Thursday 2 October 2014

PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL










Disusun Oleh:
Siti Nurrohmah Widhawati
Sulton Akbar Nafis
Susiyanti
Tissa Opilaseli
U’un Prapmaneta
Wada Rahma Iqbal
Wiji Astuti
Wiwik Nurhikmah
Bagas

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN 2014
PEMERIKSAAN FISIK
SISTEM MUSKULOSKELETAL


A.    PENDAHULUAN
Pengkajian muskuloskeletal meliputi pemeriksaan pada tulang, persendian dan otot.
Pengkajian pada sistem ini rumit karena:
1.      Bagian-bagian ini bertanggung jawab untuk pergerakan,penunjang dan stabilitas tubuh.
2.      Fungsinya sangat terintegrasi dengan sistem integumen dan neurologis.
Oleh karenanya, sebelum melakukan pemeriksaan fisik, seorang perawat terlebih dahulu harus mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal dan integrasinya dengan sistem neurologi dan inteumen.
Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam pengkajian fisik sistem muskuloskeletal adalah, inspeksi dan palpasi.
B.     TUJUAN UMUM
1.      Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian.
2.      Untuk mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adaya gangguan pada bagian tertentu.
C.     PERALATAN YANG DIPERLUKAN
1.      Meteran
2.      Goniometer
D.    LANGKAH PEMERIKSAAN
1.      Pada pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal, posisi klien tergantung pada kelompok otot mana yang diperiksa, klien dapat duduk, terbaring terlentang, ataupun dalam keadaan berdiri.
2.      Pengkajian dimulai saat klien dalam keadaan netral.
3.      Pengkajian juga bahwa otot dan sendi klien terbuka dan bebas bergerak.
4.      Untuk dapat melakukan observasi secara lengkap dan cermat, tubuh klien harus dapat dilihat dengan jelas, dan perlu diperhatikan tentang suhu ruangan harus cukup hangat. Ruangan harus cukup luas. Lakukan langkah-langkah pemeriksaan berikut ini:
Ø  Inspeksi Secara Umum
Observasi gaya berjalan, cara berdiri dan postur saat memsuki ruangan. Pengkajian dimulai saat klien berada dalam posisi netral, secara normal klien harus berjalan dengan kedua lengan bergerak bebas di sisinya, kepala mendahului tubuh, kedua ibu jari mengarah tepat kedepan.
a.       Minta klien untuk berjalan pada sebuah garis lurus, minta klien untuk berdiri, perhatikan cara berdiri dan postur tubuh klien.
§  Posisi berdiri, pasien berdiri yang normal adalah tegak lurus, dengan panggul dan bahu berada dalam satu keselarasan
§  Pada saat berjalan, observasilah:
·         Gaya berjalan
·         Gerakan ekstrimitas
·         Adanya penegangan pada kaki

§  Penampilan klien secara keseluruhan:
Adalah fleksi secara umum, kepala dan leher mengarah kedepan, kifosis dorsalis, fleksi pada siku, pergelangan tangan, pinggul dan lutut, berdiri pada dasar lebar.
Observasi klien dari samping, perhatikan:
·         Kaji lengkung : Spinal, Servikal, Torakal, dan Lumbal
·         Kaji penyangga serta stabilitas penahan berat badan
Penyimpangan dari normal:
ü  Adanya deformitas
ü  Lordosis
ü  Kifosis
ü  Skilofosis
b.      Inspeksi kulit dan jaringan subkutan dibawah otot, tulang dan sendi, terhadap:
§  Adanya warna yang tidak normal
§  Pembengkakan, atau
§  Adanya massa
Secara normal jaringan biasanya mengikuti bentuk bagian tubuh tanpa pembengkakan atau massa
c.       Observasi Rentang Gerak Sendi
§  Ukuran secara keseluruhan
§  Adanya defomitas
§  Pembesaran tulang
§  Kesimetrisan
§  Keselarasan, panjang terhadap posisi tubuh
Dalam keadaan normal biasanya terdapat simetris bilateral pada paanjang, lingkar, keselarasan posisi.
Ø  Pemeriksaan Rentang Gerak Sendi
Pada pemeriksaan rentang gerak sendi, pertama buatlah tiap sendi mencapai rentang gerak normal yang penuh, kemudian bandingkan keselarasan sendi pada keduasisi tubuh.
Selanjutnya uji kedua rentang gerak aktif dan pasif untuk masing-masing kelompok sendi otot mayor yang berhubungan. Melakukan uji rentang luas, sehingga gerakan kelompok otot bebas, tiak terhambat jangan paksa sendi bergerak kearah posisi yang menyakitkan.
Pada saat melakukan uji rentang gerak sendi, lakukan pemeriksaan baik secara inspeksi maupun palpasi terhadap:
§  Pembengkakan
§  Deformitas
§  Kondisi jaringan sekitar
§  Kekakuan
§  Ketidakstabilan gerak sendi
§  Adanya rasa sakit/ Nyeri
§  Krepitasi
§  Nodul
Bila sendi terlihat bengkak atau adanya inflamasi, maka observasi kehangatan kulit sekitar sendi tersebut.
Pada saat pengukuran rentang gerak sendi secara pasif, klien harus dalam keadaan rileks untuk memungkinkan gerak sendi pasif sampai akhir gerak sendi terasa.
Bila diduga terjadi penurunan gerek sendi, maka gunakan goniometer untuk pengukuran yang tepat mengenai derajat gerakan, caranya:
1.      Ukur sudut sendi sebelum rentang gerak sendi secara penuh
2.      Ukur sudut sendi setelah rentang gerak sendi sejauh mungkin
3.      Bandingkan hasilnya dengan derajat normalgerakan sendi
Ø  Posisi Rentang Gerak Sendi Normal
1.      Fleksi, Gerakan memperkecil sudut antara dua tulang yang menyatu, pada bidang anterior-posterior. Penekukan ekstrimitas. Contoh, menekuk siku, lutut dan kepala.
2.      Ekstensi, Gerakan memperbesar sudut antara dua tulang yang menyatu. Contoh, meluruskan siku, jari, lutut, kepala.
3.      Hiperekstensi, Gerakan bagian tubuh melebihi batas normal posisi ekstensinya. Contoh, siku, jari lutut, kepala.
4.      Pronasi, Permukaan depan atau ventral bagian tubuh menghadap kebawah. Contoh: Tangan dan lengan bawah.
5.      Supinasi, Permukaan dengan atau ventral bagian tubuh menghadap keatas. Contoh: Pada tangan dan lengan bawah.
6.      Abduksi, Gerakan ekstrimitas menjauhi dari garis tengah tubu. Contoh, tungkai, lengan dan jari.
7.      Adduksi, Gerakan ekstrimitas kearah garis tengah tubuh. Contoh: tungkai, lengan dan jari.
8.      Rotasi Internal, Rotasi sendi kearah dalam.
9.      Rotasi Eksternal, Rotasi sendi kearah luar. Contoh: lutut dan panggul.
10.  Eversi, Pembalikan bagian tubuh menjauhi garis tengah. Contoh: telapak kaki.
11.  Inversi, Pembalikan bagian tubuh kearah garis tengah. Contoh: telapak kaki.
12.  Dorsi Fleksi, Fleksi dari telapak kaki dan jri jaringan keatas.
13.  Plantar Fleksi, Penekukan telapak kaki dan jari-jarinya kebawah. Contoh: Telapak kaki
Ø  Rentang gerak sendi normal :
Anggota Tubuh
Gerakan
Pengukuran
Rahang
Membuka dan menutup rahang.
Gerakkan rahang dari sisi ke sisi.
Gerakkan rahang kedepan.
Mampu untuk memasukkan tiga jari.
Sisis dasar gigi tumpang tindih dengan puncak sisi gigi.
Puncak sisi gigi jatuh kebelakang gigi bawah.
Leher
Menyentuh dagu ke stenum.
Ekstensi leher dengan dagu menghadap ke atap.
Menekuk leher secara lateral, telinga mengarah ke bahu.
Rotasi leher dengan telinga mengarah ke dada.
Fleksi 70°-90°
Hiperekstensi 55°
Penekukkan lateral 35°
Rotasi 70° ke kiri dan kanan

Tulang Belakang
Menekuk kedepan pinggang
Menekuk ke belakang
Menekuk ke tiap sisi
Fleksi 75°
Ekstensi 30°
Penekukkan lateral 35°
Bahu
Abduksi lengan lurus ke atas.
Abduksi lengan kegaris tengah tubuh.
Abduksi lengan secara horisontal lurus dengan lantai.
Tarik lengan belakang ke arah tulang belakang, belakang dan kedepan menyilang terhadap dada.
Fleksi kedepan atau elavasi dengan lengan lurus.
Eksistensi kebelakang dengan lengan lurus.

Abduksi 180º
Abduksi 45º
Ekstensi horisontal 45º
Fleksi horisontal 130º
Fleksi 180º
Eksistensi 60º
Siku
Ekstensi lengan bawah ke batas terjauh normal.
Fleksi lengan bawah kearah bisep.
Hiperekstensi lengan di luar batas normalnya.
Supinasi lengan bawah.
Pronasi lengan bawah 

Ekstensi 150º
Fleksi 150º
Hiperekstensi 0º-10º
Supinasi 90º
Pronasi 90º
Pergelangan Tangan
Fleksi pergelangan kearah lengan bawah.
Ekstensi pergelangan tangan  kearah belakang. 
Simpangkan lateral pergelangan kearah radial.
Simpangkan lateral pergelangan kearah ulnar .

Fleksi 80º-90º
Ekstensi 70º
Penyimpangan kearah radial 20º
Penyimpangan kearah ulnar 30º-50º

Anggota Tubuh
Gerakan
Pengukuran
Jari - jari
Fleksikan jari-jari membentuk sebuah  kepalan.
Ekstensikan sampai datar.
Buka jari-jari hingga terpisah.
Silangkan jari-jari bersamaan.
Oposisi setiap jari mampu menyentuh ibu jari. 
80º-100º (bervariasi tergantung pada sendinya)
Ekstensi 0º-45º
Abduksi antara jari-jari 20º
Abduksi (jari-jari bersentuhan)
Meliputi abduksi, rotasi, dan fleksi.


Panggul              Naikkan tungkai dengan lutut lurus.
Naikkan tungkai dengan lutut berfleksi.
Berbaring tengkurap, ekstensikan tungkai ke belakang.
Abduksi sebagian tungkai yang fleksi kearah luar.
Abduksi sebagian tungkai yang fleksi kearah dalam.
Fleksi lutut dan ayun kaki menjauhi garis tengah.  Rotasi internal 35º-40º
Fleksi lutut dan ayun kaki ke arah garis tengah.

Fleksi 90º
Fleksi 110º-120º
Ekstensi 30º
Abduksi 45º-50º
Abduksi 20º-30º
Rotasi internal 35º-40º
Rotasi eksternal 45º
Lutut
Fleksi lutut dengan betis menyentuh paha.
Ekstensi lutut luar batas normal eksistensinya.
Putar lutut dan tungkai bawah ke garis tengah.

Fleksi 90º
Hiperekstensi 15º
Rotasi internal 10º
Tumit
Dorsiflekkan kaki dengan ibu jari mengarahke kepala
Plantar kaki fleksi dengan ibu jari mengarah kebawah.
Putar balik kaki menjauh dari garis tengah. 
Putar balik kaki mengarah dari garis tengah.

Dorsifleksi 20º
Plantar fleksi 45º
Eversi 20º
Inversi 30º
Ibu jari
Lekukkan ibu jari ke bawah telapak.
Angkat ibu jari ke atas.
Ibu jari dirngangkan.
Fleksi 35º-60º(bervariasi tergantung sendinya)
Ekstensi 0º-90º (bervariasi tergantungpada sendinya)









                                                                                                                                        



Hasil Normal:
1.      Sendi harus bebas dari kekakuan, ketidak stabilan pembengkakan atau inflamasi
2.      Bila dilakukan penekanan pada tulang dan otot harus adanya ketidaknyamanan pada daerah yang ditekan
3.      Rentang gerakan dibanding dengan gerakan pasif dan aktif harus setara untuk masing-masing sendi dan diantara sendi-sendi kontralateral
4.      Sendi normal bisa bergerak tanpa ada rasa sakit atau kerpitasi

Ø  Pemeriksaan Tonus Otot dan Kekuatan Otot

Tonus terdeteksi sebagai tahanan otot saat ekstremitas rileks secarapasif, digerakan melalui rentang geraknya. Periksalah tiap kelompok otot dengan mengkaji kekuatan otot dan membandingkan pada kedua sisi tubuh.
Tonus dan kekuatan otot dapat diperiksa selama pengukuran rentanggerak sendi

Cara Pemeriksaan:

a.       Mintalah klien untuk membentuk suatu posisi yang stabil
b.       Minta klien untuk memfleksikan otot yang akan diperiksa, kemudian suruh klien untuk menahan tenaga dorong yang perawat lakukan terhadap fleksinya
c.       Periksa seluruh kelompok otot mayor, kemudian bandingkan kekuatan secara bilateral.
Pada Saat Melakukan Tahanan:
a.            Minta klien untuk membentuk suatu posisi kuatnya
b.            Beri peningkatan tenaga dorong secara bertahap terhadap kelompok otot
c.            Mintalah klien untuk menahan dorongan, untuk menggerakan sendi berlawanan dengan dorongan tersebut
d.           Klien menjaga tahanan sampai diminta untuk menghentikannya
e.            Sendi yang normal biasanya bergerak saat pemeriksa memberi variasi kekuatan tenaga
Bila otot klien lemah,  maka ukurlah otot dengan pita pengukur, kemudian dibandingkan dengan sisi yang berlawanan



TINGKAT GRADIASI KEKUATAN OTOT
Ciri-Ciri
Skala Lovert
Derajat
Presentasi
Normal
Paralisis total, tak ada bukti
Kontraktilitas

Nol

0

0
Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot sedikit

Kecil

1

10
Gerakan otot penuh, menentang gravitasi dengan sokongan

Buruk

2

25
Rentang gerak lengkap/normal menentang gravitasi

Sedang

3

50
Gerakan normal penuh, menentang gravitasi dengan sedikit tahanan

Baik

4

75
Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan penahan penuh

Normal

5

100
                                    
Hasil Normal
1.            Tonus otot normal  menyebabkan tahanan ringan dan datar terhadap gerakan pasif selama rentang geraknya
2.            Kekuatan otot secara bilateral simetris terhadap tahanan tenaga dorong
3.            Lengan dominan kemungkinan sedikit lebih kuat dari lengan yang tidak dominan
Penyimpangan Dari Normal
a.       Kelainan gaya berjalan
·         Penghentakan kaki
·         Kaki berlekuk-lekuk
·         Penyeretan kaki
·         Posisi batang tubuh terhadap kaki
b.      Kelainan postural
·         Kifosis
·         Lordosis
·         Skoliosis
c.       Kelainan gerak rentang
·         Nyeri pada sendi : ketidak stabilan, kekuatan sendi
·         Gerakan meraba-raba pada sendi yang tak biasa
·         Pembengkakan/inflamasi pada sendi
·         Atropi otot dan perubahan kulit disekitar sendi
·         Gerakan spesifik
·         Rentang gerak kurang normal
d.      Kelainan otot
·         Hipertonus, otot teraba keras
·         Hipotonik, otot teraba lunak
·         Atonik, teraba lunak/lembek
·         Atropi, otot mengecil

No comments:

Post a Comment