Thursday 2 October 2014

ASKEP ARTEROSKLEROSIS



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan IPTEK menyebabkan perubahan di berbagai faktor seperti faktor ekonomi dan sosial. Perkembangan tersebut juga menyebabkan perubahan pada pola hidup manusia. Kebanyakan masyarakat saat ini lebih memilih makanan-makanan cepat saji yang sebenarnya makanan tersebut kurang baik untuk kesehatan, karena banyak mengandung bahan pengawet, selain itu makanan tersebut juga banyak mengandung lemak yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan salah satunya aterosklerosis.
Aterosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
Aterosklerosis adalah penyebab utama penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya dimana merupakan penyebab tertinggi kematian dan kesakitan. Penyakit jantung (serangan jantung) dan stroke sudah diketahui sejak tahun 1920-an dan merupakan penyebab kematian tertinggi. Meskipun saat ini ilmu pengetahuan mengenai kesehatan jantung dan pembuluh darah sudah sedemikian maju dan canggih, namun angka kematian tertinggi saat ini masih disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah.
Berdasarkan data-data di atas, maka penulis merasa perlu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah aterosklerosis dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut.
1.      Apa yang dimaksud dengan aterosklerosis?
2.      Apa penyebab dari aterosklerosis?
3.      Apa patofisiologi dari aterosklerosis?
4.      Apa gejala dari aterosklerosis?
5.      Apa komplikasi dari aterosklerosis?
6.      Bagaimana penatalaksanaan dari aterosklerosis?
7.      Bagaimana pathway dari aterosklerosis?
8.      Bagaimana proses pengkajian dari aterosklerosis?
9.      Apa diagnosa keperawatan dari aterosklerosis?
10.  Bagaimana intervensi dari aterosklerosis?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat,
1.      Memahami pengertian dari aterosklerosis
2.      Memahami penyebab dari aterosklerosis
3.      Memahami patofisiologi dari aterosclerosis
4.      Memahami gejala-gejala dari aterosklerosis
5.      Memahami komplikasi dari aterosklerosis
6.      Memahami penatalaksanaan dari aterosklerosis
7.      Memahami pathway aterosklerosis
8.      Memahami Proses pengkajian dari aterosklerosis
9.      Memahami diagnose keperawatan aterosklerosis
10.  Memahami intervensi aterosklerosis


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Arteriosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu proses dimana serabut otot dan lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan. Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda yang menyerang tunika intima arteri besar dan medium. Proses tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium, komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada tunika intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau “plak”.
Penyakit arteri koroner (coronary heart disease) / Aterosklerosis ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma disebut ateroklerosis.
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan
mneyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di dalam permukaan ateroma tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner. Jika penyumbatan arteri semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung. Penyebab utama dari iskemi miokardial ada;lah penyakit arteri koroner. Komplikasi utama dari penyekit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung (infark miokardial).




B.     Etiologi
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan factor penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, factor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya arteri koroner adalah :
·         Diet kaya lemak
·         Merokok
·         Malas berolah raga
·         Kolesterol dan penyakit arteri koroner
Resiko terjadinya penyakit arteri koroner meningkat pada peningkatan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Jika terjadi peningkatan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), maka resiko terjadinya penyakit arteri koroner akan menurun.
Makanan mempengaruhi kadar kolesterol total dan karena itu makanan juga mempengaruhi resiko terjadinya penyakit arteri koroner. Merubah pola makan (dan bila perlu mengkonsumsi obat dari dokter) bisa menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL bisa memperlambat atau mencegah berkembangnya arteri koroner.
Menurunkan kadar LDL sangat besar keuntungannya bagi seseorang yang memiliki factor resiko berikut :
·         Merokok sigaret
·         Tekanan darah tinggi
·         Kegemukan
·         Malas berolah raga
·         Kadar trigliserida tinggi
·         Keturunan
·         Steroid pria (androgen).
C.     Patofisiologi
Akibat langsung aterosklerosis pada arteri meliputi penyempitan (stenosis) lumen,obstruksi oleh trombosis, aneurisma (dilatasi abnormal pembuluh darah), ulkus dan ruptur. Akibat tidak langsungnya adalah malnutrisi dan fibrosis organ yang disuplai oleh arteri yang sklerotik tersebut. Semua sel yang berfungsi aktif memerlukan suplai darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen dan peka terhadap setiap penurunan suplai nutrisi tersebut. Bila penurunan tersebut berat dan permanen, sel-sel tersebut akan mengalami nekrosis (kematian sel akibat kekurangan aliran darah) dan diganti oleh jaringan fibrosa yang tidak memerlukan banyak nutrisi. Aterosklerosis terutama mengenai arteri utama sepanjang percabangan arteri biasanya berbentuk bercak-bercak. Cabang arteri yang terkena biasanya pada bagian bifurkasio. Banyak teori berusaha menjelaskan mengapa dan bagaimana ateroma terbentuk. Lesi utama yaitu ateroma merupakan plak lemak dengan penutup jaringan fibrosa perlahan-lahan menutup lumen pembuluh darah. Tidak satupun teori yang secara lengkap menjelaskan patogenesisnya, namun beberapa bagian dari berbagai teori tersebut dapat dikombinasikan menjadi teori “Reaksi terhadap Cedera.” Menurut teori ini cedera sel endotelial pembuluh darah diakibatkan oleh gaya hemodinamika berkepanjangan seperti gaya-gaya robekan dan aliran turbulensi, radiasi, bahan kimia, atau hiperlipidemia kronis terjadi pada system arteri. Cedera pada endotelium meningkatkan agregasi trombosit dan monosit pada tempat cedera. Sel otot polos akan bermigrasi dan berploriferasi sehingga terbentuklah matriks kolagen dan serabut elastis. Mungkin tidak ada penyebab atau mekanisme tunggal dalam pembentukan aterosklerosis melainkan melibatkan berbagai proses. Secara morfologis lesi aterosklerosis terdiri atas dua jenis : bercak lemak dan plak fibrosa. Bercak lemak berwarna kuning dan halus, sedikit menonjol kedalam lumen arteri dan tersusun atas lemak dan sel-sel otot polos yang memanjang. Lesi seperti ini dapat dijumpai pada semua kelompok umur termasuk anak-anak. Belum jelas apakah bercak lemak tersebut merupakan predisposisi pembentukan plak fibrosa atau dapat menghilang lagi. Biasanya tidak menimbulkan gejala klinis. Plak fibrosa merupakan ciri khas aterosklerosis, tersusun oleh sel otot polos, serabut kolagen, komponen plasma dan lemak. Berwarna putih sampai kuning keputihan dan menonjol dalam berbagai derajat ke lumen, sampai suatu saat tonjolan tersebut menyumbat. Plak ini terutama ditemukan di aorta abdominal, arteri koroner, poplitea dan karotis interna. Plak ini dianggap tidak reversible. Penyempitan bertahap lumen arteri saat proses penyakit berkembang, menstimulasi perkembangan sirkulasi kolateral. “jalan pintas” pembuluh darah tersebut memungkinkan perfusi berlanjut ke jaringan di bagian atas sumbatan arteri, tetapi biasanya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya dan terjadilah iskemia. Pembuluh kolateral bisa memenuhi kebutuhan jaringan atau bisa juga tidak.

D.    Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis akibat aterosklerosis tergantung pada organ atau jaringan yang terkena. Aterosklerosis koroner (penyakit jantung), angina dan infark miokardium dibahas tersendiri oleh kelompok lain. Bila mengenai otak dapat menyebabkan penyakit serebrovaskuler seperti iskemia serebral transien atau TIA dan stroke. Pada aorta dan lesi aterosklerotik pada ekstremitas juga dapat terjadi. Bila terjadi oklusi atau sumbatan pada arteri perifer maka akan timbul gejala seperti nyeri saat aktifitas dan hilang saat istirahat (klaudisio intermiten), nyeri yang terus menerus (saat istirahat) dapat terjadi jika oklusi semakin berat dan terjadi iskemia kronis. Perubahan warna kulit seperti menjadi pucat atau sianosis dan pada palpasi terasa dingin. Akibat suplai nutrisi yang kurang akan terjadi tanda-tanda hilangnya rambut, kuku rapuh, kulit kering dan bersisik, atropi dan ulserasi. Bisa juga terjadi edema bilateral atau unilateral akibat posisi ekstremitas yang terlalu lama menggantung.

E.     Komplikasi
·         Tromboemboli
·         Angina pectoris
·         Gagal jantung kongestif
·         Infark miokardium

F.     Penatalaksanaan
Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk pembuluh darah baru di daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah seperti kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, dan lovastatin. Untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan obat-obatan seperti aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan.
Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.

G.    Pemeriksaan Penunjang
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis. Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis arterisklerosis :
1.      ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan,
2.      Pemeriksaan doppler di daerah yang terkena ,
3.      Skening ultrasonik duplex,
4.      CT scan di daerah yang terkena,
5.      Arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena,
6.      IVUS (intravascular ultrasound).

H.    Pathway

I.       Proses Keperawatan
Pengkajian
1.      Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
2.      Sirkulasi
a)      Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetesmelitus.
b)      Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia.
c)      Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
d)     Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
e)      Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
f)       Irama jnatung mungkin ireguler atau juga normal.
g)      Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
h)      Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
3.      Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4.      Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan.
5.      Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
6.      Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
7.      Kenyamanan
a)      Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin.
b)      Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah.
c)      Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan postur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
8.      Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
9.      Interaksi social
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
10.  Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi,perokok.
Diagosa Keperawatan
1.      Nyeri yang berhubungan dengan ketidak keseimbangan suplai darah dan oksigen dengan kebutuhan miokardium
2.      Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran sirkulasi O2
3.      Resiko Tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikat

Intervensi
1.      Nyeri yang berhubungan dengan ketidak keseimbangan suplaidarah dan oksigen dengan kebutuhan miokardium
Tujuan ; dalam waktu 1 x 24 jam terdapat penurunan respon nyeri dada
Keteria Hasil : tanda vital dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan perfusi prifer.
No
Intervensi
Rasionalisasi
1
Catat karakteristik nyeri, lokasi, intesitas, lamanya dan penyebaran
Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri yang terjadi dianggap sebagai penemuan pengkajian
2
Anjurkan kepada lien untuk melaporkan nyeri dengan segera
Nyeri berat dapat menyebabkan syok kardiogenik yang berdampak pada kematian mendadak
3
Lakukan manajemen nyeri keperawatan :
Atur posisi fisiologis

Istirahatkan klien




Berikan oksigen tambahan denagn kanula nasal atau masker sesuai denagn indikasi
manajemen lingkingan : lingkungan tenang dan batasi kunjungan


ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam pada saat nyeri
ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri



lakukan manajemen sentuhan


Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan oksigen kejaringan yang mengalami iskemia
Istirahatkan akan menurunkan kebutuhan oksigen jaringan perifer sehingga akan menurunkan kebutuhan miokardium dan akan meningkatkan suplai darah dan oksigen kemiokardium yang membutuhkan oksigen untuk menurunkan iskemia
Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardium sekaligus mengurangi ketidak kenyamanan sekurder terhadap iskemia
Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membentu meningkatkan kondisi oksigen ruangan. Oksigen ruangan akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada diruangan
Meringankan asupan oksigen sehingga akan menurunkan nyeri akibat sekunder iskemia jaringan

Distraksi dapat menurunkan stimulus internal melalui mekanisme peningkatan produksi endorfin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidak dikirimkan kekorteks serebri dan selanjutnya akan menurunkan persepsi nyeri
Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa sentuhan, dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri. Masase ringan dapat meningkatkan aliran darah dengan otomatis membantu suplai darah dan osigen kedaerah nyeri dan menurunkan rasa nyeri
4
Kolaborasi pemberian terapi farmakologis antiangina
Obat-obat antiangina bertujuan untuk meningkatkan aliran darah baik dengna menambah suplai oksigen atau mengurangi kebutuhan miokardium akan oksigen

2.      Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran.
Tujuan:
·         Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan simetris
·         Suhu ekstremitas hangat
·         Tingkat sensasi normal
No
Intervensi
Rasional
1
    Rendahkan ekstremitas
Untuk meningkatkan sirkulasi arteri dengan tepat.
2
  Tinggikan anggota badan lebih tinggi dari jantung
untuk meningkatkan aliran darah balik vena
3
Anjurkan latihan rentang gerak aktif atau pasif selama tirah baring
untuk mencegah terjadinya perubahan integritas kulit.
4
Pantau penggunaan alat yang panas atau dingin, seperti bantalan pansa, botol berisi air panas, dan kantung es.
Suhu yang terlalu ekstrim dapat menggangu pertukaran
5
Anjurkan pasien untuk tidak menyilangkan kaki
pencegahan terhadap adanya statis vena

3.      Resiko Tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikat
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam tidak terjadi penurunan curah jantung
Kriteria hasil:
Hemodinamika stabil (tekanan darah dalam battas normal, curah jantung kembali meningkat, asupan dan keluaran sesuai, irama jantung menunujukan tanda-tanda disritmia)
No
Intervensi
Rasional
1
Ukur tekanan darah, bandingkan tekanan darah kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, dudukbila memungkinkan
Hipotensi dapat terjadi akibat disfungsi ventriel, hipertensi juga fenomena umum berhubungandengan nyeri, cemas yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran katekolamin
2
Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi
Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kekuatan nadi
3
Askultasi dan catat terjadinya bunyi jantung S3/S4
S3 berhubungan dengan gagal jantung kronis atau gagal mitral yang disertai infrak berat dan S4 berhubungan dengan iskemia, kekakuan ventrikel atau hipertensi pulmonal
4
Auskultasi dan catat murmur
Menunjukan gangguan aliran darah dalam jantung akibat kelainan katup, keruskan septum atau fibrasi otot papilaris
5
Pantau frekuensi jantung dan irama
Perubahab frekuensi dan irama jantung dapatmenujukan kompikasi disritmia
6
Kolaborasi : pantau data laboratorium enzim jantung, GDA dan elektrolit
Enzim dapat digunakan untuk mementau perluasan infark, perubahan elektrolit berpengaruh terhadap irama jantung




BAB III
PENUTUP


DAFTAR PUSTAKA
Capernito, Linda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta: EGC
Doenges Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Herdman T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Wilkinson M. Judith. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7. Jakarta : EGC

1 comment:

  1. Salam, mengenai penyempitan pembuluh darah mungkin bisa ditambah sumber referensi produk dan cara penyembuhannya dari taranatureepa.co.id. Ada omega 3 Nature Epa [ http://goo.gl/IengJT ] yang sangat baik sekali dalam menyebuhkan penyempitan pembuluh darah, tidak hanya itu, darah tinggi pun bisa disembuhkan.

    ReplyDelete