HIPERPARATIROID
Diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah KMB
Disusun oleh :
Kelompok 4 (2 Reguler B)
|
|
Annisa Resiana
|
P17420313050
|
Dewi Aisyah
|
P17420313055
|
Fitri Fauziah Apriliani
|
P17420313060
|
Joko Setyabudi
|
P17420313065
|
Mastini Febiyanti
|
P17420313070
|
Novi Dewi Fatmaningsih
|
P17420313075
|
Rima Oktavinda P
|
P17420313081
|
Susiyanti
|
P17420313086
|
Wiwik Nurhikmah
|
P17420313091
|
Dosen Pengampu
Sudirman MN
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM
STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta,
berkat Ridho Nya, kami akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah seminar yang berjudul
"Hiperparatiroid”.
Penyusunan laporan penelitian ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas praktek klinik keperawatan. Dalam penyusunan laporan penelitian
ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami alami, namun berkat
dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga kami mampu menyelesaikannya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
- Bapak Sudirman MN selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
- Ibu dan ayah kami telah mendidik, mendoakan, mendampingi, sampai membiayaiku hingga saat ini.
- Dan semua teman seangkatan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya saya berharap semoga Allah
memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan,
dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal
‘Alamiin.
Pekalongan, 15 February 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
i
KATA
PENGANTAR
ii
DAFTAR
ISI
iii
BAB
I PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang
1
B.
Tujuan
2
C.
Sistematika
2
BAB
II TINJAUAN TEORI
3
A.
Definisi Hiperparatiroid
3
B.
Etiologi
3
C.
Manifestasi klinis
4
D.
Ciri – ciri
klien menderita Hiperparatiroid
5
E.
Patofisiologi
5
F.
Pemeriksaan
penunjang
6
G.
Penatalaksanaan
7
BAB
III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
8
A.
Pengkajian
8
B.
Diagnosa keperawatan
9
C.
Perencanaan dan implementasi
9
D.
Intervensi keperawatan
10
E.
Evaluasi
11
BAB
III PENUTUP
13
A.
Kesimpulan
13
DAFTAR
PUSTAKA
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Penderita dengan kelainan hormon
paratiroid, tidak tampak jelas pada kehidupan sehari-hari. Kebanyakan pasien
dengan kelainan hormon paratiroid mengalami gangguan dari metabolisme kalsium
dan fosfat. Adapun penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon paratiroid
yakni hipoparatiroid dan hiperparatiroid. Penyebab kelainan hormon paratiroid
sendiri secara spesifik belum diketahui, namun penyebab yang biasa ditemukan
yakni hiperplasia paratiroid, adenoma soliter dan karsinoma paratiroid.
Parathormon yang meningkat menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi ginjal menurun
dan absorpsi kalsium oleh usus meningkat. Pada keadaan ini dapat menyebabkan
peningkatan sekresi kalsium sehingga manifestasi klinis yang terjadi pada
kerusakan pada area tulang dan ginjal.Prevalensi penyakit hipoparatiroid di
Indonesia jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam.
Di Amerika
Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid tiap
tahun. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita yang
berumur 60 tahun keatas sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena hiperparatiroidisme.
Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu dari 2 penyebab tersering
hiperkalsemia; penyebab yang lain adalah keganasan. Kelainan ini dapat terjadi
pada semua usia tetapi yang tersering adalah pada dekade ke-6 dan wanita lebih
serinbg 3 kali dibandingkan laki-laki. Insidensnya mencapai 1:500-1000. Bila
timbul pada anak-anak harus dipikirkan kemungkinan endokrinopati genetik
seperti neoplasia endokrin multipel tipe I dan II.
Kelenjar
paratiroid berfungsi mensekresi parathormon (PTH), senyawa yang membantu
memelihara keseimbangan dari kalsium dan phosphorus dalam tubuh. Oleh karena
itu yang terpenting hormon paratiroid penting sekali dalam pengaturan kadar
kalsium dalam tubuh sesorang. Dengan mengetahui fungsi dan komplikasi yang
dapat terjadi pada kelainan atau gangguan pada kelenjar paratiroid ini maka
perawat dianjurkan untuk lebih peka dan teliti dalam mengumpulkan data
pengkajian awal dan menganalisa suatu respon tubuh pasien terhadap penyakit,
sehingga kelainan pada kelenjar paratiroid tidak semakin berat.
B. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1.
Tujuan Umum
Ø
Memberikan
penjelasan mengenai Hiperparatiroid
2.
Tujuan Khusus
Ø
Menjelaskan
teori dan konsep terkait Hiperparatiroid
Ø
Memamaparkan
proses terjadinya Hiperparatiroid
Ø
Menerapkan
teori dan konsep tersebut dan memberikan asuhan keperawatan klien dengan Hiperparatiroid
C. Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam
penyusunan makalah ini adalah:
Ø Mendapatkan pengetahuan tentang
definisi Hiperparatiroid
Ø Mendapatkan pemahaman tentang
penyebab penyakit Hiperparatiroid
Ø Mendapatkan pemahaman tentang gejala
dan pengobatan penyakit Hiperparatiroid
Ø Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan
keperawatan penyakit Hiperparatiroid
D. Sistematika
Sistematika pada laporan kasus ini diantaranya
adalah sebagai berikut. BAB I berisi pendahuluan yang meliputi : latar
belakang, tujuan, manfaat dan sistematika. Kemudian pada BAB II berisi tinjauan
teori meliputi : definisi, etiologi, manifestasi klinik, ciri – ciri klien Hiperparatiroid,
patofisiologi, dampak Hiperparatiroid bagi tubuh, pemeriksaan penunjang, dan
penatalaksanaan. Untuk BAB III berisi konsep asuhan keperawatan klien Hiperparatiroid
yang meliputi langkah-langkah dalam asuhan keperawatan antara lain :
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, intervensi
keperawatan dan evaluasi. BAB IV sebagai penutup berisi kesimpulan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
DEFINISI
Hiperparatiroid
adalah akibat dari kelebihan produksi hormon paratirioid oleh kelenjar
paratiroid dan ditandai dengan klasifikasi tulang dan pembentukan batu ginjal
yang mengandung kalsium. (Suzanne & Brenda. 2001)
B.
ETIOLOGI
Menurut Suzanne & Brenda (2001) membagi empat
etiologi dari klien hiper-paratiroid yakni :
1.
Adenoma
paratiroidtunggal (85 %)
2.
Adenoma
paratiroidmultipel
3.
Hyperplasia
selutamakeempat kelenjar (15%)
4.
Karsinoamparatiroiddengankeaktifan
hormonal (jarang)
C.
MANIFESTASI
KLINIS
Manifestasi
klinis pasien hiperparatiroid yang
mungkin muncul menurut Suzanne & Brenda (2001) adalah :
Pasien
mungkin tidak menunjukan gejala atau mengalami
tanda dan gejala yang diakibatkan oleh terkenanya beberapa sistem tubuh.
1. Mungkin terjadi apatis, keletihan ,kelemahan muskular,mual
muntah, konstipasi,
hipertensi, dan disritmia jantung.
2. Manifestasi psikologis beragam dari peka rangsangan, emosional, neurosis sampai psikosis karena efek kalsium
pada otak dan sistem saraf
3. Mungkin terbentuk batu pada
salah satu atau kedua ginjal,
menyebabkan obstruksi, polonefritis, dan gagal ginjal
4. Gejala Muskulosekeletal terjadi akibat
demeneralisasi tumor atau tumor nyeri saat menahan beban berat badan :fraktur patologis ,deformitas dan pemendekan
struktur tubuh
D.
TANDA
DAN GEJALA
Menurut Sjamsuhidayat R (2010)
klien hipertiroid memiliki tanda dan gejala seperti berikut :
1.
Tidak ada
(asimtomatik)
2.
Lemah otot
3.
Lelah
4.
Batu ginjal
5.
Tukak peptic
6.
Nyeri tulang
7.
Keluhan kejiwaan
E.
PATOFISIOLOGI
Hiperparatiroid primer terjadi
akibat peningkatan sekresi PTH, biasanya adanya edema paratiroid. Normalnya,
kadar kalsium yang rendah menstimulasi sekresi PTH, sedangkan kadar kalsium
yang tinggi menghambat sekresi PTH.
Hiperparatiroid sekunder timbul
karena suatu keadaan hipokalsemi kronik, seperti pada gagal ginjal.
Hiperparatiroid tersier terjadi
karena adanya peningkatan PTH pada hyperplasia kelenjar paratiroid. Pada
beberapa pasien hal tersebut, kelenjar tiroid memiliki sifat otonom dan
kehilangan sifat responsivitasnya terhadap kadar kalsium serum. (Barbara C
Long. 1997)
F.
KOMPLIKASI
Komplikasai yang dapat terjadi
menurut Martin Susan Tucker, dkk (2008) adalah :
1.
Gagal Ginjal
2.
Fraktur tulang patologis
3.
Ulkus lambung
G.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk klien hiperparatiroid
menurut Martin Susan Tucker, dkk (2008) :
1. Darah
Ø Peningkatan PTH
Ø Peningkatan kalsium
serum
Ø Fosfat serum rendah
2. Urin
Ø Peningkatan fosfat
urin dan kalsium urin
4.
CT Scan : Leher
5.
Pemeriksaan sinar x: resopsi tulang superiosteal
6.
Ultrasonografi : Pembesaran kelenjar paratiroid
H.
PENATALAKSANAAN
Beberapa
penatalaksanaan menurut Suzanne & Brenda (2001) :
1.
Pengangkatan dengan cara bedah jaringan paratiroid abnormal untuk
hiperparatiroidisme primer : pada periode preoperatif anjurkan pasien untuk minum cairan 2000 ml atau lebih untuk mencegah pembentukan
kalkulus
2.
Hindari Diuretik tiazid karena mereka menurunkan ekskresi kalsium
ginjal
3.
Mobilitas dianjurkan karena tulang yang mengalami stres normal
mengelurkan sedikit kalsium
4.
Diberikan fosfat oral untuk menurunkan kadar kalsium serum
5.
Batasi masukan makanan yang banyak mengandung klasium dan fosfor
6.
Penatalaksanaaan keperawatan dari pasien yang akan menjalani
paratiroidektomi secara mendasar sama dengan pasien yang akan menjalani
tiroidektomi
7.
Pantau dengan ketat untuk mendekteksi gejala tetani, suatu komplikasi
pascaoperasi dini
8.
Ingatkan pasien dan keluraga tentanag pentingnya pengobatan tindak
lanjut untuk memastikan kadar kalsium serum normal.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
HIPERTIROID
A.
Pengkajian
Menurut Martin
Susan Tucker,
dkk (2008), pengkajian yang dilakukan
pada klien dibagi menjadi dua yakni :
1. Data
subjektif
a) Keletihan:
Ø Aktivitas mental lambat
Ø Perubahan
mood
Ø Kehilangan
ingatan
Ø Depresi
Ø Mudah
letih
Ø Nyeri
sendi
Ø Sulit
berkemih
2. Data
objektif
a) Sistem Neurologis:
Ø Apatis
Ø Penurunan fungsi kongnitif
Ø Mengantuk
Ø Refleks hiperaktif
b) Sistem Muskuloskeletal:
Ø Kelemahan otot ( proksimal)
Ø Nyeri tulang saat menopang berat badan
Ø Atraugia
Ø Perawakan pendek, deformitas tulang
Ø Fraktur
Ø Nyeri sendi
Ø Penurunan fungsi pendengaran
c) Sistem Kardiovaskuler:
Ø Hipertensi
Ø Perubahan EKG
d) Sistem Gastrointenstinal:
Ø Ketidaknyamanan abdomen
Ø Polidipsia
Ø Mual dan muntah
Ø Anorexia
Ø Penuruna berat badan
Ø Konstipasi
e) Sistem Renal:
Ø Poliurea
Ø Dysurea: sulit berkemih
Ø Dehidrasi
Ø Kolik renal
Ø Urenia batu ginjal
B.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien
hiperparatiroid menurut Martin Susan Tucker, dkk (2008) adalah :
1.
Resiko kekurangan volume cairan b.d Hiperkalsemia
2.
Resiko trauma yang b.d kemungkinan fraktur patologis
3.
Perubahan proses pikir b.d aktivitas mental yang lambat, depresi atau
mengantuk
C.
Perncanaan dan Intervensi
DX 1
Resiko kekurangan volume cairan b.d Hiperkalsemia
Tujuan dan Kriteria Hasil:
TTV stabil, asupan dan haluaran seimbang,elektrolit dalam rentang
normal
Kulit hangat dan lembab, turgor kulit baik.
Intervensi:
1.
Pantau asupan cairan IV dan oral
R: Untuk meningkatkan hidrasi yang adekuat
2.
Pantau TTV ,CVP dan bunyi napas setiap 4 jam
3.
Pantau asupan haluaran dan nilai elektrolit
R: Untuk mengkaji status hidrasi
4.
Pantau irama jantung
R: Untuk melihat adanya perubahan pada gelombang T atau interval Q-T
5. Kaji kekuatan dan
mobilitas otot
R: Untuk mengevaluasi efek hiperkalsemia
DX 2
Resiko trauma yang b.d kemungkinan fraktur
patologis
Tujuan dan kriteria
Hasil:
Tidak terjadi cedera
fisik,mengungkapkan tidak adanya nyeri, atau peningkatan ketidak nyamanan
Intervensi:
1.
Kaji adanya nyeri
R :untuk mencegah fraktur
2.
Bantu pasien melakukan ambulasi sesuai kebutuhan
R: Untuk mencegah pasien jatuh
3.
Atur lingkungan dengan sederhana
R: Untuk memudahkan mobillitas pada malam
hari
4.
Atur tempat tidur dalm posisi rendah
dan pasang pagar tempat tidur
R: Untuk mencegah jatuh
DX 3
Perubahan proses pikir b.d aktivitas mental
yang lambat, depresi atau mengantuk
Tujuan dan Kriteria Hasil:
Pasien waspada,terorientasi dan dapat
menyelesaikan perawatan diri sesuai rencana
Intervensi:
1.
Kaji tingkat kesadaran dan orientasi setiap 4 jam ,berikan lingkungan
yang stabil ,tenang dan bebas stres
R: Untuk mencegah gangguan fungsi kongnitif
2.
Batasi pengunjung sesuai keperluan
3.
Rencanakan perawatan bersama pasien jika memungkinkan
R: Untuk meningkatkan aktivitas mental
kongnitif
4.
Dorong pasien berperan aktif dalam perawatan
5.
Hindari pemberian narkotik dan sedatif jika memungkinkan
D.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan perawatan hipertiroid menurut Martin Susan Tucker, dkk (2008) adalah :
Ø Kadar kalsium serum meningkat secara presisten dan
peningkatan kadar parahormon
Ø Ultrasonografi, MRI, Pemindaian thalium ,dan biopsi
jarum halaus
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hormon paratiroid
dapat mempengaruhi banyak sistem didalam tubuh manusia. Efek utama mengatur
keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh. Kelainan hormon paratiroid banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tumor jinak (adenoma soliter),
paratiroid carsinoma, dan hiperplasia pada sel kelenjar paratiroid yang dapat
mengakibatkan terjadinya hiperparatiroidisme. Dikatakan hiperparatiroidisme
apabila kelenjar paratiroid memproduksi hormon paratiroid lebih banyak dari
biasanya. Sedangkan hipoparatiroidisme sendiri merupakan kebalikan dari
hiperparatiroidisme.
Adapun
klasifikasi dari hiperparatiroid yaitu hiperparatiroid primer, hiperparatiroid
sekunder, dan hiperparatiroid tersier. Perbedaan dari ketiga klasifikasi
tersebut yakni pada hasil laboratoriumnya. Pada hiperparatiroid primer kadar
kalsium meningkat/hiperkalsemia dan kadar PTH juga menigkat, sedangkan
hiperparatiroidisme sekunder terlihat adanya hipersekresi hormon paratiroid
sebagai respon terhadap penurunan kadar kalsium yang terionisasi dalam darah.
Keadaan hipokalsemia yang lama akan menyebabkan perubahan pada kelenjar
paratiroid menjadi otonom dan berkembang menjadi keadaan sepertri
hiperparatiroidisme primer, dan pada keadaan ini disebut hiperparatiroidisme
tersier.
B.
SARAN
Melihat dari kasus
kelainan pada kelenjar paratiroid, maka diharapkan para tenaga medis dan
perawat harus lebih profesional dan berpengalaman dalam mengkaji seluruh sistem
metabolisme yang mungkin terganggu karena adanya kelainan pada kelenjar
paratiroid. Karena penanganan dan pengkajian yang tepat akan menentukan
penatalaksanaan pengobatan yang cepat dan tepat pula pada kelainan kelenjar
paratiroid.
DAFTAR PUSTAKA
Long, Barbara C.
1997. Perawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC.
Sjamsuhidayat R.
2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta :
EGC.
Smeltzer,
Suzanne C & Bare, Brenda G. 2001. Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah BRUNNER & SUDDARTH, Vol 2 Ed 8. Jakarta: EGC.
No comments:
Post a Comment