MAKALAH
KELAINAN
SISTEM DAN FUNGSI PERKEMIHAN
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah
Patofisiologi
Dosen Pembimbing H.
Ahmad Baequny, S.Kep, Ns, M.Kes
DISUSUN OLEH:
1. Dedy Samsun Hidayat (P17420313054 )
2. Joko Setyabudi (P17420313065 )
3. Novi Dewi Fatmaningsih (P17420313075 )
4. Nur Huda Al Fauzi (P17420313076 )
5. Rima Oktavinda
Permatasari (P17420313081 )
6. Silvia Anggarwati
Prayitno Putri (P17420313083 )
7. SitiNurrohmahWidhawati (
P17420313084 )
8. Sulton Akbar Nafis (
P17430313085 )
1 REGULER
B
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah yang berjudul “Kelainan
Sistem Dan Fungsi Perkemihan” disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Patofisiologi.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis, almamater, dan
pembaca.
Pekalongan,
30 Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LatarBelakangMasalah 1
BAB II ISI 2
A. Radang Infeksi Sistem Perkemihan 2
B. Obstruksi
Urinaria 3
BAB III PENUTUP 6
A.
Simpulan 6
B.
Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem
dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat
yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut
dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistitis
adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria,
karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Apabila
berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis
ginjal, yang disebut dengan pielonefritis.
Obstruksi urinaria atau sumbatan pada sistem perkemihan dapat
menjadi sebuah presentasia dan gagangguankesehatanpada saluran perkemihan
ringan hingga kondisi kesehatan yang serius.
BAB
II
ISI
A. Radang
Infeksi Sistem Perkemihan.
Radang/infeksi
kandung kemih atau istilah lainnya Sisitis adalah peradangan di saluran kandung
kemih yang mengakibatkan nyeri di saluran kandung kemih.
1. Penyebabnya adalah:
·
Bakteri Escherichia
coli,
atau biasa disingkat E. coli, yang terdapat pada tinja, dan biasanya hidup
di kolon.
·
Infeksi dapat dipicu leh batu di saluran kencing
yang menahan koloni kuman
·
ISK dapat dapat menimbulkan batu
·
Wanita lebih rentan terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek dari
pada uretra pada pria. Sehingga bakteri E coli libih mudah menjangkaunya.
2.
Gejalannya:
·
Selalu ingin buang air
seni (sering) dan terasa sakit dan keram
kandung kemih
·
Terasa gatal dan panas
sewaktu buang air seni.
·
Adanya darah didalam
urin serta menyebabkan demam.
·
Sebagian menderita
merasa sakit pinggang.
·
Perasaan tidak nyaman,
mual, muntah, dan kedinginan.
·
Kesakitan terhadap
kandung kemih.
·
Pada pria dijumpai
cairan yang keluar dari uretra.
3. Cara
Pengbatannya
·
5 gram Sambilito, 30 garm daun kumis kucing, 30
gram daun sendok direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 400 cc kemudian
airnya diminum 2 kali sehari.
NB : untuk wadah perebusan gunakan
periuk tanah, kanci kaca, dan panic imail, jika telah sampai satu kiur (10 – 12
hari) pengobatan dihentikan selama 3 hari setelah itu pengobatan dapat
dilakukan kembali dan konsultasi dengan dokter.
4.
Pencegahan
·
Usahakan untuk buang air seni pada waktu bangun tidur di pagi hari, buang
air seni dapat membantu mengeluarkan bakteri dari kandung kemih yamg akan
keluar bersama urin, jarang buang air seni menyebabkan beberapa bakteri
mendapat peluang untuk berkembang biak.
·
Minum air 6- 8 gelas per hari.
·
Bila perut terasa sakit dan terbakar letakan air hangat pada perutnya.
·
Ganti pakaian dalam setiap hari.
·
Buang air seni setiap 3 jam sekali untuk mengosongkan kandung kemih.
·
Buang air seni sesudah berhubungan kelamin hal ini membantu saluran urin dari bakteri.
B.
Obstruksi Urinaria.
Obstruksi urinaria atau sumbatan pada sistem perkemihan dapat
menjadi sebuah presentasiadangagangguankesehatanpadasaluranperkemihanringanhinggakondisikesehatanyang
serius. Kedua kondisi tersebut, baik ringan, sedang maupun kondisi serius / berat
harus mendapatkan perhatian medis karena hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal
jika tidak dilakukan pengobatan.
1.
Obstruksi dapat terjadi di mana saja dari saluran atau sistem perkemihan, yaitu:
·
Ginjal Ureter
(tabung berupa saluran antara ginjal dan kandung kemih)
·
Kandung kemih Prostat (pada pria)
·
Uretra (tabung antara
kandung kemih dan pintu keluar urin)
2.
Tanda dan gejala adanya
obstruksi perkemihan meliputi:
·
Ketidakmampuan untuk
buang air kecil (retensi urin)
·
Lemahnya aliran atau
pancaran urin
·
Aliran urin terputus-putus
(Interrupted)
·
Adanya darah dalam
urin
·
Nyeri, baik pada sisi
atau di belakang Nyeri perut dan / atau bengkak
3.
Penyebab obstruksi
perkemihan meliputi:
·
Pembesaran prostat (pada pria), yang mungkin jinak atau
ganas.
·
Batu (bisa pada ginjal,
ureter, atau kandung kemih).
·
Tumor (bisa di mana saja di atau di luar saluran kemih,
sehingga dapat menekan).
·
Gumpalan darah.
·
Pembesaran rahim pada
wanita hamil.
·
Kandung kemih yang
lemah yang tidak dapat mendorong urin keluar (karena obat tertentu atau kondisi
neurologis).
·
Struktur bawaan yang
abnormal (jaringan abnormal
yang menghalangi hubungan antara ginjal dan ureter, atau dalam uretra),
terutama terjadi pada anak-anak dengan kelainan bawaan pada struktur organ
perkemihan.
·
Jaringan abnormal yang dihasilkan dari
instrumentasi saluran kemih (juga disebut striktur).
·
Benda asing.
·
Trauma dengan fraktur
panggul.
4.
Penentuan Diagnosis Sumbatan/Obstruksi
Perkemihan
·
Diagnosis obstruksi
perkemihan sering didirikan oleh pemeriksaan radiologis (x-ray). Studi ini
mencakup ginjal polos x-ray.
·
USG ginjal.
·
CT scan.
·
pyelogram intravena
(IVP).
·
magnetic
resonance imaging (MRI).
5.
Beberapa pemeriksaan lainnya
yang mungkin diperlukan, terutama untuk diagnosis pembesaran prostatatau striktur uretra,
meliputi:
·
Cystoscopy-prosedur
untuk melihat adanya obstruksi/sumbatan melalui uretra ke dalam kandung
kemih
·
Pemeriksaan dan uji
Urodinamik-pasokan saraf ke kandung kemih dan tekanan dalam kandung kemih
·
Pemeriksaan Uroflow
yaitu pemeriksaan tekanan dan aliran urin dari kandung kemih
·
USG-untuk mengetahui
berapa banyak urin yang tersisa di dalam kandung kemih setelah pasien merasa
kandung kemih telah dikosongkan/setelah buang air kecil
6.
Pengobatan
Pengobatan obstruksi perkemihan
tergantung pada penyebabnya.
·
Pemasangan kateter pada
kandung kemih mungkin diperlukan pada semua kasus untuk meringankan obstruksi
(kateter adalah pipa lunak yang dimasukkan ke dalam urethra).
·
Obat terkadang dapat
membantu jika obstruksi/sumbatan yang terjadi disebabkan karena infeksi, atau
kadang-kadang dalam kasus pembesaran prostat.
·
Jika penyumbatan dalam
ginjal atau ureter, maka tabung (juga disebut stent) dapat ditempatkan dalam
ureter antara ginjal dan kandung kemih untuk membantu aliran urin. Hal ini
ditempatkan dengan bantuan alat berupa scope yang dimasukkan ke dalam uretra.
Alternatif lain adalah tabung yang dimasukkan melalui belakang ke dalam ginjal.
Dengan menempatkan tabung ini memberikan bantuan sementara dari penyumbatan
ureter.
·
Prosedur kedua
dilakukan setelah gejala dn gangguan sumbatan teratasi untuk sementara waktu
dan kondisi tabil. Prosedur kedua ini adalah untuk sepenuhnya menghilangkan
penyebab obstruksi atau sumbatan tersebut yaitu melalui operasi
·
Menempatkan scope ke
dalam ginjal melalui belakang atau ke ureter melalui kandung kemih memungkinkan
dokter untuk membuang seperti lesi penyumbatan seperti batu (atau kadang-kadang
tumor). Atau, prosedur shock-wave (gelombang kejut) dapat digunakan untuk
membantu memecah batu-batu kecil penyebab obstruksi.
·
Kadang-kadang operasi
terbuka diperlukan untuk menghilangkan obstruksi pada saluran kemih. Hal ini
kadang-kadang berlaku untuk batu ginjal yang sangat besar, dan relatif sering
terjadi pembesaran prostat.
Hambatan dari ureter oleh jaringan fibrosa adalah striktur yang mungkin
harus diperbaiki dengan operasi terbuka. Masalah bawaan penyempitan
persimpangan antara ginjal dan ureter sering membutuhkan operasi terbuka kecil
pada anak-anak harus diperbaiki dengan benar.
Obstruksi
hanya pada satu ginjal biasanya didiagnosis karena nyeri dan kemungkinan
infeksi dari sisi yang sakit tersebut dan tidak mengancam fungsi ginjal secara
keseluruhan jika ginjal lainnya adalah normal. Obstruksi pada kedua ginjal pada
saat yang sama, dapat menyebabkan gagal ginjal dan merupakan keadaan darurat
yang membutuhkan perhatian segera.
Paling
umum dan sering terjadinya obstruksi adalah karena pembesaran prostat atau kegagalan kandung kemih, atau
penyebab lain dari penyumbatan uretra. Pengobatan awal biasanya dilakukan
pemasangan kateter kandung kemih untuk drainase, dan pengobatan pepada
obstruksi akan dilakukan setelah situasi dan keadaan pasien stabil.
Operasi
yang paling umum yang diperlukan pada situasi ini adalah Transurethral
Resection of the Prostate (TURP), di mana sebuah scope digunakan untuk
memvisualisasikan prostat dari dalam, dan untuk membuang
sepotong demi sepotong jaringan yang menjadi sumber obstruksi, seperti
mengupas apel dari dalam. Prosedur dengan menggunakan menggunakan laser juga merupakan salah satu alternative
operasi untuk menghilangkan adanya sumbatan atau obstruksi perkemihan.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
keterangan di bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwaSistitis adalah infeksi saluran kemih,
yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria, karena pada wanita muara
uretra dan vagina dekat dengan daerah anal, sedangkan Obstruksi urinaria
atau sumbatan pada sistem perkemihan dapat menjadi sebuah presentasia
dan gagangguankesehatanpada saluran perkemihan ringan hingga kondisi kesehatan
yang serius. Oleh karena itu, perlu adanya perilaku hidup bersih dan sehat agar
terhindar dari penyakit.
B.
Saran
Berdasarkan
penjelasan pada makalah ini maka penulis berharap agar semua pihak bekerjasama
berperilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, penulis menghimbau agar
semua pihak dapat saling mensukseskan program perilaku hidup bersih dan sehat (
PHBS ) agar terhindar dari bahaya penyakit.
No comments:
Post a Comment