Saturday 15 November 2014

KMB - TENGGOROKAN



TENGGOROKAN

A.    REVIEW ANATOMI
FARING
Merupakan tempat persimpangan antara jalan makanan dan jalan pernafasan.
Fungsi faring : 1) Respirasi, 2) Proses menelan, 3) Resonansi suara dan artikulasi
Dibagi dalam tiga bagian :
1.      Nasofaring
Batasnya : Keatas à dasar tengkorak, Kebawah à palatum mole, KeKedepan Rongga hidung, Kebelakang à vertebra servikalis.
2.      Orofaring
-       Batasanya : Keatas à palatum mole, kebawah à tepiatas epiglotis, kedepan à rongga mulut, kebelakang à vertebra servikal.
-       Struktur yang terdapat dalam rongga orofaring : dinding posterior faring, fosa tonsil, tonsil.
3.      Laringo faring / Hipofaring.
Batasnya : atasà tepi atas epiglotis, bawah à esofagus, depan à laring, belakang à Vertebra servikalis.

LARING
1.      Sebagai proteksi à mencegah benda asing / makanan masuk kedalam trakea à dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis.
2.      Reflek batuk à bila benda masuk ke trakea / sekret dalam paru dapat dikeluarkan dengan cara dibatukkan.
3.      Sirkulasi à  fungsi respirasi, mengatur besar kecilnya rima glotis à terjadi perubahan tekanan udara dalam trakeo bronkial à berpengaruh terhadap sirkulasi dari alveolus à berpengaruh terhadap sirkulasi darah tubuh.
4.      Membantu proses menelan à ada 3 mekanisme à  mengerakkan laring keatas, menutup aditus laringis, mendorong bolus makanan ke hipofaring.
5.      Ekpresikan emoasi à berteriak, mengeluh, menagis. Dll


B.     PENGKAJIAN RIWAYAT KEPERAWATAN
1.      Biodata
2.      Keluhan utama
-          Nyeri tenggorok / Odinofagi. à tanyakan hilang timbul atau menetap, disertai rasa nyeri ditelinga atau tidak, apakah ada kesulitan dalam menelan dan sudah berapa kali, apakah disertai demam, batuk, serak, dan ditenggorok terasa banyak dahak, apakah peenderita perokok dan berapa jumlahnya perhari
-          Dahak ditenggorok à apakah dahak ini             lendir saja, pus atau bercampur darah dan keluar hanya bila dibatukkan tau terasa turun ditenggorok.
-          Rasa sumbatan dileher (sense of lump in the neck) à sudah berapa lama, tempatnya dimana.
-          Sulit menelan (disfagia) à sudah dirasakan berapa lama dan untuk jenis makanan apa (padat atau cair), Apakah juga disertai rasa nyeri, muntah dan berat badan menurun.
-          Pengkajian pada laring dan hipolaring
a)      Suara serak (disfoni) atau tidak keluar suara sama sekali (afoni) à Sudah berapa lama, apa didahilui dengan peradangan hidung dan tenggorok, apa disertai dengan batuk, rasa nyeri dan penurunan berat badan.
b)      Batukà Sudah berapa lama, faktor pencetus batuk, apa yang dibatukkan ? Dahak, bercampur darah dan jumlahnya, apakah perokok
c)      Sulit menelan (disfagia) à sudah berapa lama, apakah tergantung jenis makanannya, apakah sebelumnya menderita nueromuskuler
d)     Rasa ada sesuatu ditenggorok à sdh berapa lama. Keluhan lain yang menyertai (Letih mental / Fisik)

3.      Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Laring dan Hipolaring
Alat : Lampu kepala, kaca laring, lampu spiritus, kasa, glove.
Prosedur :
1.    Atur posisi dengan duduk tegak agak condong kedepan dengan leher agak flexi.
2.    Kaca laring dihangatkan dengan lampu spiritus, sebelum digunakan dicoba dulu.
3.    Pasien diminta membuka mulut dan menjalarkan lidah
4.    Lidah ditarik pelan-pelan dengan tangan kiri menggunakan kasa.
5.    Kaca laring dimasukkan dengan kaca menghadap kebawah., dengan bertumpu pada uvula dan palatum mole à maka akan terlihat laring dan hipofaring
6.    Untuk melihat daerah sub glotik à Penderita melakukan inspirasi dalam
7.    Untuk menilai gerakan pita suara à Penderita berfonasi atau inspirasi.


Pemeriksaan Kelenjar Limfe
1.    Pemeriksa berdiri dibelakang penderita dan meraba dengan kedua belah tangan pada seluruh daerah leher dari atas ke bawah.
2.    Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe tentukan à Ukuran, bentuk, konsistensinya, perlekatan dengan daerah sekitar.


C.    KELAINAN
1.      Nasofaring
a)    Hipertropi adenoid.
Ø  Secara fisiologik pada anak adenoid dan tonsil akan hipertropi. Pada tonsil s/d usia 5 th, pada adenoid s/d usia 3 th. Kemudian adenoid akan mengecil dan hilang sama sekali pada umur 14 th.
Ø  Patofisiologi :
1)      Sering ISPAà Adenoid akan hipertropi à 1) Sumbatan pada koana, 2) Sumbatan pada tuba eusthacius dan 3) Timbul gejala umum.
2)   Sumbatan pada koana à sehingga bernafas melalui mulutà terjadi : a) fasies adenoid (hidung kecil, gigi insisivus kedepan / prominem, arkus faring tinggi, tampak seperti orang bodoh), b) Faringitis dan bronkitis, c) Gangguan ventilasi dan draenase sinus para nasal à sinusitis.
3)   Sumbatan pada Tuba eusthacius à OMA / OMK à Tuli.
4)   Tanda umum hipertropi adenoid : gangguan tidur, tidur ngorok, RM, pertumbuhan fisik kurang.
b)   Angiofibroma nasofaring belia
Ø  Nama lain JNA ( Juvenil Nasopharingeal Aangiofibrom.
Ø  Adalah tumor jinak secara histologik, tapi ganas secara klinik karena dapat mendestruksi tulang dan jaringan sekitar.
Ø  Etiologinya belum jelas (kemungkinan perlekatanya dan ketidakseimbangan hormonal)
Ø  Sering diderita oleh anak-anak dan remaja laki-laki.
Ø  Gejala klinis yang sering : Hidung tersumbat progesif dan epitaksis berulang

c)    Karsinoma Nasofaring
Ø  Tumor ganas pada daerah kepala dan leher terbanyak di Indonesia (60 %)
Ø  Ras mongoloid (cina) à faktor dominan.
Ø  Predisposisi : makanan yang diawetkan (pengasapan, pengasinan, dan MSG dikonsumsi dalam waktu lama.
Ø  Penyebabnya dipastikan à Virus Epstein-Barr. Faktor keturunan.
Ø  Gejala dan tanda : dibagi dalam 4 kelompok :
1). Gejala nasofaring (Epitaksis dan sumbatan hidung)
2). Gejala Telinga (tinitus, otalgia, rasa tidak nyaman ditelinga, gangguan pendengaran)
3). Gejala mata (diplopia)
4). Gejala syaraf (Neuralgia trigeminal)
2.      Orofaring
a.       Radang akut Faring dan tonsil
Radang akut orofaring dapat berupa Faringitis dan tonsilitis.
Ø  Gejala dan tanda :Suhu tubuh tinggi, lesu, nyeri disendi, odinofagi, anorexia, otalgia.
Ø  Pemeriksaan à faring hiperemisis, tonsil membengkak dan hiperemisis.
Ø  Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan
Ø  Tonsilitis membranosa. Ada beberapa jenis :
1)      Tonsilitis Difteri à disebabkan oleh Coryne bakterium diphteriae. Gejala kas : nyeri telan, pada tonsil terdapat pseudo membran
2)      Tonsilitis septik à Disebabkan oleh kuman steptokokus hemolitikus yang terdapat pada susu sapi.
3)      Penyakit kelainan darah à leukemia à tidak jarang gejala pertama timbul di faring. Berupa membran semu di faring dan      tonsil serta perdarahan selaput lendir dimulut dan faring.
b.      Angina plaut vincent (Stomatitis ulserosa membranosa)
-       Disebabkan oleh Hygiene mulut yang kurang dan   tertdapat defisiensi vitamin C.
-       Gejala dan tanda : demam, nyeri mulut, gigi dan kepala,badan lemah, gusi mudah berdarah dan hipersalivasi, kadang ada gangguan pencernaan.
c.       Tonsilitis Kronis à faktor predisposisinya        karena rangsangan yang menahun (rokok, makanan), pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat, higine mulut yang buruk.
d.      Faringitis kronik à faktor predisposisinya rinitis kronis, sinusitis, iritasi kronis (perokok dan alkoholik)
e.       Abses leher dalam à tanda yang khas : demam, nyeri tenggorok dan ganguan keterbatasan gerakan mandibula dan leher.
f.       Tonsilitis haruskah di operasi?
Hipertropi tonsil yang harus dioperasi apabila
-       terjadi infeksi yang berulang pada tenggorok (seperti batuk pilek) umumnya lebih dari 6 kali dalam setahun terakhir karena apabila dibiarkan justru akan berbahaya karena infeksi dapat menjalar ke paru-paru dan jantung.
-       Grade 4 karena menutup jalan nafas
3.      Laring
1). Kelainan kongenital
a.       Laringomalasi à Epiglotis yang lemah à shg pada saat     inspirasi epiglotis menutup rima glotis à shg nafas       stridor à dapat terjadi sumbatan jalan nafas. à Lakukan     intubasi  ET
b.      Stenosis Subglotis à daerah subglotik (2-3 cm) dari pita    suara    sering terjadi penyempitan (stenosis).
c.       Selaput di laring à suatu selaput yang transparan   tumbuh didaerah glotis, supraglotik atau suglotik
d.      Hemangioma à gejalanya terdapat hemoptisis.
2). Peradangan laring à Laringitis akut / laringitis kronis
3). Nodul pita suara à nodul putih sebesar kacang ijo àpenyalahgunaan suara (guru/penyayi)
4). Keratosis laring à laring mengalami pertandukan.
5). Kelainan karena trauma. à karena tulang atau tertusuk duri

No comments:

Post a Comment