Wednesday, 18 February 2015

PROSES TERJADINYA GANGGUAN JIWA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Pengertian seseorang tentang penyakit gangguan jiwa berasal dari apa yang diyakini sebagai faktor penyebabnya yang berhubungan dengan biopsikososial. (Stuart & Sundeen, 1998).
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Gangguan jiwa dapat menyerang semua usia. Sifat serangan penyakitnya biasanya akut dan bisa kronis atau menahun. Di masyarakat ada stigma bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan dan aib bagi keluarganya. Pandangan lain yang beredar di masyarakat bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh guna-guna orang lain. Ada kepercayaan di masyarakat bahwa gangguan jiwa timbul karena musuhnya roh nenek moyang masuk kedalam tubuh seseorang kemudian menguasainya (Hawari, 2003)
Penanganan gangguan jiwa harus dilakukan secara komprehensif melalui multi-pendekatan, khususnya pendekatan keluarga dan pendekatan petugas kesehatan secara langsung dengan penderita, seperti bina suasana, pemberdayaan penderita gangguan jiwa dan pendampingan penderita gangguan  jiwa  agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang terus-menerus.  Penanggulangan masalah gangguan jiwa terkendala karena adanya kesulitan dalam mendiagnosis gangguan  jiwa. Hal ini berpengaruh dalam sistem pencatatan dan pelaporan, padahal informasi seperti ini sangat penting untuk mengetahui keparahan  kasus gangguan jiwa (Friedman,1998)

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana proses terjadinya gangguan jiwa?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui bagaimana proses terjadinya gangguan jiwa
2.      Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai proses terjadinya gangguan jiwa


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang patologik dari
unsur psikis. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur dansex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan,pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, agresi, rasapermusuhan, hubungan antar amanusia, dan sebagainya.
Tabel di bawah ini Taksiran kasar jumlah penderita beberapa jenis gangguan jiwa yang ada dalam satu tahun di Indonesia dengan penduduk 130 juta orang. 
No
Jenis
Jumlah
1
Psiko fungsional
520.000
2
Sindroma otak organik akut
65.000
3
Sindroma otak organik menahun
130.000
4
Retradisi mental
2.600.000
5
Nerosa
6.500.000
6
Psikomatik
6.500.000
7
Gangguan kepribadian
1.300.000
8
Ketergantungan obat
       1.000
Total
17.616.000

Meskipun gejala umum atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur kejiwaan, tetapipenyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), dilingkungan sosial (sosiogenik) dan dipsike (psikogenik). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, kemudian timbullah gangguan badan ataupun jiwa. Misalnya seorang dengan depresi, karena kurang makan dan tidur, daya tahan badan berkurang sehingga mengalami radang tenggorokan. Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :
1.      Faktor-faktor somatik (somatogenik)
a.       Neroanatomi
b.      Nerofisiologi
c.       Nerokimia
d.      Tingkat kematangan dan perkembangan organi
e.       Faktor-faktor pre dan peri – natal
2.      Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :
a.       Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan
b.      Kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dankebimbangan)
c.       Peranan ayah
d.      Persaingan antara saudara kandung
e.       Inteligensi
f.       Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
g.      Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
h.      Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu
i.        Keterampilan, bakat dan kreativitas
j.        Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
k.      Tingkat perkembangan emosi
3.      Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)
a.       Kestabilan keluarga
b.      Pola mengasuh anak
c.       Tingkat ekonomi
d.      Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
e.       Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan pendidikan.
f.       Kesejahteraan yang tidak memadai
g.      Pengaruh rasial dan keagamaan
h.      Nilai-nilai



B.     Proses Perjalanan Penyakit
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umurpertengahan dengan melalui beberapa fase antara lain :
1.      Fase Prodomal
Berlangsung antara 6 bula sampai 1 tahun. Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik, gangguan dalam pekerjaan,gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan persepsi.
2.         Fase Aktif
Berlangsung kurang lebih 1 bulan. Gangguan dapat berupa gejala psikotik, halusinasi, delusi, disorganisasi proses berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi.
3.      Fase Residual
Kien mengalami minimal 2 gejala; gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.

C.    Tahapan Halusinasi Dan Delusi Yang Biasa Menyertai Gangguan Jiwa
Menurut Janice Clack,1962 klien yang mengalami gangguan jiwa sebagian besar disertaiHalusinasi dan Delusi yang meliputi beberapa tahapan antara lain :
1.      Tahap Comforting
Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan berdosa, klien biasanyamengkompensasikan stressornya dengan coping imajinasi sehingga merasa senang dan terhindar dari ancaman.
2.      Tahap Condeming
Timbul kecemasan moderate, cemas biasanya makin meninggi selanjutnya klien merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut apabila orang lain ikut mendengarkan apa-apa yang dia rasakan sehingga timbul perilaku menarik diri.
3.      Tahap Controling
Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang timbul tetapi suara tersebut terusmenerus mengikuti, sehingga menyebabkan klien susah berhubungan dengan orang lain. Apabilasuara tersebut hilang klien merasa sangat kesepian/sedih.

4.      Tahap Conquering
Klien merasa panik , suara atau ide yang datang mengancam apabila tidak diikuti perilaku kliendapat bersipat merusak atau dapat timbul perilaku suicide.

D.    Psikopatologi Dan Patofisiologi
Perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada susunan saraf pusat (otak) pasien skizofrenia ?
Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa perubahan-perubahan pada neurotransmiter dan resptor di sel-sel saraf otak (neuron) dan interaksi zat neurokimia dopamin dan serotonin, ternyata mempengaruhi alam pikir, perasaan, dan perilaku yang menjelma dalam bentuk gejala-gejala positif dan negatif skizofrenia.
Selain perubahan-perubahan yang sifatnya neurokimiawi di atas, dalam penelitian dengan menggunakan CT Scan otak, ternyata ditemukan pula perubahan pada anatomi otak pasien, terutama pada penderita kronis. Perubahannya ada pada pelebaran lateral ventrikel, atrofi korteks bagian depan, dan atrofi otak kecil (cerebellum).











FENOMENA SEHAT SAKIT MENTAL

FAKTOR PRESDIPOSISI

 


  Bio                                                      Psiko                                       Sosio Kultural

                                                    Stressor Presipitasi
 

Sifat                                     Asal                                          Waktu                         Jumlah

                                                           Penilaian terhadap
                                                                  stressor


Kognitif                 Afektif                     Fisiologis                    Perilaku                  Sosial

                                                      Sumber-sumber koping



Kemampuan Personal      Dukungan                       Aset Materi              Keyakinan (+)
                                        Sosial
 


                            Mekanisme koping
 


Konstruktif                                                         Destruktif

Respon adaptif                                                   Respon maladaptif
(sehat)                                                                 (sakit)               
......Diagnosa Keperawatan.....














BAB III
PENUTUP

A.         Simpulan
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan pada otak tapi tidak diketahui secara pasti apa yang mencetuskannya. Stress diduga sebagai pencetus dari gangguan jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari berkembangnya mental illness pd diri seseorang.

B.            Saran
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa/mahasiswi Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi DIII Keperawatan Pekalongan.

No comments:

Post a Comment