BAB I
1. Latar belakang masalah
Pada awalnya
obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan
seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup
berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena
memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah
obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang
ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran
lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun
lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah
pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga
memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan
keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di
pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat
menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan
khalayak ramai pada umunya.
2. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian dariobesitas?
2. Bagaimana klasifikasidariobesitas?
3. Bagaimana komplikasidariobesitas?
4. Bagaimana etiologidariobesitas?
5. Bagaimana manifestasi klinisdariobesitas?
6. Bagaimana patofisiologi dariobesitas?
7. Bagaimana pathway dariobesitas?
8. Bagaimana penatalaksanaandariobesitas?
9. Bagaimana pemeriksaan Diagnostikdariobesitas?
10.Bagaimana
asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitas?
3.
Tujuan Penulisan
Tujuan
umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Pencernaan II
yang berjudul “Obesitas”.Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab
pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun
pembaca tentang konsep skoliosis serta proses keperawatan dan pengkajiannya.
4. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan
melakukan studi pustaka dari berbagai referensi dan internet
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Obesitas
Obesitas atau
kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20 %
dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum
untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun
keinginan untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko sehubungan
dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet
dan program penurunan berat badan.
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria[rujukan?].
Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar
25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari
30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
B.Klasifikasi
Obesitas
digolongkan menjadi 3 kelompok:
1.
Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2.
Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3.
Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat
ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)
Indeks Massa Tubuh (Body Mass
Index, BMI)BMI Klasifikasi
< 18.5 berat badan di bawah normal
18.5–24.9 Normal
25.0–29.9 normal tinggi
30.0–34.9 Obesitas tingkat 1
35.0–39.9 Obesitas tingkat 2
≥ 40.0 Obesitas tingkat 3
BMI merupakan suatu pengukuran yang
menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.
Dengan Rumus:
Satuan Metrik menurut sistem satuan
internasional : BMI = kilogram / meter2
Rumus :BMI = b / t2
dimanab adalah berat badan dalam
satuan metrik kilogram dan t adalah tinggi badan dalam meter.
C.Komplikasi
Seorang obesitas
menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:
1.
Hipertensi.
Penambahan
jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan
dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung
meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya
dapat menungkatkan tekanan darah.
2. Diabetes.
Obesitas
merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin,
dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
3.Dislipidemia.
Terdapat
peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan kadar
high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida.
Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis.
4.Penyakit jantung koroner dan
Stroke
Penyakit-penyakit
ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.
5.Osteoartritis.
Morbid obesity
memperberat beban pada sendi-sendi.
6. Apnea tidur.
Obesitas menyebabkan
saluran napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat
sewaktu tidur dan mendengkur berat.
7.Asthma
Anak dengan BBL
atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau pembatasan
keaktifan fisik.
8. Kanker
Banyak jenis
kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker payudara,
uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum
dan prostat.
9. Penyakit
perlemakan hati
Baik peminum
alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non alcoholic
fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang
dapat berkembang menjadi sirosis.
10. Penyakit kandung empadu
Orang dengan BBL
dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung empedu.
D. Etiologi
Obesitas dapat
di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan,
obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake
makanan.
E. Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan
tetapi pada anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja
terutama anak wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga
pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia
tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan
mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang
sebayanya.
Bentuk tubuh,
penampilan dan raut muka penderita obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal,
tangan relatif kecil dengan jari – jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut
relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip
dengan payudara yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan
perasaan yang kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan
bentuk bandul lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas
ditemukan biasanya pada biseb dan trisebnya
Pada penderita sering ditemukan
gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari
obesitas.
Penimbunan
lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa
terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara
waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik,
termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah
pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang
yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit
dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan
edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan
pergelangan kaki.
F. Patofisiologi pada obesitas
Makanan
yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake dan out
put yang keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak
pada jaringan adiposa khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan
timbul berbagai masalah, diantaranya Timbunan lemak pada area abdomen yang
emnyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan
nafas , BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga
mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan
golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan
perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan
lemak pada tubuh telah mengubah bentuk badannya.
G. Pathway
Obesitas
Genetik pola
fungsi kesehatan obat-obatan akitvitas
|
Yang
adekuat nafsu
makan berlebih lemak tubuh
Akumulasi
lemak pada BB
berlebih BB berlebih
|
|
|
H.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama. Terdapat
banyak pilihan antara lain:
1.
Gaya hidup
Perubahan
perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan
meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku.Kata
pepatah Cina kuno “makan malam sedikit akan membuat Anda hidup sampai sembilan
puluh sembilan tahun”.Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang
sehat.
Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk
keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor
antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlsssah sedang makanan kaya nutrien, lemak
rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah
seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat
yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi,
dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori
daripada yang segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu
nonton TV.
2. Bedah
bariatrik
Di
Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT
35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya
hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH
Consensus Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS
Consensus menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2
dengan keadaan komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata.
Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 21–38%.
3.Obat-obat anti
obesitas
Ada
obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan selera
makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya
Phentermin.Obat ini hanya dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat menghambat
enzim lipase usus sehingga menurunkan pencernaan lemak makanan dan meningkatkan
ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori yang diserap. Sibutramine
meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan kembali monoamine
neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin), menyebabkan
peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant termasuk
kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen pada
reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan
BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan untuk jangka lama
dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda di Amerika
Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat memenuhi harapan dan
kebutuhan orang.Oleh karena itu industri farmasi masih mengembangkan banyak
calon obat baru.
4.Balon
Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung
poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung untuk mengurangi ruang yang
tersedia untuk makanan.
5.Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan
berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini kadang-kadang dilakukan
dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan
eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum .jejunum proksimal dianastomosiskan
(dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal
dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.
G.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan metabolik atau endorin
Dapat
menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme, peningkatan
pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam
hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
2. Pemeriksaan
antropometrik
Dapat memperkirakan rasio lemak dan
otot.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep
Asuhan keperawatan dengan obesitas
1. Pengkajian
a. Identitas
Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis
kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, alamat, dan nomor register.
b.
Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang :
keluhan pasien saat ini
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji
apakah ada keluarga dari pasien yang pernah menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji
apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami penyakit serupa atau memicu
Riwayat psikososial,spiritual :
kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah , kepercayaan
c.
Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler : Untuk
mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis, pucat,
edema, dan kelainan bunyi jantung.
Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan kesulitan napas
Sistem hematologi : Untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya
infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya
ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.
Sistem muskuloskeletal : Untuk
mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi
dan terdapat fraktur atau tidak.
Sistem kekebalan tubuh : Untuk
mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening
d. Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan metabolik / endokrin
dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme,
sindrom cushing (peningkatan kadar insulin)
2.
Pola fungsi kesehatan
a. Aktivitas
istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk,
ketidakmampuan / kurang keinginan untuk beraktifitas.
b.
Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan
makan, dengan makan akan dapat
menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c.
Makanan / cairan
Mencerna makanan
berlebihan
d.
Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan
ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat badan atau tulang belakang
e.
Pernafasan
Pasien obesitas
biasanya mengalami dipsnea
f.
Seksualitas
Pasien dengan
obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria
2. Diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul
a. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan intake makanan yang berlebih
b. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan
dengan biofisika atau psikosial
pandangan px tehadap diri
c. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan
ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial
d. Pola napas
tak efektif yang berhubungan dengan penekanan diafragma
3. Perencanaan
Setelah pengumpulan data,
megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan yang mungkin muncul, maka
tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan dan rencana tindakkan
keperawatan.
Diagnosa 1
Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan intake makanan yang berlebih.
Tujuan :
Kebutuhan
nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam
program latihan
Menunjukan
penurunan berat badan
Intervensi :
1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana
makan dengan pasien
2. Timbang berat badan secara periodik
3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana
program latihan diet
4.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi
untuk penurunan berat badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)
Rasional :
1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan
intervensi
2. Memberikan informasi tentang keefektifan
program
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih
nyata dan sesuai dg rencana
4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara
normal
5. Penurunan berat badan
Diagnosa 2
Gangguan
pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
Menyatakan
gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil
:
·
Menunjukkan beberapa penerimaan diri
dari pandangan idealisme
·
Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung
jawab sendiri
Intervensi :
·
Beri privasi kepada px selama perawatan
·
Diskusikan dengan px tentang pandangan
menjadi gemuk dan apa artinya bagi px
trsebut
·
Waspadai mitos px / orang terdekat
·
Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px
untuk menghondari kritik
·
Waspadai makan berlebih
·
Kolaborasi dengan kelompok terapi
Rasional :
·
Individu biasanya sensitif terhadap
tubuhnya sendiri
·
Pasien mengungkapkan beban psikologisnya
·
Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang
ideal atau motifasi dapat menjadi upaya penurunan berat badan
·
Meningkatkan rasa kontrol dan
meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya
·
Pola makan terjaga
·
Kelompok terapi dapat memberikan teman
dan motifasi
Diagnosa 3
Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak
tidak nyaman dalam situasi sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang
menyebabkan interaksi sosial yang buruk
Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam
perilaku sosial dan interpersonal
Intervensi :
·
Kaji perilaku hubungan keluarga dan
perilaku sosial
·
Kaji penggunaan ketrampilan koping
pasien
·
Rujuk untuk terapi keluarga atau
individu sesuai dengan indikas.
Rasional :
·
Keluarga dapat membantu merubah perilaku
sosial pasien
·
Mekanisme koping yang baik dapat
melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi
·
Pasien mendapat keuntungan dari
keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan
Diagnosa 4
Pola napas tak
efektif yang berhubungan dengan penekanan diafragma
Tujuan :
Mengembalikan
pola napas normal
Kriteria hasil :
·
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
·
Tidak mengalami sianosis atau tanda
hipoksia lain
Intervensi :
·
Awasi , auskultasi bunyi napas
·
Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
·
Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan
insisi
·
Ubah posisi secara periodik
·
Berikan O2 tambahan / alat pernapasan
lain
Rasional :
·
Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi
menurunkan ventilasi, potensial atelektasis, hipoksia
·
Mendorong pengembangan diafragma
sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih nyaman
·
Ekspansi paru maksimal, pembersihan
jalan napas, resiko atelektasis minimal
·
Memaksimalkan sediaan O2 untuk
pertukaran dan penurunan kerja napas
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegemukan (
obesitas )didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak rubuh sedikitnya 25%
dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis
umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun,
keinginan pola hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko sehubungan dengan
ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet
dan program penurunan berat badan.Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis
dengan terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan
untuk fungsi tubuh.Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya disertai
kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.
Obesitas terjadi
karena adanya kelebihan energi yang
disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat
disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional
(90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal,
sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Faktor yang menentukan antara lain
:
a. Faktor
Genetik
b. Faktor
Psikologis (gangguan emosi)
c.
Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)
d.
Faktor Nutrisi
e.
Aktivitas fisik
B. Saran
Saran saya sebagai penyusun makalah
ini :
1.
Di dalam menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program
diet, harus lebih banyak berdiskusi dengan klien.
2.
Untuk klien dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola
makan yang baik untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
3.
Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien,
mulai dari keluarga,, mulai dari keluarga,abat samapi teman akrab klien
DAFTAR PUSTAKA
·
NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi
dan Klasifikasi 2005-2006
·
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita
Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius
·
Barbara C long.(1996). Perawatan Medical
Bedah. Pajajaran Bandung
·
Guytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC
·
Kapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid
Kedua, Media Aesculapius, FKUI 2000
terimakasih banyak, sangat membantu sekali informasinya.
ReplyDeletehttp://landongobatherbal.com/
Pengobatan Sipilis Yang Ampuh
ReplyDeleteObat Sipilis Yang Paling Ampuh
Obat Ampuh Sipilis
Obat Ampuh Untuk Menyembuhkan Sipilis
Obat Ampuh Untuk Mengobati Sipilis