Wednesday, 26 February 2014

Tugas Patofisiologi - Kelainan struktur dan fungsi pernafasan


PATOFISIOLOGI
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI PERNAFASAN













KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA
1.      Arif Allama
2.      Bagus Alwibowo
3.      Diah Rini Setiyawati
4.      Dwi Septyaningrum
5.      Fitri Fauziah Apriliani
6.      Kiki Suryaningsih
7.      Latifatunnisa Rusiana
8.      Nurul Febriana Hidayah
9.      Wiwik Nur Hikmah



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen yang telah memberikan bimbingannya kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan. Oleh karena itu kami mengharapkan sumbangan pikiran, saran, dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga dengan makalah yang sederhana ini dapat memenuhi harapan kita semua dan memberikan manfaat bagi pembaca, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan. Terima kasih.

Penyusun
Ttd















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Secara garis besar system pernafasan terdiri dari hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchus dan bronkhiolus. Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2  dan CO2  dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan dengan cara difusi.
   Respirasi berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolisme sel sehingga diperlukan fungsi respirasi yang adekuat. Agar sel dapat melakukan metabolisme hingga mampu menghasilkan energi, sel membutuhkan adanya suplai oksigen (O2) dan nutrisi yang cukup ke dalam tubuh. Nutrisi diperoleh dari asupan (intake) makanan dan cairan.
  Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan emboli paru, infrak paru, perdarahan paru?
2.      Apa yang disebut dengan obstruksi penafasan ?
3.      Apa yang dimaksud dengan radang paru ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Emboli Paru, Infrak Paru, Pendarahan Paru
1.      Emboli Paru
Emboli Paru (Pulmonary Embolism) adalah penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi secara tiba-tiba. Suatu emboli bisa merupakan gumpalan darah (trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah.
Sebab terjadinya emboli paru :
a.       Melambatnya sistem aliran darah vena
b.      Adanya kelainan pada dinding pembuluh darah vena
c.       Adanya perubahan pada sistem pembekuan darah .
Trombus vena berasal dari pecahan trombus besar yang kemudian terbawa oleh aliran vena, yang berisi partikel – partikel seperti fibrin (terbanyak), sel darah merah dan trombosit. Pada emboli baru terdapat dua keadaan sebagai akibat obstruksi - obstruksi pembuluh darah yakni terjadinya : Vasokonstriksi dan bronkokonstriksi  sehingga sistem ferfusi dan ventilasi jaringan paru terganggu.
Emboli paru sering berasal dari:
a.       Trombus vena ektremitas inferior ( terbanyak )
b.      Trombus dari ruang atrium kanan
c.       Fokus sepsis dari endokarditis trikusbidalis, flebitis ektremitas inferior, tromboflebitis daerah pelvis, flebitis supuratif karena pemakaian kateter vena, dan alat pacu yang terinfeksi.
d.      Tumor tanpa adanya trombosis intravena
e.       Atero-emboli dari aneurisma aorta abdominalis
f.       Cairan amnion
g.      Lain-lain seperti lemak , udara , sumsung tulang , jaringan tropoblas  dan desidua, parasit akibat tindakan kateterisasi jantung, emboli merkuri , dan jaringan otak yang terdapat pada trauma. Jumlah emboli udara sebesar 100-150 cc sudah dapat menyebabkan kematian.
                 Gejala emboli yang kecil mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi sering menyebabkan sesak nafas. Sesak mungkin merupakan satu-satunya gejala, terutama bila tidak ditemukan adanya infark. Penting untuk diingat, bahwa gejala dari emboli paru mungkin sifatnya samar atau menyerupai gejala penyakit lainnya:
a.    Batuk (timbul secara mendadak, bisa disertai dengan dahak berdarah)
b.    Sesak nafas yang timbul secara mendadak, baik ketika istirahat maupun ketika sedang melakukan aktivitas
c.    Nyeri dada (dirasakan dibawah tulang dada atau pada salah satu sisi dada, sifatnya tajam atau menusuk)
d.   Nyeri semakin memburuk jika penderita menarik nafas dalam, batuk, makan atau membungkuk
e.    Pernafasan cepat   
f.     Denyut jantung cepat (takikardia).
Pengobatan emboli paru dimulai dengan pemberian oksigen dan obat pereda nyeri. Oksigen diberikan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen yang normal. Terapi antikoagulan diberikan untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut dan memungkinkan tubuh untuk secara lebih cepat menyerap kembali bekuan yang sudah ada.Pada emboli paru yang berat atau pada penderita yang memiliki resiko tinggi mengalami kekambuhan, mungkin perlu dilakukan pembedahan, yaitu biasanya dilakukan embolektomi paru (pemindahan embolus dari arteri pulmonalis).
Jika tidak bisa diberikan terapi antikoagulan, maka dipasang penyaring pada vena kava inferior. Alat ini dipasang pada vena sentral utama di perut, yang dirancang untuk menghalangi bekuan yang besar agar tidak dapat masuk ke dalam pembuluh darah paru. Pada orang-orang yang memiliki resiko menderita emboli paru, dilakukan berbagai usaha untuk mencegah pembentukan gumpalan darah di dalam vena.
Untuk penderita yang baru menjalani pembedahan (terutama orang tua), disarankan untuk:
a.       menggunakan stoking elastis
b.      melakukan latihan kaki
c.       bangun dari tempat tidur dan bergerak aktif sesegera mungkin untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembentukan gumpalan.

2.      Infrak Paru
 Infark atau nekrosis iskemik lokal merupakan komplikasi PE yang jarang terjadi, karena paru memiliki suplai darah ganda. Infark paru biasanya  dikaitkan dengan penyumbatan arteria lobaris atau lobularis ukuran sedang dan insufisiensi aliran kolateral dari sirkulasi bronkus. Suara gesekan pleura dan sedikit efusi pleura merupakan tanda yang sering ditemukan.
Sebenarnya infark dan emboli merupakan 2 hal yang tak dapat dipisahkan. Infark paru merupakan penyakit dengan gambaran emboli paru yang disertai gejala utama berupa nyeri pleuritik dan hemoptisis.
Infark selalu disebabkan oleh embolus, tetapi embolus tidak selalu menyebabkan infark. Infark paru dapat terjadi setelah embolisasi pada orang sehat (misalnya pada orang muda yang menderita thrombosis vena setelah mengalami fraktur tulang atau pada wanita muda yang menderita thrombosis vena setelah pemberian obat-obat kontrasepsi), tapi frekuensinya amat jarang. Infark lebih sering terjadi pada orang tua dengan penyakit dasar yang berat seperti gagal jantung kronik.
Patogenesis infark paru sering terjadi pada keadaan :
a.       Payah jantung,  infark paru terjadi karena menurunnya aliran darah pada sirkulasi bronkial.
b.      PPOM (penyakit paruh obstruksi menaun) pada saat terjadi perubahan atau hilangnya struktur arteri bronkialis.
c.       Renjatan yang lama : terjadi kegagalan aliran darah bronkial karena menurunnya tekanan darah pada sistem arteri. Perdarahan timbul setelah 12 jam terjadi emboli paru.
Kebanyakan kasus infark disebabkan oleh bekuan darah dari vena, terutama vena di tungkai atau panggul. Penyebab yang lebih jarang adalah gelembung udara, lemak, cairan ketuban atau gumpalan parasit maupun sel tumor.
Penyebab yang paling sering adalah bekuan darah dari vena tungkai, yang disebut trombosis vena dalam. Gumpalan darah cenderung terbentuk jika darah mengalir lambat atau tidak mengalir sama sekali, yang dapat terjadi di vena kaki jika seseorang berada dalam satu posisi tertentu dalam waktu yang cukup lama. Jika orang tersebut bergerak kembali, gumpalan tersebut dapat hancur, tetapi ada juga gumpalan darah yang menyebabkan penyakit berat bahkan kematian.
Penyebab terjadinya gumpalan di dalam vena mungkin tidak dapat diketahui, tetapi faktor predisposisinya (faktor pendukungnya) sangat jelas, yaitu:
a.         Pembedahan
b.         Tirah baring atau tidak melakukan aktivitas dalam waktu lama (seperti duduk selama perjalanan dengan mobil, pesawat terbang maupun kereta api)
c.         Stroke
d.        Serangan jantung
e.         Obesitas (kegemukan)
f.          Patah tulang tungkai tungkai atau tulang pangggul
g.         Meningkatnya kecenderungan darah untuk menggumpal (pada kanker tertentu, pemakaian pil kontrasepsi, kekurangan faktor penghambat pembekuan darah bawaan)
h.         Persalinan
i.           Trauma berat
j.           Luka bakar.
Berikut gejala infrak adalah :    Sesak nafas tiba – tiba, batuk – batuk dan takipnea, hemopotisis (batuk darah dan pleuritis (radang pleura), demam, nyeri lokasi didaerah iga dada, bahu bagian atas.
Pemeriksaan laboratorium :
a.       Darah lengkap ditemukan : leukositosis, LED (laju endap darah meningkat).
b.       Sputum : ditemukan sel – sel eritrosit

3.  Pendarahan Paru
Paru-paru merupakan bagian penting dalam tubuh yang kinerjanya tidak dapat diganti. Sehingga jika terjadi pendarahan pada paru-paru, pengobatannya harus segera dilakukan apalagi jika rasa sakit sudah menyerang. Beberapa penyebab pendarahan paru-paru seperti di bawah ini.
a.         Pulmonary Embolism
Adanya masalah pada pembuluh darah arteri dapat membuat darah masuk dalam paru-paru. Hal ini akan menyebabkan rasa sakit pada bagian dada, nafas yang berat dan pendek, serta batuk darah. Harus segera dilakukan tindakan medis. Cara terbaik yakni dengan menyedot darah dari dalam.
b.      Infeksi bakteri
Terjadinya infeksi pada paru-paru karena adanya bakteri yang membuat pendarahan di dalam organ ini. Dalam keadaan seperti ini, antibiotik tidak akan berguna dan saluran pernafasan akan sangat terganggu.
c.       Kanker paru-paru
Penyakit ini juga dapat membuat paru-paru terluka dan mengalami pendarahaan. Dengan batuk yang menyerang dan selalu menggangu. Batuk tersebut menyebabkan darah yang keluar dari mulut. Kanker paru-paru berkembang dalam waktu yang lama. Salah satu penyebabnya yakni kebiasaan merokok.

d.      Penyebab lainnya
Namun bukan hanya itu yang dapat menjadi penyebab pendarahan paru-paru. Masih ada banyak hal yang dapat membuat pendarahan pada paru-paru terjadi, hal ini tergantung pada gejala yang diderita oleh pasien. Namun, hal yang pertama dilakukan yakni mengeluarkan darah dalam paru-paru agar tidak mengganggu pernafasan.

B.     Obstruksi pernapasan

Obstruksi saluran napas atas adalah gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan bagian atas. (Irman Sumantri, Salemba Medika)

Klasifikasi Obstruksi Saluran Napas atas,Terdiri dari:    

1.            Obstruksi Nasal       
      Obstruksi nasal merupakan tersumbatnya perjalanan udara melalui nostril oleh deviasi septum nasi, hipertrofi tulang torbinat / tekanan polip yang dapat mengakibatkan episode nasofaringitis infeksi.
      Obstruksi pada nasal meliputi:
a.       Tumor hidung
Yaitu pertumbuhan sel yang abnormal sebagai akibat radang pada hidung.
Ada 2 jenis tumor, yaitu:
·  Tumor jinak, biasanya terjadi di kavum nasi dan sinus paranasal.
·  Tumor ganas, sering ditemukan di papiloma.
Tumor hidung Secara makroskopi mirip dengan polip hidung, hanya lebih keras, padat dan tidak mengkilat. Ada dua jenis, yaitu aksolitik dan andolitik (papiloma inversi) yang terakhir bersifat sangat invasif, dapat merusak tulang dan jaringan lunak sekitarnya diduga dapat berubah menjadi ganas. Cara pengobatannya dengan pembedahan luas, bila ada yang tertinggi dapat esidif dan radiasi untuk mengecilkan tumor. Tapi radiasi tidak dianjurkan karena bisa enjadikan tumor menjad ganas.


b.      Karsinoma Nasofaring
Merupakan tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi difosa rosenmuller dan atap nasofaring dan merupakan tumor di daerah leher. (Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran, 1999)
Agen penyebab karsinoma nasofaring masuk ke saluran napas atas dan mengiritasi epitoliuma yang terdapat pada dinding mukosa nasofaring sampai berulserasi dan terinfeksi, menyebabkan pertumbuhan jaringan baru yang dapat bersifat ganas yang dapat menyebabkan obstruksi saluran pernapasan bagian atas. Menyebabkan pertukaran O2 di dalam tubuh terhambat, sehingga pemenuhan kebutuhan O2 tidak adekuat. Selain itu, karsinoma nasofaring bisa bermetastase ke jaringan / organ tubuh lain.
Gejalanya karsinoma nesofaring dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
·         Gejala nasofaring sendiri, berupa epistaksis ringan, pilek / sumbatan hidung
·         Gejala telinga, berupa tinitus, rasa tidak nyaman sampai nyeri di telinga.
·         Gejala saraf, berupa gangguan saraf otak seperti diplopia, parestesia di daerah pipi, neurolgia trigeminal, parasis / paralisis arkus faring, kelumpuhan otot bahu dan sering tersedak.
Cara pengobatan karsinoma nesofaring adalah:
·         Radio terapi
·         Dilakukan diseksi leher
·         Pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi vaksin dan anti virus.
·         Kemoterapi dengan kombinasi sis-platinum.

c.        Polip Hidung
Merupakan masa lunak, berwarna puth, keabu-abuan yang terdapat di dalam ringga hidung, paling sering berasal dari sinus etmoid, multipel dan bilateral. (Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran, 1999)
Akibat reaksi alergi pada mukosa hidung, menyebabkan mukosa hidung membengkak dan terisi banyak cairan interseluler, sehingga sel menjadi radang kemudian terdorong ke dalam rongga hidung oleh gaya berat dan akan menekan jaringan saraf, pembuluh darah dan kelenjar pada hidung. Sehingga terbentuklah masa yang mengandung jaringan saraf pembuluh darah yang rusak, yang dapat menimbulkan sumbatan hidung yang menetap dan rinorea serta terjadinya hiposmig / anemia, sehingga mengakibatkan klien terlihat bersin-bersin dan terjadinya iritasi di hidung.
Berikut adalah gejala- gejala penderita polip:
·         Sumbatan hidung yang menetap dan rinorea.
·         Dapat terjadi hiposmig / anosmia
·         Bersin
·         Iritasi di hidung
·         Pembengakakan mukosa dari mukosa hidung di luar sinus.
·         Masa berupa berwarna putih seperti agar-agar.
·         Bila ditusuk tidak memberikan rasa sakit dan tidak berdarah.
Cara pengobatan penderita polip adalah:
·           Tindakan konservatif dengan kortikosteroid sistemik atau oral, misal Prednison 50 mg/hari
·           Secara lokal disuntikan ke dalam polip, misal Triamsinolon asetonis / prednisolon 0,5 mg tiap 5-7 hari.
·           Secara topikal sebagai semprot hidung, misal Beklometason dipropionah
·           Dilakukan ekstraksi polip dengan senar.
·           Operasi etmoidektomi intranasal dan ekstranasal.
Polip hidung diangkat dengan menjepitnya pada dasarnya dengan kawat senar. Turbinat yang mengalami hipertrofi dapat diobati dengan memberikan astringen untuk mengerutkan hipertrofi ini mendekati sisi hidung.



2.       Obstruksi Laring
Adalah adanya penyumbatan pada ruang sempit pita suara yang berupa pembengkakan membran mukosa laring, dapat menutup jalan dengan rapat mengarah pada astiksia. (Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran, 1999)
Penyakit obstruksi laring, yaitu :
a.         Sumbatan Total Laring
Sumbatan total laring dapat terjadi karena benda asing yang teraspirasi tersangkut dilaring dan menutup seluruh rimaglotis. (Irman Somantri,2008:138)
Berikut gejala – gejala penderita mengalami sumbatan total laring : hipersalivasi, suara sengau, kadang sulit membuka mulut, pembengkakan, nyeri tekan pada  kelenjar sybmandibular, palatum mole pembengkakan, terabafruktuasi, tonsil bengkak.
Bila sumbatan total berlangsung lebih dari lima menit pada orang dewasa atau delapan menit pada anak, maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan jantung berhenti. Oleh karena itu, diperlukan ketepatan dalam menegakkan diagnosis dan kecepatan dalam melakukan tindakan pertolongan. Bila peristiwa ini terjadi dimana tidak terdapat peralatan laringoskopi langsung, maka dapat dilakukan :
1.    Perasat Heimlich
 adalah suatu cara mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring secara total atau benda asing berukuran besar yang terletak dihipofaring. Prinsip mekanisme perasat Heimlich adalah dengan memberikan tekanan pada paru-paru.
Pada Perasat Heimlich lakukanlah tekanan kedalam dan keatas rongga perut sehingga menyebabkan diafragma terdorong keatas. Tenaga dorongan ini akan mendesak udara dalam paru keluar. Perasat Heimlich ini dapat dilakukan pada orang dewasa dan juga pada anak.


2.    Krikotirotomi
Krikotirotomi adalah tindakan ‘life saving’ untuk mengatasi sumbatan jalan napas dilaring. Hal tersebut dilakukan dengan cara membuka membrane krikotiroid secara cepat. Penderita dibaringkan telentang dengan leher ekstensi. Kartilago tiroid diraba, dibuat sayatan kulit tepat dibawahnya. Jaringan dibawah sayatan dipisahkan tepat pada garis tengah. Setelah tepi bawah kartilago tiroid terlihat tusukan pisau dengan arah kebawah untuk menghindari tersayatnya pita suara. Masukkan corong atau pipa plastik sebagai ganti kanul.

3.    Laringoskopi
Laringoskopi merupakan cara terbaik untuk mengeluarkan benda yang tersangkut dilaring. Oleh karena itu benda asing tersebut langsung dapat dikeluarkan dengan bantuan cunam. Untuk tindakan ini penderita dirujuk kerumah sakit. (Irman Somantri,2008:138)

b.      Abses Peritonial (Quinsy)
Proses infeksi yang disebabkan oleh kuman penyebab tonsilitis di dalam ruang peritonsil akan mengalami supurasi (proses terbentuknya nanah karena bakteri piogen, lalu menembus kapsul tonsil dan menjalar serta menginfeksi di sekitar gigi, ke spatium parafaringium dan pembuluh darah yang dapat menyebabkan sepsis).gejalanya adalah : demam tinggi, leukositosis, nyeri tengorokan, otalgia, nyeri menelan, muntah, mlu berbau dan hipermesis.
Pada stadium infiltrasi, tindakan yang dilakukan :
·         Berikan antibiotik dosis tinggi (penisilin 600.000 – 1.200.000 unit, ampisilin, dll)
·         Berikan analgesik, antipirotik (parasetamol 3x250 . 500 mg)
·         Anjurkan berkumur dengan antiseptik / air hangat dan kompres dengan air hangat bila telah terbentuk abses, perlu dilakukan insisi abses sebagai berikut :
·         Insisi pada pertemuan garis horizontal melalui vulva dengan garis vertikal melalui arkus faringeus. Luka insisi dilebarkan dengan klem, nanah dihisap dengan baik supaya tidak masuk ke faring, sebelum insisi dapat diberikan anestesia dengan spray silokain 1 % / anastesi blok pada ganglion stenoplatinum.
·          Setelah selesai, lakukan berkumur dengan larutan bargarisma khan atau larutan betadin / larutan peroksid 3% atau larutan PK 0,001 %

C.    Radang Paru – Paru
      Radang paru-paru atau pneumonia adalah proses inflamasi parenkim yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun jamur dan lebih jarang mikroorganisme lainnya.pneumonia juga disebabkan oleh terapi radiasi, bahan kimia, dan aspirasi. Gejala khasnya meliputi batuk, nyeri dada, demam, dan kesulitan bernapas.    
      Pneumonia radiasi dapat menyertai terapi radiasi untuk terapi kanker payudara atau paru, biasanya terjadi 6 minggu setelah pengobatan selesai. Pneumonia kimiawi adalah pneumonia yang terjadi setelah menghirup keosin atau inhalasi gas yang mengiritasi.
Penyebab dari pneumonia adalah:
  1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dewasa):
    - Streptococcus pneumoniae
- Staphylococcus aureus
- Legionella
- Hemophilus influenzae
  1. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
  2. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa muda)
  3. Jamur tertentu
Faktor resiko kondisi yang memengaruhi pneumonia mencakup : merokok, peminum alkohol, pengerita diabetes, penderita gagal jantung, penderita penyakit paru obstruksi menahun, gangguan system kekebalan tubuh karena obat tertentu (penderita kanker, penerima ogan cangkokan/ transplantasi) dan gangguan system kekebalan karena penyakit (penderita AIDS)Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan perut) atau cedera (terutama cedera dada), akibat adanya kesulitan untuk bernafas dalam, batuk dan mengeluarkan lendir yang tertahan. Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus aureus, pneumokokus, Hemophilus influenzae atau kombinasi ketiganya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, yang tersering yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus). Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh infeksi virus pernafasan.
Pneumonia bisa dikelompokkan berdasarkan sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu "community-acquired" (diperoleh di masyarakat) dan "hospital-acquired" (diperoleh di rumah sakit). Pneumonia yang didapat di masyarakat paling sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae. Pneumonia yang didapat di rumah sakit biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau bakteri gram negatif, seperti Klebsiella pneumonia atau Pseudomonas aeruginosa.
Pneumonia yang didapat di rumah sakit bisa terjadi pada orang-orang yang telah dirawat selama 48 jam atau lebih untuk kondisi lainnya. Pneumonia yang didapat di rumah sakit bisa bersifat lebih serius karena pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu, kemungkinan terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik adalah lebih besar. Pneumonia jenis ini paling berisiko terjadi pada orang-orang yang menggunakan alat bantu pernafasan (ventilator).
Gejala-gejala pneumonia yang bisa ditemukan : batuk berdahak,  nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas dalam atau batuk), sesak nafas, laju pernafasan meningkat, demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan ,mudah lelah, sakit kepala , mual, muntah, nafsu makan berkurang , nyeri perut,  kekakuan otot dan sendi.
Terapi yang diberikan untuk pneumonia meliputi pengobatan untuk mengatasi infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi. Pemberian terapi tergantung dari jenis dan keparahan pneumonia, usia penderita, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Terapi yang diberikan antara lain berupa :
  • Antibiotika, untuk mengobati pneumonia akibat bakteri.
  • Obat anti-virus, untuk mengatasi pneumonia akibat virus.
  • Obat untuk mengatasi demam, misalnya aspirin atau ibuprofen (aspirin tidak boleh diberikan untuk anak-anak karena berisiko untuk terjadinya sindorma Reye).
  • Obat batuk, untuk meredakan batuk sehingga penderita dapat beristirahat.
Cara yang paling efektif untuk mencegah pneumonia adalah dengan berhenti merokok. Vaksinasi juga perlu dilakukan, misalnya :
·         Vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus pneumoniae)
·         Vaksin influenza
·         Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia karena Haemophilus influenzae type b)
·         Oang-orang yang rentan terhadap pneumonia (misalnya orang yang baru menjalani pembedahan di bagian dada atau perut, dan orang-orang yang tidak dapat bangun dari tempat tidur untuk waktu lama) perlu melakukan latihan untuk bernafas dalam dan terapi mengeluarkan dahak untuk membantu mencegah terjadinya pneumonia.

                                                                                                                                 




                                                                                                                                 
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
System pernafasan manusia terdiri dari hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchus dan bronkhiolus.. Pertukaran gas O2  dan CO2  dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. Respirasi berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolisme sel sehingga diperlukan fungsi respirasi yang adekuat.
Kelainan fungsi dan struktur pernafasan pada manusia diantaranya adalah :
a.         Emboli Paru (Pulmonary Embolism) adalah penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi secara tiba-tiba.
b.        Infark paru merupakan penyakit dengan gambaran emboli paru yang disertai gejala utama berupa nyeri pleuritik dan hemoptisis.
c.         Pendarahan paru
d.        Obstruksi saluran napas atas adalah gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan bagian atas.
e.         Radang paru-paru atau pneumonia adalah proses inflamasi parenkim yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun jamur dan lebih jarang mikroorganisme lainnya.

B.       SARAN
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem pernafasan lainnya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami butuh saran pembaca sekalian agar dapat memperbaiki letak kesalahan dan kekurangan dalam menyusun makalah demi tercapainya kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

http://liebynews.blogspot.com/2013/09/penyebab-pendarahan-paru-paru.html
Muttaqien,arif.2008.Askep Klien dengan Gangguan Sistem Penapasan.Jakarta : Salembah Medika.



No comments:

Post a Comment