Sunday 19 October 2014

askep ruang pulih sadar



BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KAMAR BEDAH

A.    DEFINISI
Adalah suatu aktifitas asuhan keperawatan pada pasien yang akan dilakukan operasi di kamar bedah baik operasi elektif maupun operasi cito, yang dibagi menjadi tiga fase yaitu pra, intra dan post operatif.
Di kamar bedah ada beberapa personil yang berperan dalam jalannya operasi :
a.       Operator operasi (ahli bedah)
b.      Dokter anestesi
c.       Asisten anestesi
d.      Asisten operator
e.       Instrumentator
f.       Sirculating nurse
g.      Tehnisi lain

B.     ASUHAN KEPERAWATAN PRA OPERATIF DI KAMAR BEDAH
Fase ini dimulai dari pasien masuk kamar bedah dan dilakukan tmbang terima pasien sampai pada persiapan pasien di ruang persiapan.
Pada saat timbang terima perlu diteliti lagi oleh sirculating nurse :
a)      Identitas pasien
b)      Validasi data
c)      Telaah catatan pasien
-          Informed content, yang benar dan telah ditanda tangani oleh pasien dan keluarga
-          Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
-          Hasil pemeriksaan diagnostik
d)     Cek list praoperatif
Kemudian dengan menggunakan pengkajian yang telah dilakukan oleh perawat di ruangan rawat, sirkulasi nurse melakukan pengkajian ulang.
1.      FOKUS PENGKAJIAN
a.       Status fisiologis
-          Tingkat – sehat sakit
-          Tingkat kesadaran (komposmentis, apastis, somnolens, delirium, sopor, koma)
b.      Status psikososial (ekspresi kekhawatiran, tingkat ansietas, masalah komunikasi verbal, mekanisme koping)
-          Subyektif  : pasien/keluarga banyak Tanya tentang operasi; pasien/keluarga banyak bertanya tentang keberhasilan operasi dan kemungkinan kegagalan dari operasi; pasien mengatakan takut akan kematian; pasien sulit untuk diajak komunikasi.
-          Obyektif    : pasien kelihatan tegang; kulit teraba dingin; pandangan kosong; pasien menangis dan tampak asing; perubahan suara; peningkatan frekuensi pernafasan dan jantung; tremor atau gemetar.
c.       Status fisik : area yang akan dioperasi, kondisi kulit dan efektifitas persiapan, pencukura, pergerakan sendi
2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
a)      Takut b/d kurangnya pengetahuan tentang jalannya operasi/lingkungan asing
b)      Cemas b/d kemungkinan kegagalan operasi/kecacatan/kematian
c)      Resiko cedera: jatuh b/d penurunan kesadaran; proses pemindahan pasien
3.      TUJUAN
a)      Cemas pasien/keluarga berkurang atau hilang
b)      Rasa takut pasien/keluarga berkurang atau hilang
c)      Pasien tidak cedera; merasa aman dan nyaman
4.      FOKUS INTERVENSI
a)      Ucapkan salam pada pasien dan keluarga
b)      Perkenalkan nama dan identitas
c)      Berikan penjelasan tentang operasi dan prosedurnya
d)     Berikan penjelasan tentang fasilitas yang ada di kamar bedah (lampu, mesin pembiusan, dsb)
e)      Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang bagaimana mendapatkan informasi tentang pasien
f)       Memastikan pasien dalam keadaan aman pada saat proses pemindahan
g)      Berikan support mental pada pasien dan keluarga
h)      Anjurkan pasien dan keluarga untuk berdoa dalam menghadapi operasi
i)        Persilahkan keluarga pasien untuk menunggu diruang tunggu

C.    ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERATIF DI KAMAR BEDAH
Fase ini dimulai saat pasien masuk dari ruang persiapan ke kamar operasi dan dilakukan pembedahan. Tujuan dari asuhan keperawatan intra operatif dikamar operasi adalah untuk melakukan pemantauan keadaan umum pasien saat proses pembedahan berlangsung serta menjamin keselamatan pasien pada saat operasi berlangsung.
Pada saat pasien masuk kamar operasi perlu dilakukan pengkajian dan implementasi untuk keamanan pasien :
1.      FOKUS PENGKAJIAN
-          Subyektif        : --
-          Obyektif          : pasien tidak sadar karena dilakukan anestesi umum; efek anestesi (sekresi lender meningkat, tidak ada reflek batuk), cianosis, suara nafas ngorok, posisi pasien pada saat pembedahan, suhu tubuh pasien, keadaan luka sayat operasi, lebar luka … cm, lama pembedahan, perdarahan … cc, urine …. Cc, tekanan darah kurang dari 90 untuk systole; nadi takikardi kecil sampai tidak teraba. Pasien dalam proses pembedahan dengan menggunakan alat electrocouter.
2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
a.       Resiko tinggi infektif berishan jalan napas b/d akumulasi secret berlebihan; lidah jatuh
b.      Resiko tinggi b/d menurunnya/tidak adanya reflek batuk
c.       Resiko tinggi infeksi b/d adanya luka sayat operasi
d.      Resiko tinggi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan/terapi cairan yang tidak adekuat
e.       Resiko tinggi terjadi aberasi kulit/combustio b/d pemasangan alat elektrocouter yang tidak adekuat
f.       Resiko tinggi hipotermi b/d pemajanan lingkungan, dehidrasi
3.      TUJUAN
a.       Tidak terjadi infektif jalan nafas
b.      Tidak terjadi aspirasi
c.       Tidak terjadi infeksi
d.      Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
e.       Tidak terjadi aberasi kulit/combustio
f.       Tidak terjadi hipotermi
4.      FOCUS INTERVENSI
a.       Kaki efektifitas jalan napas
b.      Lakukan pemasangan NGT
c.       Lepaskan gigi palsu
d.      Lakukan pemasangan orofaringeal tube
e.       Lakukan suction bila sekresi berlebihan
f.       Monitor tanda-tanda vital (nadi, RR, satursi oksigen)
g.      Berdihkan daerah yang akan dilakukan operasi dengan air dan sabun pemerikasaan bila diperlukan pencukuran ulang.
h.      Lakukan cuci tangan sebelum operasi dengan benar
i.        Pastikan penggunaan alat-alat operasi dalam keadaan steril
j.        Lakukan teknik antiseptic pada pasien dengan benar
k.      Tutup daerah sekitar luka operasi dengan menggunakan kain steril
l.        Monitor jumlah pengeluaran cairan (darah, urin)
m.    Monitor jumlah pengeluaran cairan (darah, urin)
n.      Monitor turgor kulit pasien
o.      Lakukan pemasangan iv chateter pada daerah yang lain jika diperlukan
p.      Pasang netral elektrocouter sesuai dengan prosedur
q.      Awasi alat elektrocouter selama proses pembedahan berlangsung
r.        Pasang penghangat tubuh diatas meja operasi
s.       Pasang selimut pada area pasien yang terbuka
t.        Monitor suhu tubuh
Implementasi lain dilakukan oleh circulation nurse adalah mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan dan yang terjadi pada saat operasi berlangsung, dan bersama scrub nurse menghitung jumlah instrument bedah, barang habis pakai (kasa, jarum sachset, benang) sebelum dan sesudah operasi dilakukan.

D.    ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERATIF DI KAMAR BEDAH
Fase ini dimulai saat pasien keluar dari kamar operasi ke ruang pulih sadar. Setelah pasien keluar dari kamar operasi petugas kamar operasi menginformasikan semua kejadian baik secara verbal maupun secara tertulis pada catatan perawatan.
Pada fase ini adalah masa kritis bagi pasien post operasi, karena berbagai kejadian membahayakan pasien bias terjadi : jalan napas tidak efektif, spasme otot laring setelah ektubasi, jatuh karena kesadaran belum pulih sepenuhnya.
Untuk menghindari kejadian tersebut maka perlu dilakukannya tindakan oleh petugas ruang pulih sadar :
1.      Monitor kondisi jalan napas
2.      Melakukan monitor vital sign (TD, nadi, RR, Kesadaran, Oksigen)
3.      Bantu pasien dalam pemenuhan  kebutuhan
4.      Pasang pengaman pada samping tempat tidur
5.      Ciptakan lingkungan terapeutik
6.      Selimuti pasien untuk menghindari hipotermi

E.     EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan tindakan yang telah dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan, semua tindakan didokumentasikan dalam catatan keperawatan termasuk keadaan pasien.





PENGELOLAAN KEPERAWATAN PASIEN
DI RUANG PULIH SADAR

1.      PENGERTIAN
Adalah suatu langkah pengelolaan standar keperawatan di ruang pulih sadar.

2.      STANDART FASILITAS
a.       Oksigen sentral
b.      Suction sentral
c.       Laringoskop
d.      Endotrakeal
e.       Orofaringeal
f.       Monitor TTV
g.      Stetoskop
h.      Sungkup
i.        Ambubag
j.        Monitor EKG

3.      PROSEDUR
a.       Siapkan keperluan dan mengecek fungsi alat sehingga siap pakai
b.      Lakukan timbang terima dari kamar operasi
c.       Cek ; identitas pasien, catatan medic, advis medis, perlengkapan pasien.
d.      Lakukan monitor pasien secara kontinu 1x/5menit pada 15 menit pertama, 1x/10 menit pada 30 menit pertama :
-          Dengan parameter aldrette score untuk pasien anestesi umum
-          Dengan parameter bromage score untuk pasien regional anestesi
-          Dengan parameter steward score untuk pasien pasien anak dengan anestesi umum
-          Monitor tanda-tanda alergi atau reaksi obat lain untuk pasien lokal anestesi
-          Lakukan pencatatan di CM 16 dan buku ekspedisi ruang pulih sadar
-          Informasikan ke operator operasi dan anestesi jika terjadi hal-hal yang membahayakan pasien.
-          Lakukan timbang terima dengan petugas di ruangan pengambilan pasien sesuai dengan prosedur

No comments:

Post a Comment