MAKALAH
TENTANG NEOPLASMA
Diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Patofisiologi
Disusun oleh
1
Reg B
|
||
Ahmad
Aji Mulyanto
|
P177420313048
|
|
Annisa
Resiana
|
P177420313050
|
|
Dimas
Janu Pratama
|
P174203130
|
|
Noor
Hanimah
|
P174203130
|
|
Ratna
Faradila
|
P174203130
|
|
Rizkiana
Amelia
|
P17420313083
|
|
Qonitalillah
|
P17420313079
|
|
Susiyanti
|
P174203130
|
|
Wada Rahma Iqbal
|
P174203130
|
Dosen Pengampu
Ahmad Baequny S.Kep, Ns, M.Kes
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
PEKALONGAN
TAHUN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neoplasma ialah
masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan , tidak terkordinasi dengan
jaringan normal dan tumbuh terus- menerus meskipun rangsang yang menimbulkan
telah hilang. Sel neoplasma mengalami transformasi ,oleh karena mereka terus-menerus
membelah. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang
memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik,
yang mempunyai sifat progresif,tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan
sekitarnya,tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic.
Sel
neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas
kebutuhan metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah .
Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi
neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan / benjolan
pada jaringan tubuh membentuk neoplasma atau tumor.
B. Tujuan
1.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi
2.
Untuk mengetahui definisi neoplasma
3.
Untuk megetahui klasifikasi dan penyebsb terjadinya neoplasma
4.
Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat adanya neoplasma
5.
Untuk mengetahui cara pencegahan terjadinya neoplasma
C. Sistematika
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
BAB III : PENUTUP
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Neoplasma
Neoplasma adalah kumpulan sel abnormal
yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus dan tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan
sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.
B. Klasifikasi Neoplasma
Neoplasma berdasarkan sifat biologiknya dibedakan
menjadi :
1.
Neoplasma Benigna
Neoplasma benigna terdiri dari sel-sel yang serupa
dengan struktur pada sel asalnya. Neoplasma Benigna memiliki ciri-ciri :
Ø batas tegas
Ø berkapsul
Ø pertumbuhan
lambat
Ø
tidak menimbulkan kematian
2.
Neoplasma Maligna
Neoplasma ini tumbuh sekankerra cepat
dan sangat progresif jika tidak dibuang. Pola penyebarannya menjadi tidak
teratur. Neoplasma ganas tidak memiliki kapsul sehingga sulit dipisahkan dari
sekitarnya. Ciri-ciri mikroskopis
neoplasma :
1.
batas tidak tegas
2.
tidak berkapsul
3.
pertumbuhan cepat
4.
metastase
5.
menimbulkan kematian
Klasifikasi atas dasar asal sel /
jaringan ( histogenesis )
Neoplasma diklasifikasikan dan diberi
nama atas dasar asal sel neoplasma yaitu :
1.
Neoplasma berasal sel totipoten
Sel
totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap jenis sel tubuh.Sebagai
contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering sel totipoten
dijumpai pada gonad yaitu sel germinal. Tumor sel germinal dapat berbentuk
sebagai sel tidak berdifensiasi, contohnya : Seminoma atau diseger minoma.Yang
berdiferensiasi minimal contohnya : karsinoma embrional, yang berdiferensiasi
kejenis jaringan termasuk trofobias misalnya chorio kankerrcinoma. Dan yolk sac
kankerrcinoma. Yang berdiferensiasi somatic adalah teratoma.
2.
Neoplasma sel embrional pluripoten
Sel
embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam berbagai jenis sel-sel dan
sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Tumor sel
embrional pluripoten biasanya disebut embiroma atau biastoma, misalnya
retinobiastoma, hepatoblastoma, embryonal rhbdomyosarcoma.
3.
Neoplasma sel yang berdiferensiasi
Jenis
sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-lat tubuh pada
kehidupan pot natal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel
berdiferensiasi.
Tata
nama tumor ini merupakan gabungan berbagai faktor yaitu perbedaan antara jinak
dan ganas, asal sel epitel dan mesenkim lokasi dan gambaran deskriptif lain.
C.
Mekanisme Neoplasma
Mekanisme
pembentukan neoplasma atau tumor ganas disebut dengan Karsinogenesis.
Karsinogenesis merupakan suatu proses multi-tahap. Sebagian besar karsinogen
sebenarnya tidak reaktif (prokarsinogen atau karsinogen proximate), namun di
dalam tubuh diubah menjadi karsinogen awal (primary) atau menjadi karsinogen
akhir (ultimate). SitokromP450 suatu mono-oksidase dependen retikulum
endoplasmik sering mengubah karsinogen proximate menjadi intermediate defisien elektron yang reaktif (electrophils). Intermediate
(zat perantara) yang reaktif ini dapat berinteraksi dengan pusat-pusat di DNA
yang kaya elektron (nucleophilic) untuk menimbulkan mutasi. Interaksi antara
karsinogen akhir dengan DNA semacam ini dalam suatu sel diduga merupakan tahap
awal terjadinya karsinogenesis kimiawi. DNA sel dapat pulih kembali bila
mekanisme perbaikannya normal, namun bila tidak sel yang mengalami perubahan
dapat tumbuh menjadi tumor yang akhirnya nampak secara klinis. Ko-karsinogen
(promoter) sendiri bukan karsinogen. Promoter berperan mempermudah pertumbuhan
dan perkembangan sel tumor dormant atau latent. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya
tumor dari fase awal tergantung pada adanya promoter tersebut dan untuk
kebanyakan tumor pada manusia periode laten berkisar dari 15 sampai 45 tahun.
Proses
transformasi sel normal menjadi sel ganas melalui displasi terjadi melalui
mekanisme yang sangat rumit, tetapi secara umum mekanisme karninogenesis ini terjadi
melalui tiga tahap yaitu:
Ø Inisiasi
Adalah proses yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi permanen dalam DNA sel. Dipicu oleh insiator (bahan yg mampu menyebabkan mutasi gen) à initiated cells. Sel-sel masih mirip dengan sel normal.
Adalah proses yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi permanen dalam DNA sel. Dipicu oleh insiator (bahan yg mampu menyebabkan mutasi gen) à initiated cells. Sel-sel masih mirip dengan sel normal.
Ø Promosi
Merupakan suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi. Diakibatkan karena klon yang tidak stabil dan mengalami inisiasi, dipaksa untuk berproliferasi dan menjalani mutasi tambahan sehingga akahirnya berkembang menjadi tumaor ganas (neoplasma). Initiated cells dipicu oleh promotor (terus menerus/berulang) a transformed cells. Perubahan informasi genetik, sintesis DNA, replikasi meningkat a lesi insitu. Hormon sering menjadi promotor yang merangsang pertumbuhan sel ganas. Misalnya Esterogen dapat merangsang pertumbuhan kanker pada payudara dan ovarium.
Merupakan suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi. Diakibatkan karena klon yang tidak stabil dan mengalami inisiasi, dipaksa untuk berproliferasi dan menjalani mutasi tambahan sehingga akahirnya berkembang menjadi tumaor ganas (neoplasma). Initiated cells dipicu oleh promotor (terus menerus/berulang) a transformed cells. Perubahan informasi genetik, sintesis DNA, replikasi meningkat a lesi insitu. Hormon sering menjadi promotor yang merangsang pertumbuhan sel ganas. Misalnya Esterogen dapat merangsang pertumbuhan kanker pada payudara dan ovarium.
Ø Progresi
Sutau tahap ketika klon sel mutan mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas seiring berkembangnya tumor, sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan terhadap gen. Perubahan Protoonkogen menjadi onkogen à onkoprotein. Perubahan fenotip: klinik terdpt benjolan (tumor). Contohnya Perubahan karyotip kromosom. Beberapa subklon ini dapat memperlihatkan perilaku ganas yang lebih agresif atau lebih mampu untuk menghindari seranganoleh sistem imun. Selama stadium ini, massa tumor yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang memungkinkan tumor menginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokan darahnya sendiri (angigenesis), atau masuk melalui pembuluh darah dan bermigrasi ke bagian tubuh lainnya yang letaknya berjauhan untuk membentuk tumor sekunder.
Sutau tahap ketika klon sel mutan mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas seiring berkembangnya tumor, sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan terhadap gen. Perubahan Protoonkogen menjadi onkogen à onkoprotein. Perubahan fenotip: klinik terdpt benjolan (tumor). Contohnya Perubahan karyotip kromosom. Beberapa subklon ini dapat memperlihatkan perilaku ganas yang lebih agresif atau lebih mampu untuk menghindari seranganoleh sistem imun. Selama stadium ini, massa tumor yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang memungkinkan tumor menginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokan darahnya sendiri (angigenesis), atau masuk melalui pembuluh darah dan bermigrasi ke bagian tubuh lainnya yang letaknya berjauhan untuk membentuk tumor sekunder.
D. Sifat Neoplasma
1.
Diferensiasi dan Anaplasia
Istilah
diferensiasi dipergunakan untuk sel parenkim tumor. Diferensiasi yaitu derajat
kemiripan sel tumor ( parenkim tumor ). Jaringan asalnya yang terlihat pada
gambaran morfologik dan fungsi sel tumor. Proliferasi neoplastik menyebabkan
penyimpangan bentuk. Susunan dan sel tumor. Hal ini menyebabkan set tumor tidak
mirip sel dewasa normal jaringan asalnya. Tumor yang berdiferensiasi baik
terdiri atas sel-sel yang menyerupai sel dewasa normal jaringan
asalnya,sedangkan tumor berdiferensi buruk atau tidak berdiferensiasi
menunjukan gambaran sel primitive dan tidak memiliki sifat sel dewasa normal
jaringan asalnya. Semua tumor jinak umumnya berdiferensiasi baik. Sebagai
contoh tumor jinak otot polos yaitu leiomioma uteri. Sel tumornya menyerupai
sel otot polos. Demikian pula lipoma yaitu tumor jinak berasal dari jaringan
lemak ,sel tumornya terdiri atas sel lemak matur,menyerupai sel jaringan lemak
normal.
Tumor
ganas berkisar dari yang berdiferensiasi baik sampai kepada yang tidak
berdiferensiasi . Tumor ganas yang terdiri dari sel-sel yang tidak
berdiferensiasi disebut anaplastik. Anaplastik berasal tanpa bentuk atau
kemunduran ,yaitu kemunduran dari tingkat diferensiasi tinggi ke tingkat
diferensiasi rendah.
Anaplasia
ditentukan oleh sejumlah perubahan gambaran morfologik dan perubahan sifat,
pada anaplasia terkandung 2 jenis kelainan organisasi yaitu kelainan organisasi
sitologik dan kelainan organisasi posisi.
Anaplasia
sitologik menunjukkan pleomorfi yaitu beraneka ragam bentuk dan ukuran inti sel
tumor. Sel tumor berukuran besar dan kecil dengan bentuk yang bermacam-macam .
mengandung banyak DNA sehingga tampak lebih gelap (hiperkromatik )
Anaplasia
posisionalmenunjukkan adanya gangguan hubungan antara sel tumor yang satu
dengan yang lain . terlihat dari perubahan struktur dan hubungan antara sel
tumor yang abnormal.
2.
Derajat Pertumbuhan
Tumor
jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas cepat . tetapi derajat
kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap,kadang – kadang tumor jinak tumbuh
lebih cepat daripada tumor ganas.karena tergantung pada hormone yang
mempengaruhi dan adanya penyediaan darah yang memadai.
Pada
dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan tingkat diferensiasi
sehingga kebanyakan tumor ganas tumbuh lebih cepat daripada tumor jinak.
Derajat pertumbuhan
tumor ganas tergantung pada 3 hal,yaitu :
Ø Derajat
pembelahan sel tumor
Ø Derajat
kehancuran sel tumor
Ø Sifat
elemen non-neoplastik pada tumor
Pada
pemeriksaan mikroskopis jumlah mitosis dan gambaran aktivitas metabolisme inti
yaitu inti yang besar,kromatin kasar dan anak inti besar berkaitan dengan
kecepatan tumbuh tumor.
Tumor
ganas yang tumbuh cepat sering memperlihatkan pusat-pusat daerah nekrosis /
iskemik. Ini disebabkan oleh kegagalan penyajian daerah dari host kepada sel –
sel tumor ekspansif yang memerlukan oksigen.
3.
Invasi Lokal
Hampir
semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif dan ekspansif pada
tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan mengilfiltrasi ,invasi atau
penyebaran ketempat yang jauh seperti pada tumor ganas.
Oleh
karena tumbuh dan menekan perlahan – lahan maka biasanya dibatasi jaringan ikat
yang tertekan disebut kapsul atau simpai,yang memisahkan jaringan tumor dari
jaringan sehat sekitarnya. Simpai sebagian besar timbul dari stroma jaringan
sehat diluar tumor, karena sel parenkim atropi akibat tekanan ekspansi tumor.
Oleh karena ada simpai maka tumor jinak terbatas tegas, mudah digerakkan pada
operasi. Tetapi tidak semua tumor jinak berkapsul,ada tumor jinak yang tidak
berkapsul misalnya hemangioma.
Tumor
ganas tumbuh progresif,invasive,dan merusak jaringan sekitarnya. Pada umumnya
terbatas tidak tegas dari jaringan sekitarnya. Namun demikian ekspansi lambat
dari tumor ganas dan terdorong ke daerah jaringan sehat sekitarnya. Pada
pemeriksaan histologik,masa yang tidak berkapsul menunjukkan cabang – cabang
invasi seperti kaki kepiting mencengkeram jaringan sehat sekitarnya.
Kebanyakan
tumor ganas invasive dan dapat menembus dinding dan alat tubuh berlumen seperti
usus,dinding pembuluh darah,limfe atau ruang perineural. Pertumbuhan invasive
demikian menyebabkan reseksi pengeluaran tumor sangat sulit.
Pada karsinoma in
situ misalnya di serviks uteri ,sel tumor menunjukkan tanda ganas tetapi tidak
menembus membrane basal. Dengan berjalannya waktu sel tumor tersebut akan
menembus membrane basal.
4.
Metastasis / Penyebaran
Metastasis
adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan dengan tumor primer. Tumor ganas
menimbulkan metastasis sedangkan tumor jinak tidak. Infasi sel kanker
memungkinkan sel kanker menembus pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga
tubuh,kemudian terjadi penyebaran. Dengan beberapa perkecualian semua tumor
ganas dapat bermetastasis. Kekecualian tersebut adalah Glioma ( tumor ganas sel
glia ) dan karsinoma sel basal , keduanya sangat infasif, tetapi jarang
bermetastasis.
Umumnya
tumor yang lebih anaplastik,lebih cepat timbul dan padanya kemungkinan
terjadinya metastasis lebih besar. Namun banyak kekecualian. Tumor kecil
berdiferensiasi baik, tumbuh lambat, kadand- kadang metastasisnya luas.
Sebaliknya tumor tumbuh cepat ,tetap terlokalisir untuk waktu bertahun- tahun.
E. Metabolisme Neoplasma
Ø Sumber Energi
Sel-sel neoplasma mendapat energy
terutama dari glikolisis anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang,
walaupun mempunyai enzim-enzim lengkap untuk oksidasi. Berbeda dengan sel-sel
jaringan normal yang susunan enzimnya berbeda-beda maka susunan enzim semua sel
neoplasma ialah lebih kurang sama ( uniform ).
Ø Susunan Enzim
Sel normal lebih mengutamakan melakukan
fungsi ( yang menghasilkan energy dengan jalan katabolisme ) dari pada
pembiakan (yang membutuhkan energy untuk anabolisme). Sel neoplasma lebih
mengutamakan pembiakan daripada melakukan fungsinya, sehingga susunan enzim
untuk katabolisme menjadi tidak penting lagi. Karena itu susunan enzim sel-sel
neoplasma telah uniform.“Competitive Struggle”
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk
membentuk protoplasma dan energy untuk tujuan tersebut. Sel-sel neoplasma
agaknya diberikan prioritas untuk mendapat asam-asam amino sehingga sel-sel
tubuh lainnya akan mengalami kekurangan. Ini dapat menerangkan mengapa
penderita tumor ganas pada stadium terakhir mengalami cachexia.
F. Penyebab adanya Neoplasma
Segala
sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut karsinogen. Dan berbagai
penelitian dapat diketahui bahwa karsinogen dapat dibagi ke dalam 4 golongan :
1. Bahan
kimia
Kebanyakan
karsinogen kimia ialah pro-karsinogen . Yaitu karsinogen yang memerlukan
perubahan metabolis agar menjadi karsinogen aktif, sehingga dapat menimbulkan
perubahan pada DNA, RNA, atau Protein sel tubuh.
2. Virus
Virus yang bersifat
karsinogen disebut virus onkogenik. Virus DNA dan RNA dapat menimbulkan
transformasi sel. Mekanisme transformasi sel oleh virus RNA adalah setelah
virus RNA diubah menjadi DNA provirus oleh enzim reverse transeriptase yang
kemudian bergabung dengan DNA sel penjamin. Setelah mengenfeksi sel, materi
genitek virus RNA dapaat membawa bagian materi genitek sel yang di infeksi yang
disebut V-onkogen kemudian dipindahkan ke materi genitek sel yang lain.
3. Radiasi
(ion dan non-ionisasi)
Radrasi UV berkaitan
dengan terjadinya kanker kulit terutama pada orang kulit putih. Karena pada
sinar / radiasi UV menimbulkan dimmer yang merusak rangka fosfodiester DNA.
4. Agen
biologic
Ø Hormon
: bekerja sebagai kofaktor pada karsinogenesis
Ø Mikotoksin
: Mikotoksin ialah toksin yang dibuat oleh jamur
Ø Parasit
: Parasit yang dihubungkan dengan terjadinya kanker ialah schistosoma dan
clonorchis sinensis.
G. Dampak Neoplasma
1.
Dampak Lokal
a.
Neoplasma Jinak (Benigna)
Ø Mendesak
jaringan sekitar
Ø Menghambat
sirkulasi darah
Ø Infark
Ø Nekrotisasi
Ø Desmoplasi
b.
Neoplasma Ganas (Maligna)
Ø Invasi /
Infiltrasi
Ø Merusak
organ
2.
Dampak Sistematik
o
Menurunya daya tahan
o
Mudah terjadi infeksi
o
Menurunnya nafsu makan ( Anoreksi )
o
Menurunnya berat badan ( Kankerchexia )
o
Anaemia
o
Mengganggu
kerja fungsi
organ
3.
Dampak Bagi Penderita Neoplasma
§
Kesakitan/Nyeri
§ Kematian
H. Pencegahan Neoplasma
Sepuluh
(10) langkah pencegahan Kanker (taking control program of amerikankern kankerncer
society):
Faktor
protektif:
1.
Tingkatkan
konsumsi sayuran segar (terutama famili kol), untuk meningkatkan masukan
vitamin alami
2.
Tingkatkan
masukan serat, untuk mengurangi resiko Kanker
mammae, Kanker
kolon, Kanker
prostat
3.
Tingkatkan
masukan vitamin A, untuk mengurangi reisko Kanker
esofagus, Kanker laring, dan Kanker paru
4.
Tingkatkan
masukan makanan yang banyak mengandung vitamin C, untuk mengurangi Kanker uteri, Kanker
empedu, Kankermammae, dan Kanker kolon
5.
Lakukan
pengontrolan berat badan, untuk mengurangi resiko Kanker uteri, Kanker
empedu, Kanker mammae dan Kanker kolon
Faktor
resiko:
1. Kurangi
jumlah diit lemak, karena dapat meningkatkan resiko kanker mammae, kanker
kolon, kanker prostat
2. Kurangi
makanan yang mengandung garam, makanan yang diawetkan dengan kankerra
pengasapan dan menggunakan nitrat, karena dapat meningkatkan resiko kanker
esofagus, kanker lambung
3. Hentikan
merokok, karena dapat meningkatkan resiko kanker paru
4. Kurangi
masukan alkohol, karena dapat meningkatkan resiko kanker hepar, kanker mulut, kanker
tenggorokan, kanker laring, kanker esofagus.
5. Hindari
pemajanan berlebihan pada sinar matahari, karena dapat meningkatkan resiko kanker
epidermis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Neoplasma
adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus
menerus dan tidak terbatas, tidak
berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Berdasarkan sifatnya biologinya dibagi menjadi 3
yaitu neoplasma benigna atau biasa diebut dengan tumor yang mempunyai sifat
yang tidak berbahaya, sedangkan neoplasma maligna atau biasa disebut dengan
kanker bersifat berbahaya. Penyebab terjadinya neoplasma adalah terjadi akibat
terkena radiasi, virus, bahan kimia, dan agen biologi. Neoplasma Maligna dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
http://treesnasmart.blogspot.com/2009/11/neoplasma-kanker.html
http://miranda_biomaterial-fst08.web.unair.ac.id/artikel_detail-43627-Umum-Mekanisme%20Kanker%20%28Neoplasma%20ganas%29.html
No comments:
Post a Comment