Saturday 15 November 2014

KMB - MATA



MATA

REVIEW ANATOMI FISIOLOGI
1.    ALIS MATA (SUPERSILIA)
Fungsinya : Penahan kotoran agar tidak mengenai mata
2.    KELOPAK MATA (PALPEBRA)
Terbagi atas Palpebra superior dan palpebra Inferior
Fungsinya : Menutup bola mata apabila terjadi gangguan dari luar yang diatur secara reflek.
Secara anatomis palpebra dibagi 4 lapisan
1).      Lapisan Luar (Epidermal) à Kulit paling    tipis, lapisan tanduk, terdapat bulu-bulu rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
2).      Lapisan Muscular (Otot)
Otot Orbikularis okuli à syaraf VII, berjalan melingkari orbita dan berfungsi menutup bola mata.
Otot Levator Palpebra àsyaraf III, terletak dibawah orbita terikat oleh permukaan tarsus, berfungsi untuk mengangkat bola mata.
3).      Lapisan Tarsal
Terdiri atas otot tarsus, secara stuktural lapisan ini menyokong kelopak mata.
4).      Lapisan konjungtiva
Berupa lapisan tipis mukosa yang menutupi bagian belakang, atas dan bawah kelopak mata. Lapisan ini sangat halus dan berguna untuk melindungi kornea dari gesekan kelopak mata

Kelopak mata mempunyai 4 macam kelenjar :
a.       Kelenjar Meibom
b.      Kelenjar Moll
c.       Kelenjar Zeis
d.      Kelenjar air mata tambahan : Krause dan wolfing.

Pinggir kelopak mata  / Margo palpebra terdapat:
-       Bulu-bulu mata / Silia
-       Sudut Margo Palpebra à kantus medial & kantus lateral
-       Sebelah nasal à Punctum Lakrimalis.
-       Pendarahan Kelopak mata à a. oftalmika, a. zigomatikus dan a. angularis

BOLA MATA (BULBUS OKULI)
Berbentuk lonjong diameternya 22-24 mm
a)    Sklera à Bagian yang berwarna putih, dindinnya adalah selaput tebal, kuat dan tidak tembus cahaya, dilapisi oleh konjungtiva.
b)   Kornea à Diameternya 10-12 mm, Transparan / tembus cahaya, membantu memfokuskan  bayangan pada retina, diperdarahi oleh p.d limbus, kaya akan serabut saraf (saraf V)
c)    Iris à Bagian berwarna dari mata : mengatur jumlah cahaya yang masuk mata dengan mengubah ukuran pupil, Merupakan perpanjangan kedepan dari badan siliar, Jaringan pipih yang melingkar dengan lubang ditengahnya yang disebut pupil àBerfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata à eks : ditempat gelap dan terang. Pada bagian stroma iris terdapat berbagai sel, salah satunya zat melanin yang memberi warna
d)   Lensa à Terletak dibelakang iris dan pupil, transparan, berbentuk cembung(biconvex), mempunyai dua permukaan anterior dan posterior. Tidak berwarna, tidak bervaskularisasi, dan tidak mempunyai serabut saraf. Tebal 4mm, diameter 9 mm, didepan lensa terdapat cairan okuler, dan dibelakang terdapat badan kaca. Berfungsi untuk memfokuskan cahaya masuk ke mata sehingga tepat berada pada retina.
e)    Badan kaca / korpus Vitreus à Terletak dibelakang lensa dan merupakan massa seperti agar-agar, jernih dan transparan. Mengisi 2/3 dari bola mata, 90 % air, sisanya zat kolagen dan hialuronik. Berfungsi sebagai media refraksi untuk mengarahkan cahaya ke retina.
f)    Retina à Adalah lapisan saraf pada mata. Cahaya diterima oleh retina à diubah secara fotokimiawi menjadi implus listrik melalui saraf optik à SSP. Merupakan lapisan sangat tipis dan transparan, penebalan hanya pada daerah dekat pupil.
Proses melihat : CAHAYAà Korneaà Media Okuli Anteriorà Pupilà Lensaà Kamera Okuli Posteriorà Korpus Vitreumà Retinaà Syaraf optik à Otak
g)    Syaraf optik à  Saraf Optik / syaraf II NC. Senter I penglihatan dari otak. Tidak dapat Regenerasi. Berada pada 4 tempat :
a.   Dalam bola mata (papil)
b.  Dalam rongga orbita
c.   Dalam Kenalikus
d. Dalam Otak
Yang dapat dinilai hanya papila syaraf optik
h)   Otot-otot luar mata à Bola Mata gerakanya diatur oleh otot-otot yang terletak diluar bola mata yang ujung-ujungnya melekat pada sklera.
Setiap bola mata mempunya 6 otot :
1.  Muskulus Rektus Superior à mengerakakan bola mata ke atas
2.  Muskulus Rektus Inferior à mengerakakan bola mata ke bawah.
3.  Muskulus Rektus Medial à mengerakakan bola mata ke dalam
4.  Muskulus Rektus Lateral à mengerakakan bola mata ke luar
5.  dan 6 : Muskulus Oblikus Superior dan Inferior à memutar bola mata.
Keseluruhan gerakan bola mata ini diatur secara komplek pada orang normal, posisinya ditengah à kerja otot-otot tersebut serasi à bila tidak à letak bola mata menyimpang ( juling / strabismus)

PENGKAJIAN SISTEM PENGLIHATAN
1. RIWAYAT KESEHATAN
1).    Kapan sakit mulai dirasakan ?
2).    Apakah mempengaruhi ketajaman penglihatan. ?
3).    Bagaimana terjadinya ? (tiba-tiba atau perlahan)
4).    Apakah merasakan ada perubahan dalam matanya ? (kemerahan, bengkak, berair)
5).    Apakah pada kedua mata ?
6).    Apakah ada kesukaran melihat pada waktu senja ?
7).    Apakah menderita hipertensi ?
8).    Apakah dalam keluarga ada berpenyakit serupa ?
9).    Apakah sudah berobat kedokter ? dan jenis obatnya ?

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA WAKTU PENGKAJIAN :
a.    Hilangnya penglihatan sementara à Ggn peredaran drh otak.
b.    Mata berair, ngantuk, silau, dan sukar dibuka à Astenopia / mata leleh.
c.    Penglihatan berkurang perlahan-lahan à kelainan refraksi, ggn sirkulasi pada mata, kelainan papil saraf.
d.   Melihat benda terbang à Kekeruhan badan kaca (miopia tinggi, perdarahan badan kaca, uveitis, ablasio retina.
e.    Bentuk benda dilihat berubah (perubahan warna, bengkak, membesar, mengecil) à Astigmatisma, ablasio retina, epilepsi, intoksikssi obat, migrain, dan histeria
f.     Penglihatan gelap total à Gangguan sirkulasi retina, hipotensi, spasme pembuluh darah, aritmia, anemia, koagulopati.
g.    Sakit pada mata à Hipermetropia, iritis, astigmatisma, iridoksiklitis, glukoma, kelainan sinus hidung.
h.    Sakit sekitar mata à Stress, bekerja dengan mata terlalu lama,kelainan sinus, glukoma.
i.      Fotopsia à Migrain, ritinitis, ablasio retina, epilepsi.
j.      Mata kering dan panas à usila, alergi, keracunan obat, konjungtivitis.
k.    Sakit sekitar mata dan dalam mata merah à benda asing dikornea, alergi, glukoma akut, skleritis, sinusitis, iridoksiklitis.
l.      Mata berair à Usila, benda asing dikornea, emosi, glukoma, konjungtivitis, ganguan lakrimal.

RIWAYAT PERKEMBANGAN
Neonatus (0-28 hari)
-          Fungsi belum matur
-          Kornea lebih besar dan lebih datar
-          Mata oedema beberapa hari.
-          Jarang membuka mata
-          Pupil dilatasi
-          Pergerakan mata tidak terkoordinasi
-          Mata seperti juling
-          Beberapa hari setelah lahir bereaksi terhadap sinar dan kelopak mata tertutup
-          Dua minggu pertama, glandula lakrimalis belum sempurna.
Infant
-          Pupil kecil
-          Keluar air mata bila menangis
-          1 bulan sudah dapat berfokus pada obyek dalam jangkauan pandanganya
-          2 bulan dapat mengikuti obyek yang bergerak (cahaya / warna yang terang)
-          3 bulan dapat mengedip bila ada obyek didekatkan.
-          4 – 6 bulan tajam pnglihatan mencapai mencapai 20 / 200
-          4 – 6 bulan mulai takut pada orang asing, mampu mengikuti obyek yang diletakkan pada tanganya dan dimasukkan kemulutnya.
-          5 – 7 bulan dapat menunjuk warna yang terang.
-          9 bulan mampu mengambil benda kecil
-          12 bulan tajam penglihatan 20 / 100.
-          12 bulan mata sudah matur
Anak
-          2 tahun kornea mencapai ukuran dewasa
-          3 tahun anatomi mata matur, pandangan kedua mata berkembang komplit, mengenal warna, tajam penglihatan 20 / 30
-          Pra sekolah tajam penglihatan 20 / 30, siap membaca.
-          Remaja tergantung kondisi, lihat kaca mata   dan lensanya
Dewasa
-          Dengan meningkatnya usia lensa mata kurang elastis
-          Kemampuan mata untuk fokus kurang (presbiopia)
-          42 – 45 tidak mampu melihat / membaca pada jarak selengan, tidak mampu memasukkan benang ke lubang jarum.

RIWAYAT SOSIAL
-       Tanyakan usia pasien, bandingkan dengan usia normal.
-       Data tentang hobby : hubungan hobby dengan keluhannya.
-       Data tentang pekerjaan
-       Kerja dengan obyek kecil.
-       Kerja dengan jarak dekat dengan obyek.
-       Kerja diruang terlalu terang atau terlalu suram

RIWAYAT PSIKOLOGI
-       Perilaku dan reaksi pasien serta keluarga terhadap gangguan penglihatan yang dialami pasien.
-       Mekanisme koping yang biasa digunakan dalam menghadapi dan mengatasi masalah

PENGKAJIAN FISIK
Pemeriksaan tajam penglihatan (visus) dengan kartu snellen.
-       Huruf, angka, huruf E à arah kaki (buta huruf), gambar untuk anak pra sekolah
-       Kartu Snellen yang ditayangkan 5 m / 6 m, dibagian yang cukup terang, tidak              menyilaukan,kemudian mata diperiksa satu persatu.

RUMUS : V = d / D
Keterangan :
-     V = Visus
-     d = Jarak (dalam meter) dimana mata yang diperiksa berada
-     D = Jarak (dalam meter) dimana orang normal masih dapat mengenal huruf tersebut.

Penilaian :
-       Bila pasien hanya dapat mengenali pada huruf berkode 20 meter dan pasien berjarak 5 meter dari kartu snellen untuk kedua mata, maka visus pasien adalah : VOD (visus Okuli Dektra) = 5 / 20 dan
-       VOS  (visus Okuli Sinistra) = 5 / 20
-       Bila pasien tak dpt mengenal huruf yang paling besar dari kartu snellen, maka mata pasien diperiksa dengan hitungan jari. Caranya : mata diperiksa satu persatu, dimulai jarak 6 meter
-       Pemeriksa mengacungkan jari, kalau pasien baru dapat melihat pada jarak 2 m, berarti nilainya 2 / 60. kalua dapat melihat jarak 1 m, berarti nilainya 1 / 60.
-       Angka 60 disini karena hitungan jari tersebut pada orang normal dapat dilihat pada jarak 60 m.
-       Seandainya dengan hitungan jari tak dapat meliht, langkah selanjutnya dengan lambaian tangan, Caranya :
-       Satu persatu mata diperiksa, dimulai dengan jarak 6 m, pemeriksa melambaikan tangan naik turun
-       Penilaianya : bila pasien dapat melihat lambaian tangan pada jarak 4 m, berarti nilainya 4 /300, kalau baru dapat melihat pada jarak 1 m, berarti nilainya 1 / 300. Makna 300 disini adalah pada orang normal lambaian tangan dapat dilihat pada jarak 300 meter.
-       Bila pasien tak dapat melihat lambaian tangan, langkah selanjutnya pasien dites dengan sinar/ senter. Satu persatu mata pasien dirangsang dengan senter, kemudian dinilaii, bila pasien dapat mengenal sinar atau gelap dan terang atau pasien dapat mengetahui arah cahaya yang datang maka nilainya 1 / ~. Maksutnya adalah orang normal dapat melihat sinar pada jarak tak terhingga (~).
-       Jika pasien walaupun sudah dites dengan sinar / senter tak dapat melihat maka nilai visus pasien adalah 0.

Gangguan Refraksi/pembiasan
-       Normal : Emetropia
-       Miopia / Nearsigtedness
1.      Kelainan refraksi sehingga titik fokus jatuh di depan retina
2.      Kesulitan melihat obyek jauh.
3.      Hanya bisa melihat dengan jarak yang dekat, sekitar kurang dari 30 cm.
4.      Biasanya pada orang yang sering menggunakan melihat obyek dekat/kecil
5.      Untuk mengatasi à menggunakan lensa negatif/minus
-       Hipermetropia / Farsightedness
1.      Kemampuan refraksi lemah sehingga titik fokus / bayangan benda jatuh di belakang retina
2.      Kesulitan melihat obyek dekat
3.      Hanya bisa melihat dengan jarak yang jauh sekitar 30 cm
4.      Biasanya pada orang yang bekerja dengan melihat obyek yang jauh.
5.      Cara mengatasi dengan menggunakan kaca mata positif / plus
-     Astigmatisme
1.      Adalah suatu keadaan mata yang mengalami pandangan kabur.
2.      Didapatkan bermacam-macam derajat refraksi.
3.      Ini disebabkan karena rusaknya kornea mata.
4.      Untuk mengatasinya seseorang harus menggunakan kacamata silindris
-       Presbiopia
1.      Daya Akomodasi menurun/lemah karena organ-organ penglihatan mengalami degeneratif. sehingga akomodasi berubah-ubah.
2.      Gejala : mata lelah, berair, pedas.
3.      Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu positif dan negatif

KEDUDUKAN BOLA MATA
-       Normal – sejajar disebut Orthofaria
-       Abnormal :
Ø  Exoflatmus (menonjol Keluar)
Ø  Enoflatmus (masuk kedalam)
Ø  Entropia (juling kedalam)
Ø  Ekstropia (juling keluar)
Gerak Bola mata
Ø  Terganggu kearah tertentu (parese)
Ø  Adanya Nystagmus (mata bergerak-   gerak)

Palpebra
Superior
-       Bengkak difus à syndroma nefrotik, anemia, reaksi alergi, hipertiroid.
-       Ekimosis (perubahan warna) à trauma
-       Merah à radang, tumor
-       Sakit à radang, tekanan.
-       Ekstropion ( kelopak mata melipat keluar)
-       Entropion (Kelopak mata melipat ke dalam)
-       Ptosis à paralisis, meningitis pada BBLR.
-       Bengkak berbatas tegas à Kalazion, hordeolum.
-       Langoflatmus (Kelopak mata yang menutup tidak sempurna)
-       Sikatrik (jaringan parut)

Inferior
-       Bagaimana fungsi ekresi lakrimalis
-       Bengkak
-       Merah
-       Keluar sekret
Konjungtiva
-       Adanya papil
-       Sikatrik
-       Hordeolum
-       Warna merah à peradangan
-       Warna pucat à anemia
-       Warna kuning à icterik
Kornea
-       Mikro / makro kornea
-       Edema
-       Erosi
-       Ulkus
-       Sikatrik
-       Perforasi kornea
-       Kerosis kornea (keruh dan kering)
-       Keratomalasia (lembek dan menonjol)
-       Stafilo kornea
Sklera
-       Normal à warna putih
-       Adanya nyeri tekan à robekan kornea
Iris
-       Normal à warna sama kedua mata
-       Warna berbeda à kelainan          kongenital
Pupil
-       Reflek terhadap cahaya :
-       Normal à Isokor
-       Midriasis / dilatasi
-       Miosis
-       Pin point
-       Hipus (berubah-ubah)
-       Oklusi pupil (tertutup jaringan karena radang)
-       Seklusi pupil ( seluruh diameter pupil melekat pada dataran depan lensa)
-       Diameter pupil normal 3 – 4 mm
-       Obat-obat untuk pupil
-       Atropin à pupil dilatasi dan tidak bergerak
-       Amfetamin, kokain à pupil dilatasi
-       Morphin à pupil kontriksi
-       Rasa takut à pupil dilatasi
Lensa
-       Jernih / keruh
-       Letaknya normal atau tidak
-       Katarak total atau parsial

MASALAH YANG UMUM MENYERTAI PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN :
®  Penurunan Persepsi Sensori  Disebabkan karena lapang pandang menyempit, tajam penglihatan berkurang, Keterbatasan bergerak  à  sehingga klien membutuhkan bantuan untuk memenuhi Kebutuhan sehari-harinya seperti makan, pakaian, mandi, membaca.
®  Gangguan konsep diri : body image dan rendah diri
Ø  Disebabkan karena kehilangan penglihatan, menyebabkan klien merasa tidak utuh sebagai individu.
®  Resiko terjadi trauma fisik  
Ø  Karena tajam penglihatan berkurang dan tidak dapat melihat sama sekali.
KATARAK
®  Adalah keburaman atau kekeruhan lensa.
®  Lensa normalnya transparan dan dilalui cahaya melalui retina.
®  Klasifikasi Katarak :
  1. Katarak Kongenital à dibawa sejak lahir àakibat  gangguan perkembangan
  2. Katarak Senilà timbul pada usia lebih dari 50 tahun.
  3. Katarak Traumatik à kapsul lensa Rusak
  4. Gangguan Metabolisme à Katarak Diabet, Hipoparatyroidisme
  5. Penyakit Mata yang lain à Uveitis, Glukoma
  6. Katarak Toxic à Steroid
®  Satu-satunya pengobatan à dengan Operasi Katarak
PERADANGAN MATA
(Radang pada Bola Mata)
®  Konjungtivitis : adalah radang pada konjungtiva yang disebabkan oleh Bakteri, virus, jamur clamida, alergi atau iritasi.
®  Uveitis : adalah radang pada jaringan iris, badan siliar atau keduanya.
®  Keratitis : adalah radang pada jaringan kornea
Radang pada Kelopak mata dan kelenjar kelopak mata.
®  Blepharitis : peradangan pada kelopak mata dan margo palpebra yang disebabkan oleh infeksi atau alergi terhadap obat kosmetik.
®  Hordeolum : Adalah peradangan supuratif pada kelenjar Zeis, Kel. Moll atau kel. Meibom.
®  Kalazion : Peradangan lipogranuloma menahun berupa benjolan kecil dan keras dari kelenjar meibom
TRAUMA/RUDA PAKSA MATA
®  Ruda paksa tumpul :HIFEMA adalah adanya darah pada bilik mata depan, dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar.
®  Ruda paksa tajam kornea à karena benda tajam yang merusak kornea dan jaringan dibawahnya dapat berupa titik sampai laserasi kornea.
®  Ruda paksa karena bahan kimia à disebabkan oleh bahan kimia asam atau basa à tindakan anestesi lokal dengan pantokain tetes mata 2 % tiap menit selama 5 menit. Kemudian dilakukan irigasi mata.
RETINOBLASTOMA
®  Tumor ganas dalam bola mata pada anak dan bayi sampai umur lima tahun, bersifat kongenital timbul terbanyak pada anak usia 3 th, meskipun dapat dijumpai pada usia lanjut (40 th)
®  Gejala klinis : Visus menurun, Strabismus, pupil melebar, Amarotic cat`s eye ( mata bila kena sinar memantul seperti mata kucing, Mata merah dan residif, Mata memberi kesan lebih berseri dari pada mata lainnya.
STRABISMUS
®  Atau juling adalah suatu keadaan kedudukan kedua bola mata tidak searah
®  Disebabkan karena kelainan yang mengenai otot –otot ektraokuler, deviasi/ penyimpangan mata, shg sumbu kedua mata tidak sejajar.
®  Klasifikasi :
            1. Strabismus Divergen/Eksotropia à juling keluar kearah temporal.
            2. Strabismus Konvergen/ Esotropia à juling            kedalam kearah nasal
TRAKHOMA
Adalah peradangan yang akut, sub akut atau kronik disebabkan oleh Chlamidia trachomatis
PTEREGIUM
Adalah penebalan konjungtiva bulbi yang berbentuk segi tiga, mirip daging yang menjalar ke kornea
BUTA WARNA
®  Kelainan ini terjadi pada sel-sel retina.
®  Buta warna didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan dalam melihat warna.
®  Paling sering ditemui adalah gangguan melihat warna merah-hijau.
®  Gangguan warna biru-kuning lebih jarang.
®  Sedangkan buta warna total, yaitu tidak dapat melihat warna sama sekali, lebih jarang lagi.
®  Buta warna disebabkan oleh dua hal, yaitu karena turunan dan karena dapatan (acquired).
®  Buta warna turunan terjadi akibat kurang atau tidak adanya sel konus. Fungsi sel ini adalah ‘menangkap” warna.
®  Ada tiga jenis sel konus, yaitu yang sensitif terhadap warna merah, hijau, dan biru. Warna yang kita lihat merupakan perbaduan dari ketiganya.

Hasil Pada Buta Warna
A. Normal à di sebut Trikromat. (artinya mempunyai 3 sel konus/ pigmen warna dengan normal)
B. Trikromat Anomali à artinya mempunyai 3 sel pigmen, tapi ada 1 yang tidak normal yaitu pada warna merah hijau berbeda dengan orang normal. Ada 3 jenis :
  1. Duetroanomali à gangguan pada warna hijau
  2. Protanomalia à gangguan pada warna merah
  3. Tritanoanomalia à gangguan pada warna biru
C. Dikromat à Hanya mempunyai 2 sel konus/ pigmen warna.
®  Ada 3 Jenis
  1. Protanopia à yang rusak merah
  2. Deutranopia à yang rusak hijau
  3. Tritanopia à yang rusak biru (kuning merah)
A.  Monokromat à hanya mempunyai satu sel konus.
B.  Akromatopsia à Seluruh komponen warna tidak normal.
Trikromat Anomali dan Dikromat à disebut buta warna sebagian/parsial
Monokromat dan Akromatopsia à disebut buta warna total

No comments:

Post a Comment