MAKALAH INFEKSI
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah
Patofisiologi
Dosen Pembimbing H.
Ahmad Baequny, S.Kep, Ns, M.Kes
1. Abdul Ghofur
2. Amilatul Kamila
3. Hidayatul Khosidah
4. Ika Safitri
5. Ike Kusuma Rimbani
6. Indri Dwi Pratiwi
7. Muhammad Saifullah
8. Nailatul Khikmah
9. Tissa Opilaseli
1 REGULER
B
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di era
globalisasi ini banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan dimana
ia tinggal.Padahal kesehatan seseorang juga sangat tergantung pada lingkungan.
Dalam kamus
keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi
mikroorganisme dalam jaringan tubuh,khususnya yang menimbulkan cedera seluler
setempat akibat metabolisme kompetitif,toksin,replikasi intraseluler,atau
reaksi antigen-antibodi.Munculnya infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
saling berkaitan dalam rantai infeksi.Adanya patogen tidak berati bahwa infeksi
akan terjadi.
Tubuh manusia
akan selalu terancam oleh paparan mikroorganisme(bakteri,virus,dan
parasit),radiasi matahari dan polusi.Stres emosional atau fisiologis dari
kejadian ini adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang
sehat.Biasanya manusia dilindungi oleh sistem pertahanan tubuh,sistem kekebalan
tubuh terutama makrofag dan cukup lengkap kebutuha gizi untuk menjaga
kesehatan.
Sistem kekebalan
atau sistem imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai pelindung terhadap
infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme,terutama
virus,bakteri,protozoa,dan parasit.Sistem kekebalan juga berperan dalam melawan
sel yang teraberasi menjadi tumor.
Berdasarkan
hal itu kelompok kami tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang
mikroorganisme penyebab infeksi serta proses terjadinya infeksi mikroorganisme
pada manusia.
B.
Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan umum
Mengetahui
infeksi mikroorganisme pada manusia.
2.
Tujuan khusus
a.
Mengetahui pengertian
infeksi
b.
Mengetahui tipe
organisme penyebab infeksi
c.
Mengetahui faktor jasad
renik pada infeksi
d.
Mengetahui faktor
horpes pada infeksi
e.
Mengetahui reaksi
horpes dengan jasad renik
f.
Mengetahui sifat-sifat
umum karena infeksi
g. Mengetahui
jenis-jenis penyakit infeksi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
infeksi
Infeksi adalah
proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam tubuh yang
menyebabkan sakit(Potter & Perry,2005).Infeksi adalah invasi tubuh oleh
mikroorganisme dan berpoliferasi dalam jaringan tubuh(Kozier,et al,1995).Dalam
kamus keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi
mikroorganisme dalam jaringan tubuh,khususnya yang menimbulkan cedera seluler
setempat akibat metabolisme kompetitif,toksin,replikasi intraseluler atau
reaksi antigen-antibodi.Munculnya infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
saling berkaitan dalam rantai infeksi.Mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi
disebut pathogen(agen
infeksi),sedangkan mikroorganisme yang tidak dapat menimbulkan
penyakit/kerusakan disebut asimtomatik.Penyakit
timbul jika patogen berkembangbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan
normal.Jika penyakit dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain merupakan (contagius).Mikroorganisme mempunyai
keragaman dalam virulensi/keganasan dan beratnya suatu penyakit.
B.
Tipe
Mikroorganisme penyebab infeksi
Penyebab infeksi dibagi menjadi 4
kategori:
1) Bakteri
Bakteri merupakan penyebab
terbanyak dari infeksi.Ratusan spesies bakteri dapat menyebabkan penyakit pada
tubuh manusia dan dapat hidup di dalamnya. Bakteri bisa masuk
melalui udara, air, tanah, makanan, cairan, jaringan tubuh, dan benda mati lainnya. Infeksi bakteri
meliputi permulaan awal dari proses infeksi hingga mekanisme timbulnya tanda
dan gejala penyakit. Ciri-ciri
bakteri patogen yaitu kemampuan untuk menularkan, melekat pada sel inang, menginvasi sel inang
dan jaringan,mampu untuk meracuni,
dan
mampu untuk menghindar dari sistem kekebalan inang. Penyakit terjadi jika
bakteri atau reaksi yang ditimbulkannya menyebabkan bahaya bagi sel inang.
2) Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk
dalam sel tubuh untuk diproduksi.
Untuk
menyebabkan penyakit virus harus masuk dalam sel inang kemudian mengadakan
kontak dengan sel yang rentan,
bereplikasi, dan menyebabkan
kerusakan sel.
3) Fungi
Biasanya jamur hidup di lapisan
keratin bagian atas dan menyebar ke luar pada cincin dermatitis eritematosa
bersisik yang sering disebut ringworm. Organisme yang
menyebabkan penyakit ini bermacam-macam tetapi yang paling sering adalah
berbagai jenis spesies Trikofiton. Spesies Pitirosporum menyebabkan berbagai
infeksi jamur superficial pada kulit yang paling sering adalah tinea versikolor
yang perubahan pigmen sangat khas.
Jenis
jamur yang lain yang berbeda yaitu kandida,jamur berupa ragi. Yang menyebabkan
gangguan pada daerah mukosa dan daerah sekitarnya. Infeksi ini menimbulkan
keadaan klinis yang disebut thrush
yang sering ditemukan pada mulut bayi dan vagina. Walaupun jarang kandida
dapat mengenai kuku yang dapat menimbulkan deformitas yang sangat sulit untuk
disembuhkan.
Infeksi jamur jarang dibiopsi
karena biasanya didiagnosis secara klinis. Gambaran histologynya
sering menunjukan sebagai gambaran yang tidak berbentuk pada pewarnaan rutin. Jamur hanya akan
terlihat apabila dilakukan pewarnaan nyang bereaksi dengan dinding sel,seperti
pewarnaan perak.Infeksi fungi yang cenderung menimbulkan abses kronis, sering disertai
destruksi berat. Sering
ditemukan pada kondisi tropical tetapi sering juga terdapat terutama sebagai
infeksi oportunistik pada individu dengan immunosupresi. Blastomikosis, aktinomikosis, dan nokardia sekarang
dapat ditemukan diluar daerah endemik tradisional biasanya akibat dari
perjalanan dari orang luar atau immunosupresi.
4) Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup
lain,termasuk kelompok parasit adalah protozoa, cacing, dan arthrophoda. Infeksi protozoa jarang
ditemukan di daerah beriklim sedang tetapi diseluruh dunia amoebiasis, tripanosomiasis, leismaniasis, dan toksoplasmosis
mengakibatkan penderitaan yang berat. Sebagian besar kelainan ini, seperti pada kebanyakan
penyakit tropis lainnya,
disebarkan
oleh parasit athrophoda dan pengendalian paling efektif adalah dengan
mengeliminasi vektor dibandingkan dengan mengobati penyakitnya.
Leismaniasis merupakan infeksi yang
disebabkan oleh leishmania tropika yang ditularkan oleh lalat pasir. Organisme ini telah
membuat suatu mekanisme untuk meruntuhkan pertahanan tubuh dan banyak sekali
dan banyak sekali yang ditemukan hidup dalam magrofag inang.
C.
Faktor
jasad renik pada infeksi
1) Daya
transmisi
Sifat penting dan nyata pada saat
terbentuknya adalah transpor agen menular hidup kedalam tubuh.
Cara penularan penyakit infeksi:
a. Secara
langsung dari satu orang ke orang lain,misalnya melalui batuk dan bersin.
Contoh:
-penyakit yang ditularkan melalui
saluran nafas: common
cold, tuberkulosis, batuk rejan, pes pneumoni, meningitis, sakit tenggorokan
karena infeksi streptucoccus,
tonsilitis, influenza, difteri, dan campak. Penyakit-penyakit ini
ditularkan melalui ciuman,
droplet
yang terinfeksi, dan
penggunaan alat makan yang terinfeksi.
-penyakit kelamin dapat ditularkan
secara langsung melalui hubungan seksual atau melalui palsenta (infeksi transplasenta)
yang ditularkan dari ibu yang menderita kapada anak yang dilahirkannya.
b. Secara
tidak langsung (indirect)
penularan mikroba patogen yang memerlukan adanya media perantara baik berupa
barang, air, udara, makan/minum, maupun vektor. Organisme dikeluarkan
dari si penderita kemudian mengendap pada berbagai permukaan kemudian
dilepaskan kembali ke udara.
Transfusi
darah juga dapat menjadi sarana penyebaran infeksi misalnya penyakit hepatitis
virus. Jenis
pemindahan tidak langsung yang lebih komples yaitu melibatkan vektor-vektor
seperti serangga, misalnya, nyamuk penyakit
malaris, lalat
penyakit difteri, dan
cacing penyakit filariasis.
2) Daya
invasi
Sekali dipindahkan kedalam hospes
baru,jasad renik harus mampu bertahan pada atau didalam hospes tersebut untuk
dapat menimbulkan infeksi.
Misalnya:
a. Kolera, disebabkan oleh
organisme yang tidak pernak masuk memasuki jaringan, tetapi hanya menduduki
pada epitel usus,melekat dengan kuat pada permukaan sehingga tidak terhanyut
oleh gerakan usus.
b. Disentri
basiler, hanya
memasuki pada lapisan superfisial usus dan tidak pernah masuk lebih dalam lagi.
c. Dan
beberapa penyakit lain seperti:
salmonella
thypi yang menyebabkan demam tifoid,
spiroketa
sifilis yang menyebabkan sifilis,
dan
mikrobacterium tetani yang menyebabkan tetanus.
3) Kemampuan
untuk menimbulkan penyakit
Beberapa agen menular mengeluarkan
eksotoksin yang dapat larut kemudian bersirkulasi dan menimbulkan
perubahan-perubahan fisiologis yang nyata yang bekerja pada sel-sel tertentu. Contohnya pada bakteri
tetanus dan difteri. Banyak
mikroorganisme lain seperti gram negatif mengandung endotoksin komples yang dilepaskan
pada waktu mengalami lisis.
Pelepasan
endotoksin ada hubungannya dengan timbulnya demam, dan dalam
keadaan-keadaan lebih ekstrim,
seperti
timbulnya sindrom syok.
Beberapa organisme menimbulkan
cedera pada hospes, sebagian
besar dengan cara imunologis dengan membantu pembentukan komples
antigen-antibodi, yang
selanjutnya dapat menimbulkan kelainan, misalnya pada kompleks imun
glomerulonefritis.
Virus sebagai parasit obligat
intraseluler adalah potongan sederhana bahan genetik (DNA&RNA) yang
mempunyai alat untuk menyusupkan diri kedalam sel hospes. Sel akan cedera apabila
ada informasi genetika baru yang diwujudkan pada fungsi sel yang diubah. Satu wujud informasi
genetika tambahan semacam itu adalah replikasi virus yang menular dan dapat
disertai lisis dari sel-sel yang terkena. Sel dapat berubah tanpa menjadi nekrosis
dan dapat dirangsang untuk dapat berproliferasi, misalnya pada kasus
tumor yang diinduksi oleh virus.
Virus
juga dapat mencederai hospes dengan menimbulkan berbagai imunologi dimana bagian
tertentu pada virus bertindak sebagai antigen.
Faktor-faktor infeksi
pada bakteri
Salah satu penyebab umum terjadinya
penyakit pada manusia adalah kuman.
Infeksi
oleh kuman dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, protozoa, dan cacing. Dari agen-agen
infeksius tersebut yang paling umum menimbulkan penyakit serius pada manusia
adalah bakteri.
Infeksi bekteri pada manusia banyak
disebabkan oleh beberapa faktor.
1) Adhesi
Frimbiae (pili) adalah struktur
yang menyerupai rambut yang terdapat pada tubuh bakteri.Pili berfungsi untuk
menempekkan tubuh bakteri pada sel inang, kondisi ini dinamakan adhesi. Hal ini tidak terjadi
secara kebetulan, reaksi
tertentu membantu terjadinya adhesi.
Struktur
perekat (adhesin)
terdapat pada fimbriae/pili.
Adhesin
mengandung virulensi yang membuat rantai virulen bakteri, bila virulensi hilang
bakteri menjadi avirulen.
Bila
seseorang diimunisasi dengan adhesin tertentu akan membuat tubuh membentuk
sistem kekebalan terhadap infeksi bakteri tertentu.
2) Daya
serang
Bakteri yang menyerang jaringan
tubuh inang bisa menimbulkan infeksi pada skala luas atau hanya infeksi lokal.
Misalnya, infeksi luka dapat
menyebabkan septikimea streptukokus yang merupakan jenis infeksi luas. Sedangkan infeksi abses
staphylococcus lebih bersifat lokal.
3) Jenis
toksin
Bakteri mampu menghasilkan toksin
yang menyebabkan infeksi pada tubuh.
Ada dua jenis toksin yang
dihasilkan oleh bakteri,
yaitu
eksotoksin dan endotoksin.
Eksotoksin dapat berdifusi pada
media di sekitarnya dan sangat berbahaya meskipun dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan endotoksin
mudah hancur karena panas.
Terdapat
beberapa eksotoksin yang berbahaya ebagai zat paling beracun di dunia. Misalnya, toksin botullinum. Eksotoksin umumnya
dihasilkan oleh bakteri gram positif dan beberapa bakteri gram negatif seperti
E.coli, Cholera
vibrio. Eksotoksin
menunjukkan afinitas spesifik terhadap jaringan tertentu dan setiap eksotoksin
memiliki efek yang berbeda pada setiap sel inang.
Endotoksin merupakan bagian
integral dari dinding sel bakteri gram negatif. Endotoksin terbuat dari
kompleks polisakarida, protein, dan lipid yang sangat
stabil terhadap panas. Endotoksi
akan berbahaya biloa terdapat dalam jumlah yang banyak. Endotoksin tidak
memiliki farmakologis tertentu dan memiliki efek yang sama pada setiap sel
inang.
4) Faktor
lain
a. Bakteriofag
Beberapa bakteri mengandung
bekteriofag yang memberikan sifat virulensi pada bakteri tersebut.
Misalnya, difteri yang mengandung
bakteriofag yang memiliki gen untuk memproduksi toksin.
b. Plasmid
Terdapat bakteri yang mengandung
plasmid. Plasmid
ini memberikan kekebalan ganda terhadap pengobatan pada bakteri sehingga
infeksi menjadi sulit diobati.
c. Bakteri
berkapsul
Klebsiella dan haemophilus
influenza adalah jenis bakteri yang berkapsul. Sel-sel bakteri mengandung
kapsul sehingga melindungi bakteri dari fagositosis. Bakteri tersebut
membawa antigen pada kapsul untuk melanjutkan aktivitas lisis (proses penghancuran
pada sel-sel tubuh).
D.
Faktor
hospes pada infeksi
Syarat timbulnya infeksi adalah
bahwa mikroorganisme yang menular harus mampu melekat, menduduki atau memasuki
hospes dan berkembang biak sampai taraf tertentu.
Karena itu tidaklah mengherankan
bila dalam perjalanan evolusi spesies termasuk manusia sudah mengembangkan
mekanisme pertahanan tertentu pada berbagai tempat yang berhubungan dengan
lingkungan:
1) Kulit
dan mukosa orofaring
Batas utama antara lingkungan dan
manusia adalah kulit. Kulit
yang utuh memiliki lapisan keratin atau lapisan tanduk pada permukaan luar dan
epitel berlapis gepeng sebagai barier mekanis
yang baik sekali terhadap infeksi.
Namun
jika terjadi luka iris,abrasi atau maserasi (seperti pada lipatan
tubuh yang selalu basah) dapat memungkinkan agen menular masuk.
Kulit juga mempunyai kemampuan
dekontaminasi terhapad dirinya sendir. Pada dekontaminasi fisik, organisme yang melekat
pada lapisan luar kulit (dengan
anggapan mereka tidak mati kalau menjadi kering) akan dilepasakan pada waktu
lapisan kulit mengelupas.
Dekontaminasi
kimiawi terjadi karena tubuh berkeringat dan sekresi kelenjar sebasea sehingga
membersihkan kulit dari kuman.
Flora
norma dapat kulit menimbulkan dekontaminasi biologis dengan menghalangi
pembiakan organisme-organisme yang melekat pada kulit.
2) Saluran
pencernaan
a. Mukosa
lambung merupakan kelenjar dan tidak merupakan barier mekanis yang baik. Sering terjadi
defek-defek kecil atau erosi pada lapisan lambung, tetapi tidak banyak
berati pada proses infeksi sebab suasana lambung sendiri tidak sesuai dengan
untuk banyak mikroorganisme, hal
ini sebagian besar disebabkan oleh keasaman lambung yang tinggi, disamping lambung
memindahkan isinya ke usus halus dengan proses yang relatif cepat.
b. Lapisan
usus halus juga bukan merupakan barier mekanisme yang baik dan secara mudah
dapat ditembus oleh banyak bakteri.
Namun
gerakan peristaltik untuk mendorong isi usus berlangsung cepat sekali sehingga
populasi bakteri dalam lumen dipertahankan tetap sedikit.
c. Lapisan
dalam usus besar secara mekanis juga tidak baik. Pada tempat ini
pendorongan tidak cepat dan terdapat
stagnasi relatif dari isi usus.
Pertahanan
utama melawan jasad renik melalui banyaknya flora normal yang menghuni usus
besar dan hidup berdampingan dengan hospes. Bakteri normal yang
banyak ini berkompetisi untuk mendapatkan makanan atau mereka benar-benar
mengeluarkan substansi antibakteri
(antibiotik).
3) Saluran
pernafasan
Epitel pada saluran nafas misalnya
pada lapisan hidung, lapisan
nasofaring, trakhea, dan bronkus. Terdiri dari sel-sel
yang tinggi yang beberapa diantaranya mengeluarkan bronkus, tetapi sebagian besar
dilengkapi dengan silia pada permukaan lumennya. Tonjolan-tonjolan kecil
ini bergetar seperti cambuk dengan gerakan yang diarahkan kemulut, hidung dan keluar
tubuh. Jika
jasad renik terhirup, mereka
cenderung mengenai selimut mukosa yang dihasilkan dari mukus, untuk digerakkan keluar
dan atau dibatukkan atau ditelan.
Kerja pelindung ini dipertinggi
dengan adanya antibodi didalam sekresi. Jika beberapa agen menghindar dari
pertahanan ini dan mencapai ruang-ruang udara didalam paru-paru, maka disana selalu
terdapat makrofag alveoler yang merupakan barisan pertahanan lain.
4) Sawar
pertahanan lain
a. Radang
Jika agen menular berhasil menembus
salah satu tubuh dan memasuki jaringan, maka barisan pertahanan berikutnya
adalah reaksi pertahanan akut yaitu aspek humoral (antibodi) dan aspek
seluler pertahanan tubuh bersatu.
b. Pembuluh
limfe
Aliran linfe pada radang akut
dipercepat sehingga agen-agen menular ikut menyebar dengan cepat sepanjang
pembuluh limfe bersama dengan aliran pembuluh limfe itu. Kadang-kadang
menyebabkan limfangitis,
tetapi
lebih sering agen-agen tersebut langsung terbawa ke kelenjar limfe, dimana mereka dengan
cepat difagositosis oleh makrofag.
Pada
keadaan ini maka cairan limfe yang mengalir ke pusat melewati kelenjar
limfe dapat terbebas dari agen-agen tersebut.
c. Pertahanan
terakhir (vena
primer)
Jika penyebaran agen menular tidak
terhenti pada kelenjar limfe atau jika agen tersebut langsung memasuki vena
ditempat primernya, maka
dapat terjadi infeksi pada aliran darah.
Ledakan bakteri didalam aliran
darah sebenarnya tidak jarang terjadi, dan peristiwa yang dinamakan bakteremia
ini biasanya ditangani secara cepat dan efektif oleh makrofag dari sistem
monosit-makrofag.
Septikemia atau keracunan darah
terjadi jika kondisi bakteremia berlanjut yang menyebabkan organisme yang masuk
berjumlah sangat besar dan cukup resisten sehingga sistem makrofag ditaklukkan. Organisme yang menetap
ini menimbulkan gejala malaise,
kelemahan, dan demam.
Pada kondisi yang parah yang
disebut septikopeimia dimana organisme mencapai jumlah endemik besarnya
sehingga mereka bersirkulasi dalam gumpalan-gumpalan dan mengambil tempat pada
banyak organ dan menimbulkan banyak sekali mikroabses.
E.
Reaksi
hospes dengan jasad renik
Cara interaksi hospes dengan
mikroorganisme
1)
Komensalisme, antara hopses dan agen menular tidak saling
menyerang atau menguntungkan bagi yang satu tanpa menimbulkan cedera pada yang
lain.
2)
Mutualisme, interaksi hopses dengan mikroorganisme saling
menguntungkan.
3)
Parasitisme, menguntungkan bagi
yang satu tetapi merugikan bagi yang lain.
F.
Sifat-sifat
umum karena infeksi
1) Bakteri
a. Organisme
bersel tunggal.
b. Mampu
bereproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai penjamu.
c. Tidak
memiliki inti sel.
d. Memiliki
sitoplasma dan dikelilingi oleh dinding sel.
e. Mengandung
DNA maupun RNA.
f. Bereproduksi
secara aseksual melalui replikasi DNA dan pembelahan sederhana.
g. Dapat
bersifat aerob maupun anaerob.
h. Sebagian
membentuk kapsul sehinga dapat bertahan dalam sel tubuh inang.
i.
Sebagian membentuk
toksin.
j.
Bakteri garam positif
mengeluarkan eksotoksin,
pada
pewarnaan akan bewarna ungu.
k. Bakteri
garam negative pada pewarnaan akan bewarna merah.
2) Virus
a. Memerlukan
penjamu untuk bereproduksi.
b. Terdiri
dari satu RNA atau DNA yang terkandung dalam selubung protein:kapsid.
c. Virus
harus berikatan dengan membran sel penjamu, masuk dan bergerak ke
inti, DNA
virus menyatu dengan DNA penjamu,gen-gen virus diwariskan kepada sel-sel baru
selama mitosis, virus
mengambil alih sel dan mengontrol sel.
3) Jamur
a. Mencakup
ragi (yeast)
dan kapang (mold).
b. Memiliki
inti sel dan dinding sel.
4) Parasit
a. Cacing
b. Protozoa
c. Anthropoda
5) Mikroplasma
Mikroorganisme unisel mirip
bakteri, tetapi
lebih kecil dan tidak mengandung peptidoglikan
6) Riketsia
a. Memerlukan
penjamu untuk bereproduksi secara seksual.
b. Mengandung
RNA dan DNA.
c. Memiliki
dinding peptidoglikan.
d. Ditularkan
melalui gigitan kutu
7) Klamida
a. Organisme
unisel
b. Bereproduksi
secara aseksual dalam penjamu dan mengalami siklus replikasi.
G.
Jenis-jenis
penyakit infeksi
1) Jenis-jenis
penyakit infeksi karena bakteri
a. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh racun
tetanospasmin sejenis neurotoksin yang
dihasilkan oleh bakteri Clostridium
tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot
menjadi kaku (rigid). Penyakit ini tidak
dapat menyebar dari satu orang ke orang lain,tetapi terdapat dalam tanah, didalam usus, dan kotoran hewan
peliharaan serta kotoran manusia.
Merupakan
suatu penyakit yang berbahaya kerena menyerang sistem saraf dan menyebabkan
kelumpuhan yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat
dicegah melalui vaksinasi dengan antibodi yang spesifik.Untuk menetralisir
racun diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin
diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut, supaya racun yang ada
mati. Untuk
infeksi menengah sampai berat mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu
pernafasan.
b. Gonore
Penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan
dalam uretra, servic, retktum tenggorokan,
dan bagian putih mata (konjungtiva).
Biasanya membentuk koloni didaerah mukosa, orofaring, dan anogenital. Gonore bisa menyebar
melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di
dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi. Pada pria, gejala awal
gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal dari
rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika
berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal
biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Gejala-gejala yang
ditimbulkan seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya
cairan dari vagina, dan
demam.Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung
telur, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan
seksual. Cara
yang paling pasti untuk mencegah penyebaran penyakit menular seksual adalah
dengan tidak melakukan hubungan seks, berhubungan seks secara monogami,
pastikan pasangan tidak terinfeksi, penggunaan kondom dapat mengurangi risiko
penularan penyakit, pastikan toilet yang digunakan higienis, hindari penggunaan
toilet duduk di tempat umum.Selain itu, penderita juga harus bisa membiasakan
hidup sehat. Ada
dua hal yang harus dilakukan agar terhindar dari penyakit gonore yaitu
mengjhindari gaya hidup bebas dan setia terhadap pasangan.
c. Sifilis
Infeksi menular seksual yang
disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum. Rute
utama penularannya melalui kontak seksual. Infeksi ini juga dapat
ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kehamilan yang
menyebabkan terjadinya sifilis kongenital.
d. Kolera
Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang mencemari air dan
makanan (biasanya
makanan laut). Hal
ini dapat menyebabkan kehilangan air dan diare. Penyakit ini menyebar
melalui air yang terkontaminasi dan makanan yang dikonsumsi. Gejalanya termasuk
diare, perut
keram mual, muntah, dan dehidrasi. Kalau dibiarkan tak
terawat maka penderita beresiko kematian tinggi. Perawatan dapat
dilakukan dengan rehidrasi agresif
”regimen”
biasanya diberikan secara intar vena secara berkelanjutan sampai diare
berhenti. Ciri
utama penyakit kolera adalah buang air besar encer berwarna putih seperti air
tajin (cucian beras) dengan bau yang amis. Pengobatan utama dilakukan dengan
mengembalikan cairan tubuh yang hilang atau rehidrasi yang cukup hingga masa
penyakit selesai. Rehidrasi
dapat dilakukan dengan cara intravena (pada kasus yang parah) atau rehidrasi
oral dengan oralit (oral
rehydation solution).
e. TBC
Tuberkulosis disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosi
yang menyebar melalui udara.
Merupakan
suatu penyakit yang sangat menular yang menyebabkan kesulitan bernafas karena
bakteri menginfeksi paru-paru.
Gejala
infeksi TBC aktif yaitu batuk kronis
dengan bercak darah, dahak, demam, berkeringat di malam
hari, dan
berat badan turun. Usaha untuk mencegah dan mengontrol tuberkulosis bergantung
pada vaksinasi bayi dan deteksi serta perawatan untuk kasus aktif. Pengobatan TBC
menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya. Dua jenis antibiotik
yang umum digunakan adalah isoniazid dan rifampicin. Pengobatan TBC laten
biasanya menggunakan antibiotik tunggal. Penyakit TBC aktif sebaiknya diobati dengan kombinasi beberapa
antibiotik untuk menurunkan resiko berkembangnya bakteri yang resistensi
terhadap antibiotik.
f. Disentri
Disentri disebabkan oleh bakteri Shigella dysenteriae.
Bakteri tersebut dapat tersebar dan
menular melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan bakteri
yang dibawa oleh lalat. Bakteri
masuk kedalam organ pencernaan mengakibatkan pembengkakan hingga menimbulkan
luka dan peradangan pada dinding usus besar. Gejala yang ditimbulkan
antara lain buang air besar dengan tinja berdarah atau lendir (mukus), diare encer dengan
volume sedikit, dan
nyeri pada saat buang air besar
(tenesmus). Penyakit disentri harus
segera mendapat asupan cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Dalam keadaan darurat, dehidrasi ringan dapat
diatasi dengan pemberian oralit.
Jika
cairan yang hilang pada sipenderita tidak diberikan dapat menimbulkan penyakit.
g. Sampar/pes.
Disebabkan oleh bakteri pasteurella pestis yaitu penyakit pada
binatang yang dapat ditularkan kepada manusia. Bakteri ini hidup pada
kutu hewan pengerat. Manusia dapat tertular penyakit ini akibat gigitan kutu
yang terinfeksi bakteri ini ataupun melalui tinja yang mengandung Pasteurella pestis yang masuk melalui
luka gigitannya ataupun juga akibat gigitan hewan yang telah tertular bakteri Pasteurella pestis. Penularan dari
manusia ke manusia jarang terjadi kecuali selama epidemi wabah pneumonia.
Pneumonia ini terjadi jika bakteri mencapai paru-paru sehingga pasien mengalami
pneumonia (wabah pneumonia), yang kemudian menular dari orang ke orang melalui
droplet terinfeksi yang disebarkan melalui batuk.
2) Jenis-jenis
penyakit infeksi karena virus
a. Polio
Virus yang menyebabkan paralis yang
disebabkan oleh (PV) poliovirus.umumnya
menyerang pada anak2 dan disebarkan melalui kontak langsung, lendir, dahak, feses, makanan dan air yang
telah terkontaminasi dari individu yang terinfeksi. Virus ini juga dapat
menyerang sistem saraf menyebabkan kerusakaran sistem saraf permanen.
b. Cacar
Cacar air/ varicella simplex suatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus varicella-zoster yang disebarkan secara aerosol. Masa inkubasi sekitar
2-3 pekan yang ditandai badan terasa panas. Pada permulaannya
penderita akan merasakan demam,
pilek, lesu. Pada tingkat lanjut
dapat menyebabkan nyeri sendi,
sakit
kepala. Setelah
beberapa hari akan timbul bintik-bintik pada kulit yang nantinya akan terisi
air.
c. Influenza
Suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus RNA dari famili orthomyxoviridae/virus influenza.gejala
umum seperti menggigil, demam, batuk, nyeri otot, nyeri kepala. Biasanya virus ini
ditularkan melalui udara yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Juga dapat ditularkan
secara langsung melalui ingus atau memalui kontak dengan permukaan yang telah
terkontaminasi. Virus
influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, desinfektan, deterjen.
d. Campak
Penyakit campak adalah suatu infeksi virus yang sangat
menular, yang
ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis, dan ruam kulit dengan
gatal-gatal. Penyakit
ini disebabkan oleh virus campak golongan Paramixovirus. Penularan infeksi
karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum terjadinya ruam kulit dan 4
hari setelah terjadinya ruam kulit ada. Wabah campak terutama terjadi pada anak
pra-sekolah dan anak-anak SD.
Jika
seseorang pernah menderita campakn,
maka
seumur hidupnya biasanya akan kebal terhadap penyakit ini. Penularan terjadi
melalui percikan ludah dari hidung,
mulut
maupun tenggorokan penderita campak
(air
borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Vaksin campak merupakan
bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk
kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman, disuntikkan pada otot paha atau
lengan atas. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal
10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
e. HIV
Human
immunodeficiency virus adalah suatu virus yang dapat menyebabkan
penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang
sistem kekebalan (imunitas tubuh), sehingga tubuh menjadi
lemah untuk melawan infeksi. HIV dapat ditularkan
melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta kontak dengan membran mukosa atau
jaringan yang terluka dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita.
Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan
seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena,
transfusi dan transplantasi,serta paparan pekerjaan.
f. Hepatitis
Hepatitis disebabkan oleh Hepatitis
A,B,C,D,dan E virus yang menyebabkan peradangan pada hati karena toxin, ataupun karena agen
penyebab infeksi. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan
obat-obatan. Pengobatan
untuk hepatitis yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan pemberian
antiferon yang bisa menurunkan jumlah total virus dalam darah dan menghambat
kerusakan hati. Keberhasilan
dari pengobatan ini tergantung dari beberapa faktor.
g. Trachom
h. SAR
i.
Herpes
3) Jenis-jenis
penyakit infeksi karena mikroplasma
a. Pneumonia
mikroplasma
4) Jenis-jenis
penyakit infeksi karena klamida
a. Infeksi
urogenital
5) Jenis-jenis
penyakit infeksi karena jamur
a. Kandidiasi
mulut
b. Kurap
c. Panu
6) Jenis-jenis
penyakit infeksi karena riketsia
a. Tifus
b. Rocky
mountain fever
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa penyakit infeksi dapat disebabkan oleh beberapa
mikroorganisme, seperti
bakteri, virus, jamur, mikroplasma, klamida, dan riketsia. Dari bermacam-macam
mikroorganisme yang menyerang tubuh tersebut menimbulkan tanda dan gejala yang
berbeda-beda berdasarkan dari penyebab infeksi yang mengakibatkannya.
B.
Saran
Disarankan bagi pembaca maupun
masyarakat agar dapat menjaga personal hygiene agar dapat terhindar dari
infeksi penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki
Bloom.2002.Buku Ajar
Histologi Edisi 12.Jakarta:EGC
http://anatomi kep/fisiopatologi/infeksi
As Syfa Ath
Thab.blogspot.com/2012/05/makalah-infeksi.html
No comments:
Post a Comment