Tuesday, 17 February 2015

ASKEP HIPERPARATIROID




HIPERPARATIROID
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB



 









Disusun oleh :
Kelompok 4 (2 Reguler B)
Annisa Resiana
P17420313050
Dewi Aisyah
P17420313055
Fitri Fauziah Apriliani
P17420313060
Joko Setyabudi
P17420313065
Mastini Febiyanti
P17420313070
Novi Dewi Fatmaningsih
P17420313075
Rima Oktavinda P
P17420313081
Susiyanti
P17420313086
Wiwik Nurhikmah
P17420313091


Dosen Pengampu
Sudirman MN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, kami akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah seminar yang berjudul "Hiperparatiroid”.
Penyusunan laporan penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas praktek klinik keperawatan. Dalam penyusunan laporan penelitian ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga kami mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Bapak Sudirman MN selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
  2. Ibu dan ayah kami telah mendidik, mendoakan, mendampingi, sampai membiayaiku hingga saat ini.
  3. Dan semua teman seangkatan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.



Pekalongan, 15 February 2015
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.           Latar Belakang 1
B.            Tujuan 2
C.            Sistematika 2
BAB II TINJAUAN TEORI 3
A.           Definisi Hiperparatiroid 3
B.            Etiologi 3
C.            Manifestasi klinis 4
D.           Ciri – ciri klien menderita Hiperparatiroid 5
E.            Patofisiologi 5
F.             Pemeriksaan penunjang 6
G.           Penatalaksanaan 7
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 8
A.            Pengkajian 8
B.            Diagnosa keperawatan 9
C.            Perencanaan dan implementasi 9
D.            Intervensi keperawatan 10
E.             Evaluasi 11
BAB III PENUTUP 13
A.            Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Penderita dengan kelainan hormon paratiroid, tidak tampak jelas pada kehidupan sehari-hari. Kebanyakan pasien dengan kelainan hormon paratiroid mengalami gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat. Adapun penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon paratiroid yakni hipoparatiroid dan hiperparatiroid. Penyebab kelainan hormon paratiroid sendiri secara spesifik belum diketahui, namun penyebab yang biasa ditemukan yakni hiperplasia paratiroid, adenoma soliter dan karsinoma paratiroid. Parathormon yang meningkat menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi ginjal menurun dan absorpsi kalsium oleh usus meningkat. Pada keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan sekresi kalsium sehingga manifestasi klinis yang terjadi pada kerusakan pada area tulang dan ginjal.Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam.
Di Amerika Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid tiap tahun. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita yang berumur 60 tahun keatas sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu dari 2 penyebab tersering hiperkalsemia; penyebab yang lain adalah keganasan. Kelainan ini dapat terjadi pada semua usia tetapi yang tersering adalah pada dekade ke-6 dan wanita lebih serinbg 3 kali dibandingkan laki-laki. Insidensnya mencapai 1:500-1000. Bila timbul pada anak-anak harus dipikirkan kemungkinan endokrinopati genetik seperti neoplasia endokrin multipel tipe I dan II.
Kelenjar paratiroid berfungsi mensekresi parathormon (PTH), senyawa yang membantu memelihara keseimbangan dari kalsium dan phosphorus dalam tubuh. Oleh karena itu yang terpenting hormon paratiroid penting sekali dalam pengaturan kadar kalsium dalam tubuh sesorang. Dengan mengetahui fungsi dan komplikasi yang dapat terjadi pada kelainan atau gangguan pada kelenjar paratiroid ini maka perawat dianjurkan untuk lebih peka dan teliti dalam mengumpulkan data pengkajian awal dan menganalisa suatu respon tubuh pasien terhadap penyakit, sehingga kelainan pada kelenjar paratiroid tidak semakin berat.


B.       Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:                                      
1.         Tujuan Umum
Ø   Memberikan penjelasan mengenai Hiperparatiroid
2.         Tujuan Khusus
Ø   Menjelaskan teori dan konsep terkait Hiperparatiroid
Ø   Memamaparkan proses terjadinya Hiperparatiroid
Ø   Menerapkan teori dan konsep tersebut dan memberikan asuhan keperawatan klien dengan Hiperparatiroid

C.      Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
Ø Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Hiperparatiroid
Ø Mendapatkan pemahaman tentang penyebab penyakit Hiperparatiroid
Ø Mendapatkan pemahaman tentang gejala dan pengobatan penyakit Hiperparatiroid
Ø Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan penyakit Hiperparatiroid

D.      Sistematika
Sistematika pada laporan kasus ini diantaranya adalah sebagai berikut. BAB I berisi pendahuluan yang meliputi : latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika. Kemudian pada BAB II berisi tinjauan teori meliputi : definisi, etiologi, manifestasi klinik, ciri – ciri klien Hiperparatiroid, patofisiologi, dampak Hiperparatiroid bagi tubuh, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan. Untuk BAB III berisi konsep asuhan keperawatan klien Hiperparatiroid yang meliputi langkah-langkah dalam asuhan keperawatan antara lain : pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, intervensi keperawatan dan evaluasi. BAB IV sebagai penutup berisi kesimpulan.






BAB II
TINJAUAN TEORI

A.          DEFINISI
Hiperparatiroid adalah akibat dari kelebihan produksi hormon paratirioid oleh kelenjar paratiroid dan ditandai dengan klasifikasi tulang dan pembentukan batu ginjal yang mengandung kalsium. (Suzanne & Brenda. 2001)

B.          ETIOLOGI
Menurut Suzanne & Brenda (2001) membagi empat etiologi dari klien hiper-paratiroid yakni :
1.    Adenoma paratiroidtunggal (85 %)
2.    Adenoma paratiroidmultipel
3.    Hyperplasia selutamakeempat kelenjar (15%)
4.    Karsinoamparatiroiddengankeaktifan hormonal (jarang)

C.           MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pasien hiperparatiroid yang mungkin muncul menurut Suzanne & Brenda (2001) adalah :
Pasien mungkin tidak menunjukan gejala atau mengalami tanda dan gejala yang diakibatkan oleh terkenanya beberapa sistem tubuh.
1.    Mungkin terjadi apatis, keletihan ,kelemahan muskular,mual muntah, konstipasi, hipertensi, dan disritmia jantung.
2.     Manifestasi psikologis beragam dari peka rangsangan, emosional, neurosis sampai psikosis karena efek kalsium pada otak dan sistem saraf
3.    Mungkin terbentuk batu pada salah satu atau kedua ginjal, menyebabkan obstruksi, polonefritis, dan gagal ginjal
4.    Gejala Muskulosekeletal terjadi akibat demeneralisasi tumor atau tumor nyeri saat menahan beban berat badan  :fraktur patologis ,deformitas dan pemendekan struktur tubuh





D.           TANDA DAN GEJALA
Menurut Sjamsuhidayat R (2010) klien hipertiroid memiliki tanda dan gejala seperti berikut :
1.    Tidak ada (asimtomatik)
2.    Lemah otot
3.    Lelah
4.    Batu ginjal
5.    Tukak peptic
6.    Nyeri tulang
7.    Keluhan kejiwaan

E.          PATOFISIOLOGI
Hiperparatiroid primer terjadi akibat peningkatan sekresi PTH, biasanya adanya edema paratiroid. Normalnya, kadar kalsium yang rendah menstimulasi sekresi PTH, sedangkan kadar kalsium yang tinggi menghambat sekresi PTH.
Hiperparatiroid sekunder timbul karena suatu keadaan hipokalsemi kronik, seperti pada gagal ginjal.
Hiperparatiroid tersier terjadi karena adanya peningkatan PTH pada hyperplasia kelenjar paratiroid. Pada beberapa pasien hal tersebut, kelenjar tiroid memiliki sifat otonom dan kehilangan sifat responsivitasnya terhadap kadar kalsium serum. (Barbara C Long. 1997)

F.            KOMPLIKASI
Komplikasai yang dapat terjadi menurut Martin Susan Tucker, dkk (2008) adalah :
1.    Gagal Ginjal
2.    Fraktur tulang patologis
3.    Ulkus lambung

G.         PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk klien hiperparatiroid menurut Martin Susan Tucker, dkk (2008) :
1.    Darah
Ø Peningkatan PTH
Ø Peningkatan kalsium serum
Ø Fosfat serum rendah
2.    Urin
Ø Peningkatan fosfat urin dan kalsium urin
4.    CT Scan : Leher
5.    Pemeriksaan sinar x: resopsi tulang superiosteal
6.    Ultrasonografi : Pembesaran kelenjar paratiroid

H.         PENATALAKSANAAN
Beberapa penatalaksanaan menurut Suzanne & Brenda (2001) :
1.    Pengangkatan dengan cara bedah jaringan paratiroid abnormal untuk hiperparatiroidisme primer : pada periode preoperatif anjurkan pasien untuk minum cairan 2000 ml atau lebih untuk mencegah pembentukan kalkulus
2.    Hindari Diuretik tiazid karena mereka menurunkan ekskresi kalsium ginjal
3.    Mobilitas dianjurkan karena tulang yang mengalami stres normal mengelurkan sedikit kalsium
4.    Diberikan fosfat oral untuk menurunkan kadar kalsium serum
5.    Batasi masukan makanan yang banyak mengandung klasium dan fosfor
6.    Penatalaksanaaan keperawatan dari pasien yang akan menjalani paratiroidektomi secara mendasar sama dengan pasien yang akan menjalani tiroidektomi
7.    Pantau dengan ketat untuk mendekteksi gejala tetani, suatu komplikasi pascaoperasi dini
8.    Ingatkan pasien dan keluraga tentanag pentingnya pengobatan tindak lanjut untuk memastikan kadar kalsium serum normal.












BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN HIPERTIROID

A.      Pengkajian
Menurut Martin Susan Tucker, dkk (2008), pengkajian yang dilakukan pada klien dibagi menjadi dua yakni :
1.    Data subjektif
a)    Keletihan:
Ø Aktivitas mental lambat
Ø Perubahan mood
Ø Kehilangan ingatan
Ø Depresi
Ø Mudah letih
Ø Nyeri sendi
Ø Sulit berkemih

2.    Data objektif
a)    Sistem Neurologis:
Ø Apatis
Ø Penurunan fungsi kongnitif
Ø Mengantuk
Ø Refleks hiperaktif
b)   Sistem Muskuloskeletal:
Ø Kelemahan otot ( proksimal)
Ø Nyeri tulang saat menopang berat badan
Ø Atraugia
Ø Perawakan pendek, deformitas tulang
Ø Fraktur
Ø Nyeri sendi
Ø Penurunan fungsi pendengaran
c)    Sistem Kardiovaskuler:
Ø Hipertensi
Ø Perubahan EKG
d)   Sistem Gastrointenstinal:
Ø Ketidaknyamanan abdomen
Ø Polidipsia
Ø Mual dan muntah
Ø Anorexia
Ø Penuruna berat badan
Ø Konstipasi
e)    Sistem Renal:
Ø Poliurea
Ø Dysurea: sulit berkemih
Ø Dehidrasi
Ø Kolik renal
Ø Urenia batu ginjal

B.       Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien hiperparatiroid menurut Martin Susan Tucker, dkk (2008) adalah :
1.    Resiko kekurangan volume cairan b.d Hiperkalsemia
2.    Resiko trauma yang b.d kemungkinan fraktur patologis
3.    Perubahan proses pikir b.d aktivitas mental yang lambat, depresi atau mengantuk

C.      Perncanaan dan Intervensi
DX 1
Resiko kekurangan volume cairan b.d Hiperkalsemia
Tujuan dan Kriteria Hasil:
TTV stabil, asupan dan haluaran seimbang,elektrolit dalam rentang normal
Kulit hangat dan lembab, turgor kulit baik.
Intervensi:
1.    Pantau asupan cairan IV dan oral
R: Untuk meningkatkan hidrasi yang adekuat
2.    Pantau TTV ,CVP dan bunyi napas setiap 4 jam
3.    Pantau asupan haluaran dan nilai elektrolit
R: Untuk mengkaji status hidrasi
4.    Pantau irama jantung
R: Untuk melihat adanya perubahan pada gelombang T atau interval Q-T
5.    Kaji kekuatan dan mobilitas otot
R: Untuk mengevaluasi efek hiperkalsemia

DX 2
Resiko trauma yang b.d kemungkinan fraktur patologis
Tujuan dan kriteria Hasil:
Tidak terjadi cedera fisik,mengungkapkan tidak adanya nyeri, atau peningkatan ketidak nyamanan
Intervensi:
1.    Kaji adanya nyeri
     R :untuk mencegah fraktur
2.    Bantu pasien melakukan ambulasi sesuai kebutuhan
     R: Untuk mencegah pasien jatuh
3.    Atur lingkungan dengan sederhana
     R: Untuk memudahkan mobillitas pada malam hari  
4.    Atur tempat tidur dalm posisi rendah  dan pasang pagar tempat tidur
     R: Untuk mencegah jatuh

DX 3
Perubahan proses pikir b.d aktivitas mental yang lambat, depresi atau mengantuk
Tujuan dan Kriteria Hasil:
Pasien waspada,terorientasi dan dapat menyelesaikan perawatan diri sesuai rencana
Intervensi:
1.    Kaji tingkat kesadaran dan orientasi setiap 4 jam ,berikan lingkungan yang stabil ,tenang dan bebas stres
R: Untuk mencegah gangguan fungsi kongnitif
2.    Batasi pengunjung sesuai keperluan
3.    Rencanakan perawatan bersama pasien jika memungkinkan
R: Untuk meningkatkan aktivitas mental kongnitif
4.    Dorong pasien berperan aktif dalam perawatan
5.    Hindari pemberian narkotik dan sedatif jika memungkinkan



D.      Evaluasi
Hasil yang diharapkan perawatan hipertiroid menurut Martin Susan Tucker, dkk (2008) adalah :
Ø Kadar kalsium serum meningkat secara presisten dan peningkatan kadar parahormon
Ø Ultrasonografi, MRI, Pemindaian thalium ,dan biopsi jarum halaus





























BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Hormon paratiroid dapat mempengaruhi banyak sistem didalam tubuh manusia. Efek utama mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh. Kelainan hormon paratiroid banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tumor jinak (adenoma soliter), paratiroid carsinoma, dan hiperplasia pada sel kelenjar paratiroid yang dapat mengakibatkan terjadinya hiperparatiroidisme. Dikatakan hiperparatiroidisme apabila kelenjar paratiroid memproduksi hormon paratiroid lebih banyak dari biasanya. Sedangkan hipoparatiroidisme sendiri merupakan kebalikan dari hiperparatiroidisme.
Adapun klasifikasi dari hiperparatiroid yaitu hiperparatiroid primer, hiperparatiroid sekunder, dan hiperparatiroid tersier. Perbedaan dari ketiga klasifikasi tersebut yakni pada hasil laboratoriumnya. Pada hiperparatiroid primer kadar kalsium meningkat/hiperkalsemia dan kadar PTH juga menigkat, sedangkan hiperparatiroidisme sekunder terlihat adanya hipersekresi hormon paratiroid sebagai respon terhadap penurunan kadar kalsium yang terionisasi dalam darah. Keadaan hipokalsemia yang lama akan menyebabkan perubahan pada kelenjar paratiroid menjadi otonom dan berkembang menjadi keadaan sepertri hiperparatiroidisme primer, dan pada keadaan ini disebut hiperparatiroidisme tersier.

B.       SARAN
Melihat dari kasus kelainan pada kelenjar paratiroid, maka diharapkan para tenaga medis dan perawat harus lebih profesional dan berpengalaman dalam mengkaji seluruh sistem metabolisme yang mungkin terganggu karena adanya kelainan pada kelenjar paratiroid. Karena penanganan dan pengkajian yang tepat akan menentukan penatalaksanaan pengobatan yang cepat dan tepat pula pada kelainan kelenjar paratiroid.




DAFTAR PUSTAKA

Long, Barbara C. 1997. Perawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Sjamsuhidayat R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah BRUNNER & SUDDARTH, Vol 2 Ed 8. Jakarta: EGC.






No comments:

Post a Comment