D.
Patogenesis Asidosis
Pada keadaan
Asidosis yang berperan adalah sistem buffer (penyangga). Sistem penyangga
bikarbonat terdiri dari larutan air yang mengandung bikarbonat yang terdiri
dari larutan air yang mengandung dua zat yaitu asam lemak (H2CO3)
dan garam bikarbonat seperti NaHCO3.
H2CO3
dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2 dengan H2O.
CO2
+ H2O <—-> H2CO3
Reaksi ini
lambat dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk
kecuali bila ada enzim karbonik anhidrase. Enzim ini terutama banyak sekali di dinding
alveoli
Pada paru
dimana CO2 dilepaskan, karbonik anhidrase juga ditemukan di sel-sel
epitel tubulus ginjal dimana CO2 bereaksi dengan H2O
untuk membentuk H2CO3
H2CO3
berionisasi secara lemah untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3-
H2CO3
<—-> H+ + HCO3-
Komponen
kedua dari sistem yaitu garam bikarbonat terbentuk secara dominan sebagai
Natrium Bicarbonat (NaHO3) dalam cairan ekstraseluler. NaHCO3
berionisasi hampir secara lengkap untuk membentuk ion-ion bicarbonat (HCO3-)
dan ion-ion natrium (Na+) sebagai berikut :
NaHCO3
<—-> Na+ + HCO3-
Sekarang
dengan semua sistem bersama-sama, kita akan mendapatkan sebagai berikut :
CO2
+ H2O <—-> H2CO3 <—->
H+ + HCO3- + Na+
Akibat
disosiasi H2CO3 yang lemah, konsentrasi H+
menjadi sangat kuat bila asam kuat seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan
penyangga bicarbonat, peningkatan ion hidrogen yang dilepaskan oleh asam
disangga oleh HCO3 :
H +
+ HCO3- H2CO3 CO2 + H2O
Sebagai
hasilnya, lebih banyak H2CO3 yang dibentuk. Meningkatkan
produksi CO2 dan H2O. Dari reaksi ini kita dapat melihat
bahwa ion hidrogen dari asam kuat HCl, bereaksi dengan HCO3-
untuk membentuk asam yang sangat lemah yaitu H2CO3 yang
kemudian membentuk CO2 dan H2O. CO2 yang
berlebihan sangat merangsang pernapasan yang mengeluarkan CO2 dari
cairan ekstraseluler. Ini berpengaruh terjadinya asidosis pada tubuh.
No comments:
Post a Comment