PATOFISIOLOGI
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI PERNAFASAN
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA
1.
Arif Allama
2.
Bagus Alwibowo
3.
Diah Rini Setiyawati
4.
Dwi Septyaningrum
5.
Fitri Fauziah Apriliani
6.
Kiki Suryaningsih
7.
Latifatunnisa Rusiana
8.
Nurul Febriana Hidayah
9.
Wiwik Nur Hikmah
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada dosen yang telah memberikan bimbingannya
kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah ini.
Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
kelemahan, dan keterbatasan. Oleh karena itu kami mengharapkan sumbangan
pikiran, saran, dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan penyusunan
makalah selanjutnya. Semoga dengan makalah yang sederhana ini dapat memenuhi
harapan kita semua dan memberikan manfaat bagi pembaca, sehingga dapat menambah
ilmu pengetahuan. Terima kasih.
Penyusun
Ttd
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara garis besar system pernafasan
terdiri dari hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchus dan bronkhiolus. Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen
dan karbon dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Pertukaran gas O2 dan CO2
dalam tubuh makhluk hidup di sebut
pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan dengan
cara difusi.
Respirasi
berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolisme sel sehingga diperlukan
fungsi respirasi yang adekuat. Agar sel dapat melakukan metabolisme hingga
mampu menghasilkan energi, sel membutuhkan adanya suplai
oksigen (O2) dan nutrisi yang cukup ke dalam tubuh. Nutrisi
diperoleh dari asupan (intake) makanan dan cairan.
Pernapasan
atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam
dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan
disebut respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ
pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi.
Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah)
dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan emboli paru,
infrak paru, perdarahan paru?
2. Apa yang disebut dengan obstruksi penafasan
?
3. Apa yang dimaksud dengan radang paru ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Emboli
Paru, Infrak
Paru, Pendarahan Paru
1.
Emboli Paru
Emboli Paru (Pulmonary Embolism) adalah penyumbatan arteri pulmonalis
(arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi secara tiba-tiba. Suatu
emboli bisa merupakan gumpalan darah (trombus), tetapi bisa juga berupa lemak,
cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan
mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah.
Sebab terjadinya emboli paru :
a.
Melambatnya
sistem aliran darah vena
b.
Adanya
kelainan pada dinding pembuluh darah vena
c. Adanya perubahan pada sistem pembekuan
darah .
Trombus vena
berasal dari pecahan trombus besar yang kemudian terbawa oleh aliran vena, yang
berisi partikel – partikel seperti fibrin (terbanyak), sel darah merah dan trombosit. Pada
emboli baru terdapat dua keadaan sebagai akibat obstruksi - obstruksi pembuluh
darah yakni terjadinya : Vasokonstriksi dan bronkokonstriksi sehingga
sistem ferfusi dan ventilasi jaringan paru terganggu.
Emboli paru sering berasal dari:
a.
Trombus
vena ektremitas inferior ( terbanyak )
b.
Trombus
dari ruang atrium kanan
c.
Fokus
sepsis dari endokarditis trikusbidalis, flebitis ektremitas inferior,
tromboflebitis daerah pelvis, flebitis supuratif karena pemakaian kateter vena,
dan alat pacu yang terinfeksi.
d.
Tumor
tanpa adanya trombosis intravena
e.
Atero-emboli
dari aneurisma aorta abdominalis
f.
Cairan
amnion
g.
Lain-lain
seperti lemak , udara , sumsung tulang , jaringan tropoblas dan desidua, parasit akibat tindakan
kateterisasi jantung, emboli merkuri , dan jaringan otak yang terdapat pada
trauma. Jumlah emboli udara sebesar 100-150 cc sudah dapat menyebabkan
kematian.
Gejala emboli yang kecil mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi sering
menyebabkan sesak nafas. Sesak mungkin merupakan satu-satunya gejala, terutama
bila tidak ditemukan adanya infark. Penting untuk diingat, bahwa gejala dari
emboli paru mungkin sifatnya samar atau menyerupai gejala penyakit lainnya:
a. Batuk (timbul secara mendadak, bisa disertai dengan dahak berdarah)
b. Sesak nafas yang timbul secara mendadak, baik ketika istirahat maupun
ketika sedang melakukan aktivitas
c. Nyeri dada (dirasakan dibawah tulang dada atau pada salah satu sisi dada,
sifatnya tajam atau menusuk)
d. Nyeri semakin memburuk jika penderita menarik nafas dalam, batuk, makan
atau membungkuk
e. Pernafasan cepat
f. Denyut jantung cepat (takikardia).
Pengobatan emboli paru
dimulai dengan pemberian oksigen dan obat pereda nyeri. Oksigen diberikan untuk
mempertahankan konsentrasi oksigen yang normal. Terapi antikoagulan diberikan
untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut dan memungkinkan tubuh untuk
secara lebih cepat menyerap kembali bekuan yang sudah ada.Pada emboli paru yang
berat atau pada penderita yang memiliki resiko tinggi mengalami kekambuhan,
mungkin perlu dilakukan pembedahan, yaitu biasanya dilakukan embolektomi paru
(pemindahan embolus dari arteri pulmonalis).
Jika tidak bisa
diberikan terapi antikoagulan, maka dipasang penyaring pada vena kava inferior.
Alat ini dipasang pada vena sentral utama di perut, yang dirancang untuk
menghalangi bekuan yang besar agar tidak dapat masuk ke dalam pembuluh darah
paru. Pada orang-orang yang
memiliki resiko menderita emboli paru, dilakukan berbagai usaha untuk mencegah
pembentukan gumpalan darah di dalam vena.
Untuk penderita yang
baru menjalani pembedahan (terutama orang tua), disarankan untuk:
a. menggunakan stoking elastis
b. melakukan latihan kaki
c. bangun dari tempat tidur dan bergerak aktif sesegera mungkin untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya pembentukan gumpalan.
2. Infrak Paru
Infark atau nekrosis iskemik lokal merupakan komplikasi PE yang jarang
terjadi, karena paru memiliki
suplai darah ganda. Infark paru biasanya dikaitkan dengan penyumbatan
arteria lobaris atau lobularis ukuran sedang dan insufisiensi aliran kolateral
dari sirkulasi bronkus. Suara gesekan pleura dan sedikit efusi pleura merupakan
tanda yang sering ditemukan.
Sebenarnya infark dan emboli merupakan 2 hal yang tak dapat dipisahkan.
Infark paru merupakan penyakit dengan gambaran emboli paru yang disertai gejala
utama berupa nyeri pleuritik dan hemoptisis.
Infark selalu disebabkan oleh embolus, tetapi embolus tidak selalu menyebabkan
infark. Infark paru dapat terjadi setelah embolisasi pada orang sehat (misalnya
pada orang muda yang menderita thrombosis vena setelah mengalami fraktur tulang
atau pada wanita muda yang menderita thrombosis vena setelah pemberian
obat-obat kontrasepsi), tapi frekuensinya amat jarang. Infark lebih sering
terjadi pada orang tua dengan penyakit dasar yang berat seperti gagal jantung
kronik.
Patogenesis infark paru sering terjadi pada keadaan :
a.
Payah
jantung, infark paru terjadi karena
menurunnya aliran darah pada sirkulasi bronkial.
b.
PPOM
(penyakit
paruh obstruksi menaun) pada saat terjadi
perubahan atau hilangnya struktur arteri bronkialis.
c.
Renjatan
yang lama : terjadi kegagalan aliran darah bronkial karena menurunnya tekanan
darah pada sistem arteri. Perdarahan timbul setelah 12 jam terjadi emboli paru.
Kebanyakan kasus infark disebabkan oleh bekuan
darah dari vena, terutama vena di tungkai atau panggul. Penyebab yang lebih
jarang adalah gelembung udara, lemak, cairan ketuban atau gumpalan parasit
maupun sel tumor.
Penyebab yang paling sering adalah bekuan darah dari vena tungkai, yang
disebut trombosis vena dalam. Gumpalan darah cenderung terbentuk jika darah
mengalir lambat atau tidak mengalir sama sekali, yang dapat terjadi di vena
kaki jika seseorang berada dalam satu posisi tertentu dalam waktu yang cukup
lama. Jika orang tersebut bergerak kembali, gumpalan tersebut dapat hancur,
tetapi ada juga gumpalan darah yang menyebabkan penyakit berat bahkan kematian.
Penyebab terjadinya gumpalan di dalam vena mungkin tidak dapat diketahui,
tetapi faktor predisposisinya (faktor pendukungnya) sangat jelas, yaitu:
a.
Pembedahan
b.
Tirah baring atau tidak
melakukan aktivitas dalam waktu lama (seperti duduk selama perjalanan dengan
mobil, pesawat terbang maupun kereta api)
c.
Stroke
d.
Serangan jantung
e.
Obesitas (kegemukan)
f.
Patah tulang tungkai
tungkai atau tulang pangggul
g.
Meningkatnya
kecenderungan darah untuk menggumpal (pada kanker tertentu, pemakaian pil
kontrasepsi, kekurangan faktor penghambat pembekuan darah bawaan)
h.
Persalinan
i.
Trauma berat
j.
Luka bakar.
Berikut gejala infrak adalah : Sesak nafas tiba – tiba,
batuk – batuk dan takipnea, hemopotisis (batuk darah dan pleuritis (radang
pleura), demam, nyeri lokasi didaerah iga dada, bahu bagian atas.
Pemeriksaan laboratorium :
a.
Darah lengkap ditemukan : leukositosis, LED
(laju endap darah meningkat).
b.
Sputum :
ditemukan sel – sel eritrosit
3. Pendarahan Paru
Paru-paru merupakan
bagian penting dalam tubuh yang kinerjanya tidak dapat diganti. Sehingga jika
terjadi pendarahan pada paru-paru, pengobatannya harus segera dilakukan apalagi
jika rasa sakit sudah menyerang. Beberapa penyebab pendarahan paru-paru seperti
di bawah ini.
a. Pulmonary Embolism
Adanya masalah pada
pembuluh darah arteri dapat membuat darah masuk dalam paru-paru. Hal ini akan
menyebabkan rasa sakit pada bagian dada, nafas yang berat dan pendek, serta
batuk darah. Harus segera dilakukan tindakan medis. Cara terbaik yakni dengan
menyedot darah dari dalam.
b. Infeksi bakteri
Terjadinya infeksi pada paru-paru karena adanya bakteri yang membuat
pendarahan di dalam organ ini. Dalam keadaan seperti ini, antibiotik tidak akan
berguna dan saluran pernafasan akan sangat terganggu.
c. Kanker paru-paru
Penyakit ini juga dapat membuat paru-paru terluka dan mengalami
pendarahaan. Dengan batuk yang menyerang dan selalu menggangu. Batuk tersebut
menyebabkan darah yang keluar dari mulut. Kanker paru-paru berkembang dalam
waktu yang lama. Salah satu penyebabnya yakni kebiasaan merokok.
d. Penyebab lainnya
Namun bukan hanya itu yang dapat menjadi penyebab pendarahan paru-paru.
Masih ada banyak hal yang dapat membuat pendarahan pada paru-paru terjadi, hal
ini tergantung pada gejala yang diderita oleh pasien. Namun, hal yang pertama
dilakukan yakni mengeluarkan darah dalam paru-paru agar tidak mengganggu
pernafasan.
B. Obstruksi pernapasan
Obstruksi saluran napas atas adalah gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan bagian atas. (Irman Sumantri, Salemba Medika)
Klasifikasi Obstruksi Saluran Napas atas,Terdiri dari:
1.
Obstruksi Nasal
Obstruksi nasal merupakan tersumbatnya perjalanan udara melalui nostril
oleh deviasi septum nasi, hipertrofi tulang torbinat / tekanan polip yang dapat
mengakibatkan episode nasofaringitis infeksi.
Obstruksi pada nasal meliputi:
a. Tumor hidung
Yaitu pertumbuhan sel
yang abnormal sebagai akibat radang pada hidung.
Ada 2 jenis tumor, yaitu:
· Tumor jinak, biasanya terjadi di kavum nasi dan sinus paranasal.
· Tumor ganas, sering ditemukan di papiloma.
Tumor hidung
Secara makroskopi mirip dengan polip
hidung, hanya lebih keras, padat dan tidak mengkilat. Ada dua jenis, yaitu
aksolitik dan andolitik (papiloma inversi) yang terakhir bersifat sangat
invasif, dapat merusak tulang dan jaringan lunak sekitarnya diduga dapat
berubah menjadi ganas. Cara pengobatannya dengan pembedahan luas, bila ada yang tertinggi
dapat esidif dan radiasi untuk mengecilkan tumor. Tapi radiasi tidak dianjurkan
karena bisa enjadikan tumor menjad ganas.
b.
Karsinoma Nasofaring
Merupakan tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan
predileksi difosa rosenmuller dan atap nasofaring dan merupakan tumor di daerah
leher. (Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran, 1999)
Agen penyebab karsinoma nasofaring masuk ke saluran napas atas dan mengiritasi
epitoliuma yang terdapat pada dinding mukosa nasofaring sampai berulserasi dan
terinfeksi, menyebabkan pertumbuhan jaringan baru yang dapat bersifat ganas
yang dapat menyebabkan obstruksi saluran pernapasan bagian atas. Menyebabkan
pertukaran O2 di dalam tubuh terhambat, sehingga pemenuhan kebutuhan O2 tidak
adekuat. Selain itu, karsinoma nasofaring bisa bermetastase ke jaringan / organ
tubuh lain.
Gejalanya karsinoma nesofaring dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
·
Gejala nasofaring sendiri, berupa epistaksis ringan, pilek / sumbatan hidung
·
Gejala telinga, berupa tinitus, rasa tidak
nyaman sampai nyeri di telinga.
·
Gejala saraf, berupa gangguan saraf otak
seperti diplopia, parestesia di daerah pipi, neurolgia trigeminal, parasis /
paralisis arkus faring, kelumpuhan otot bahu dan sering tersedak.
Cara
pengobatan karsinoma nesofaring adalah:
·
Radio terapi
·
Dilakukan diseksi leher
·
Pemberian tetrasiklin, faktor transfer,
interferon, kemoterapi, seroterapi vaksin dan anti virus.
·
Kemoterapi dengan kombinasi sis-platinum.
c.
Polip
Hidung
Merupakan masa lunak, berwarna puth,
keabu-abuan yang terdapat di dalam ringga hidung, paling sering berasal dari
sinus etmoid, multipel dan bilateral. (Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran, 1999)
Akibat reaksi alergi pada mukosa hidung, menyebabkan mukosa hidung
membengkak dan terisi banyak cairan interseluler, sehingga sel menjadi radang
kemudian terdorong ke dalam rongga hidung oleh gaya berat dan akan menekan
jaringan saraf, pembuluh darah dan kelenjar pada hidung. Sehingga terbentuklah
masa yang mengandung jaringan saraf pembuluh darah yang rusak, yang dapat
menimbulkan sumbatan hidung yang menetap dan rinorea serta terjadinya hiposmig
/ anemia, sehingga mengakibatkan klien terlihat bersin-bersin dan terjadinya
iritasi di hidung.
Berikut
adalah gejala- gejala penderita polip:
·
Sumbatan hidung yang menetap dan rinorea.
·
Dapat terjadi hiposmig / anosmia
·
Bersin
·
Iritasi di hidung
·
Pembengakakan mukosa dari mukosa hidung di luar
sinus.
·
Masa berupa berwarna putih seperti agar-agar.
·
Bila ditusuk tidak memberikan rasa sakit dan
tidak berdarah.
Cara pengobatan
penderita polip adalah:
·
Tindakan konservatif dengan kortikosteroid
sistemik atau oral, misal Prednison 50 mg/hari
·
Secara lokal disuntikan ke dalam polip, misal
Triamsinolon asetonis / prednisolon 0,5 mg tiap 5-7 hari.
·
Secara topikal sebagai semprot hidung, misal
Beklometason dipropionah
·
Dilakukan ekstraksi polip dengan senar.
·
Operasi etmoidektomi intranasal dan
ekstranasal.
Polip hidung diangkat dengan menjepitnya pada dasarnya dengan kawat
senar. Turbinat yang mengalami hipertrofi dapat diobati dengan memberikan
astringen untuk mengerutkan hipertrofi ini mendekati sisi hidung.
2. Obstruksi Laring
Adalah adanya
penyumbatan pada ruang sempit pita suara yang berupa pembengkakan membran
mukosa laring, dapat menutup jalan dengan rapat mengarah pada astiksia. (Arif
Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran, 1999)
Penyakit obstruksi laring, yaitu :
a.
Sumbatan Total Laring
Sumbatan total laring
dapat terjadi karena benda asing yang teraspirasi tersangkut dilaring dan
menutup seluruh rimaglotis. (Irman Somantri,2008:138)
Berikut gejala – gejala
penderita mengalami sumbatan total laring : hipersalivasi, suara sengau, kadang
sulit membuka mulut, pembengkakan, nyeri tekan pada kelenjar
sybmandibular, palatum mole pembengkakan, terabafruktuasi, tonsil bengkak.
Bila sumbatan total berlangsung lebih dari lima menit pada orang
dewasa atau delapan menit pada anak, maka akan terjadi kerusakan pada jaringan
otak dan jantung berhenti. Oleh karena itu, diperlukan ketepatan dalam
menegakkan diagnosis dan kecepatan dalam melakukan tindakan pertolongan. Bila
peristiwa ini terjadi dimana tidak terdapat peralatan laringoskopi langsung,
maka dapat dilakukan :
1.
Perasat Heimlich
adalah suatu cara mengeluarkan benda asing
yang menyumbat laring secara total atau benda asing berukuran besar yang
terletak dihipofaring. Prinsip mekanisme perasat Heimlich adalah dengan
memberikan tekanan pada paru-paru.
Pada Perasat Heimlich lakukanlah tekanan kedalam dan keatas rongga
perut sehingga menyebabkan diafragma terdorong keatas. Tenaga dorongan ini akan
mendesak udara dalam paru keluar. Perasat Heimlich ini dapat dilakukan pada
orang dewasa dan juga pada anak.
2.
Krikotirotomi
Krikotirotomi adalah tindakan ‘life saving’ untuk mengatasi
sumbatan jalan napas dilaring. Hal tersebut dilakukan dengan cara membuka
membrane krikotiroid secara cepat. Penderita dibaringkan telentang dengan leher
ekstensi. Kartilago tiroid diraba, dibuat sayatan kulit tepat dibawahnya.
Jaringan dibawah sayatan dipisahkan tepat pada garis tengah. Setelah tepi bawah
kartilago tiroid terlihat tusukan pisau dengan arah kebawah untuk menghindari
tersayatnya pita suara. Masukkan corong atau pipa plastik sebagai ganti kanul.
3. Laringoskopi
Laringoskopi merupakan cara terbaik untuk mengeluarkan benda yang
tersangkut dilaring. Oleh karena itu benda asing tersebut langsung dapat
dikeluarkan dengan bantuan cunam. Untuk tindakan ini penderita dirujuk kerumah
sakit. (Irman Somantri,2008:138)
b. Abses Peritonial (Quinsy)
Proses infeksi yang disebabkan oleh
kuman penyebab tonsilitis di dalam ruang peritonsil akan mengalami supurasi
(proses terbentuknya nanah karena bakteri piogen, lalu menembus kapsul tonsil
dan menjalar serta menginfeksi di sekitar gigi, ke spatium parafaringium dan
pembuluh darah yang dapat menyebabkan sepsis).gejalanya adalah : demam tinggi, leukositosis, nyeri
tengorokan, otalgia, nyeri menelan, muntah, mlu berbau dan hipermesis.
Pada stadium infiltrasi, tindakan
yang dilakukan :
·
Berikan antibiotik dosis tinggi (penisilin
600.000 – 1.200.000 unit, ampisilin, dll)
·
Berikan analgesik, antipirotik (parasetamol
3x250 . 500 mg)
·
Anjurkan berkumur dengan antiseptik / air
hangat dan kompres dengan air hangat bila telah terbentuk abses, perlu
dilakukan insisi abses sebagai berikut :
·
Insisi pada pertemuan garis horizontal melalui
vulva dengan garis vertikal melalui arkus faringeus. Luka insisi dilebarkan
dengan klem, nanah dihisap dengan baik supaya tidak masuk ke faring, sebelum
insisi dapat diberikan anestesia dengan spray silokain 1 % / anastesi blok pada
ganglion stenoplatinum.
·
Setelah
selesai, lakukan berkumur dengan larutan bargarisma khan atau larutan betadin /
larutan peroksid 3% atau larutan PK 0,001 %
C. Radang Paru – Paru
Radang paru-paru atau pneumonia adalah
proses inflamasi parenkim yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian
rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun jamur dan lebih jarang mikroorganisme
lainnya.pneumonia juga disebabkan oleh terapi
radiasi, bahan kimia, dan aspirasi.
Gejala khasnya meliputi batuk, nyeri dada, demam, dan kesulitan bernapas.
Pneumonia
radiasi dapat menyertai terapi radiasi untuk terapi kanker payudara atau paru,
biasanya terjadi 6 minggu setelah pengobatan selesai. Pneumonia kimiawi adalah
pneumonia yang terjadi setelah menghirup keosin atau inhalasi gas yang
mengiritasi.
Penyebab dari pneumonia adalah:
- Bakteri
(paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dewasa):
- Streptococcus pneumoniae
- Staphylococcus
aureus
- Legionella
- Hemophilus influenzae
- Legionella
- Hemophilus influenzae
- Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
- Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa muda)
- Jamur tertentu
Faktor resiko kondisi
yang memengaruhi pneumonia mencakup : merokok, peminum alkohol, pengerita diabetes,
penderita gagal jantung, penderita penyakit paru obstruksi menahun, gangguan
system kekebalan tubuh karena obat tertentu (penderita kanker, penerima ogan
cangkokan/ transplantasi) dan gangguan system kekebalan karena penyakit
(penderita AIDS)Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan
(terutama pembedahan perut) atau cedera (terutama cedera dada), akibat adanya
kesulitan untuk bernafas dalam, batuk dan mengeluarkan lendir yang tertahan.
Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus aureus,
pneumokokus, Hemophilus influenzae atau kombinasi ketiganya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering
disebabkan oleh bakteri, yang tersering yaitu bakteri Streptococcus
pneumoniae (pneumococcus). Pneumonia pada anak-anak paling sering
disebabkan oleh infeksi virus pernafasan.
Pneumonia bisa dikelompokkan berdasarkan
sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara
diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu "community-acquired"
(diperoleh di masyarakat) dan "hospital-acquired" (diperoleh
di rumah sakit). Pneumonia yang didapat di masyarakat paling sering disebabkan
oleh Streptococcus pneumoniae. Pneumonia yang didapat di rumah sakit
biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau bakteri gram
negatif, seperti Klebsiella pneumonia atau Pseudomonas aeruginosa.
Pneumonia yang didapat di rumah sakit bisa
terjadi pada orang-orang yang telah dirawat selama 48 jam atau lebih untuk
kondisi lainnya. Pneumonia yang didapat di rumah sakit bisa bersifat lebih
serius karena pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan
tubuh penderita untuk melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu,
kemungkinan terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang resisten
terhadap antibiotik adalah lebih besar. Pneumonia jenis ini paling berisiko
terjadi pada orang-orang yang menggunakan alat bantu pernafasan (ventilator).
Gejala-gejala pneumonia yang bisa ditemukan :
batuk berdahak, nyeri dada (bisa tajam
atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas dalam atau batuk),
sesak nafas, laju pernafasan meningkat, demam, menggigil, dan rasa tidak enak
badan ,mudah lelah, sakit kepala , mual, muntah, nafsu makan berkurang , nyeri
perut, kekakuan otot dan sendi.
Terapi yang diberikan untuk pneumonia meliputi
pengobatan untuk mengatasi infeksi dan mencegah terjadinya
komplikasi. Pemberian terapi tergantung dari jenis dan keparahan
pneumonia, usia penderita, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Terapi
yang diberikan antara lain berupa :
- Antibiotika, untuk mengobati pneumonia akibat bakteri.
- Obat anti-virus, untuk mengatasi pneumonia akibat virus.
- Obat untuk mengatasi demam, misalnya aspirin atau ibuprofen (aspirin tidak boleh diberikan untuk anak-anak karena berisiko untuk terjadinya sindorma Reye).
- Obat batuk, untuk meredakan batuk sehingga penderita dapat beristirahat.
Cara yang
paling efektif untuk mencegah pneumonia adalah dengan berhenti merokok.
Vaksinasi juga perlu dilakukan, misalnya :
·
Vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia
karena Streptococcus pneumoniae)
·
Vaksin influenza
·
Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia karena Haemophilus
influenzae type b)
·
Oang-orang yang rentan terhadap pneumonia
(misalnya orang yang baru menjalani pembedahan di bagian dada atau perut, dan
orang-orang yang tidak dapat bangun dari tempat tidur untuk waktu lama) perlu
melakukan latihan untuk bernafas dalam dan terapi mengeluarkan dahak untuk
membantu mencegah terjadinya pneumonia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
System pernafasan manusia terdiri dari hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchus dan bronkhiolus.. Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan
atau respirasi. Respirasi
berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolisme sel sehingga diperlukan
fungsi respirasi yang adekuat.
Kelainan fungsi dan struktur pernafasan pada manusia
diantaranya adalah :
a.
Emboli Paru (Pulmonary
Embolism) adalah penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu
embolus, yang terjadi secara tiba-tiba.
b.
Infark paru merupakan
penyakit dengan gambaran emboli paru yang disertai gejala utama berupa nyeri
pleuritik dan hemoptisis.
c.
Pendarahan paru
d.
Obstruksi saluran napas atas adalah gangguan yang
menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan bagian atas.
e.
Radang paru-paru atau pneumonia adalah
proses inflamasi parenkim yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian
rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun jamur dan lebih jarang mikroorganisme
lainnya.
B. SARAN
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama
pada paru-paru dan organ sistem pernafasan lainnya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami butuh saran pembaca sekalian
agar dapat memperbaiki letak kesalahan dan kekurangan dalam menyusun makalah
demi tercapainya kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://liebynews.blogspot.com/2013/09/penyebab-pendarahan-paru-paru.html
Muttaqien,arif.2008.Askep Klien
dengan Gangguan Sistem Penapasan.Jakarta : Salembah Medika.
No comments:
Post a Comment