Tuesday, 17 February 2015

HIPERTIROID




HIPERTIROID
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB



 









Disusun oleh :
Kelompok 4 (2 Reguler B)
Annisa Resiana
P17420313050
Dewi Aisyah
P17420313055
Fitri Fauziah Apriliani
P17420313060
Joko Setyabudi
P17420313065
Mastini Febiyanti
P17420313070
Novi Dewi Fatmaningsih
P17420313075
Rima Oktavinda P
P17420313081
Susiyanti
P17420313086
Wiwik Nurhikmah
P17420313091


Dosen Pengampu
Sudirman MN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, kami akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah seminar yang berjudul "Hipertiroid”.
Penyusunan laporan penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas praktek klinik keperawatan. Dalam penyusunan laporan penelitian ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga kami mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Bapak Sudirman MN selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
  2. Ibu dan ayah kami telah mendidik, mendoakan, mendampingi, sampai membiayaiku hingga saat ini.
  3. Dan semua teman seangkatan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.



Pekalongan, 15 February 2015
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.           Latar Belakang 1
B.            Tujuan 2
C.            Sistematika 2
BAB II TINJAUAN TEORI 3
A.           Definisi Hipertiroid 3
B.            Etiologi 3
C.            Manifestasi klinis 4
D.           Ciri – ciri klien menderita hipertiroid 5
E.            Patofisiologi 5
F.             Dampak hipertiroid bagi tubuh 6
G.           Pemeriksaan penunjang 6
H.           Penatalaksanaan 7
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 8
A.            Pengkajian 8
B.            Diagnosa keperawatan 9
C.            Perencanaan dan implementasi 9
D.            Intervensi keperawatan 10
E.             Evaluasi 11
BAB III PENUTUP 13
A.            Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kondisi kesehatan masyarakat sekarang ini, memungkinkan terjadinya perubahan pada pola penyakit. Untuk menjaga keseimbangan fisik, sistem endokrin berfungsi sebagai regulator yang mengatur berbagai proses yang terjadi dalam tubuh, terutama proses yang berkaitan dengan fungsi hormonal. Perubahan-perubahan yang terjadi pada aktifitas kelenjar dan hormon biasanya menimbulkan efek yang bermacam-macam, Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelenjar endokrin adalah hipertiroid.
Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme.
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Kejadian pembesaran kelenjar tiroid terbanyak ditemukan pada usia antara 9 sampai 13 tahun pada anak laki-laki dan antara usia 12 sampai 18 tahun pada anak perempuan. Pada usia dewasa jarang sekali terjadi pembesaran kelenjar tiroid kecuali pada wanita yang memang sering ditemukan pembesaran kelenjar tiroidnya baru timbul setelah usia 19 atau 20 tahun.
Karena banyaknya penderita hipertiroid, sekiranya kita perlu mengetahui dasar-dasar endokrinologi dan juga mengenai seluk-beluk hipertiroid dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan hal ini.

B.       Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.         Tujuan Umum
Ø   Memberikan penjelasan mengenai Hipertiroid
2.         Tujuan Khusus
Ø   Menjelaskan teori dan konsep terkait hipertiroid
Ø   Memamaparkan proses terjadinya hipertiroid
Ø   Menerapkan teori dan konsep tersebut dan memberikan asuhan keperawatan klien dengan hipertiroid

C.      Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
Ø Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Hipertiroid
Ø Mendapatkan pemahaman tentang penyebab penyakit Hipertiroid
Ø Mendapatkan pemahaman tentang gejala dan pengobatan penyakit Hipertiroid
Ø Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan penyakit Hipertiroid

D.      Sistematika
Sistematika pada laporan kasus ini diantaranya adalah sebagai berikut. BAB I berisi pendahuluan yang meliputi : latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika. Kemudian pada BAB II berisi tinjauan teori meliputi : definisi, etiologi, manifestasi klinik, ciri – ciri klien hipertiroid, patofisiologi, dampak hipertiroid bagi tubuh, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan. Untuk BAB III berisi konsep asuhan keperawatan klien hipertiroid yang meliputi langkah-langkah dalam asuhan keperawatan antara lain : pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, intervensi keperawatan dan evaluasi. BAB IV sebagai penutup berisi kesimpulan.




BAB II
TINJAUAN TEORI

A.          DEFINISI
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya  kadar T3 dan T4 bebas terutama disebabkan oleh hiperfungsi kelenjar tiroid (Robin.2007 hal:811)
Hipertiroid adalah pengeluaran hormon tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh immunoglobulin dalam darah (Smeltzer.Suzanne C.2002. hal:1307)
Hipertiroid adalah penyakit yang diakibatkan oleh meningkatnya sirkulasi dan pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid (Lewiss.2000. hal:1415)
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid (Mary Baradero,dkk.2005.hal:37)

B.          ETIOLOGI
Tiroid dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroid akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang tinggi . TRF akan rendah karena umpan balik negatif HT dan TSH. Hipertiroid akibat malfungsi hipotalamus akan memperlibatkan HT dan tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid :
1.    Penyakit graves
Penyakit ini disebabkan oelh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hiertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih serng dibandingkan pri. Diduga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibody yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu typoid stimulating. Immunoglobin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH reseptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stress, merokok, radiasi, kelainan mata dapat menonjol keluar, penglihatan kabur, sensitive terhadap sinar,terasa seperti ada pasir di mata. Gangguan kulit menyebabkan  kulit menjadi merah kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
2.    Toxic nodular goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebih.
3.    Minum obat dan hormon tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang tejadi, karena periksa laboraturium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan untuj menurunkan berat badan.
4.    Produksi TSH yang abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5.    Tiroiditis (radang kelenjar tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pad ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid, 2 – 3 bulan kemudian keluar gejala hipertiroid.
6.    Konsumsi yodium berlebihan
Bila konsumsi berlebihan dapat menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

C.          MANIFESTASI KLINIS
Umumnya suhu tubuh meningkat dan intoleransi terhadap panas. Kulitnya basah dan hangat. Rambutnya sangat halus namun rapuh. Nafsu makan meningkat, tetapi berat badan menurun.
Penurunan berat badan, otot lemah dan cepat lemas, peningkatan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus.
Penurunan trigliserida, sering buang air. (Mary Baradero,dkk.2005.hal: 38)



D.           CIRI – CIRI KLIEN MENDERITA HIPERTIROID
Ciri pasien pasien Hipertiroid : (1) tremor dan tampak gugup, (2) otot terasa lemas (3) cepat lelah, (4) berat badan menurun walaupun nafsu makan meningkat, (5) intoleransi terhadap cuaca panas (6) biasanya, pasien ini menunjukkan emosi yang labil, insomnia, dan untuk wanita, terjadi amenorea. (Mary Baradero,dkk.2005.hal:37)

E.          PATOFISIOLOGI
Hipertiroid mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau kondisi yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal atau multiple adenoma kanker tiroid. Juga pengobatan miksedema dengan hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan hipertiroid. Bentuk tiroid yang paling umum  adalah penyakit graves’ (goiter difus, toksik) yang mempunyai tiga tanda penting : (1) hipertiroid (2) perbesaran kelenjar tiroid (goiter), dan (3) eksoptalmos (protrusi mata ab-normal). Penyakit graves’ merupakan kelainan autoimun yang dimediasi oleh antibody Ig G yang berkaitandengan reseptor TSH aktif pada permukaan sel – sel tiroid.
Penyebab lain hipertiroid dapat mencakup goiter nodular toksik, adenoma toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroiditis subakut, dankronis ingesti TH.
Hipertiroid ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi hormon tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang, maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimulasi sistem kardiak dan meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada takikardia dan peningkatan curah jantung, volume sekuncup, kepekaan adrenegik, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat mengarah pada keseimbangan nitrogen negatif, penipisan lemak dan hasil akhir defisiensi nutrisi.
Hipertiroid juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme hipotalamik, pituitary dan hormon gonad. Jika hipertiroid terjadi sebelum pubertas, akan terjadi penundaan perkembangan seksual pada kedua jenis kelamin, tetapi pada pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada pria dan wanita. Setelah pubertas wanita akan juga menunjukkan ketidakteraturan menstruasi dan penurunan fertilitas. (Hotma Rumahorbo.1997.hal:50)


F.            DAMPAK HIPERTIROID BAGI TUBUH
Adapun dampak hipertiroid terhadap berbagai sistem tubuh menurut (Hotma Rumahorbo (1997) :
1.    Sistem integumen seperti diaphoresis, rambut halus dan jarang dan kulit lembab
2.    Sistem pencernaan seperti berat badan menurun, napsu makan meningkat dan diare
3.    Sistem musculoskeletal seperti kelemahan
4.    Sistem pernapasan seperti dispnea dan takipnea
5.    Sistem kardiovaskuler seperti palpitasi, nyeri dada, sistolik meningkat, tekanan nadi meningkat, takikardi, dan disritmia.
6.    Metabolik seperti peningkatan laju metabolisme tubuh, intoleran terhadap panas dan suhu sub febris
7.    Sistem neurologi seperti mata kabur, mata lelah, insomnia, infeksi atau ulkus kornea, sekresi air mata meningkat, konjungtiva merah,fotophobia, tremor.
8.    Sistem reproduksi seperti amenore, volume menstruasi berkurang dan libido meningkat
9.    Psikologi/emosi seperti gelisah, iritabilitas, gugup/nervous, emosi labil, perilaku mania dan perhatian menyempit.

G.         PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang menurut Mary Baradero,dkk (2005) :
1.    Tiroksin serum (T4) yang meningkat pada hipertiroidisme
2.    T3 serum
3.    TSH, rendah pada hipertiroidisme
4.    Ambilan radioaktif iodine (absorpsi) meningkatkan pada semua macam penyebab hipertiroidisme, kecuali tiroiditis. Pemeriksaan ini tidak akurat apabila pasien menerima iodine dalam menerima beberapa hari sebelum pemeriksaan.






H.         PENATALAKSANAAN
Menurut Suzanne C Smeltzer (2001) penatalaksaan klien hipertiroid dibedakan menjadi tiga yakni :
1.      Farmakologi
Yakni dengan menggunakan obat – obatan yang mempengaruhi sintesis hormon tiroid serta preparat yang mengendalikan manifestasi hipertiroid.
Tujuan farmakoterapi adalah untuk menghambat satu atau beberapa stadium sintesis atau pelepasan hormon; tujuan lain adalah untuk mengurangi jumlah jaringan tiroid yang mengakibatkan penurunan produksi hormon tiroid.
2.      Penyinaran atau radiasi
Penyinaran dengan yang meliputi penggunaan radioisotop I131 atau I125 untuk menimbulkan efek destruktif pada kelenjar tiroid.
3.      Pembedahan
Dengan pengangkatan sebagian besar kelenjar tiroid. Terapi yang dilakukan bergantung pada penyebab hipertiroid dan memungkinkan memerlukan gabungan semua pendekatan terapeutik.


















BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN HIPERTIROID

A.      Pengkajian
Mary Baradero, dkk (2005) membagi dua jenis pengkajian yaitu :
1.         Data Subjektif
Ø Riwayat pengalaman perubahan status emosional/mental
Ø Mengalami sakit dada atau palpitasi
Ø Mengalami dispnea ketika melakukan aktivitas atau istirahat
Ø Riwayat perubahan pada kuku, rambut, kulit, dan banyak keringat
Ø Mengeluh gangguan penglihatan dan mata cepat lelah
Ø Perubahan asupan makanan dan berat badan
Ø Perubahan eliminasi feses, frekuensi dan banyaknya
Ø Intoleransi terhadap cuaca panas
Ø Mengeluh cepat lelah dan tidak mampu melakukan semua aktivitas hidup sehari – hari.
Ø Perubahan menstruasi atau libido
Ø Pengetahuan tentang sifat penyakit, pengobatan, serta efek dan efek samping obat.

2.      Data Objektif
Ø Status mental : perhatian pendek, emosi labil, tremor, dan hiperkinesia
Ø Perubahan kardiovaskuler : tekanan darah sistolik meningkatkan, tekanan diastolik menurun, takikardia walaupun waktu istiirahat, disritmia, dan murmur.
Ø Perubahan pada kulit : hangat, kemerahan, dan basah : perubahan pada rambut : halus dan menipis.
Ø Perubahan pada mata : lid lag, glove lag, diplopia, dan penglihatan kabur
Ø Perubahan nutrisi/metabolik: berat badan menurun, nafsu makan dan asupan makan bertambah, serta kolesterol dan trigliserida serum menurun.
Ø Perubahan musculoskeletal: otot lemah, tonus otot kurang, dan sulit berdiri dari posisi duduk.
Hasil pemeriksaan diagnostik yang harus dikaji adalah peningkatan T3 dan T4 serum dan penurunan TSH serum.

B.       Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien hipertiroid menurut Suzanne C Smeltzer (2001) yaitu:
1.    Perubahan nutrisi yang berkaitan dengan laju metabolic yang meningkat, selera makan yang berlebihan dan aktivitas gastrointestinal yang bertambah.
2.    Upaya mengatasi iritablitas, hipereksitabilitas, kekhawatiran dan ketidakstabilan emosi yang tidak efektif.
3.    Kepercayaan diri yang terganggu akibat perubahan pada penampilan, selera makan yang berlebihan dan penurunan berat badan.
4.    Perubahan suhu tubuh.
Diagnosa keperawatan menurut Mary Baradero,dkk(2005)
1.    Intoleran aktivitas yang berhubungan denan kelemahan dan pengecilan otot (perubahan metabolisme)
2.    Penurunan curah jantung yan berhubungan dengan disritmia (kegiatan simpatis meningkat)
3.    Ketidakefektifan koping yang berhubungan dengan emosi labil dan perhatian pendek
4.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh
5.    Gangguan pola tidur (insomnia) yang berhubungan dengan peningkatan kecepatan metabolisme dan kegelisahan.
6.    Perubahan sensoris (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan fungsi saraf optik dan otot ekstrakular (edema)
7.    Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi sifat penyakit, uji diagnostik, dan pengobatan.

C.      Perncanaan dan Implementasi
Perencanaan dan implementasi menurut menurut Suzanne C Smeltzer (2001) yaitu:
Ø Tujuan dapat berupa perbaikan status nutrisi, peningkatan kemampuan untuk mengatasi kedaaan, perasaan menghargai diri sendiri yang bertambah, suhu tubuh normal dapat dipertahankan dan tidak adanya komplikasi.

D.      Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada klien hipertiroid menurut Suzanne C Smeltzer (2001) yaitu:
1.    Memperbaiki status nutrisi
2.    Meningkatkan tindakan koping
3.    Memperbaiki harga diri
4.    Mempertahankan suhu tubuh normal
5.    Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
Intervensi keperawatan pada klien hipertiroid menurut Mary Baradero, dkk (2005) yaitu :
1.    Istirahat yang cukup
a.    Lingkungan yang tenang dan nyaman
b.    Masase ringan pada punggung sebelum tidur malam
c.    Jelaskan pada pasien mengenai pentingnya untuk berbaring tenang walaupun ia tidak bisa tidur
2.    Mempertahankan atau meningkatkan toleransi terhadap kegiatan
a.    Istirahat di antara kegiatan
b.    Hentikan kegiatan apabila merasa lelah
3.    Mempertahankan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan
a.    Mengkonsumsi makanan tinggi protein dan tinggi kalori
b.    Pantau asupan nutrisi
c.    Timbang berat badan setiap hari
d.   Pantau asupan dan haluaran setiap 8 jam
4.    Mempertahankan perawatan yang baik pada mata
a.       Lakukan pengkajian visual yang baik pada mata
b.      Terapkan tindakan yang bisa membantu perawtan mata
5.    Bantu pasien mengadakan koping yang efektif untuknya, misalnya musik, meditasi, distraksi, dan masase pada punggung
6.    Penyuluhan kesehatan dengan pembahasan materi :
a.       Sifat penyakit dan bagaimana hipertiroid mengakibatkan tanda dan gejala
b.      Pengobatan, tindakan, dan pembedahan
c.       Hasil yang diharapkan dari pengobatan, tindakan, pembedahan, serta efek dan efek sampingnya
d.      Obat yang digunakan pasien : dosis, cara pemberian, serta efek samping
e.       Pasien dengan endemik goiter dan memakai iodine suplemen perlu diberi informasi bahwa ia memerlukan pemeriksaan medis secara teratur untuk mengetahui secara dini timbulnya hipertiroid akibat iodine

E.       Evaluasi
Evaluasi menurut Suzanne C Smeltzer (2001) yaitu:
1.    Memperbaiki status nutrisi
a.    Melaporkan asupan diet yang adekuat dan berkurangnya rasa lapar
b.    Mengenali makanan tinggi kalori, tinggi protein dan makanan yang harus dihindari
c.    Menghindari penggunaan alkohol dan minuman stimulant lain
d.   Melaporkan berkurangnya kejadian diare
2.    Memperlihatkan koping yang efektif dalam menghadapi keluarga, sahabat,dan teman sekerja
a.    Menjelaskan penyebab timbulnya perasaan mudah tersinggung (iritabilitas) dan ketidakstabilan emosi
b.    Menghindari situasi, kejadian dan individu yang menimbulkan stress
c.    Berpartisipasi dalam kegiatan yang menghasilkan relaksasi dan tidak menimbulkan stres
3.    Mencapai peningkatan harga diri
a.    Mengungkapkan dengan kata – kata perasaan tentang diri sendiri dan sakit yang dideritanya
b.    Menjelaskan perasaan frustasi dan kehilangan kontrol dalam menghadapi orang lain.
c.    Menjelaskan alasan yang mendasari peningkatan selera makan
4.    Mempertahankan suhu tubuh yang normal
5.    Tidak ada komplikasi
a.    Kadar hormon tiroid dalam serum berada dalam batas – batas normal
b.    Menyebutkan tanda dan gejala krisis tirotoksik
c.    Tanda – tanda vital dan hasil pemeriksaan EKG, gas darah arteri, serta pulsa oksimetri berada dalam batas – batas normal.
d.   Menyebutkan pentingnya tindak lanjut yang teratur dan mempertahankan terapi yang di programkan.

Hasil yang diharapkan pada klien hipertiroid menurut Mary Baradero, dkk (2005) yaitu :
1.      Menungkapkan ada peningkatan tenaga; dapat melakukan aktivitas hidup sehari – hari tanpa merasa lelah.
2.      Kecepatan nadi dibawah 80 per menit saat istirahat.
3.      Mengungkapkan rasa cemas dapat ditoleransi (skala 1 – 5)
4.      Temperatur 37,2 oC atau kurang
5.      Dapat menjelaskan dosis serta efek samping obat yang dipakainya.
6.      Berat badan bertambah per minggu sebanyak 0,5 kg atau mepertahankan berat badan sebelum ia sakit.
7.      Tidak ada keluhan tentang matanya
8.      Dapat tidur dan istirahat























BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik. Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid (Dorland, 2005).
 Sedangkan goiter nodular toksik yaitu Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan. ( Elizabeth J. Corwin, 2009 )


















DAFTAR PUSTAKA

Rumahorbo, Hotman. 1997. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : EGC.
Mary Baradero, Mary Wilfrid Dayrit, Yakobus Siswadi. 2005. Klien Gangguan Endokrin:Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Suzanne C Smeltzer. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah BRUNNER & SUDDARTH, Vol 2 Ed 8. Jakarta: EGC


No comments:

Post a Comment