Wednesday 26 February 2014

Tugas Patofisiologi - Kelainan sistem dan fungsi perkemihan


MAKALAH
KELAINAN SISTEM DAN FUNGSI PERKEMIHAN
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Patofisiologi
Dosen Pembimbing H. Ahmad Baequny, S.Kep, Ns, M.Kes








DISUSUN OLEH:
1.      Dedy Samsun Hidayat                           (P17420313054 )
2.      Joko Setyabudi                                      (P17420313065 )
3.      Novi Dewi Fatmaningsih                       (P17420313075 )
4.      Nur Huda Al Fauzi                                (P17420313076 )
5.      Rima Oktavinda Permatasari                 (P17420313081 )
6.      Silvia Anggarwati Prayitno Putri           (P17420313083 )
7.      SitiNurrohmahWidhawati                      ( P17420313084 )
8.      Sulton Akbar Nafis                                ( P17430313085 )
1 REGULER B

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2014



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah yang berjudul “Kelainan Sistem Dan Fungsi Perkemihan” disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Patofisiologi.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis, almamater, dan pembaca.


                                                                                    Pekalongan, 30 Januari 2014
                                                                                                                                                                                                                                    Penulis






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR                                                                                   ii
DAFTAR ISI                                                                                                  iii
BAB I PENDAHULUAN                                                                             1
A.    LatarBelakangMasalah                                                                       1

BAB II ISI                                                                                                     2
A.    Radang Infeksi Sistem Perkemihan                                                    2
B.     Obstruksi Urinaria                                                                               3
BAB III PENUTUP                                                                                       6
A.    Simpulan                                                                                             6
B.     Saran                                                                                                   6

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                7





BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang Masalah
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Apabila berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis ginjal, yang disebut dengan pielonefritis.
Obstruksi urinaria atau sumbatan pada sistem perkemihan dapat menjadi sebuah presentasia dan gagangguankesehatanpada saluran perkemihan ringan hingga kondisi kesehatan yang serius.


























BAB II
ISI


A.    Radang Infeksi Sistem Perkemihan.
Radang/infeksi kandung kemih atau istilah lainnya Sisitis adalah peradangan di saluran kandung kemih yang mengakibatkan nyeri di saluran kandung kemih.

1.      Penyebabnya adalah:

·         Bakteri Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, yang terdapat pada tinja, dan biasanya hidup di kolon.
·         Infeksi dapat dipicu leh batu di saluran kencing yang menahan koloni kuman
·         ISK dapat dapat menimbulkan batu
·         Wanita lebih rentan terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek dari pada uretra pada pria. Sehingga bakteri E coli libih mudah menjangkaunya.

2.      Gejalannya:
·         Selalu ingin buang air seni  (sering) dan terasa sakit dan keram kandung kemih
·         Terasa gatal dan panas sewaktu buang air seni.
·         Adanya darah didalam urin serta menyebabkan demam.
·         Sebagian menderita merasa sakit pinggang.
·         Perasaan tidak nyaman, mual, muntah, dan kedinginan.
·         Kesakitan terhadap kandung kemih.
·         Pada pria dijumpai cairan yang keluar dari uretra.

3.      Cara Pengbatannya
·         5 gram Sambilito, 30 garm daun kumis kucing, 30 gram daun sendok direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 400 cc kemudian airnya diminum 2 kali sehari.
NB : untuk wadah perebusan gunakan periuk tanah, kanci kaca, dan panic imail, jika telah sampai satu kiur (10 – 12 hari) pengobatan dihentikan selama 3 hari setelah itu pengobatan dapat dilakukan kembali dan konsultasi dengan dokter.

4.      Pencegahan
·         Usahakan untuk buang air seni pada waktu bangun tidur di pagi hari, buang air seni dapat membantu mengeluarkan bakteri dari kandung kemih yamg akan keluar bersama urin, jarang buang air seni menyebabkan beberapa bakteri mendapat peluang untuk berkembang biak.
·         Minum air 6- 8 gelas per hari.
·         Bila perut terasa sakit dan terbakar letakan air hangat pada perutnya.
·         Ganti pakaian dalam setiap hari.
·         Buang air seni setiap 3 jam sekali untuk mengosongkan kandung kemih.
·         Buang air seni sesudah berhubungan kelamin hal ini membantu saluran urin dari bakteri.


B.     Obstruksi Urinaria.
Obstruksi urinaria atau sumbatan pada sistem perkemihan dapat menjadi sebuah presentasiadangagangguankesehatanpadasaluranperkemihanringanhinggakondisikesehatanyang serius. Kedua kondisi tersebut, baik ringan, sedang maupun kondisi serius / berat harus mendapatkan perhatian medis karena hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak dilakukan pengobatan.

1.      Obstruksi dapat terjadi di mana saja dari saluran atau sistem perkemihan, yaitu:
·         Ginjal Ureter (tabung berupa saluran antara ginjal dan kandung kemih) 
·         Kandung kemih Prostat (pada pria) 
·         Uretra (tabung antara kandung kemih dan pintu keluar urin) 

2.      Tanda dan gejala adanya obstruksi perkemihan meliputi: 
·         Ketidakmampuan untuk buang air kecil (retensi urin) 
·         Lemahnya aliran atau pancaran urin 
·         Aliran urin terputus-putus (Interrupted) 
·         Adanya darah dalam urin 
·         Nyeri, baik pada sisi atau di belakang Nyeri perut dan / atau bengkak 

3.      Penyebab obstruksi perkemihan meliputi: 
·         Pembesaran prostat (pada pria), yang mungkin jinak atau ganas.
·         Batu (bisa pada ginjal, ureter, atau kandung kemih).
·         Tumor (bisa di mana saja di atau di luar saluran kemih, sehingga dapat menekan).
·         Infeksi saluran kemih.
·         Gumpalan darah.
·         Pembesaran rahim pada wanita hamil.
·         Kandung kemih yang lemah yang tidak dapat mendorong urin keluar (karena obat tertentu atau kondisi neurologis). 
·         Struktur bawaan yang abnormal (jaringan abnormal yang menghalangi hubungan antara ginjal dan ureter, atau dalam uretra), terutama terjadi pada anak-anak dengan kelainan bawaan pada struktur organ perkemihan.
·         Jaringan abnormal yang dihasilkan dari instrumentasi saluran kemih (juga disebut striktur).
·          Benda asing.
·         Trauma dengan fraktur panggul.

4.      Penentuan Diagnosis Sumbatan/Obstruksi Perkemihan 
·         Diagnosis obstruksi perkemihan sering didirikan oleh pemeriksaan radiologis (x-ray). Studi ini mencakup ginjal polos x-ray.
·         USG ginjal. 
·         CT scan.
·         pyelogram intravena (IVP).
·         magnetic resonance imaging (MRI).

5.      Beberapa pemeriksaan lainnya yang mungkin diperlukan, terutama untuk diagnosis pembesaran prostatatau striktur uretra, meliputi: 
·         Cystoscopy-prosedur untuk melihat adanya obstruksi/sumbatan melalui uretra ke dalam kandung kemih 
·         Pemeriksaan dan uji Urodinamik-pasokan saraf ke kandung kemih dan tekanan dalam kandung kemih 
·         Pemeriksaan Uroflow yaitu pemeriksaan tekanan dan aliran urin dari kandung kemih 
·         USG-untuk mengetahui berapa banyak urin yang tersisa di dalam kandung kemih setelah pasien merasa kandung kemih telah dikosongkan/setelah buang air kecil

6.      Pengobatan 
Pengobatan obstruksi perkemihan tergantung pada penyebabnya. 
·         Pemasangan kateter pada kandung kemih mungkin diperlukan pada semua kasus untuk meringankan obstruksi (kateter adalah pipa lunak yang dimasukkan ke dalam urethra).
·         Obat terkadang dapat membantu jika obstruksi/sumbatan yang terjadi disebabkan karena infeksi, atau kadang-kadang dalam kasus pembesaran prostat. 
·         Jika penyumbatan dalam ginjal atau ureter, maka tabung (juga disebut stent) dapat ditempatkan dalam ureter antara ginjal dan kandung kemih untuk membantu aliran urin. Hal ini ditempatkan dengan bantuan alat berupa scope yang dimasukkan ke dalam uretra. Alternatif lain adalah tabung yang dimasukkan melalui belakang ke dalam ginjal. Dengan menempatkan tabung ini memberikan bantuan sementara dari penyumbatan ureter. 
·         Prosedur kedua dilakukan setelah gejala dn gangguan sumbatan teratasi untuk sementara waktu dan kondisi tabil. Prosedur kedua ini adalah untuk sepenuhnya menghilangkan penyebab obstruksi atau sumbatan tersebut yaitu melalui operasi
·         Menempatkan scope ke dalam ginjal melalui belakang atau ke ureter melalui kandung kemih memungkinkan dokter untuk membuang seperti lesi penyumbatan seperti batu (atau kadang-kadang tumor). Atau, prosedur shock-wave (gelombang kejut) dapat digunakan untuk membantu memecah batu-batu kecil penyebab obstruksi.
·         Kadang-kadang operasi terbuka diperlukan untuk menghilangkan obstruksi pada saluran kemih. Hal ini kadang-kadang berlaku untuk batu ginjal yang sangat besar, dan relatif sering terjadi pembesaran prostat. Hambatan dari ureter oleh jaringan fibrosa adalah striktur yang mungkin harus diperbaiki dengan operasi terbuka. Masalah bawaan penyempitan persimpangan antara ginjal dan ureter sering membutuhkan operasi terbuka kecil pada anak-anak harus diperbaiki dengan benar. 

Obstruksi hanya pada satu ginjal biasanya didiagnosis karena nyeri dan kemungkinan infeksi dari sisi yang sakit tersebut dan tidak mengancam fungsi ginjal secara keseluruhan jika ginjal lainnya adalah normal. Obstruksi pada kedua ginjal pada saat yang sama, dapat menyebabkan gagal ginjal dan merupakan keadaan darurat yang membutuhkan perhatian segera. 
Paling umum dan sering terjadinya obstruksi adalah karena pembesaran prostat atau kegagalan kandung kemih, atau penyebab lain dari penyumbatan uretra. Pengobatan awal biasanya dilakukan pemasangan kateter kandung kemih untuk drainase, dan pengobatan pepada obstruksi akan dilakukan setelah situasi dan keadaan pasien stabil. 
Operasi yang paling umum yang diperlukan pada situasi ini adalah Transurethral Resection of the Prostate (TURP), di mana sebuah scope digunakan untuk memvisualisasikan prostat dari dalam, dan untuk membuang sepotong demi sepotong jaringan yang menjadi sumber obstruksi, seperti mengupas apel dari dalam. Prosedur dengan menggunakan menggunakan laser juga merupakan salah satu alternative operasi untuk menghilangkan adanya sumbatan atau obstruksi perkemihan. 













BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan
Berdasarkan keterangan di bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwaSistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal, sedangkan Obstruksi urinaria atau sumbatan pada sistem perkemihan dapat menjadi sebuah presentasia dan gagangguankesehatanpada saluran perkemihan ringan hingga kondisi kesehatan yang serius. Oleh karena itu, perlu adanya perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit.

B.     Saran
Berdasarkan penjelasan pada makalah ini maka penulis berharap agar semua pihak bekerjasama berperilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, penulis menghimbau agar semua pihak dapat saling mensukseskan program perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ) agar terhindar dari bahaya penyakit. 


























DAFTAR PUSTAKA



No comments:

Post a Comment