PEMERIKSAAN FISIK PADA TELINGA
Disusun
Oleh:
1.
Akhmad Aji M
2.
Bagus Alwibowo
3.
Dimas Janu Pratama
4.
Fitri Fauziah A
5.
Joko Setyabudi
6.
Latifatunisa Rusiana
7.
Noor Hanimah
8.
Nurul Febriana Hidayah
9.
Silvia Anggarwati Prayitno Putri
10. Susiyanti
11. Wiwik Nurhikmah
POLTEKKES
KEMENKES SEMARANG
PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses
keperawatan adalah struktur bagian dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk mengekspresikan kebutuhan perawatan
(human caring). Proses keperawatan digunakan secara terus menerus ketika
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan dengan mempertimbangkan pasien
sebagai figur sentral dalam merencanakan asuhan dengan mengobservasi respon
pasien.
Dalam makalah
ini difokuskan untuk membahas tentang pemeriksaan fisik pada Telinga.
Pemeriksaan fisik perawat terhadap
rongga telinga menentukan kemampuan klien untuk mendengar. Kondisi rongga
timpani juga merupakan indikasi penting tentang kebiasaan higiene klien. Perawat
memeriksa rongga telinga terhadap adanya perubahan setempat atau sistemik yang
dapat mengganganggu proses pendengaran dan membuat klien cenderung mengalami
gangguan kesehatan yang lebih serius.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
anatomi dan fisilogi rongga telinga?
2. Bagaimana pemeriksaan fisik pada
telinga ?
C.
Tujuan
1.
Dapat mengetahui anatomi dan
fisiologi telinga.
2.
Dapat mengetahui dan mempraktikan
cara pemeriksaan fisik telinga ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Anatomi dan Fisiologi Telinga
Organ pendengaran terdiri dari telinga eksternal,
tengah, dan dalam. Gelombang suara ditransmisikan melalui liang telinga luar
yang menyebabkan membran timpani yang sensitif bergetar dan mengkonduksi
gelombang suara melalui tulang-tulang osikel telinga tengah ke organ sensori
telinga dalam. Kanalis semisirkularis, vestibula, dan koklea dalam telinga
tengah adalah struktur sensori untuk pendengaran dan keseimbangan. Gelombang
suara merambat ke dalam impuls-impuls saraf, yang bergerak dari telinga dalam
sepanjang saraf kranial kedelapan ke otak.
Mukosa telinga tengah memproduksi sejumlah kecil
getah, yang dibersihkan dengan cepat oleh gerak silia dari tuba eustakia, suatu
lorong kartilago dan tulang antara nasofaring dan telinga tengah.
B. Pemeriksaan
Telinga
Pemeriksaaan
telinga dapat dilakukan mulai dari telinga bagian luar, telinga bagian tengah,
dan telinga bagian dalam.
Pemeriksaan
telinga bagian luar dapat dimulai dengan pemeriksaan daun telinga dan liang
telinga dengan menentukan bentuk, besar, dan posisinya. Pemeriksaaan liang
telinga dapat dilakukan dengan bantuan otoskop. Pemeriksaan selanjutnya adalah
membran timpani. Membran timpani yang normal bentuknya sedikit cekung dan
mengkilap. Kemudian, dapat dilihat apakah terdapat perforasi atau tidak.
Pemeriksaan mastoid bertujuan untuk melihat adanya pembengkakan pada daerah
mastoid. Pemeriksaaan pendengaran dilaksanakan dengan bantuan garputala untuk
mengetahui apakah pasien mengalami gangguan apa tidak.
1.
Alat
- Otoskop
- Spekulum
telinga (pilih yang terbesar yang dapat masuk dengan nyaman)
2.
Persiapan Klien
- Buat klien
dewasa duduk selama pemeriksaan.
- Jelaskan
langkah prosedur, terutama saat otoskop dimasukkan, dan
yakinkan
klien bahwa secara normal prosedur ini bebas nyeri.
3.
Pemeriksaan Fisik
a)
Inspeksi Daun Telinga
No.
|
Pengkajian
|
Hasil Normal
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Inspeksi posisi, warna, ukuran, bentuk, dan
simetrisitas daun telinga dan bandingkan dengan hasil normal.
Dengan lembut palpasi daun telinga mengenai tekstur,
adanya nyeri dan pembengkakkan.
Palpasi prosesus mastoideus mengenai nyeri dan
pembengkakan..
Apabila telinga tampak inflamasi atau bila klien
menderita nyeri, tarik lobul (lobus lunak di dasar daun telinga) dan tekan
tragus untuk mendeteksi peningkatan nyeri.
Inspeksi liang pendengaran eksternal dan perhatikan
adanya cairan atau bau.
|
Daun telinga berukuran sebanding dan setingkat satu
sama lain dengan titik puncak penempelan pada lipatan luar mata. Posisi daun
telinga vertikal terhadap suatu garis yang ditarik memanjang dari lipat luar
(mata) ke titik penempelan.
Daun telinga secara halus, kuat, dan dapat digerakkan.
Jika ditekuk ke depan, daun telinga kembali ke
posisi normal setelah dilepas.
Mastoid halus dan tidak nyeri.
Penarikan daun telinga secara tidak nyeri. Bila
penarikan daun telinga mengakibatkan peningkatan nyeri yang sudah ada, klien
mungkin menderita infeksi telinga tengah.
Liang seharusnya tidak bengkak atau tertutup. Serumen
seperti getah kekuningan.
|
b)
Pemeriksaan Otoskopik
No.
|
Pengkajian
|
Hasil Normal
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Periksa mulut liang terhadap adanya benda asing
sebelum memasukkan spekulum.
Minta Klien agar menghindari gerakkan kepala selama
pemeriksaan, untuk menghindari kerusakkan pada liang telinga dan membran
timpani.
Pegang otoskop diantara ibu jari dan jari telunjuk,
ditopang dengan jari tengah (tangan kanan untuk telinga kanan dan tangan kiri
untuk telinga kiri).
Sisi luar tangan diletakkan di atas kepala klien
untuk menstabilkan otoskop.
Minta klien untuk memiringkan kepala ke arah bahu
yang berlawanan.
Luruskan liang telinga pada klien dewasa dan anak
dengan menarik daun telinga ke atas dan ke belakang (pada bayi ke bawah dan
ke depan).
Masukkan perlahan spekulum ¼ sampai ½ (1 sampai
1,5cm) ke dalam liang. Jangan mengorek liang telinga.
Hindari gerakkan tiba-tiba.
Inspeksi liang pendengaran mulai dari meatus sampai
ke membran timpani tentang warna, lesi, benda asing, dan serumen atau pengeluaran
cairan.
|
Liang telinga bebas dari lesi, pengeluaran cairan,
dan inflamasi.
Serumen mungkin berwarna kuning, merah, hitam, atau
coklat dengan suatu lapisan, seperti getah, konsistensi kental atau encer.
Seharusnya terdapat sedikit serumen.
Serumen tidak bau.
Dinding liang telinga berwarna merah muda dan tidak
nyeri.
Ketiadaan lesi, pengeluaran cairan, atau benda
asing.
|
TOOLS
PEMERIKSAAN FISIK
TELINGA
NO
|
ASPEK YANG DINILAI
|
NILAI
|
||
0
|
1
|
2
|
||
1
2
3
1
2
1
2
3
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
|
Persiapan
Alat
Otoskop
Lampu kepala/auroskop
Hand scoon
TAHAP PRA INTERAKSI
Mencuci tangan
Membawa alat di dekat pasien
dengan benar
TAHAP
ORIENTASI
Memberikan salam sebagai
pendekatan teraupetik
Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan pada keluarga / klien
Menanyakan kesepian klien sebelum
kegiatan dilakukan
TAHAP
KERJA
Inspeksi
dan Palpasi Telinga Luar
Membantu klien dalam posisi duduk
bila memungkinkan
Posisi pemeriksaan menghadap
kesisi telinga yang dikaji
Memakai handscoon
Mengatur percahayaan dengan
menggunakan auroskop, lampu kepala atau sumber cahaya lain sehingga tangan
pemeriksaan bebas kerja
Inspeksi telinga luar terhadap
posisi, warna, ukuran, bentuk hygine, adanya lesi / massa dan simetrisan dan
bandingkan dengan hasil normal.
Lakukan palpasi dengan memegang
telinga dengan jari telunjuk dan jempol
Palpasi kartilago telinga luar
secara sistematis yaitu dari jaringan lunak, kemudian jaringan keras dan catat
bila ada nyeri.
Lakukan penekan pada area tragus
kedalam dan tekan pula tulang telinga dibawah daun telinga
Inspeksi
Liang Telinga
Periksa mulut liang terhadap adanya benda asing
sebelum memasukkan spekulum/otoskop.
Luruskan liang telinga pada klien dewasa dan anak
dengan menarik daun telinga ke atas dan ke belakang (pada bayi ke bawah dan
ke depan).
Pegang otoskop diantara ibu jari dan jari telunjuk,
ditopang dengan jari tengah (tangan kanan untuk telinga kanan dan tangan kiri
untuk telinga kiri).
Sisi luar tangan diletakkan di atas kepala klien
untuk menstabilkan otoskop.
Minta klien untuk memiringkan kepala ke arah bahu
yang berlawanan.
Masukkan perlahan spekulum ¼ sampai ½ (1 sampai
1,5cm) ke dalam liang. Jangan mengorek liang telinga.
Hindari gerakkan tiba-tiba.
Periksa adanya peradangan ,
perdarahan atau kotoran / serumen pada liang telingan.
Minta Klien agar menghindari gerakkan kepala selama
pemeriksaan, untuk menghindari kerusakkan pada liang telinga dan membran
timpani.
Inspeksi
Membran Timpani
Lanjutkan dengan inspeksi membran timpani (otoskop
masih berada dalam telinga)
Inspeksi membran timpani tentang warna, lesi, benda
asing, dan serumen atau pengeluaran cairan.
TAHAP
TERMINASI
Melepas handscoon
Mencuci tangan
Mencatat hasil pemeriksaan dalam
lembar catatan keperawatan.
Berpamitan dengan klien
Membersihkan alat – alat
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
Keterangan
:
0
= tidak dilakukan sama sekali Pekalongan
,.......,........,20..
1
= dilakukan tetapi tidak sempurna Penguji
2
= dilakukan sempurna
(.........................................)
DAFTAR PUSTAKA
ayyupusspita.blogspot.com/2012/11/pemeriksaan-fisik-kepala-dan-muka-mata_1421.html
ners.unair.ac.id/.../MP_PEMERIKSAAN%20FISIK%20TELINGA
http://cristianpradana.blogspot.com/2012/11/tindakan-keperawatan-pemeriksaan-fisik.html
No comments:
Post a Comment