit hidup dalam hutan, rumput atau pada hewan.seringkali melekat pada kulit maka sengkenit akan bergerak beisi darah dan akan bergerak dengan forsep. Sengkenit dapat menularkan virus ensefalitis dan penyakit demam bercak Rocky Mountain dan penyakit Lyme. Jika mengunjungi tempat-tempat tertentu, maka diperingatkan akan kemungkinan terjangkit demam bercak Rocky Mountain tersebut.




BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Patofisiologi integumen atau kulit mempelajari kelainan stuktur dan fungsi pada integumen atau kulit. Kelainan struktur dan fungsi kulit dapat disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat, alergi, dan lain-lain.          

B.     Saran
1.      Agar masyarakat bisa menjaga kesehatan kulit
2.      Agar masyarakat lebih mewaspadai penggunaan alat-alat atau barang yang bersentuhan langsung dengan kulit.










DAFTAR PUSTAKA

Price,SylviaAndersonWilson,LorrgineMccarty.Patofisiologi konsep klinik proses-proses penyakit.Jakarta.CV.EGC.Penerbit : Buku Kedokteran.

No comments:

Post a Comment