TUGAS FARMAKOLOGI
OBAT JANTUNG
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Farmakologi semester dua tahun akademik 2013/2014
Disusun Oleh :
I Reguler B
1. Dea Fera Indikasari (P174203130)
2. Ike Kusuma Rimbani (P17420313063)
3. Nailatul Khikmah (P17420313073)
4. Siti Nurrohmah Widhawati (P17420313084)
POLTEKKES
KEMENKES SEMARANG
PRODI D
III KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN
AKADEMIK 2013 / 2014
OBAT JANTUNG
Macam – macam Jenis Obat Jantung :
1. Obat Angina
Obat jantung dengan angina ini adalah
obat yang diperuntukkan mengurangi nyeri angina / nyeri dada dengan cara
memperbaiki pasokan darah dan oksigen ke jantung. Dan juga masuk dalam kategori
obat Vasodilator ( Obat yang berkhasiat memperlebar pembuluh-pembuluh darah ).
Contohnya : isosorbide dinitrat (ISDN).
2. Antiaritmia
Obat ini menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur.
Aritmia juga kadang disebut dengan disritmia (gangguan listrik jantung sehingga
bisa menyebabkan denyut jantung yang tidak normal atau tidak teratur).
3. Diuretika
Pemberian 0bat jenis diuretika ini
berfungsi untuk menghilangkan kelebihan cairan tubuh dan sering digunakan untuk
mengobati gagal jantung dengan kombinasi obat lainnya. Contohnya : obat lasix
atau furosemide.
Penggolongan Obat – Obat Jantung :
Berdasarkan efeknya atas jantung, kardiaka dapat dibagi dalam 3 (tiga)
golongan, yakni :
1. Kardiotonika
a. Glikosida
Jantung
Khasiatnya
adalah memperkuat kontraktilitas otot jantung (efek inotrop positif), terutama
digunakan pada gagal jantung untuk memperbaiki fungsi pompanya. Kelompok
kardiotonika terdiri dari : glikosida jantung (digoksin, metildigoksin,
digitoksin), dopaminergika (dopamine, ibopamin, dobutamin) dan penghambat
fosfodiesterase (amrinon, milrinon).
Glikosida
jantung memiliki gugus gula khas pada strukturnya. Oleh penduduk Afrika dan
Amerika Selatan, glikosida jantung banyak digunakan untuk racun panah. Efek
farmakologi terutama terhadap jantung. Glikosida jantung ditemukan pada
beberapa keluarga tumbuhan : Apocynaceae,
Liliaceae, Moraceae dan Ranunculaceae.
Sumber glikosida jantung yang utama dalam perdagangan adalah dari genus
Digitalis dan Strophantus. Genus ini juga merupakan sumber saponin. Contohnya
senyawa digitonin (aglikon: digitoksigenin) dari Digitalis purpurea.
Glikosida
jantung alamiah dapat diperoleh dari berbagai tanaman, antara lain:
o
Folia digitalis purpurea :
digitoksin, gitoksin, gitalin
o
Folia digitalis lanata : Lanatosid A
(hidrolisa menghasilkan digitoksin), lanatosid (hidrolisa menghasilkan
gitoksin), lanatosid C (hidrolisa menghasilkan digoksin).
o
Stofantus gratus : quabain
o
Strofantus kombe : strofantin
o
Urginea maritma (ganggang laut) :
skilaren (zat aktif yang memacu kerja jantung)
Semua
glikosida jantung mempunyai efek :
1.
Meningkatkan kekuatan kontraksi otot
jantung (kerja inotropik positif)
2.
Memperlambat frekuensi denyut
jantung (kerja kronotropik negatif)
3.
Menekan hantaran rangsang (kerja
dramatropik negatif)
4.
Menurunkan nilai ambang rangsang.
Mekanisme Kerja Obat
Glikosida
jantung bekerja menghambat enzim Natrium-kalium ATPase pada reseptor di membran
sel, khusunya di miokardium, pertukaran ion-ion Na+ – K+ diubah menjadi
pertukaran ion-ion Na+ – Ca++, meningkatkan influks Ca menjadi protein
kontraktil Ca-dependen pada sel otot jantung.
Farmakokinetik :
Bioavailabilitas
preparat oral sangat bervariasi, sehingga perlu memonitor kadarnya dalam serum.
Adsorbsinya dihambat oleh adanya makanan dalam saluran cerna. Derajat adsorbsi
lanatosid C adalah 50%, tepung dan tincture digitalis 20%, digoksin 50%,
digitoksin 100%. Jadi, pada digitoksin seluruhnya diadsorbsi masuk ke dalam
darah, sama seperti pada pemberian IV. Ekskresi berbeda-beda menurut jenis
masing-masing. Indikasi klinik glikosida digitalis untuk lemah jantung
kongestif dan untuk depresi nodus AV.
Macam – Macam Obat Yang Termasuk Glikosida Jantung :
ü Digoksin
Digoksin meningkatkan influks
kalsium ke dalam sel-sel miokardial. Digoksin adalah glikosida jantung yang
paling sering digunakan, terutama untuk alasan farmakokinetik. Bila
membandingkan obat-obat ini sangat berguna untuk mengaitkan digitoksin dengan
“lebih banyak dan lebih lama”(Digitoksin mempunyai huruf lebih banyak
disbanding digoksin, membuatnya menjadi kata yang lebih panjang).
Cara Kerja :
Khasiat digoksin yang terpenting adalah efek inotrop positif, yakni memperkuat
kontraksi jantung, sehingga volume pukulan, volume menit dan diuresis
diperbesar, serta jantung yang membesar dapat mengecil lagi. Frekuensi denyutan
juga diturunkan (efek kronotrop negatif) akibat stimulasi nervus vagus. Hal ini
berbeda dengan banyak zat inotrop positif lain.
Efek yang
tak diinginkan : digoksin intoksikasi digitalis (tanda-tanda
toksisitas terjadi pada 10-25% pasien yang mendapat digitalis. Toksisitas
sering kali fatal dan terjadi lebih sering pada pasien yang mendapat
tiazid/diuretic boros-kalium lain), bradikardi, blok nodus AV/SA, aritmia. Juga
anoreksia, mual, muntah, diare, sakit kepala, kelelahan, malaise, gangguan
visual dan ginekomastia. Peningkatan resistensi perifer dapat meningkatkan
beban kerja jantung, memperburuk kerusakan iskemik.
ü Digitoksin
Digitoksin,
mempunyai waktu paruh lebih panjang, lebih banyak diadsorbsi dari saluran
cerna, lebih banyak terikat protein dan dimetabolisme lebih luas sebelum
ekskresi. Sedangkan digoksin tidak dimetabolisme sama sekali. Mekanisme kerja
dan efek yang tak diinginkan sama dengan digoksin, sedangkan indikasinya jarang
digunakan karena waktu paruh panjang (bila timbul toksisitas, sulit
mengeluarkan obat aktif dari tubuh). Berguna pada pasien dengan gagal ginjal
karena tidak dapat mengekskresi digoksin.
b. Agonis β
adrenergik
ü Dobutamin
Dobutamin,
meningkatkan produksi cAMP dengan mengikat reseptor adrenergik β. Mekanisme
kerjanya agonis adrenergik yang memilih reseptor β.
Dengan dosis
sedang, meningkatkan kontraktilitas tanpa meningkatkan frekuensi jantung atau
tekanan darah. Efek minimal pada pembuluh darah. Indikasinya untuk meningkatkan
curah jantung pada gagal jantung kronik. Dapat digunakan dengan obat penurun
beban akhir. Juga digunakan untuk mengobati syok. Efek tak diinginkan,
takikardi, hipotensi, mual, sakit kepala, palpitasi, gejala angina, dispnea
aritmia ventrikel.
c. Inhibitor
fosfodiesterase
ü Amrinon
Amrinon,
menghambat degradasi cAMP (cAMP adalah pembawa pesan biokimia yang merangsang
jantung. Mekanisme kerjanya menghambat fotodiesterase/enzim yang memecahkan
cAMP). cAMP meningkatkan ambilan kalsium, meningkatkan kontraktilitas isi
sekuncup, fraksi ejeksi dan kecepatan sinus. Menurunkan resistensi perifer.
Indikasinya ditambahkan pada terapi digoksin bila gagal jantung menetap
meskipun telah diberi digoksin. Efek tak diinginkan, intoleransi saluran cerna,
hepatotoksisitas, demam, trombositopenia reversibel (20%).
ü Milrinon
Milrinon, mekanisme kerjanya 20 kali
lebih paten disbanding amrinon. Kerjanya sama. Indikasinya mirip amrinon,
sedangkan efek tak diinginkannya efek samping sangat sedikit. Pernah dilaporkan
sakit kepala dan pemburukan angina.
2. Obat Angina Pektoris
Mempunyai
daya vasodilatasi atau memperlambat frekuensi jantung. Kelompok obat angina pektoris
dibagi menjadi : vasodilator koroner (nitrogliserin, isosorbid-dinitrat,
dipiridamol), beta-bloker (sotalol, labetolol), dan antagonis-Ca (nifedipin,
verapamil, diltiazem).
a.
Vasodilator
Koroner
Memperlebar
arteri jantung, memperlancar pemasukan darah beserta oksigen, sehingga
meringankan beban jantung. Berkhasiat relaksasi otot pembuluh darah, bronkus,
saluran empedu, lambung dan usus serta saluran kemih. Obat pilihan utama adalah
nitroglierin. Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah,
terdapat dalam bentuk short-acting dan long-acting.
Sebuah
tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan menghilangkan gejala angina dalam
waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30 menit.
Penderita
stable angina kronik harus selalu membawa tablet atau semprotan nitroglycerin
setiap saat.Menelan sebuah tablet sesaat sebelum melakukan kegiatan yang
diketahui penderita dapat memicu terjadinya angina, akan sangat membantu
penderita.
Nitroglycerin
tablet juga bisa diselipkan diantara gusi dan pipi bagian dalam atau penderita
bisa menghirup nitroglycerin yang disemprotkan ke dalam mulut; tetapi yang
banyak digunakan adalah pemakaian nitroglycerin tablet sublingual. Nitrat
long-acting diminum sebanyak 1-4 kali/hari. Nitrat juga terdapat dalam bentuk
plester dan perekat kulit, dimana obat ini diserap melalui kulit selama
beberapa jam.
Nitrat
long-acting yang dikonsumsi secara rutin bisa segera kehilangan kemampuannya
untuk mengurangi gejala.Oleh karena itu sebagian besar ahli menganjurkan selang
waktu selama 8-12 jam bebas obat untuk mempertahankan efektivitas jangka
panjangnya.
Obat yang
termasuk dalamgolongan ini antara lain adalah : Nitroglycerine dan Dipiridamol
b. Beta Bloker
Zat ini
memperlambat pukulan jantung (bradikardi, efek kronotrop negatif). Di samping
itu juga dapat meningkatkan peredaran darah karena bradikardi akan
memperpanjang waktu diastole.
Obat ini
mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine pada jantung dan organ
lainnya. Beta blocker mengurangi denyut jantung pada saat istirahat. Selama
melakukan aktivitas, beta-blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga
mengurangi kebutuhan akan oksigen.
Beta-blocker
dan nitrat telah terbukti mampu mengurangi kejadian serangan jantung dan
kematian mendadak
Obat yang termasuk kedalam golongan
ini antara lain : Propanolo, Acebutolol, Bisoprolol, dll.
c. Antagonis Kalsium
Zat ini
memblok Calcium-channels di
otot polos arterial dan menimbulkan relaksasi dan vasodilatasi perifer (efek
kronotrop negatif). Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa
mengatasi kejang arteri koroner.
Antagonis
kalsium juga efektif untuk mengobati variant angina. Beberapa antagonis kalsium
bisa memperlambat denyut jantung. Obat ini juga bisa digabungkan bersama
beta-blocker untuk mencegah terjadinya episode takikardi (denyut jantung yang
sangat cepat).
Yang
termasuk kedalam antagonis kalsium antara lain Verapamil, Nifedipine
dan Diltiazem.
d. Antiangina
golongan Antiplatelet
Platelet
adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan darah bila
terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada ateroma di dinding
arteri, maka pembentukan bekuan ini (trombosis) bisa mempersempit atau
menyumbat arteri sehingga terjadi serangan jantung.
Aspirin terikat
pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam dinding pembuluh darah,
jadi aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri koroner.
Penderita
yang alergi terhadap aspirin, bisa menggunakan triklopidin. Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah aspirin.
3.
Antiaritmika
Adalah
obat-obat yang dapat menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan jantung.
Disamping menururunkan frekuensi denyutan jantung (efek chrontrop negatif),
umumnya obat-obatan ini juga mengurangi daya kontraksi jantung (efek inotrof
positif). Khasiatnya adalah meniadakan kelainan irama jantung. Berdasarkan
mekanisme kerjanya, pengobatan aritmia dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
v Zat-zat
dengan daya anastetik lokal, disebut juga efek kinidin atau efek stabilisasi
membran. Zat ini mengurangi kepekaan membran sel-sel jantung untuk rangsangan
dengan jalan menghambat pemasukan inon natrium di membran dan memperlambat
depolarisasinya. Akibatnya ritme dan frekuensi jantung menjadi normal kembali.
Termasuk zat ini adalah, antara lain:
o
Kuinidin
Berefek pada
stabilisasi membran, anti kolinergis, kronotrop negatif dan inotrop negatif.
Wanita hamil tidak boleh menggunakan zat ini karena bersifat teratogenik.
o
Lidokain
Anestetikum
lokal ini berkhasiat anti aritmia berdasarkan stabilisasi membran. Tetapi,
berbeda dengan kinin, masa refrakter dan penyaluran impulsnya dipersingkat
tanpa mengurangi daya kontraksi jantung.
v Zat
perintang reseptor beta adrenergik atau beta blockers, yang mengurangi
aktivitas saraf adrenergik di otot jantung, sehingga frekuensi dan daya
kontraki jantung menurun. Contohnya : Timolol dan Propanolol.
v Zat yang
memperpanjang masa refrakter, dengan jalan memperpanjang aksi potensial.
Contohnya :
-
Sotalol
-
Amiodaron
Berkhasiat anti aritmia, anti adrenergis dan vasodilatasi. Wanita hamil
tidak boleh menggunakan amiodaron karena dapat menyebabkan struma pada janin.
Indikasi, Efek Samping, Dan Mekanisme Kerja Obat :
1.
Ditiazem
Indikasi :
Untuk angina pectoris, menurunkan serangan angina pada penderita variant angina.
Efek Samping :
Untuk angina pectoris, menurunkan serangan angina pada penderita variant angina.
Efek Samping :
o Jarang
terjadi, hanya 2 - 10% pasien yang mengalami nyeri kepala, pusing, gangguan
saluran cerna dan bradikardia.
o Kadang-kadang
menaikkan tingkat GOT, GPT dan fosfatase alkalin.
o Hipersensitif
: erupsi, eritema multiforme (dalam kasus demikian pengobatan harus dihentikan).
o Pernah
dilaporkan : rash, pruritus
Kontra indikasi :
o Blok AV
tingkat 2 - 3,* hipotensi (tekanan sistole kurang dari 90 mmHg) dan syok
kardiogenik.
o Pasien
dengan gejala gangguan irama sinus, kecuali bila ada alat pacu jantung
ventrikuler yang berfungsi.
o Wanita
hamil, wanita yang diduga usia subur.
o Penderita
yang hipersensitif terhadap diltiazem
o
Penderita dengan infark miokardiai
aKut dan kongasti paru-paru yang dibuktikan dengan sinar X.
Interaksi Obat :
o Dengan
preparat digoxin : dapatmenaikkan tingkat plasma digoxin.
o Dengan obat
penghambat beta : dapat terjadi bradikardia, sinus berat, hipotensi, gagal
jantung kongestif dan meningkatkan resiko penghambat AV.
o Obat
antihipertensi; dapat meningkatkan efek obat antihipertensi.
o Carbamazepine
: dapat menaikkan tingkat plasma carba maze pine yang, menyebabkan timbulnya
gejala-gejala toksik oieh carbamazepine.
o Anestetik :
dapat terjadi potensiasi penurunan kontraktilitas
2.
Nifedipine
Indikasi
Pengobatan dan pencegahan insufisiensi koroner (terutama angina pektoris setelah infark jantung) dan sebagai terapi tambahan pada hipertensi.
Pengobatan dan pencegahan insufisiensi koroner (terutama angina pektoris setelah infark jantung) dan sebagai terapi tambahan pada hipertensi.
Kontra
Idikasi
o Hipersensitivitas terhadap nifedipine.
o Karena pengalaman yang
terbatas, pemberian nifedipine pada wanita hamil hanya dilakukan
dengan pertimbangan yang hati-hati.
Efek Samping:
o Dose
dependent disebabkan oleh dilatasi
vaskular seperti: sakit kepala atau perasaan tertekan di kepala, flushing,
pusing, gangguan lambung, mual, lemas, palpitasi, hipotensi, hipertensi
ortostatik, edema tungkai, tremor, kram pada tungkai, kongesti nasal,
takikardia, tinitus, reaksi dermatologi.
o Sangat jarang terjadi,
dilaporkan pada pemakaian nifedipine jangka panjang terjadi hiperplasia
gusi dan segera kembali ketika pemakaian nifedipine dihentikan.
o Efek samping berat yang
memerlukan penghentian pengobatan relatif jarang terjadi.
Interaksi
Obat
o Penggunaan nifedipine bersamaan dengan betha-bloker
mempotensi efek antihipertensi nifedipine.
o Penggunaan nifedipine bersamaan dengan betha-bloker pada
pasien dengan insufisiensi jantung, terapi harus dimulai dengan dosis kecil dan
pasien harus dimonitor dengan sangat hati-hati.
o Penggunaan nifedipine bersamaan dengansimetidin (tidak pada
ranitidin) meningkatkan konsentrasi plasma dan efek antihipertensi nifedipine.
Terimakasih :)
ReplyDeleteIni sangat menguntungkan untuk saya
thank bro informasinya...Artikel kesehatan terbaru
ReplyDeleteyah ga bisa d copy
ReplyDelete