Tuesday 24 February 2015

DDST



(  D D S T  II  )
DENVER DEVELOPMENT SCRENING TEST
Test yang digunakan untuk pemeriksaan perkembangan anak
a.    PERSONAL SOSIAL
b.    MOTORIK HALUS
c.     BAHASA
d.    MOTORIK KASAR
-       Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu
-       Harus dipantau secara berkala.
-       Bayi/anak dengan risiko tinggi perlu mendapat prioritas, antara lain bayi prematur, berat lahir rendah, riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes melitus, gemeli, dll.

BIDANG ATAU ASPEK YANG DINILAI
1. PERSONAL SOCIAL (PERSONAL SOSIAL)
                Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan
2. FINE MOTOR ADAPTIVE (ADAPTIF-MOTORIK HALUS)
                Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil
3. LANGUAGE (BAHASA)
                Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
4. GROSS MOTOR (MOTORIK KASAR)
                Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar

KEGUNAAN DDST
v  Menilai Perkembangan anak sesuai dengan   umur
v  Memantau anak Usia 0-6 tahun
v  Monitor anak – resiko perkembangan
v  Menjaring anak – adanya kelainan
v  Memastikan – anak dari prasangka kelainan
PEMERIKSAAN DDST
v  Dilakukan secara kontinyu
v  Bersama Ibu / Pengasuh
v  Anak dan Ibu – santai
v  1 Formulir dipakai beberapa kali untuk 1
   pasien
v  Bayi diatas tempat tidur , anak duduk


Cara pemeriksaaan DDST
  1. Menentukan umur anak pada saat pemeriksaan.
  2. Menarik garis pada lembar DDST II sesuai dengan umur yang telah di tentukan.
  3. Melakukan pengukuran pada  item-item dalam empat sector dan memberikan scoring pada setiap item yang menilai.
  4. Melakukan interpretasi hasil tes     keseluruhan.

PERNYATAAN DDST
v  Bukan Test IQ
v  Bukan Test Diagnostik
v  Mudah dan Cepat dilaksanakan
v  Dapat diandalkan
v  Validitas tinggi
v  Berisi 125 Item
v  Bukan pemeriksaan Fisik
v  Bukan peramal kemampuan Adaptif dimasa datang
v  Membandingkan anak seusia
ALAT UNTUK DDST
v  Benang Sulaman Merah
v  Kismis
v  Kerincingan dan Pegangan
v  Balok-balok kecil
v  Lonceng Kecil
v  Botol
v  Bola Tennis
v  Cangkir Plastik dengan Pegangan
v  Pensil Warna
v  Kertas

HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
v    Uji Coba yang kurang aktif dicoba lebih dulu
v   Uji Coba yang mudah dilakukan lebih dahulu
v   Uji Coba dengan menggunakan alat yang sama
    dicoba berurutan
v   Hanya alat uji coba yang berada di depan anak
v   Semua uji coba dimulai dari sebelah kiri garis
    umur, dan yang ditembus serta item disebelah
    kanan garis umur
  Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
  Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan.  Kemudian mewakili 3 bulan,  sampai anak berusia 6 tahun.
  Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125,  terdapat batas kemampuan perkembangan yaitu 25%; 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas perkembangan tersebut.

CARA MELAKUKAN TES PADA ANAK YANG  ADA RESIKO GANGGUAN PERKEMBANGAN
1.       Pada setiap sektor dilakukan paling sedikit dilakukan 3 uji coba yang ada di sebelah kiri garis umur dan item yang berada pada garis umur.
2.       Jika anak gagal, menolak, atau no opportunity, maka dilakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur sampai 3x LEWAT berturut-turut setiap sektor

CARA MELAKUKAN PEMERIKSAAN PADA ANAK YANG NORMAL ATAU KEMAMPUANNYA LEBIH
1.  Pada tiap sector dilakukan paling sedikit 3  uji coba yang paling dekat di sebelah kiri garis umur dan item yang ditembus  umur.
2.  Jika anak mampu melakukan  uji coba, lanjutkan uji coba disebelah kanan garis umur sampai 3x GAGAL berturut-turut  setiap sector.

      PENILAIAN SKOR PERITEM
                Skor dari tiap ujicoba ditulis pada kotak segi empat.
                P:  Pass/ lulus. Anak melakukan ujicoba dengan baik, atau ibu/ pengasuh anak memberi laporan anak dapat melakukannya.
                F: Fail/ gagal. Anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik atau ibu/pengasuh anak memberi laporan anak tidak dapat melakukannya dengan baik
                No: No opportunity/ tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan.
                R:  Refusal/ menolak. Anak menolak untuk melakukan ujicoba

   LANGKAH MENGAMBIL KESIMPULAN
Normal
  Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.
Suspect/ Suspek
  Bila didapatkan > 2 caution dan/atau > 1 keterlambatan
Untestable/ Tidak dapat diuji
  Bila ada skor menolak pada > 1 uji coba terletak disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur  pada daerah  75-90% .

PENUTUP
  Beri pujian kepada orang tua/pengasuh atas tindakannya membawa anak untuk dilakukan tes perkembangan.
  Beri penjelasan mengenai hasil tes perkembangan, kapan harus kembali, anjuran di rumah dan apabila ada anjuran tindak lanjut.
  Ucapkan terima kasih atas kunjungannya.



Interprestasikan hasil Test (Normal, Suspect, Untestable)
a.     Masing-masing 1 Caution pada 2 sektor yang berbeda:……..........
b.     Terdapat 1 Delay pada 1 sektor :.........................
c.     Terdapat 1 Delay dan 1 Caution pada sektor yang berbeda:...................
d.     Terdapat 1 Refusal pada 1 sektor:.......................
PRINSIP PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI
Rekomendasi WHO 2003
1.       Setiap bayi seharusnya mendapat ASI ekslusif selama 6 bln pertama kehidupannya ( termasuk IMD ). Kecuali pada beberapa kondisi medis.
2.       Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, setiap bayi harus mendapat MP-ASI yang cukup serta aman, sementara ASI diteruskan sampai usia 2 tahun

AFASS :
Acceptable  : mudah diterima
Feasible : mudah dilakukan
Alfordable : harga terjangkau
Sustainable : berkelanjutan
Safe : aman

RESIKO YANG BERKAITAN DENGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI
Pelarutan yang tidak tepat :
- Terlalu encer beresiko gizi kurang bahkan gizi buruk
       - Terlalu kental dpt membebani kerja ginjal bayi

Kontaminasi
- E.  Sakazaki
-          Tidak steril

TEPAT WAKTU
Saat kebutuhan energi dan nutrien melebihi yang didapat dari ASI
ADEKWAT
Cukup mengandung energi, protein dan mikronutrien
AMAN
Penyimpanan, penyiapan,pemberian harus hygienis
TEPAT CARA PEMBERIAN
Sejalan dengan tanda lapar , frekwensi, cara
Pemberian sesuai usia bayi


Topik Sub Topik : Sasaran Tempat Waktu
PROPOSAL PROGRAM TERAPI BERMAIN
Terapi bermain Mewarnai gambar Anak Pra Sekolah Ruang perawatan anak 25 menit
A. TUJAN
 1. TIU (Tujuan Instruksional Umum) Setelah diajak bermain, diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan diravvat 2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus) Setelah diajak bermain selama 25 menit, anak diharapkan: a. Gerakan motorik halusnya lebih terarah b. Berkembang kognitifnya c. Dapat mewarnai gambar yang disukainya d. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat di ruang yang sama e. Kejenuhan selama dirawat di RS berkurang
B. PERENCANAAN
1. Jenis Program Bermain Mewarnai gambar dengan pensil vvama/spidol/pantel pada kertas dambar yang telah tersedia 2. Karakteristik bermain a. Melatih motorik halus b. Melatik kesabaran dan ketelitian 3. Karakteristik peserta a• Usia 3 6 tahun b. Jumalah peserta: 2 — 4 anak dan didampingi orang tua c. Keadaan umum mulai membaik d. Klien dapat duduk e. Peserta kooperatif 4. Metode: Demontrasi 5. Alat-alat yang digunakan (Media) a. Kertas gambar yang siap diwarnai b. Alat untuk menggambar (Pensil warna/spidol/pantel) c. Benang d. Penggaris e. Alat untuk melubangi kertas (Perforator)
C. STRATEGI PELAKSANAAN 1. Persiapan: 5 Menit a. Menyiapkan ruangan b. Menyiapkan alat c. Menyiapkan peserta
2. Pembukaan: 5 Menit a. Perkenalan dengan anak dan keluarga b. Anak yang akan bermain saling berkenalan c. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Kegiatan: 20 Menit a. Anak diminta untuk memilih gambar yang ingin diwarnai yang sudah tersedia.
b. Kemudian anak dianjurkan untuk mewarnai gambar dengan warna yang disukai c. Setelah selesai mewarnai gambar, anak dibantu untuk melubangi bagian atas kertas gambar d. Dipasang benang sepanjang ± 10 cm pada bagian atas yang ditubangi e. Gantungkan hasil mewarnai gambar di dekat tempat tidur anak
4. Penutup: 5 Menit Memberikan reward pada anak atas hasil karyanya
D. EVALUASI YANG DIHARAPKAN 1. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu gambar yang diwarnai, kemudian digantung 2. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik 3. Anak merasa senang 4. Anak tidak takut lagi dengan peravvat 5. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai 6. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain


KONSEP BERMAIN
Delitlisi
Bermain merupakan ketziatan yang dilakukan secara sukarela un kepuasan. tuk memperoleh kesenangan/ Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik,inteletual,emosional, dan sosial, dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkomunikasi,belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan men£,,enal waktu,jarak , serta suara ( Wong,2000 Bemlain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan yang yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Fungsi Bemain
1. Perkembangan sensoris-motorik
Pada saat melakukan permainan,aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan funQsi otot.Misalnya , alat permainan yang digunakan untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-motoris dan alat permainan untuk anak usia todler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik kasar maupun halus.
2. Perkembangan Intelektual
Pada saat bemain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna,bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan objek. Pada saat bemiain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah.
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkkungannya. Melalui kegiatan bermin, anak akan belajar memberi clan menerima. Bermain dengan orang lain. akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang nilai sosial yang ada pada kelompoknya.
4. Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannva ke dalam bentuk objek dan/ atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain. anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampitannya dalam mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar meiluenal kemampuannya dan membandingkannya dengan orang, dan menguji kemampuannya denuan mencoba  peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang
6. Perkembanuan Moral
Anak mempelajari nilai bemir dan salah dari lingkunannya terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivittas bermain, anak akan mendapat kesempatan untuk menerapkim terscbut sehingga dapat diterima di linukungannya dan dapat menyesuaikan diri denuan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya.Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung .iawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. - Bermain Sebagai Terapi Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengatami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stres yang dialaminya karena dengan melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permaina.nnya distraksi ) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan pemminan.
Tujuan Bermain
 1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga kesinambungan. ▪ Mengekpresikan perasaan , keinginan , dan fantasi , serta ide-idenya. 3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. Permainan akan menstimulasi claya imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. 4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit. Faktor-Faktor Yang Mcmpengaruhi Aktivitas Bermain 1. Tahap Perkembangan Anak Aktivitas bern-tain yang tepat dilakukan anak, yaitu sesuai detwan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian, orang tua dan perawat harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap tahapan pertumbuhan clan perkembangan anak. • Status Kesehatan Anak Untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi. Walaupun dcmikian. bukan berarti anak tidak boleh bermain pada saat sedang sakit. Yang prnting, pada Saat kondisi anak sedang menurun atau anak terkena sakit, bahkan dirawat rumah sakit, orang tua dan perawat harus jeli memilibkan permainan yan,, dapat dilakukan tinak prinsip bennain pada anak Jenis Kelamin Anak yang sedang dirawat di rumah sakit. Dalam melaksanakan aktivitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-takt atau perempuan. Semua alat pennainan clapat digunakan oleb anak lai-laki atau perempuan unruk mengembangkan dava pikir, imajinasi, kreativitas, dan kemampuan sosial anak. Akan tetapi ada pendapat lain yang menyakini bahwa perrnainan adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal iclentitas diri sehinuga sebagian alat permainan anak perempuan tidak dianjurkan untuk digunakan oleh anak laki-taki. 4. Lingkunan Terselenguaranya aktivitas bermain yang baik untuk perkembangan anak salah satunya dipenuaruhi oleh nilai moral, budaya, dan lingkungan fisik rumah. 5. Alat Dan Jenis Permainan Yang Cukup Oranc, tua harus bijaksana dalam memberikan alat pennainan untuk anak.Pilih yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Orang tua dan anak dapat memilih mainan bersama-sama, tetapi yang harus diingat bahwa alat pennainan harus aman baui anak.
Klasifikasi Bermain. A. Berdasarkan isi permainan 1. Social affective play Inti pennainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya , bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya dan / atau orang lain. Permainan yang biasa dilakukan adalah " cilukba " , berbicara sambil tersenyumitertawa, atau sekadar memberikan tangan pada bayi untuk menggenggamnya, tetapi dengan diiringi berbicara sambil tersenyum dan tertawa.
2. Sense of pleasure play Anak bermain dengan objelc yang ada di lingkungannya sehingga anak merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain. Contoh bemiain pasir, air. 3. Skill play Sesuai dengan sebutannya, permainan ini akan meningkatkan ketrampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus.
4. Games atau permainan Games atau pennainan adalah jenis permainan yang menggunakan alat tertentu van, menggunakan perhitungan clan / atau skor.
5 Unoccupied hehavior Pada saat tertentu , anak sering terlihat mondar-mandir , tertawa, bungkuk -membungkuk ,memainkan kursi, meja, atau apa saja yang ada cli sk.'kelilingnya.Analc tampak senang, gembira, dan asyik dengan situasi serta  lingkungannN tersebut.
6. Drarnatie play Pada permainan ini anak memainkan peran sebaE,rai orang permainannya. B. Berdasarkan Karakter Sosial 1. Onlooker play Pada pennainan ini, anak hanya mengamati temannya yarifi, sedang bermain, tanpa ada inisi.ltit untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. Jadi, anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap pe•mainan yang sedang dilakukan temannya.
2. Solitary play Pada permainan ini , anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak bermain sendiri dem,,,an alat permainan yang dimilikinya dan alat pennainan tcrschut berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya, tidak ada kerja sama, ataupun komunikasi dengan teman sepermainannya.
3. Parallel Play Pada perrnainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain ticlak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan anak lain tidak ada sosialisasi satu sama lain.
4. Associative play Pada pen-nainan ini sudah terjacli komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin pemminan, dan tujuan permainan tidak jelas
5. Cooperative play Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada pennainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan.
Bermain Untuk Anak Yang Dirawat Di Rumah Sakit Aktivitas bermain yang dilakukan perawat pada anak di rumah sakit akan memberikan keuntungan sebagai berikut : l. Meningkatkan hubungan antara klien dan perawat karena dengan melaksanakan kegiatan bermain, perawat mempunyai kesempatan untuk membina hubungan yang baik dan menyenangkan dengan anak dan keluarganya. Bermain merupakan alat komunikasi yang fektif antara perawat dan klien 2. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri. Aktivitas bermain yang terprog•am akan memulikkan pentsaan mandin pada anak. 3. Permainan pada anak di rumah sakit ticlak hanya akan membe•ikan rasa scnang pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran cemas,takut,sedih,tegang dan nyeri. 4. Permainan yang terapeutik akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah laku yang positif. Prinsip pennainan pada anak di rumah
1. Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang seclang dijalankan Tidak membutuhkan energi yang banyak 3. Harus mempertimbangkan keamanan anak 4. Dilakukan pada kelompok umur yang sama 5. Melibatkan orang tua
Tujuan Bermain
Tetapkan tujuan bermain bagi anaksesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan bermain mengacu pafda tahapan tumbuh-kembang anak, sedangkan tujuan yang ditetapkan harus memperhatikan prinsip ben-nain bagi anak cli rumah sakit, yaitu menekankan pada upaya ekspresi sekaligus relaksasi dan clistraksi dari perasaan takut, cemas, sedih, tegang, dan nyeri.
Proses Kegiatan Bermain
Uraikan kegiatan bennain yang akan dilakukan. Ingat bahwa perawat hanya sebagai fasilitator dan kegiatan bermain harus dilakukan secara aktif oleh anak dan orang tuanya. Kegiatan berrnain yng dijalankan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila permainan akan dilakukan dalam kelompok, uraikan dengan jelas aktivitas setiap anggota kelompok dalam pennainan dan kegiatan orang tua setiap anak. Alat Pen-nainan Yang Diperlukan Tetapkan jenis alat permainan yang akan digunakan. Ingat bahwa alat pemminan tidak harus yang baru dan bagus. Alat pennainan yang digunakan hatus menggambarkan kreativitas perawat dan orang tua , serta dapat menjuli media untuk eksplorasi perasaan anak. Pelaksanaan Kegiatan Ben-nain Uraikan proses bermain yang dilakukan. Selama kegiatan bennain, respon anak dan orang tua harus diobservasi dan menjadi catatan penting bagi perawat, bahkan apabila tampak adanya kelelahan pada anak, pennainan tidak boleh diteruskan.
Evaluasi Di akhir kegiatan bermain, lakukan evaluasi secara mcnyeluruh dengan cara membandingkan pelaksanaan bermain dengan tujuan yang telah ditetapkan semula. Tuliskan pula hambatan yang ditemui selama kegiatan bermain. Alat Permainan Edukatif ( APE ) Yang dimaksud dengan APE adalah alat permainan yang dapat inenl..ortnnalka;) perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk : perkembangan aspek fisik yaitu kegiatan-kegiatan merangsang pertumbuhan anak. Pengembangan bahasa , dapat menuniang atau benar. dengan berbieara, men,,gunakan kaiimat yang - dll. Pengembangan yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. warna Pengembangan ,tspek sosial, khususnya dalarn hubungannyadengan Mteraksi antara ibu dan anak, ke(uarga dan masyarakat. Svarat — syarat alat pennainan edukatiAPE ): 1. Aman 2. Ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak 3. Disainnya harus jelas , 4• APE harus memenuhi fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembansan anak 5. Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi 6.  Waulaupun sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya 7. APE harus diterima oleh senma kehudapaan karena bentuknya sangat umum 8. APE harus tidak mudah rusak
Contoh alat perkumbangan balita dan perkembangan yang distilnlllr .
1. Pertumbuhun fisik dan/motorik kasar : sepeda roda tiga/dua,bola,mainan youg ditarik dan didorong, tali, dll 2. Motorik halus : gunting, pensil, bola,balok,lilin, dll 3. Bahasa : buku bergambar, buku cerita, majalah. radio, tape, tv, dll 4. Kecerdasan / kognitif : buku gambar, buku cerita, fuzzle, lego, boneka,..pensil warna, radio, dll 5. Menolong diri sendirl : gelas/piring plastik, sendok,ba_ju,sepatu,kaos kaki, dll 6. Tingkah laku sosial : alat pennainan yang dapat dipakai bersama , misalnya congklak,kotak pasiir, bola, tali, dll
RANGKUMAN Bermain bagi anak sangat mempunyai arti dalam tumbuh kembangnya. Karena melalui bermain banyak keuntungan yang cliperoleh, ticlak saja, terhadap pertumbuhan fisik anak, juga terhadap perkembangan mental dan sosial anak. Demikian pula dalam memilih alat permainan sebagai alat stimulasi tumbuh kembang anak, hendaklah dlllillll alat-alat hermain yang ticlak hanya mnyenan2kan anak k_stapi _jusa harus bennanfaat dalam mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Beberapa faktor yang mempen,,,utruhi aktivitas bermain.yaitu iahap perkembangan, status kesehatan, jenis kelamin, Iingkungan yang mendukung, dan alat serta jenis permainan yang atau sesuai bagi anak.

No comments:

Post a Comment