OBAT SISTEM
SARAF PUSAT
neurologi dan neuromuskular
A. DEFINISI
SISTEM SARAF PUSAT
Susunan
saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu jaringan
saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang
lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang
serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan
oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan
pikiran dan semangat bertambah. Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan
amfetamin
Sistem saraf dapat dibagi menjadi
sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf
pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-mula
diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang
belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar.
Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa
sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf
pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat
merangsang SSP disebut analeptika.
Obat – obat
yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya
dibagi atas dua golongan besar yaitu :
• merangsang
atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang
aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya.
•menghambat
atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses
proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf-
sarafnya.
Obat yang bekerja pada susunan saraf
pusat memperlihatkan efek yang sangat luas (merangsang atau menghambat secara
spesifik atau secara umum). Kelompok obat memperlihatkan selektifitas yang
jelas misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu
pusat nyeri tanpa pengaruh jelas.
B. Klasifikasi Sistem Saraf Pusat
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat
dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi
Psikoleptika (menekan atau menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti
hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika
(menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)).
2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika,
MS (multiple sclerosis), dan penyakit Parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika,
anestetika umum, dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002).
Umumnya semua obat yang
bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan mengubah sejumlah tahapan dalam
hantaran kimia sinap (tergantung kerja transmitter
C. OBAT PERANGSANG SISTEM SARAF PUSAT
Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat antara lain :
1. AMFETAMIN
Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian
Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada urin basa
Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.
dosis : Dewasa : 5-20 mg
Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari
2. METILFENIDAT
Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anak
Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia
Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam
Farmakodinamik : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.
Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
dosis pemberian :
Anak : 0.25 mg/kgBB/hr
Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. KAFEIN
Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah (anxious)
Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan jantung.
Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)
1. AMFETAMIN
Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian
Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada urin basa
Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.
dosis : Dewasa : 5-20 mg
Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari
2. METILFENIDAT
Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anak
Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia
Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam
Farmakodinamik : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.
Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
dosis pemberian :
Anak : 0.25 mg/kgBB/hr
Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. KAFEIN
Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah (anxious)
Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan jantung.
Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)
Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
5. DOKSAPRAM
Indikasi : perangsang pernafasan
Indikasi : perangsang pernafasan
Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP
Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP
Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
D. JENIS
OBAT –OBAT SISTEM SARAF PUSAT DAN MEKANISME KERJANYA
1. Obat Anestetik :
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit
dalam bermacan-macam tindakan operasi.
a. Anestetik Lokal : Obat yang
merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls syaraf ke SSP (susunan
syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan rasa
nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.
Penggunaan
Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan
kecil dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan. Anestetik local dibagi
menjadi 3 jenis :
- anestetik permukaan,
digunakan secara local untu melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau
tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata
untuk mengukur tekana okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep
untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk
penderita ambient/ wasir.
- Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang
diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit
dan gusi
- Anestetik blok atau penyaluran
saraf yaitu dengan penyuntikan disuatu tempat dimana banyak saraf terkumpul
sehingga mencapai daerah anestesi yang luas misalnya pada pergelangan tangan
atau kaki.
Obat – obat anestetik local umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya
yang mudah larut dalam air.
Persyaratan anestetik local
Anestetik local dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan
sebagai berikut :
Ø
tidak merangsang jaringan
Ø
tidak mengakibatkan kerusakan
permanen terhadap susunan saraf sentral
Ø
toksisitas sistemis rendah
Ø
efektif pada penyuntikan dan
penggunaan local
Ø
mula kerja dan daya kerjanya
singkat untuk jangka waktu cukup lama
Ø
larut dalam air dengan
menghasilakan larutan yang stabil dan tahan pemanasan
Efek samping
Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari
kardiodepresifnya ( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi
berupa dermatitis alergi.
Penggolongan
Secara kimiawi anestetik local dibagi 3 kelompok yaitu :
Ø
Senyawa ester, contohnya
prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuproka
Ø
Senyawa amida, contohnya
lidokain, mepivikain, bupivikain,, cinchokain dll.
Ø
Semua kokain, semua obat
tersebut diatas dibuat sintesis.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek
samping
Ø
Bupivikain
Indikasi
: anestetik local
Ø
Etil klorida
Indikasi : anestetik local
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual
Ø
Lidokain
Indikasi : anestesi
filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
Ø
Benzokain
Indikasi : anestesi
permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal
Ø
Prokain ( novokain )
Indikasi : anestesi
filtrasi dan permukaan
Efek samping : hipersensitasi
Ø
Tetrakain
Indikasi
: anestesi filtrasi
Ø
Benzilalkohol
Indikasi : menghilangkan
rasa gatal, sengatan matahari dan gigi
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping: menekan pernafasan
b). Anestetika
Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi
pada pusat-pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh
perasaan dan kesadaran ditiadakan.
Beberapa syarat penting yang
harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
Ø berbau enak dan tidak merangsang selaput lender
Ø mula kerja cepat tanpa efek samping
Ø sadar
kembalinya tanpa kejang
Ø berkhasiat analgetik baik dengan
melemaskan otot-otot seluruhnya
Ø Tidak menambah pendarahan kapiler
selama waktu pembedahan
Efek samping
Hampir semua anestetik
inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah
:
Ø Menekan pernafasa, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
Ø Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang
paling ringan pada eter
Ø Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor
Ø Merusak ginjal, khususnya metoksifluran
Penggolongan
Menurut
penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu:
Ø
Anestetik injeksi, contohnya
diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental dan heksobarbital )
Ø
Anestetik inhalasi diberikan
sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya eter, dll.
Sediaan, indikasi, kontra
indikasi dan efek samping
Ø
Dinitrogen monoksida
Indikasi : anestesi inhalasi
Ø
Enfluran
Indikasi : anestesi inhalasi (
untuk pasien yang tidak tahan eter)
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan mual
Ø
Halotan
Indikasi
:anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan, aritmia, dan
hipotensi
Ø
Droperidol
Indikasi :
anestesi inhalasi
Ø
Eter
Indikasi
: anestesi inhalasi
Efek samping : merangsang mukosa saluran
pernafasan
Ø
Ketamin hidroklorida
Indikasi
: anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan
darah naik.
Ø
Tiopental
Indikasi
: anestesi injeksi pada
pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung
dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan
2. Obat
Hipnotik dan Sedatif
Hipnotik
atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat yang
diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh
normal untuk tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative
adalah obat obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan
tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk
golongan obat sedative-hipnotik adalah: Ethanol
(alcohol),Barbiturate,fenobarbital,Benzodiazepam, methaqualon.
a.
Insomnia dan pengobatannya
Insomnia atau tidak bisa tidur dapat disebabkan oleh factor-faktor
seperti : batuk,rasa nyeri, sesak nafas, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan,
ataupun depresi. Factor penyebab ini harus dihilangkan dengan obat-obatan yang
sesuai seperti:Antussiva, anelgetik, obat-obat vasilidator, anti depresiva,
sedative atau tranquilizer.
1)
Persyaratan obat tidur yang
ideal
Ø
Menimbulkan suatu keadaan yang
sama dengan tidur normal
Ø
Jika terjadi kelebihan dosis,
pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf pusat maupun organ lainnya yang
kecil.
Ø
Tidak tertimbun dalam tubuh
Ø
Tidak menyebabkan kerja ikutan
yang negative pada keesokan harinya
Ø
Tidak kehilangan khasiatnya
pada penggunaan jangka panjang
2)
Efek samping
Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yng mirip dengan morfin
antara lain:
Ø
Depresi pernafasan, terutama
pada dosis tinggi, contihnya flurazepam, kloralhidrat, dan paraldehida.
Ø
Tekanan darah menurun,
contohnya golongan barbiturate.
Ø
Hang-over, yaitu efek sisa
pada keesokan harinya seperti mual, perasaan ringan di kepala dan pikiran
kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan barbiturat.
Ø Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil.
3)
Penggolongan
Secara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut :
Ø
Golongan barbiturate, seperti
fenobarbital, butobarbital, siklobarbital, heksobarbital,dll.
Ø
Golongan benzodiazepine,
seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam.
Ø
Golongan alcohol dan aldehida,
seperti klralhidrat dan turunannya serta paraldehida.
Ø
Golongan bromide, seperti
garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium ) dan turunan ure seperti
karbromal dan bromisoval.
Ø
Golongan lain, seperti senyawa
piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.
4)
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, dan efek samping
Ø
Diazepam
Indikasi : hipnotika dan sedative,
anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi).
Ø
Nitrazepam
Indikasi : seperti indikasi diazepam
Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa
(hang over ), gangguan koordinasi dan melantur.
Ø
Flunitrazepam
Indikasi : hipnotik, sedatif,
anestetik premedikasi operasi.
Efek samping : amnesia (hilang ingatan )
Ø
Kloral hidrat
Indikasi : hipnotika dan sedative
Efek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
Ø
Luminal
Indikasi : sedative, epilepsy,
tetanus, dan keracunan strikhnin.
3. Obat
Psikofarmaka / psikotropik
Obat psikotropik
adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan
mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan digunakan
untuk terapi gangguan psikiatrik.
Di bagi mejnjadi 3
a.
Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat
Neuroleptika yaitu obat yang berkerja
sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal dengan Mayor Tranquilizer.
Neuroleptika mempunyai beberapaa khasiat :
Ø
Anti psikotika, yaitu dapat
meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau menghilangkan halusinasi, mengembalikan
kelakuan abnormal dan schizophrenia.
Ø
Sedative yaitu menghilangkan
rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina.
Ø
Anti emetika, yaitu merintangi
neorotransmiter ke pusat muntah, contoh proklorperezin.
Ø
Analgetika yaitu menekan
ambang rasa nyeri, contoh haloperidinol.
1)Efek samping
Ø
Gejala ekstrapiramidal yaitu
kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak karena disebabkan kekurangan kadar
dopamine dalam otak.
Ø
Sedative disebabkan efek anti
histamine antara lain mengantuk,lelah dan pikiran keruh.
Ø
Diskenesiatarda, yaitu gerakan
tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan rahang )
Ø
Hipotensi, disebabkan adanya
blockade reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi.
Ø
Efek anti kolinergik dengan
cirri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan penglihatan.
Ø
Efek anti serotonin
menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu makan
Ø
Galaktore yaitu meluapnya ASI
karena menstimulasi produksi ASI secara berlebihan.
b. Ataraktika/
anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan anti konvulsi
yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut, stress dan gangguan
tidur, dikenal dengan Minor Tranquilizer.
Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu :
Ø
Derivat Benzodiazepin
Ø
Kelompok lain, contohnya :
benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat.
Obat yang
menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2:
Ø
Anti Depresiva, dibagi menjadi
thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan melankolia dan memperbaiki suasana
jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa
memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana
jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini
terutama digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.
1)
Anti
depresiva dibagi dalam 2 golongan :
a)
Anti depresiva generasi
pertama, seringkali disebut anti depresiva trisiklis dengan efek samping
gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin.
b)
Anti deprisiva generasi kedua,
tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan gangguan jantung, contohnya
meprotilin dan mianserin.
Ø
Psikostimulansia yaitu obat
yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan prestasi fisik dan mental
dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa nyaman dan kadang
perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi.
Ø
Obat yang mengacaukan fungsi
mental tertentu seperti zat-zat halusinasi, pikiran, dan impian/ khayal.
4. Obat Antikonvulsan
Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi.
Contoh : Diazepam, Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.
5. Obat Pelemas otot / muscle relaxant
obat yg mempengaruhi tonus otot
6. Obat
Analgetik atau obat penghalang nyeri
Obat atau zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut Antipiretika.
Atas kerja farmakologisnya,
analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
a.
Analgetik Perifer (non
narkotik), analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf
pusat. Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu
menurunkan suhu. Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak
bekerja sentral.
Ø
Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi :
1)
Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin.
Obat ini diindikasikan untuk sakit kepala, neri otot, demam. Sebagai contoh
aspirin dosis kecil digunakan untuk pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.
Asetosal adalah analgetik antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas
digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan
bahkan dapat menyebabkan iritasi lambung dan saluran cerna.
2)
Golongan para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping
golongan ini serupa denga salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri
ringan sedang, dan dapat menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan
mekanisme efek sentral. Efek samping dari parasetamol dan kombinasinya pada
penggunaan dosis besar atau jangka lama dapat menyebabkan kerusakan hati.
3) Golongan
pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya lemah.
Efek samping semua derivate pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis, anemia
aplastik dan trombositopenia.
4) Golongan
antranilat
Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efektif
dibandingkan dengan aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung
dan gangguan saluran cerna sering timbul.
Ø
Penggunaan :
Obat-obat ini mampu
meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP atau menurunkan
kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya
antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai
obat antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek)
dan peradangan seperti rematik dan encok.
Ø
Efek samping :
Yang paling umum adalah
gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal dan juga
reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan
lama atau dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara
kontinu tidak dianjurkan.
b.
Analgetik Narkotik, Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur
dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut
suatu skema bertingkat empat, yaitu:
Ø
Obat perifer (non Opioid)
peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.
Ø
Obat perifer bersama kodein
atau tramadol.
Ø
Obat sentral (Opioid) peroral
atau rectal.
Ø
Obat Opioid parenteral.
Penggolongan analgetik narkotik
adalah sebagai berikut :
Ø
Alkaloid
alam
: morfin,codein
Ø Derivate semi sintesis
: heroin
Ø
Derivate
sintetik
: metadon, fentanil
Ø
Antagonis
morfin
: nalorfin, nalokson, dan pentazooin.
c.
Obat
generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping
Ø
Morfin
Indikasi :
analgetik selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi
pada over dosis.
Ø
Kodein fosfat
Indikasi : nyeri
ringan sampai sedang
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/
indiksi over dosis
Ø
Fentanil
Indikasi : nyeri kronik
yang sukar diatasi pada kanker
Konta indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut
Efek samping: mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
Ø
Petidin HCl
Indikasi :
nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over
dosis
Ø
Tremadol HCl
Indikasi :
nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over
dosis
d.
Nalorfin, Nalokson
Adalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan
bersifat analgetik. Khusus digunakan pada kasus overdosis atau intoksikasi
obat-obat analgetik narkotik.
7. Antipiretik
8. Obat
Antimigrain
Obat
yang mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri hebat pada
satu sisi.
9. Obat Anti Reumatik
Obat
yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot,
disebut juga anti encok. Efek samping berupa gangguan
lambung usus, perdarahan tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain.
Obat generiknya Indomestasin, fenilbutazon, dan piroksikam.
10. Obat Anti Depresan
10. Obat Anti Depresan
Obat yang
dapat memperbaiki suasana jiwa dapat menghilangkan atau meringankan
gejala-gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial,
ekonomi dan obat-obatan serta penyakit.
11. Neuroleptika
Obat yang
dapat menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-fungsi
umum seperti berfikir dan berkelakuan normal. Obat ini
digunakan pada gangguan (infusiensi) cerebral seperti mudah lupa, kurang
konsentrasi dan vertigo. Gejalanya dapat berupa kelemahan ingatan jangka pendek
dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung, jari-jari dingin, dan depresi.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping
a.
Piracetam
Obat ini
diindikasikan untuk gejala dengan proses menua seperti daya ingat berkurang,
terapi pada anak seperti kesulitan belajar.
b.
Pyritinol HCl
Obat ini
diindikasikan untuk pasca trauma otak, perdarahan otak, gejala degenerasi otak sehubungan
gangguan metabolism.
c.
Mecobalamin
Obat ini
diindikasikan untuk terapi neuropati perifer.
12. Obat Antiepileptika
Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu
suatu penyakit gangguan syaraf yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya
disertai perubahan-perubahan kesadaran.
Penyebab antiepileptika :
pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron
tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor,
anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang
dapat memprovokasi serangan epilepsi.
Jenis – Jenis Epilepsi :
a.
Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan
kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai
jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan dan sadar
kembali.
b.
Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali tanpa
disertai kejang.
c.
Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan
memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam
lingkaran.
Ø
Penggunaan
a.
untuk menghindari sel-sel otak
b.
mengurangi beban social dan
psikologi pasien maupun keluarganya
c.
profilaksis/pencegahan sehingga
jumlah serangan berkurang
Ø
Penggolongan
a.
Golongan hidantoin, adalah
obat utama yang digunakan pada hamper semua jenis epilepsi. Contoh fenitoin.
b.
Golongan barbiturat, sangat
efektif sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan pada serangan grand mal. Contoh
fenobarbital dan piramidon.
c.
Golongan karbamazepin, senyawa
trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif.
d.
Golongan benzodiazepine,
memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv yang termasuk
golongan ini adalah desmetildiazepam yang aktif,klorazepam, klobazepam.
e. Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi
kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat
didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid.
Ø
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, efek samping
a.
Fenitoin
Indikasi
: semua jenis
epilepsi,kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra
indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek
samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia.
b.
Penobarbital
Indikasi :
semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiria
Efek samping :mengantuk, depresi mental
c.
Karbamazepin
Indikasi :
epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung
d.
Klobazam
Indikasi
: terapi tambahan pada epilepsy penggunaan jangka pendek ansietas.
Kontra indikasi
: depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur,
bingung, amnesia ketergantungan kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi.
e.
Diazepam
Indikasi :
status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia,
amnesia, ketergantungan, kadang nyeri kepala.
13. Obat
Antiemetika
Obat untuk mencegah / menghentikan muntah akibat
stimulasi pusat muntah yang disebabkan oleh rangsangan lambung usus, melalui
CTZ (Cheme Receptor Trigger Zone) dan melalui kulit otak.
Ø
Penggunaan :
Antiemetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut :
a.
Mabuk jalan
b.
Mabuk kehamilan
c.
Mual atau muntah yang
disebabkan penyakit tertentu seperti pada pengobatan dengan radiasi atau
obat-obat sitostatik.
Ø
Penggolongan
a.
Anti histamin
Efek samping anti histamine ini adalah mengantuk. Anti histamine yang
dipaki adalah sinarizin, dimenhidrinat, dan prometazin, toklat.
b.
Dopamin
blokersinarizin
c. Metoklopramid
dan fenotiazin
Bekerja secara selektif merintangi reseptor dopamine ke chemo reseptor
trigger zone tetapi tidak efektif untuk motion sickness. Obat yng dipaki adalah
klorpromazin HCl,perfenazin, proklorperazin dan trifluoperazin.
d.
Domperidon
Bekerja berdasarkan peringatan reseptor dopamine ke CTZ. Efek samping
jarang terjadi hanya berupa kejang-kejang usus. Obat ini dipaki pada kasus mual
dan muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
e.
Antagonis
serotonin
Bermanfaat pada pasien mual, muntah yang berkaitan dengan obat-obatan
sitostatika.
Ø Obat generic, indikasi, kontra indikasi, efek samping
a.
Sinarizin
Indikasi :
kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/ menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit kepala
b.
Dimenhidrinat
Indikasi :
mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping : mengantuk dan gangguan psikomotor
c.
Klorpromazin HCl
Indikasi :
mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
d.
Perfenazin
Indikasi :
mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
e.
Proklorperazin
Indikasi :
mual dan muntah akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
f.
Trifluoperazin
Indikasi :mual
dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
14. Obat Parkinson (penyakit gemetaran )
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkison yang ditandai dengan
gejala tremor, kaku otot,gangguan gaya berjalan, gannguan kognitif, persepsi,
dan daya ingat. Penyakit ini terjadi akibat proses degenerasi yang progresif
dan sel-sel otak sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi
neurotransmitter yaitu dopamin.
Gejala – gejala Parkison dapat dikelompokan sebagai berikut :
a.
Gangguan motorik positif,
misalnya terjadi tremor dan rigiditas. Gangguan negative misalnya terjadi
hipokinesia.
b.
Gejala vegetatif, seperti air
liur dan air mata berlebihan, muka pucat dan kaku.
c.
Gangguan psikis, seperti
berkurangnya kemampuan mengambil keputusan, merasa tertekan.
Penyebab penyakit Parkinson :
a.
Idiopatik (tidak diketahui sebabnya)
b.
Radang, trauma,
anterosklerosis pada otak
c.
Efek samping obat psikofarmaka
Ø
Penggunaan :
meskipun pengobatan parkison tidak dapat
mencegah progesi penyakit, tetapi sangat memperbaiki kualitas dan harapan hidup
kebanyakan pasien. Karena itu pemberian obat sebaiknya dimulai dengan dosis
rendah dan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Ø
Penggolongan
Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi :
a.
Obat anti muskarinik, seperti
triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien dengan gejala ringan dimana
tremor adalah gejala yang dopamin.
b.
Obat anti dopaminergik,
seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit Parkinson idiopatik, obat
pilihan utama adalah levodopa.
c.
Obat anti dopamine
antikolinergik, seperti amantadine.
d.
Obat untuk tremor essensial,
seperti haloperidol, klorpromazine, primidon.
Ø
Obat generic, indikasi, kontra
indikasi dan efek samping
a.
Triheksifenidil
Mempunyai daya antikolinergik yang dapat memperbaikintremor, tetapi kurang
efektif terhadap akinesia dan kekakuan.
b.
Biperidin
Derivate yang terutama efektif terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif
terhadap tremor. Efek samping kurang lebih sama.
Indikasi :
Parkinson, gangguan ektrapiramidal karena obat.
Kontra indikasi : retensi urine, glaucoma, tersumbatnya saluran cerna
Efek samping : gangguan lambung usus, mulut kering,
gangguan penglihatan dan efek-efek sentral.
c.
Levodopa
Levodopa terutama efektif terhadap hipokinesia dan kekakuan, sedangkan
terhadap tremor umumnya kurang efektif dibandingkan dengan antikolinergik.
Indikasi
: parkinsonisme bukan karena obat
Kontra indikasi : glukoma, penyakit psikiatri berat
Efek samping :anoreksia, mual, muntah, insomnia
d.
Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien
parkison hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah beberapa tahun dan
efeknyapun menjadi singkat, bersamaan dengan lebih seringnya terjadi efek
samping.
Indikasi :
parkinsonisme
Efek samping :gangguan lambung usus, pada dosis tinggi halusinasi, gangguan
psikomotor dll.
e.
Amantadine
Obat anti influenza ini secara kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.
Efek samping : lebih ringan dari levodopa, pada dosis
biasa tidak sring terjadi antara lain mulut kering, gangguan penglihatan,
hipotensi ortostatik, kadang-kadang terjadi udema mata kaki.
Mekanisme kerja melalui memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R:farmakologi, pendekatan proses
keperawatan: EGC, Jakarta.1996
2. Tan, Hoan, Tjay dan Raharja, Kirana: obat-obat penting, edisi
keempat:1991
3. Muschleir, emst, dinamika obat, edisi kelima, penerbit ITB, Bandung:
1991
4. Purwanto, SL dan Istiantoro, Yati. 1992. DOI(Data Obat DiIndonesia). Jakarta: PT. Grafindian Jaya.
5. Katzung, Bertram G.2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
6. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta :EGC.
4. Purwanto, SL dan Istiantoro, Yati. 1992. DOI(Data Obat DiIndonesia). Jakarta: PT. Grafindian Jaya.
5. Katzung, Bertram G.2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
6. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta :EGC.
No comments:
Post a Comment