Saturday 15 November 2014

PENGKAJIAN FISIK DAN DIAGNOSTIK SISTEM ENDOKRIN



PENGKAJIAN ENDOKRIN
A.    RIWAYAT PASIEN
1.      Keluhan utama
Perubahan kepribadian dan status mental
Kekeringan pada kulit dan rambut
Perubahan distribusi rambut
Perubahan berat badan dan nafsu makan
Mual dan muntah
Polidipsia
Polifagia
Peningkatan atau penurunan keluaran urin
Diare
Konstipasi
Mentruasi tidak teratur
Tidak toleransi terhadap panas atau dingin
Disfungsi seksual
Gangguan tidur
Anak-anak:Pertumbuhan abnormal
2.      Riwayat Medik
Riwayat sebelum mengalami penyaklitendokrin,operasi atau perawatan di rumah sakit
Diabetes mellitus
Diabetes insipidus
Gointer
Penurunana dan peningkatan berat badan yang tak jelas
Stres fisik atau emosional
3.      Riwayat Keluarga
Obesitas
Diabetes millitus
Diabetes insipidus
Penyakit autoimun
Hipertensi atau hipotensi
Dwarfisme
Gangguan tiroid
Pubertas terlambat atau perkembangan terlalu cepat
4.      Riwayat Sosial
Stresor  fisik atau emosional
Penyalahgunaan oabat atau alkohol
Pola diet
5.      Riwayat Lingkungan Atau Pekerjaan
Stresor  yang berhubungan dcengan pekerjaan
Lingkungan lokal: Kekurangan yodium dalam air atau makanan
Iridiasi

B.     PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian
Hasil Normal Orang Dewasa
Keterangan / Variasi pada Usia Lanjut
Inspeksi
Nilai penampilan keseluruhan
·         Tinggi








·         Distribusi lemak






Inspeksi kulit
·         Warna


Bagian-bagian tubuh secara umum harus dibandingkan dengan lainnya dalam hal ukuran; tinggi dan berat badan yang seharusnya proporsional




Pria memperlihatkan distribusi lemak yang simetris di seluruh tubuh; wanita mempunyai distribusi lemak di atas payudara, bokong, paha bagian dalam, dan simpisis pubis


Warna kulit harus konsisten dengan kulit sekitarnya


Perhatikan perubahan yang tidak jelas pada tinggi atau berat badan, disproporsional tangan dan kaki (akromegali), pertumbuhan berlebihan yang yang cepat (gigantisme), pertumbuhan terlambat atau kerdil (hipotiroidisme)

Perhatikan lemak yang didistribusikan di atas muka, leher, batang tubuh atau daerah lingkar perut (sindrom Cushing’s)




Pigmentasi yang tak biasanya dapat berupa kemerahan wajah (hipertiroidisme) atau hiperpigmentasi local atau umum
·         Distribusi rambut







Pemeriksaan kuku-kuku
·         Warna






·         Bentuk





·         Kualitas


Perhatikan posisi eksternal dan
Distribusi rambut harus tepat sesuai jenis kelamin







Kuku pada orang berkulit terang biasanya bermacam-macam corak dari merah muda dengan ujung putih,; kuku orang berkulit gelap mempunyai warna coklat atau hitam

Perkiraan sudut 160 derajat pada dasar kuku’; bentuk kuku meliputi datar, melengkung, atau cembung dengan permukaan licin

Piringan kuku mungkin keras dengan ketebalan yang sama

Pupil tidak ditutupi oleh kelopak mata; warna kelopak mata sama dengan klit sekitarnya
Perhatikan perubahan dalam pertumbuhan atau distribusi rambut; perhatikan adanya hirsutisme pada wanita; sesuai usia kulit menjadi kering dan tipis, dan rambut hilang pada batang tubuh dan ekstremitas


Perhatikan kelainan warna pada kuku





Hasil bermakna  adalah lengkungan cekung (kuku sendok) kuku tabuh (sudut lebih dari 180 derajat), dan tekanan pada dasar kuku

Berdasarkan usia kuku menjadi tebal, keras, dan rapuh

Teliti adanya periorbita, mata cekung, eksoftalmus (mata menonjol) dan hilangnya alis mata
Inspeksi
Evaluasi muka mengenai bentuk dan simetri selama istirahat dan bergerak
Muka harus simetris, dengan bentuk konsisten terhadap ras, jenis kelamin dan tinggi
Perhatikan terhadap edema wajah, moon face, tonjolan lidah, gambaran kasar, dan kurang eksprsi wajah
Inspeksi leher:


·         Simetri
Otot sternokleidomastoideus dan trapezius secara bilateral simetri
Selidiki edema, asimetri, dan tiroid yang dapat terlihat
·         Posisi trakea
Trakea berada pada garis tengah

·         Kemudahan bergerak
Gerakan lembut dan tidak ada nyeri

Palpasi


Palpasi kulit:


·         Suhu
Kulit hangat dan kering
Hipotiroidisme berhubungan dengan kulit kasar, kering
·         Kelembaban


·         Turgor
Turgor kulit cepat kembali ke semula
Turgor kulit dapat berubah pada dehidrasi atau edema; pada usia lanjut kulit kehilangan elastisitasnya; turgor kulit buruk dan tidak dapat menjadi indicator dehidrasi
·         Tekstur
Tekstur halus dan lembut, dengan area kasar pada yang terpajan
Kulit kasar, bersisik terlihat pada hipotirodisme
Palpasi leher:
·         Ukuran
Trakea di garis tengah; tiroid lunak dan tidak nyeri tekan, tanpa ada nodul yang teraba
Nyeri dan pembengkakan leher terlihat pada hipertiroidisme
·         Bentuk
·         Konfigurasi

Palpasi kelenjar tiroid dan perhatikan pembesaran atau nodul
·         Konsistensi


·         Nyeri atau nyeri tekan
Tidak nyeri tekan pada palpasi
Juga perhatikan getaran yang teraba di atas tiroid
Perkusi
Evaluasi reflex dalam
Respon untuk reflex tendon dalam 2+ (normal)
Miksedema berhubungan dengan penurunan reflex tendon dalam; kritis hipertiroid akan bervariasi dari normal sampai reflex hiperaktif
Auskultasi
Auskultasi tiroid
Tidak ada bunyi desiran
Desiran vaskuler di atas kelenjar tiroid dapat terjadi dengan peningkatan vaskularitas

C.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PENGKAJIAN
HASIL NORMAL ORANG DEWASA
KETERANGAN
Tes penyerapan radioaktif yodium (radioactive iodine penyerapan tes [RAIU])
2 jam : 4%-12% diabsorpsi oleh tiroid

6 jam : 6%-15% absorpsi

24 jam : 8%-30% absorpsi
Defisiensi yodium akan memberikan nilai tinggi yang salah untuk penyerapan ; pasien hipotiroid akan mengalami penurunan penyerapan dan pasien hipertiroid mengalami peningkatan penyerapan
Scan tiroid
Kelenjar tiroid akan normal pada ukuran, bentuk, posisi dan fungsinya; penyerapan radionukleid akan sama
Berguna dalam evaluasi fungsi tiroid dan pada deteksi massa tiroid dan penyakit tiroid.
Angiografi adrenal
Struktur vaskular arterial kelenjar adrenal normal
Berguna untuk mengidentifikasi tumor adrenal, benigna dan maligna, juga hyperplasia adrenal
Venografi adrenal
Kadar hormon adrenal dan vaskularis vena normal
Membedakan tumor adrenal unilateral dari hiperlasia adrenal bilateral dan membedakan feokromositoma unilateral, bilateral, ekstaadrenal
Radiografi sela tursika
Struktur sela tursika normal, tak ada erosi
Erosi sela tursikamengindikasi tumor hipofilis.
CT scan adrenal
ukuran, bentuk dan posisi adrenal normal.
Perdarahan adrenal, hiperlasia adrenal bilateral, dan tumor adrenal dapat dideteksi
Pemeriksaan darah


Indeks tiroksin bebas
0,9-2,3 ng/dl
Kadar tinggi mengindikasikan hipertiroidisme; penurunan kadar mengindikasikan hipotiroidisme
Tes tiroksin serum (T4)
5-10 µd/dl
Mengevaluasi fungsi tiroid dan mendiagnosa hipertiroidisme dan hipotiroidisme
Tes triyodotironin (T3)
110-230 ng/dl
Penurunan kadar mengindikasikan hipotiroidisme; peningkatan kadar mengindikasikan hipertiroidisme dan toksikosis T3
Tes Tyroid-stimulating hormone (TSH)
1-4 µu/ml
Kadar meningkat mengindikasikan primer disebabkan oleh disfungsi hipofisis mungkin dibedakan dari yang disebabkan oleh disfungsi tiroid.
Tes deprivasi air
Osmolaritas urin > 800 mOs/kg air, Osmolaritas urin > Osmolaritas serum
Mengkaji produksi hormone antidiuretik oleh tubuh dan membedakan macam tipe poliuria

Tes toleransi glukosa
Konsentrasi glukosa serum
Puasa : 70-115 mg/dl
30 menit -1 jam  < 200 mg/dl
2 jam < 140 mg/dl
3 jam <70-115 mg/dl
Diagnose diabetes mellitus diindikasikan oleh peningkatan secara nyata kadar glukosa serum ; obat tertentu, kehamilan, obesitas, dan infeksi dapat menyebabkan intoleransi glukosa
 Tes stimulasi hormone adrenokortikotropik (ACTH)
40  µg/ dl setelah penginfusan selama 24 jam
Berguna ada diagnosa penyakit ADDISON’S, juga mengindentifikasi penyebab
Tes glukosa serum
70-115 mg/dl (serum)
Berguna untuk mendiagnosa diabetes militus; mungkin meningkat pada respon terhadap stress atau proses penyakit lain
Tes osmolalitas serum
275-300 mOm/kg
Membantu dalam mendiagnosa sindrom ke tidap tepatan hormone antiuretik (syndrome of inappropriate antiuretic hormone [SIADH], diabetes insipidus, dehedrasi, dan diabetes militus
Tes glukosa 2 jam postprandial
<140 mg/dl (serum)
Diabetes militus diindikasikan oleh peningkatan kadar glukosa 2 jam setelah makan




Pemeriksaan Urin

Tes urin 24 jam untuk asam vanilil – mendelik (VMA) dan katekolamin


VMA : 1-9 mg/24 jam;
Katekolamin :
Epinefrin 5-40 µg/24 jam;
Norepinefrin 10-80 µg/24 jam;
Metanefrin 24-96 µg/24 jam ;
Noremetanefrin 75-375 µg/24 jam


Berguna dalam mendiagnosa feokromositoma ini diindikasikan oleh peningkatan pada beberapa atau semua kadar








Berat jenis urin
1,005-1,030
Peningkatan berat jenis mungkin akibat kelebihan ADH atau glukosuria; penurunan berat jenis terdapat pada diabetes insipidus




VERSI 2


SISTEM ENDOKRIN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengkajian Diagnostik


 








Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas 2 Reg B
Amilatul Kamilah
P17420313049

Annisa Resiana
P17420313050

Ike Kusuma Rimbani
P17420313063

Indri Dwi Pratiwi
P17420313064

Loly Risqiani
P17420313069

Mastini Febiyanti
P17420313070

Silvia Anggarwati PP
P17420313083

Siti Nurrohmah W
P17420313084

U’un Prapmaneta
P17420313088


Dosen Pengampu
Afiyah Sri Harnany SST M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG
Dalam melakukan pengkajian pada sistem endokrin ini agak sedikit sulit dikarenakan gambaran klinis atau tanda gejalanya sangat bervariasi. Perlu pemahaman fisiologis dari setiap Hormon untuk bisa melakukan pemeriksaan pada sistem endokrin ini, data pengkajian itu sendiri bisa didapat melalui anamnesa dan pemeriksaan Fisik.
Adapun dalam makalah ini akan membahas pengkajian pada sistem endokrin secara umum serta tanda dan gejala yang bisa ditemui pada gangguan sistem endokrin.
Kami mengambil judul "Pengkajian Umum dan Prosedur Diagnostik" dikarenakan guna untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen untuk menabah nilai dalam semester pendek mata kuliah endokrin.

B.       TUJUAN PENULISAN
Adapun tujauan kami menulis makalah ini adalah untuk:
1.      Dapat mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin.
2.      Dapat melakukan asuhan keperawatan setelah melakukan pemeriksaan fisik
3.      Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen.

C.      RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin
2.      Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin






BAB II
PEMBAHASAN

A.      ANAMNESA
1.         Data Demografi
Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting. Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses patologis sudah berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender , misalnya berat badan dan tinggi badan. Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu di kaji, khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat tinggal klien sekarang.
2.         Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang di alami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara langsumg dengan gangguan hormonal seperti:
a.         Obesitas
b.        Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
c.         Kelainan pada kelenjar tiroidd.
d.        Diabetes melituse.
e.         Infertilitas
Dalam mengidentifikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat menerjemahkan informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti oleh klien atau keluarga.
3.         Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien
Perawat mengkaji kondisi yan pernah dialami oleh klien di luar gangguan yangdirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama biladi hubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak di keluhkan. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah dadatidak berkembang dan lain-lain. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnyaselalu kurus meskipun banyak makan dan lain-lain. Gangguan psikologia sepertimudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak mampu berkonsentrasi, dan lain-lain.
Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya. Bila kliendirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Juga perlumemperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat sekarang dan masalalu. Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang di peroleh dari dokter atau petugas kesehatan maupun obat-obatan yang di peroleh secara bebas.jenis obat-obatan yang mengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas hormonalseperti hidrokortison;levothyroxine; kontrasepsi oral; dan obat-obatan anti hipertensif.
4.         Riwayat Diit
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat sajamencerminkan gangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang salahdapat menjadi faktor penyebab, pleh karena itu kondisi berikut ini perlu di kaji :
a.    Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen
b.    Penurunan atau penambahan berat badan yang drastisc.
c.    Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihand.
d.   Pola makan dan minum sehari-hari.
e.    Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi endokrinseperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar tiroid
5.         Status Sosial Ekonomi
Karena status sosial ekonomi nerupakan aspek yang sangat peka bagi banyak orang maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat melakukannya bersama-sama dengan klien. Menghindarkan pertanyaan yang mengarah pada jumlahatau nilai pendapatan melainkan lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan suatunilai tertentu. Mendiskusikan bersama-sama bagaiman klien dan keluarganyamemperoleh makanan yang sehat dan bergizi, upaya mendapatkan pengobatan bilaklien dan keluarganya sakit dan upaya mempertahankan kesehatan klien dan keluargatetap optimal dapat mengungkapkan keadaan sosial ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-sama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran
6.         Masalah Kesehatan Sekarang
Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti :
a.         Apa yang di rasakan klien
b.        Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau poerlahan dan sejak kapan dirasakan
c.         Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d.        Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine
e.         Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
f.         Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sanat menggangu klien
Hal-hal lain yg perlu dikaji karena berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum.
a)        Tingkat Energi
Perubahan kekuatan fisik dihubangkan dengan sejumlah gangguan hormonalkhusunya disfungsi kelenjar tiroid&adrenal. Kaji kemampuan Klien dalammelakukan aktifitas sehari-hari
b)        Pola Eliminasi dan keseimbangan cairan
Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secaralangsung oleh ADH, aldosteron, dan kortisol. Kaji pola berkemih ak dan jmlvol urine.
c)        Pertumbuhan dan Perkembangan
Secara langsung tumbang dibawah pengaruhi GH, Kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan tumbang dapat terjadi semenjak dalam kandungan, itu terjadi pada ibu hamil hipertiroid :
1).      Kaji gangguan tumbang yang dialami semenjak lahir atau terjadi selama proses pertumbuhan
2).      Kaji secara lengkap dari penambahan ukuran tubuh dan fungsinya : Tk intelegensi, kemampuan berkomunikasi dan rasa tgg jwb. Kaji juga perubahan fisik dampaknya terhadap kejiwaan.
d)       Seks dan reproduksi
Pada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frek dan perubahanfisik terutama sensasi nyeri atau kram abdomen. Jika bersuami kaji :
1).      Apakah pernah hamil
2).      Abortus
3).      Melahirkan
e)        Pada Pria kaji apakah K mampu ereksi dan orgasme. Dan kaji juga apakah terjadi perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya.


B.       PEMERIKSAAN FISIK
Ada 2 aspek utama yang dapat digambarkan, yaitu :
1.    Kondisi kelenjar endokrin : testis dan tiroid
2.    Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari gangguan endokrin
Inspeksi :
1).      Disfungsi sistem endokrinMenyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang, keseimbangancairan&elektrolit, seks&reproduksi, metabolisme dan energy. Hal-hal yg harusdiamati :
a.    Penampilan umum :Apakah K tampak kelemahan berat, sedang dan ringan
b.    Amati bentuk dan proporsi tubuh
Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa
c.    Pemeriksaan Wajah :
d.   Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi,rahang dan bibir
Pada Mata : Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak datar atau tupule.
e.    Pada Daerah Leher :
Ø  Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, terdapat peningkatan JVP, warna kulit sekitar 
Ø  leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata.
f.     Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :Biasanya dijumpai pada orang yg mengalami gangguan kel. Adrenalg.
g.    Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :
Biasanya tampak pada orang yg mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses auto imun.
h.    Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bag. Belakangatau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau
i.      Terjadi pada K hiperfungsi adrenokortikal
Amati keadaan rambut axilla dan dada :Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae pada buah dada atau abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal

Palpasi
Hanya kelenjar tiroid dan testis yang dapat diperiksa secara palpasi
Auskultasi
Auskultasi pada daerah leher diata tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit ". Bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada P. darah tiroidea. N tidak ada bunyi.
Pengkajian Psikososial
Mengkaji kemampuan koping K, dukungan Keluarga serta keyakinan K tentang sehat dansakit. Perubahan2 fisik, fungsi seksual dan reproduksi serta perubahan2 lainnya ygdisebabkan oleh gangguan sistem endokrin Akan berpengaruh terhadap konsep diri K.

C.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.         PEMERIKSAAN KELENJAR HIPOFISE
a)        Foto Tengkorak (Kranium)Dilakukan untuk melihat kondisi seila tursica (tumor atau atrofi). Tidak di butuhkan persiapan fisik secara khusus
b)        Foto Tulang (Osteo)
Untuk melihat kondisi tulang
Ø  Pada gigankisme à pertambahan ukuran dan panjang tulang
Ø  Pada akromegali à pertambahan kesamping tulang-tulang ferifer 
c)        Ct Scan Otak Untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau hipotalamus
d)       Pemeriksaan Darah dan Urine
Ø  Kadar Growth hoemone (GH): Nilai normal 10 pg/ml, meningkat pada bulan-bulan pertama kelahiran, spesimen darah vena 5 cc, Tanpa persiapan khusus.
Ø  Kadar thyroid stimulatin hormone (TSH) : Nilai normal 6-10 pg/ml, Untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer atau sekunder, Spesimen vena 5 cc , Tanpa persiapan khusus.
Ø  Kadar adrenocotricotropine hormon (ACTH): Pengukuran dilakukan dengantes supresi deksametason, Spesimen darah vena kurang lebih 5 cc dan urine 24 jam
Persiapan :
1.         Tidak ada pembatasan makanan dan minuman
2.         Bila klein menggunakan obat-obatan kortisol atau antagonisnya dihentikan dulu 24 jam sebelumnya
3.         Bila obat harus diberikan lampirkan sejenis obat dan dosisnya padalembaran pengiriman specimen
4.         Cegah stres fisik dan fisikologis
Pelaksanaan :
1.         Klien diberikan deksametason 4x0,5 ml/hari selama lamanya 2 hari
2.         Besok paginya darah vena diambil kurang lebih 5 cc
3.         Urine ditampung selama 24 jam
4.         Spesimen dikirim ke laboratorium
Hasil : Normal bila:
Ø  Kadar ACTH dalam darah menurun kortisol darah kurang dari 5 mg/dl.
Ø  17-hydroxy-cortico-streroid (17 – OHCS) dalm urine kurang dari 2,5 mg.
2.         PEMERIKSAAN FISIK KELENJAR TIROID
a)        Uptake Radioaktif (Ray)
Tujuan : menukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap yodium
Persiapan :
1).      Klien puasa 6-8 jam
2).      Jelaskan tujuan dan prosedur Persiapan klien :
Ø Klien diberikan yodium radioaktif 50 microcuri per oral
Ø Dengan alat pengukur (di taruh di atas klenjer tiroid) di ukur radioaktif yang bertahan
Ø Dapat pula di ukur clearance yodium melalui ginjal dengan mengumpul kanurine selama 24jam dan di ukur kadar radioaktif yodium
Hasil : Banyak yodium yang ditahan oleh kalenjer tiroid dihitung dalam persentase1.
ü  Normal : 10-35%2.
ü  Menurun : < 10% (pada hipotiroidisme)
ü  Meningkat > 35% (padatirotoksis,pengobatan panjang hipertiroidisme)

b)        T3 dan T4 Serum
Ø  Pemeriksaan fisik secara khusus tidak ada Spesimen darah vena 5-10 cc
Ø  Nilai normal pada dewasa: yodium bebas 0,1-0,6 mg/dl T3 0,2-0,3 mg/dl T46-12 mg/dl
Ø  Pada anak T3180-240 mg/dlc.
c)        Upatake T3 Resin
Tujuan mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau thyrcid binding globulin (TBG) tak jenuh. TBG meningkat pada hippertirodisme menurun pada hipotiroidisme. Spesimen darah vena 5cc
Persiapan:
Puasa 6-8 jam 
Nilai normal
ü  Dewasa : 25-35% uptake oleh resin
ü  Anak : umur nya tidak ada
d)       Protein Boun Iondine
Tujuan: mengukur yodium yg terikat dengan protein plasma Nilai normal 4-8 mg% dalam 100ml darah, Spesimen darah vena 5-10 cc, Klien dipuasakan 6-8jam sebelum pemeriksaan
e)        Basal Metabolic Rate
Tujuan: pengukuran secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan di bawah kondisi basal selama beberapa waktuPersiapan :
Ø  Klien puasa 12jam
Ø  Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress
Ø  Klien harus tidur sedikit nya 8 jam
Ø  Tidak mengkonsumsi analgetik & sedative
Ø  Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaandan prosedur nya
Ø  Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan di lakukan
Penatalaksanaan:
Pengukuran kalorimetri dengan menggunakan metabolator nilai normal :
-       pria 53 kalori perjam
-       wanita 60 kalori perjam
Metode Harris Benedict Untuk Mengukur BMR
Pria:BMR = 66 + (13,7 x BB(kg) ) + ( 5 x TB(cm) ) +(6,8 x U(thn))
Wanita BMR = 665 + (9,6 x BB(kg) + (1,8 x TB (cm) ) + (4,7 x U (thn))
3.         PEMERIKSAAN FISIK KELENJAR PARATIROID
a)    Percobaan SulkowitchDilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urineMenggunakan reagen sulkowitch.
Persiapan :
Ø  Urine 24 jam ditapung
Ø  Diet rendah kalsium 2 hari berturut-turut.
Penatalaksanaan:
Ø  Masukkan urin 3ml ke dalam tabung (2 tabung)
Ø  Tabung pertama masukkan reagen sulkowitch, tabung kedua hanya sebagai kontrol.
Pembacaan secara kuantitatif
ü  Negatif ( - ) jika tidak terjadi keruhan
ü  Positif ( + ) terjadi keruhan yang halus
o    Positif (+ + ) kekeruhan sedang
o    Positif ( + + + ) kekeruhan banyak timbul dalam waktu < 20 detik 
o    Positif ( + + + + ) kekeruhan hebat, terjadi seketika
b)   Percobaan Ellwort-HowardPercobaan didasarkan pada diuresis fosfat yang dipengaruhi oleh parathormon.Pada hipoparatiroid, diuresis fosfor mencapai 5-6x nilai normal Pada hiperparatiroid, diuresis tidak banyak berubah.
Cara pemeriksaannya :
Ø  Klien disuntikkan parathormon intravena
Ø  Urin ditampung dan diukur kadar fosfatnya.
3).    Percobaan Kalsium Intravena 
Normal bila fosfor serum meningkat dan fosfor diuresis berkurang
4.         PEMERIKSAAN FISIK KELENJAR PANKREAS
a)        Pemeriksaan Gula Darah (puasa)
Tujuannya untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam.
Nilai normal
Dewasa : 70-110mg/dl
Anak-anak : 60-100mg/dl
Bayi : 50-80mg/dl
Persiapan
Ø Klien di puasakan 8-10 jam sebelum pemerksaan
Ø Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Pelaksanaan
Ø Spesimen adalah darah vena ± 5 cc
Ø Gunakan antikoagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan
Ø Pengobatan insulin atau oral hipoglikemi sementara dihentikan
Ø Setelah pengambilan darah, klien diberi minum dan makan serta obat sesuai program.
b)        Pemeriksaan Fisik 
Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin mungkin dapat dilakukan hanyasebagian dari keseluruhan pengkajian. atau mungkin sebagian sudah dapat diatasisendiri oleh klien dengan pengetahuan dan kecurigaan terhadap masalah fungsi endokrin.
Persiapan
Satu-satunya organ endokrin yang dapat dipalpasi adalah kelejar tiroid. Bagaimanapun pengkajian lainnya dapat memperlihatkan informasi mengenai masalah endokrin termasuk inspeksi pada kulit. rambut dan kuku. raut muka.refleks dan sistem muskuloskeletal. Pengukuran tinggi dan berat badan sangat penting seperti tanda-tanda vital yang juga memperlihatkan petunjuk terhadap ketidakmampuan fungsi sistem endokrin.
Klien mungkin duduk setelah melakukan latihan. Refleks hammer digunakan untuk tes refleks tendon bagian dalam. Utamakan latihan, perawatmengumpulkan peralatan penting dan menjelaskan teknik kepada. klien untuk mengurangi cemas. Penambahan teknik untuk mengkaji hipokalsemia, tetanus.Komplikasi terhadap kekacauan endokrin termasuk urutan latihan.
Teknik Pemeriksaan
Kelainan Yang Mungkin Ditemukan Kulit
1).      Kulit
Inspeksi warna kulit
Ø  Hiperpigmentasi ditemukan pada klien Addison desease atau cushingsyndrom.
Ø  Hipopigmentasi terlihat pada klien diabetes mellitus, hipertiroidisme,hipotiroidisme.
Ø  Palpasi (tekstur, kelembaban dan adanya lesi). Kulit kasar, kering ditemukan pada klien dengan hipotiroidisme. Dimana kelembutan dan bilasan kulit bisa menjadi tanda pada klien dengan hipertiroidisme. Lesi pada ekstremitas bawah mengindikasikan DM
2).      Kuku dan Rambut
Peningkatan pigmentasi pada kuku diperlihatkan oleh klien dengan penyakitaddison desease, kering, . tebal. dan rapuh terdapat pada penyakithipotiroidisme, rambut lembut, hipertyroidisme. Hirsutisme terdapat pada penyakit cushing syndrom
3).      Muka
(inspeksi bentuk dan kesimetrisan wajah), inspeksi posisi mataVariasi dan bentuk dan struktur muka mungkin dapat diindikasikan dengan penyakit akromegali mata.
4).      Kelenjar Thyroid
Palpasi kelenjar tyroid terhadap ukuran dan konsistensinya. Tidak membesar  pada klien dengan penyakit graves atau goiter. Minta klien untuk miringkankepala ke kanan Minta klien untuk menelan. Setelah klien menelan. pindahkan pada sebelah kiri. selama palpasi pada dada kiri bawah metabolik. sepertiyang ditunjukkan hanya pada nodul yang bisa diindikasi bisul, tumor malignan dan. benigna.
5).      Fungsi Motorik
Ø  Mengkaji tendon dalam-tendon reflex
Ø  Refleks tendon dalam disesuaikan dengan tahap perkembangan biceps, brachioradialis,triceps, Patellar, achilles. Peningkatan refleks dapat terlihat pada penvakit hipcrtiroidisme penurunan refleks dapat terlihat pada penvakit hipotiroidisnie
6).      Fungsi sensorik
Ø Mengkaji fungsi sensorik
Ø Tes sensitivitas klien terhadap nyeri, temperature, vibrasi, sentuhan,lembut. Stereognosis. Bandingkan kesimetrisan area pada kedua sisi dantubuh. Dan bandingkan bagian distal dan proksimal dan ekstremitas. mintaklien untuk menutup mata. Untuk mengetes nyeri gunakan jarum yangtajam dan tumpul
Ø Untuk tes temperature. gunakan botol yang berisi air hangat dan dingin.
Ø Untuk mengetes rasa getar gunakan penala garpu tala
Ø Untuk mengetes stereognosis. tempatkan objek (bola kapas, pembalutkaret) pada tangan klien. kemudian minta klien mengidentifikasi objek tersebut.
Ø Neuropati periperal dan parastesia dapat terjadi pada diabetes,hipotiroidisme dan akromegali.
7).      Struktur Muskuloskeletal . Inspeksi ukuran dan proporsional struktur tubuhklien Orang jangkung, yang disebabkan karena insufisiensi growth hormon.Tulang yang sangat besar, bisa merupakan indikasi akromegali.
c)        Pengkajian tanda trousseaus dan tanda chvoteksa
Peningkatan kadar kalsium, tangan dan jari-jari klien kontraksi (spasmekarpal).
d)       Pengkajian Untuk Lanjut Usia.
Efek dan usia pada sistem endokrin sedikit lebih sulit untuk mendeteksi denganorgan tubuh lain Walaupun demikian gangguan endokrin lebih banyak pada usia 40 tahun. Pada wanita, produksi hormon meningkat dibanding denganmenopause. Dari pria dan wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan.Umur yang relative terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :
1).      Kelenjar tiroid mengalami derajat yang sama dengan atropfi, fibrosis andnodularity
2).      Hormon tiroid mengalami level penurunan dan hypoparatiroidisme biasanyasering pada orang dewasa
3).      Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat badan dan menjadi makin buruk,fibrotic
4).      Pada bagian anterior, kelenjar pituitary mengalami penurunan ukuran danmenjadi mati/fibrotik.
5).      Beberapa variasi yang normal dibandingkan dengan yang tidak, dapat menjadi bingung dengan penemuan abnormal pada endokrin adalah sebagai berikut :
Ø  Pikun, beberapa kecil coklat, flat macula dapal dilihat pada lengan dandorsal pada tangan
Ø  Seboroik, keratosis, penebalan pada area pigmentasi, dapat dilihat padawajah dan tangan.
Ø  Pertumbuhan rambut yang lambat
Ø  Kuku semakin tebal, brittle dan kuning
Ø  Kulit wajah menjadi louggar dan tulang menjadi lebih menonjol.
Ø  Penurunan terhadap sensasi perabaan 
Ø  Penurunan refleks tendon
Ø  Penurunan tinggi badan
























BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.
Pemeriksaan fisik pada kelenjar tiroid dapat dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi, dan auskultasi.

B.       Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini, mengharapkan kritik dan masukkan yang positif, untuk penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.Semoga makalah kami, dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca, khususnya perawat.
















DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/147778923/Pengkajian-Umum-Sistem-Endokrin
http://waodesittiekajumriani.blogspot.com/2014/01/pemeriksaan-fisik-kelenjar-endokrin_4691.html

No comments:

Post a Comment