( D D S
T II
)
DENVER DEVELOPMENT SCRENING TEST
Test yang
digunakan untuk pemeriksaan perkembangan anak
a.
PERSONAL SOSIAL
b.
MOTORIK HALUS
c.
BAHASA
d.
MOTORIK KASAR
-
Perkembangan
anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu
-
Harus
dipantau secara berkala.
-
Bayi/anak dengan risiko tinggi perlu mendapat prioritas, antara lain bayi
prematur, berat lahir rendah, riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi
intrapartum, ibu diabetes melitus, gemeli, dll.
BIDANG ATAU ASPEK YANG DINILAI
1. PERSONAL
SOCIAL (PERSONAL SOSIAL)
Penyesuaian diri dengan
masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan
2. FINE MOTOR ADAPTIVE (ADAPTIF-MOTORIK
HALUS)
Koordinasi mata tangan,
memainkan, menggunakan benda-benda kecil
3. LANGUAGE
(BAHASA)
Mendengar, mengerti dan
menggunakan bahasa.
4. GROSS
MOTOR (MOTORIK KASAR)
Duduk, jalan, melompat dan
gerakan umum otot besar
KEGUNAAN DDST
v
Menilai Perkembangan anak sesuai dengan umur
v
Memantau anak Usia 0-6 tahun
v
Monitor anak – resiko perkembangan
v
Menjaring anak – adanya kelainan
v
Memastikan – anak dari prasangka kelainan
PEMERIKSAAN
DDST
v
Dilakukan secara kontinyu
v
Bersama Ibu / Pengasuh
v
Anak dan Ibu – santai
v
1 Formulir dipakai beberapa kali untuk 1
pasien
v
Bayi diatas tempat tidur , anak duduk
Cara pemeriksaaan DDST
- Menentukan umur anak pada saat pemeriksaan.
- Menarik garis pada lembar DDST II sesuai dengan umur yang telah di tentukan.
- Melakukan pengukuran pada item-item dalam empat sector dan memberikan scoring pada setiap item yang menilai.
- Melakukan interpretasi hasil tes keseluruhan.
PERNYATAAN DDST
v
Bukan Test IQ
v
Bukan Test Diagnostik
v
Mudah dan Cepat dilaksanakan
v
Dapat diandalkan
v
Validitas tinggi
v
Berisi 125 Item
v
Bukan pemeriksaan Fisik
v
Bukan peramal kemampuan Adaptif dimasa datang
v
Membandingkan anak seusia
ALAT UNTUK DDST
v
Benang Sulaman Merah
v
Kismis
v
Kerincingan dan Pegangan
v
Balok-balok kecil
v
Lonceng Kecil
v
Botol
v
Bola Tennis
v
Cangkir Plastik dengan Pegangan
v
Pensil Warna
v
Kertas
HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
v
Uji
Coba yang kurang aktif dicoba lebih dulu
v
Uji Coba
yang mudah dilakukan lebih dahulu
v
Uji Coba
dengan menggunakan alat yang sama
dicoba berurutan
v
Hanya
alat uji coba yang berada di depan anak
v
Semua uji
coba dimulai dari sebelah kiri garis
umur, dan yang ditembus serta item
disebelah
kanan garis umur
Skala umur tertera pada bagian atas
formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan tahun, sejak lahir sampai
berusia 6 tahun.
Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1
bulan, sampai anak berumur 24 bulan.
Kemudian mewakili 3 bulan, sampai
anak berusia 6 tahun.
Pada setiap tugas perkembangan yang
berjumlah 125, terdapat batas kemampuan
perkembangan yaitu 25%; 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas
perkembangan tersebut.
CARA
MELAKUKAN TES PADA ANAK YANG ADA RESIKO GANGGUAN PERKEMBANGAN
1.
Pada
setiap sektor dilakukan paling sedikit dilakukan 3 uji coba yang ada di sebelah
kiri garis umur dan item yang berada pada garis umur.
2.
Jika
anak gagal, menolak, atau no opportunity, maka dilakukan uji coba tambahan
kesebelah kiri garis umur sampai 3x LEWAT berturut-turut setiap sektor
CARA
MELAKUKAN PEMERIKSAAN PADA ANAK YANG NORMAL ATAU KEMAMPUANNYA LEBIH
1. Pada tiap sector dilakukan paling sedikit
3 uji coba yang paling dekat di sebelah
kiri garis umur dan item yang ditembus umur.
2. Jika anak mampu melakukan uji coba, lanjutkan uji coba disebelah kanan
garis umur sampai 3x GAGAL berturut-turut
setiap sector.
PENILAIAN SKOR PERITEM
Skor dari tiap ujicoba ditulis
pada kotak segi empat.
P: Pass/
lulus. Anak melakukan ujicoba dengan baik, atau ibu/ pengasuh anak memberi
laporan anak dapat melakukannya.
F: Fail/ gagal. Anak tidak dapat melakukan
ujicoba dengan baik atau ibu/pengasuh anak memberi laporan anak tidak dapat
melakukannya dengan baik
No: No opportunity/ tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan untuk
melakukan uji coba karena ada hambatan.
R: Refusal/ menolak. Anak menolak untuk melakukan ujicoba
LANGKAH MENGAMBIL KESIMPULAN
Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau
paling banyak satu caution.
Suspect/
Suspek
Bila didapatkan > 2 caution
dan/atau > 1 keterlambatan
Untestable/
Tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak pada > 1
uji coba terletak disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba
yang ditembus garis umur pada
daerah 75-90% .
PENUTUP
Beri pujian kepada orang tua/pengasuh atas
tindakannya membawa anak untuk dilakukan tes perkembangan.
Beri penjelasan mengenai hasil tes
perkembangan, kapan harus kembali, anjuran di rumah dan apabila ada anjuran
tindak lanjut.
Ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
Interprestasikan hasil Test (Normal, Suspect, Untestable)
a. Masing-masing 1 Caution pada 2
sektor yang berbeda:……..........
b. Terdapat 1 Delay pada 1 sektor
:.........................
c. Terdapat 1 Delay dan 1 Caution
pada sektor yang berbeda:...................
d. Terdapat 1 Refusal pada 1
sektor:.......................
PRINSIP PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI
Rekomendasi
WHO 2003
1.
Setiap
bayi seharusnya mendapat ASI ekslusif selama 6 bln pertama kehidupannya (
termasuk IMD ). Kecuali pada beberapa kondisi medis.
2.
Untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, setiap bayi harus mendapat MP-ASI yang cukup serta
aman, sementara ASI diteruskan sampai usia 2 tahun
AFASS :
Acceptable : mudah diterima
Feasible :
mudah dilakukan
Alfordable
: harga terjangkau
Sustainable
: berkelanjutan
Safe :
aman
RESIKO
YANG BERKAITAN DENGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI
Pelarutan
yang tidak tepat :
- Terlalu
encer beresiko gizi kurang bahkan gizi buruk
- Terlalu kental dpt membebani kerja ginjal bayi
Kontaminasi
- E. Sakazaki
-
Tidak
steril
TEPAT
WAKTU
Saat
kebutuhan energi dan nutrien melebihi yang didapat dari ASI
ADEKWAT
Cukup
mengandung energi, protein dan mikronutrien
AMAN
Penyimpanan,
penyiapan,pemberian harus hygienis
TEPAT CARA
PEMBERIAN
Sejalan
dengan tanda lapar , frekwensi, cara
Pemberian
sesuai usia bayi
Topik Sub Topik : Sasaran Tempat Waktu
PROPOSAL PROGRAM TERAPI BERMAIN
Terapi bermain Mewarnai gambar Anak Pra Sekolah Ruang
perawatan anak 25 menit
A. TUJAN
1. TIU (Tujuan
Instruksional Umum) Setelah diajak bermain, diharapkan anak dapat melanjutkan
tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman
bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan diravvat 2.
TIK (Tujuan Instruksional Khusus) Setelah diajak bermain selama 25 menit, anak
diharapkan: a. Gerakan motorik halusnya lebih terarah b. Berkembang kognitifnya
c. Dapat mewarnai gambar yang disukainya d. Dapat bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat di ruang yang sama e. Kejenuhan
selama dirawat di RS berkurang
B. PERENCANAAN
1. Jenis Program Bermain Mewarnai gambar dengan
pensil vvama/spidol/pantel pada kertas dambar yang telah tersedia 2.
Karakteristik bermain a. Melatih motorik halus b. Melatik kesabaran dan
ketelitian 3. Karakteristik peserta a• Usia 3 6 tahun b. Jumalah peserta: 2 — 4
anak dan didampingi orang tua c. Keadaan umum mulai membaik d. Klien dapat
duduk e. Peserta kooperatif 4. Metode: Demontrasi 5. Alat-alat yang digunakan
(Media) a. Kertas gambar yang siap diwarnai b. Alat untuk menggambar (Pensil
warna/spidol/pantel) c. Benang d. Penggaris e. Alat untuk melubangi kertas
(Perforator)
C. STRATEGI PELAKSANAAN 1. Persiapan: 5 Menit a.
Menyiapkan ruangan b. Menyiapkan alat c. Menyiapkan peserta
2. Pembukaan: 5 Menit a. Perkenalan dengan anak dan
keluarga b. Anak yang akan bermain saling berkenalan c. Menjelaskan maksud dan
tujuan
3. Kegiatan: 20 Menit a. Anak diminta untuk memilih
gambar yang ingin diwarnai yang sudah tersedia.
b. Kemudian anak dianjurkan untuk mewarnai gambar
dengan warna yang disukai c. Setelah selesai mewarnai gambar, anak dibantu
untuk melubangi bagian atas kertas gambar d. Dipasang benang sepanjang ± 10 cm
pada bagian atas yang ditubangi e. Gantungkan hasil mewarnai gambar di dekat
tempat tidur anak
4. Penutup: 5 Menit Memberikan reward pada anak atas
hasil karyanya
D. EVALUASI YANG DIHARAPKAN 1. Anak dapat
mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu gambar yang diwarnai,
kemudian digantung 2. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik 3. Anak merasa
senang 4. Anak tidak takut lagi dengan peravvat 5. Orang tua dapat mendampingi
kegiatan anak sampai selesai 6. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan
dengan aktifitas bermain
KONSEP BERMAIN
Delitlisi
Bermain merupakan ketziatan yang dilakukan secara
sukarela un kepuasan. tuk memperoleh kesenangan/ Bermain merupakan cerminan
kemampuan fisik,inteletual,emosional, dan sosial, dan bermain merupakan media
yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan
berkomunikasi,belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,melakukan apa yang
dapat dilakukannya, dan men£,,enal waktu,jarak , serta suara ( Wong,2000
Bemlain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan yang yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Fungsi Bemain
1. Perkembangan sensoris-motorik
Pada saat melakukan permainan,aktivitas
sensoris-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain
aktif sangat penting untuk perkembangan funQsi otot.Misalnya , alat permainan
yang digunakan untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-motoris dan
alat permainan untuk anak usia todler dan prasekolah yang banyak membantu
perkembangan aktivitas motorik baik kasar maupun halus.
2. Perkembangan Intelektual
Pada saat bemain, anak melakukan eksplorasi dan
manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama
mengenal warna,bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan objek. Pada saat bemiain
pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah.
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan
berinteraksi dengan lingkkungannya. Melalui kegiatan bermin, anak akan belajar
memberi clan menerima. Bermain dengan orang lain. akan membantu anak untuk mengembangkan
hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada
saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman,
memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang nilai sosial yang ada pada
kelompoknya.
4. Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
dan mewujudkannva ke dalam bentuk objek dan/ atau kegiatan yang dilakukannya.
Melalui kegiatan bermain. anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan
ide-idenya.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Melalui bermain, anak akan mengembangkan
kemampitannya dalam mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar meiluenal
kemampuannya dan membandingkannya dengan orang, dan
menguji kemampuannya denuan mencoba
peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang
6.
Perkembanuan Moral
Anak
mempelajari nilai bemir dan salah dari lingkunannya terutama dari orang tua dan
guru. Dengan melakukan aktivittas bermain, anak akan mendapat kesempatan untuk
menerapkim terscbut sehingga dapat diterima di linukungannya dan dapat
menyesuaikan diri denuan aturan-aturan kelompok yang ada dalam
lingkungannya.Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan
etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar
bertanggung .iawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. - Bermain
Sebagai Terapi Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengatami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih,
dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami
anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada di lingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan
stres yang dialaminya karena dengan melakukan permainan, anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permaina.nnya distraksi ) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan pemminan.
Tujuan Bermain
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Walaupun demikian, selama anak dirawat di
rumah sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap
dilanjutkan untuk menjaga kesinambungan. ▪ Mengekpresikan perasaan , keinginan
, dan fantasi , serta ide-idenya. 3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan
memecahkan masalah. Permainan akan menstimulasi claya imajinasi, dan fantasinya
untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. 4. Dapat
beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit. Faktor-Faktor Yang Mcmpengaruhi Aktivitas Bermain 1. Tahap Perkembangan
Anak Aktivitas bern-tain yang tepat dilakukan anak, yaitu sesuai detwan tahapan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian, orang tua dan perawat harus
mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap tahapan
pertumbuhan clan perkembangan anak. • Status Kesehatan Anak Untuk melakukan
aktivitas bermain diperlukan energi. Walaupun dcmikian. bukan berarti anak
tidak boleh bermain pada saat sedang sakit. Yang prnting, pada Saat kondisi
anak sedang menurun atau anak terkena sakit, bahkan dirawat rumah sakit, orang
tua dan perawat harus jeli memilibkan permainan yan,, dapat dilakukan tinak
prinsip bennain pada anak Jenis Kelamin Anak yang sedang dirawat di rumah
sakit. Dalam melaksanakan aktivitas bermain tidak membedakan jenis kelamin
laki-takt atau perempuan. Semua alat pennainan clapat digunakan oleb anak
lai-laki atau perempuan unruk mengembangkan dava pikir, imajinasi, kreativitas,
dan kemampuan sosial anak. Akan tetapi ada pendapat lain yang menyakini bahwa
perrnainan adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal iclentitas diri
sehinuga sebagian alat permainan anak perempuan tidak dianjurkan untuk digunakan
oleh anak laki-taki. 4. Lingkunan Terselenguaranya aktivitas bermain yang baik
untuk perkembangan anak salah satunya dipenuaruhi oleh nilai moral, budaya, dan
lingkungan fisik rumah. 5. Alat Dan Jenis Permainan Yang Cukup Oranc, tua harus
bijaksana dalam memberikan alat pennainan untuk anak.Pilih yang sesuai dengan
tahapan tumbuh kembang anak. Orang tua dan anak dapat memilih mainan
bersama-sama, tetapi yang harus diingat bahwa alat pennainan harus aman baui
anak.
Klasifikasi Bermain. A. Berdasarkan isi permainan 1.
Social affective play Inti pennainan ini adalah adanya hubungan interpersonal
yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya , bayi akan mendapatkan
kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya dan
/ atau orang lain. Permainan yang biasa dilakukan adalah " cilukba "
, berbicara sambil tersenyumitertawa, atau sekadar memberikan tangan pada bayi
untuk menggenggamnya, tetapi dengan diiringi berbicara sambil tersenyum dan
tertawa.
2. Sense of pleasure play Anak bermain dengan objelc
yang ada di lingkungannya sehingga anak merasa senang dan bergembira tanpa
adanya kehadiran orang lain. Contoh bemiain pasir, air. 3. Skill play Sesuai
dengan sebutannya, permainan ini akan meningkatkan ketrampilan anak, khususnya
motorik kasar dan halus.
4. Games atau permainan Games atau pennainan adalah
jenis permainan yang menggunakan alat tertentu van, menggunakan perhitungan
clan / atau skor.
5 Unoccupied hehavior Pada saat tertentu , anak
sering terlihat mondar-mandir , tertawa, bungkuk -membungkuk ,memainkan kursi,
meja, atau apa saja yang ada cli sk.'kelilingnya.Analc tampak senang, gembira,
dan asyik dengan situasi serta lingkungannN tersebut.
6. Drarnatie play Pada permainan ini anak memainkan
peran sebaE,rai orang permainannya. B. Berdasarkan Karakter Sosial 1. Onlooker
play Pada pennainan ini, anak hanya mengamati temannya yarifi, sedang bermain,
tanpa ada inisi.ltit untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. Jadi, anak
tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap pe•mainan yang
sedang dilakukan temannya.
2. Solitary play Pada permainan ini , anak tampak
berada dalam kelompok permainan, tetapi anak bermain sendiri dem,,,an alat
permainan yang dimilikinya dan alat pennainan tcrschut berbeda dengan alat
permainan yang digunakan temannya, tidak ada kerja sama, ataupun komunikasi
dengan teman sepermainannya.
3. Parallel Play Pada perrnainan ini, anak dapat
menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain
ticlak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan anak lain
tidak ada sosialisasi satu sama lain.
4. Associative play Pada pen-nainan ini sudah
terjacli komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi tidak
terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin pemminan, dan tujuan
permainan tidak jelas
5. Cooperative play Aturan permainan dalam kelompok
tampak lebih jelas pada pennainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin
permainan.
Bermain Untuk Anak Yang Dirawat Di Rumah Sakit
Aktivitas bermain yang dilakukan perawat pada anak di rumah sakit akan
memberikan keuntungan sebagai berikut : l. Meningkatkan hubungan antara klien
dan perawat karena dengan melaksanakan kegiatan bermain, perawat mempunyai
kesempatan untuk membina hubungan yang baik dan menyenangkan dengan anak dan
keluarganya. Bermain merupakan alat komunikasi yang fektif antara perawat dan
klien 2. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri.
Aktivitas bermain yang terprog•am akan memulikkan pentsaan mandin pada anak. 3.
Permainan pada anak di rumah sakit ticlak hanya akan membe•ikan rasa scnang
pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran
cemas,takut,sedih,tegang dan nyeri. 4. Permainan yang terapeutik akan dapat
meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah laku yang positif. Prinsip
pennainan pada anak di rumah
1. Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan
perawatan yang seclang dijalankan Tidak membutuhkan energi yang banyak 3. Harus
mempertimbangkan keamanan anak 4. Dilakukan pada kelompok umur yang sama 5.
Melibatkan orang tua
Tujuan Bermain
Tetapkan tujuan bermain bagi anaksesuai dengan
kebutuhannya. Kebutuhan bermain mengacu pafda tahapan tumbuh-kembang anak, sedangkan
tujuan yang ditetapkan harus memperhatikan prinsip ben-nain bagi anak cli rumah
sakit, yaitu menekankan pada upaya ekspresi sekaligus relaksasi dan clistraksi
dari perasaan takut, cemas, sedih, tegang, dan nyeri.
Proses Kegiatan Bermain
Uraikan kegiatan bennain yang akan dilakukan. Ingat
bahwa perawat hanya sebagai fasilitator dan kegiatan bermain harus dilakukan
secara aktif oleh anak dan orang tuanya. Kegiatan berrnain yng dijalankan
mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila permainan akan
dilakukan dalam kelompok, uraikan dengan jelas aktivitas setiap anggota
kelompok dalam pennainan dan kegiatan orang tua setiap anak. Alat Pen-nainan
Yang Diperlukan Tetapkan jenis alat permainan yang akan digunakan. Ingat bahwa
alat pemminan tidak harus yang baru dan bagus. Alat pennainan yang digunakan
hatus menggambarkan kreativitas perawat dan orang tua , serta dapat menjuli
media untuk eksplorasi perasaan anak. Pelaksanaan Kegiatan Ben-nain Uraikan
proses bermain yang dilakukan. Selama kegiatan bennain, respon anak dan orang
tua harus diobservasi dan menjadi catatan penting bagi perawat, bahkan apabila
tampak adanya kelelahan pada anak, pennainan tidak boleh diteruskan.
Evaluasi Di akhir kegiatan bermain, lakukan evaluasi
secara mcnyeluruh dengan cara membandingkan pelaksanaan bermain dengan tujuan
yang telah ditetapkan semula. Tuliskan pula hambatan yang ditemui selama
kegiatan bermain. Alat Permainan Edukatif ( APE ) Yang dimaksud dengan APE
adalah alat permainan yang dapat inenl..ortnnalka;) perkembangan anak,
disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
perkembangan aspek fisik yaitu kegiatan-kegiatan merangsang pertumbuhan anak.
Pengembangan bahasa , dapat menuniang atau benar. dengan berbieara, men,,gunakan
kaiimat yang - dll. Pengembangan yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
warna Pengembangan ,tspek sosial, khususnya dalarn hubungannyadengan Mteraksi
antara ibu dan anak, ke(uarga dan masyarakat. Svarat — syarat alat pennainan
edukatiAPE ): 1. Aman 2. Ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak 3.
Disainnya harus jelas , 4• APE harus memenuhi fungsi untuk mengembangkan
berbagai aspek perkembansan anak 5. Harus dapat dimainkan dengan berbagai
variasi 6. Waulaupun sederhana harus tetap
menarik baik warna maupun bentuknya 7. APE harus diterima oleh senma kehudapaan karena bentuknya sangat umum 8. APE harus tidak mudah rusak
Contoh alat perkumbangan balita dan perkembangan yang
distilnlllr .
1. Pertumbuhun fisik dan/motorik kasar : sepeda roda
tiga/dua,bola,mainan youg ditarik dan didorong, tali, dll 2. Motorik halus :
gunting, pensil, bola,balok,lilin, dll 3. Bahasa : buku bergambar, buku cerita,
majalah. radio, tape, tv, dll 4. Kecerdasan / kognitif : buku gambar, buku cerita,
fuzzle, lego, boneka,..pensil warna, radio, dll 5. Menolong diri sendirl :
gelas/piring plastik, sendok,ba_ju,sepatu,kaos kaki, dll 6. Tingkah laku sosial
: alat pennainan yang dapat dipakai bersama , misalnya congklak,kotak pasiir,
bola, tali, dll
RANGKUMAN Bermain bagi anak sangat mempunyai arti
dalam tumbuh kembangnya. Karena melalui bermain banyak keuntungan yang
cliperoleh, ticlak saja, terhadap pertumbuhan fisik anak, juga terhadap
perkembangan mental dan sosial anak. Demikian pula dalam memilih alat permainan
sebagai alat stimulasi tumbuh kembang anak, hendaklah dlllillll alat-alat
hermain yang ticlak hanya mnyenan2kan anak k_stapi _jusa harus bennanfaat dalam
mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Beberapa faktor yang mempen,,,utruhi
aktivitas bermain.yaitu iahap perkembangan, status kesehatan, jenis kelamin,
Iingkungan yang mendukung, dan alat
serta jenis permainan yang atau sesuai bagi
anak.
No comments:
Post a Comment