Thursday 2 October 2014

PEMERIKSAAN FISIK TELINGA



PEMERIKSAAN FISIK PADA TELINGA





Disusun Oleh:
1.      Akhmad Aji M
2.      Bagus Alwibowo
3.      Dimas Janu Pratama
4.      Fitri Fauziah A
5.      Joko Setyabudi
6.      Latifatunisa Rusiana
7.      Noor Hanimah
8.      Nurul Febriana Hidayah
9.      Silvia Anggarwati Prayitno Putri
10.  Susiyanti
11.  Wiwik Nurhikmah

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
 PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Proses keperawatan adalah struktur bagian dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk mengekspresikan kebutuhan perawatan (human caring). Proses keperawatan digunakan secara terus menerus ketika merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan dengan mempertimbangkan pasien sebagai figur sentral dalam merencanakan asuhan dengan mengobservasi respon pasien.
Dalam makalah ini difokuskan untuk membahas tentang pemeriksaan fisik pada Telinga. Pemeriksaan fisik  perawat terhadap rongga telinga menentukan kemampuan klien untuk mendengar. Kondisi rongga timpani juga merupakan indikasi penting tentang kebiasaan higiene klien. Perawat memeriksa rongga telinga terhadap adanya perubahan setempat atau sistemik yang dapat mengganganggu proses pendengaran dan membuat klien cenderung mengalami gangguan kesehatan yang lebih serius.

B.      Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dan fisilogi rongga telinga?
2. Bagaimana pemeriksaan fisik pada telinga ?

C.     Tujuan
1.    Dapat mengetahui anatomi dan fisiologi telinga.
2.    Dapat mengetahui dan mempraktikan cara pemeriksaan fisik telinga ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Anatomi dan Fisiologi Telinga
Organ pendengaran terdiri dari telinga eksternal, tengah, dan dalam. Gelombang suara ditransmisikan melalui liang telinga luar yang menyebabkan membran timpani yang sensitif bergetar dan mengkonduksi gelombang suara melalui tulang-tulang osikel telinga tengah ke organ sensori telinga dalam. Kanalis semisirkularis, vestibula, dan koklea dalam telinga tengah adalah struktur sensori untuk pendengaran dan keseimbangan. Gelombang suara merambat ke dalam impuls-impuls saraf, yang bergerak dari telinga dalam sepanjang saraf kranial kedelapan ke otak.
Mukosa telinga tengah memproduksi sejumlah kecil getah, yang dibersihkan dengan cepat oleh gerak silia dari tuba eustakia, suatu lorong kartilago dan tulang antara nasofaring dan telinga tengah.

B.     Pemeriksaan Telinga
Pemeriksaaan telinga dapat dilakukan mulai dari telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam.
Pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai dengan pemeriksaan daun telinga dan liang telinga dengan menentukan bentuk, besar, dan posisinya. Pemeriksaaan liang telinga dapat dilakukan dengan bantuan otoskop. Pemeriksaan selanjutnya adalah membran timpani. Membran timpani yang normal bentuknya sedikit cekung dan mengkilap. Kemudian, dapat dilihat apakah terdapat perforasi atau tidak. Pemeriksaan mastoid bertujuan untuk melihat adanya pembengkakan pada daerah mastoid. Pemeriksaaan pendengaran dilaksanakan dengan bantuan garputala untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan apa tidak.






1.      Alat
- Otoskop
- Spekulum telinga (pilih yang terbesar yang dapat masuk dengan nyaman)

2.      Persiapan Klien
- Buat klien dewasa duduk selama pemeriksaan.
- Jelaskan langkah prosedur, terutama saat otoskop dimasukkan, dan
yakinkan klien bahwa secara normal prosedur ini bebas nyeri.

3.      Pemeriksaan Fisik
a)      Inspeksi Daun Telinga
No.
Pengkajian
Hasil Normal
1.







2.




3.


4.





5.
Inspeksi posisi, warna, ukuran, bentuk, dan simetrisitas daun telinga dan bandingkan dengan hasil normal.




Dengan lembut palpasi daun telinga mengenai tekstur, adanya nyeri dan pembengkakkan.


Palpasi prosesus mastoideus mengenai nyeri dan pembengkakan..
Apabila telinga tampak inflamasi atau bila klien menderita nyeri, tarik lobul (lobus lunak di dasar daun telinga) dan tekan tragus untuk mendeteksi peningkatan nyeri.
Inspeksi liang pendengaran eksternal dan perhatikan adanya cairan atau bau.
Daun telinga berukuran sebanding dan setingkat satu sama lain dengan titik puncak penempelan pada lipatan luar mata. Posisi daun telinga vertikal terhadap suatu garis yang ditarik memanjang dari lipat luar (mata) ke titik penempelan.
Daun telinga secara halus, kuat, dan dapat digerakkan.
Jika ditekuk ke depan, daun telinga kembali ke posisi normal setelah dilepas.
Mastoid halus dan tidak nyeri.


Penarikan daun telinga secara tidak nyeri. Bila penarikan daun telinga mengakibatkan peningkatan nyeri yang sudah ada, klien mungkin menderita infeksi telinga tengah.
Liang seharusnya tidak bengkak atau tertutup. Serumen seperti getah kekuningan.


b)      Pemeriksaan Otoskopik
No.
Pengkajian
Hasil Normal
1.


2.





3.




4.


5.


6.




7.



8.
9.
Periksa mulut liang terhadap adanya benda asing sebelum memasukkan spekulum.
Minta Klien agar menghindari gerakkan kepala selama pemeriksaan, untuk menghindari kerusakkan pada liang telinga dan membran timpani.
Pegang otoskop diantara ibu jari dan jari telunjuk, ditopang dengan jari tengah (tangan kanan untuk telinga kanan dan tangan kiri untuk telinga kiri).
Sisi luar tangan diletakkan di atas kepala klien untuk menstabilkan otoskop.
Minta klien untuk memiringkan kepala ke arah bahu yang berlawanan.
Luruskan liang telinga pada klien dewasa dan anak dengan menarik daun telinga ke atas dan ke belakang (pada bayi ke bawah dan ke depan).
Masukkan perlahan spekulum ¼ sampai ½ (1 sampai 1,5cm) ke dalam liang. Jangan mengorek liang telinga.
Hindari gerakkan tiba-tiba.
Inspeksi liang pendengaran mulai dari meatus sampai ke membran timpani tentang warna, lesi, benda asing, dan serumen atau pengeluaran cairan.
Liang telinga bebas dari lesi, pengeluaran cairan, dan inflamasi.




























Serumen mungkin berwarna kuning, merah, hitam, atau coklat dengan suatu lapisan, seperti getah, konsistensi kental atau encer. Seharusnya terdapat sedikit serumen.
Serumen tidak bau.
Dinding liang telinga berwarna merah muda dan tidak nyeri.
Ketiadaan lesi, pengeluaran cairan, atau benda asing.














TOOLS
PEMERIKSAAN FISIK TELINGA
NO
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0
1
2

1
2
3


1
2


1
2

3




1

2

3
4


5


6

7


8


1

2


3


4

5

6


7
8

9



10

11



1
2
3

4
5
Persiapan Alat
Otoskop
Lampu kepala/auroskop
Hand scoon

 TAHAP PRA INTERAKSI
Mencuci tangan
Membawa alat di dekat pasien dengan benar

TAHAP ORIENTASI
Memberikan salam sebagai pendekatan teraupetik
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien
Menanyakan kesepian klien sebelum kegiatan dilakukan

TAHAP KERJA
Inspeksi dan Palpasi Telinga Luar
Membantu klien dalam posisi duduk bila memungkinkan
Posisi pemeriksaan menghadap kesisi telinga yang dikaji
Memakai handscoon
Mengatur percahayaan dengan menggunakan auroskop, lampu kepala atau sumber cahaya lain sehingga tangan pemeriksaan bebas kerja
Inspeksi telinga luar terhadap posisi, warna, ukuran, bentuk hygine, adanya lesi / massa dan simetrisan dan bandingkan dengan hasil normal.
Lakukan palpasi dengan memegang telinga dengan jari telunjuk dan jempol
Palpasi kartilago telinga luar secara sistematis yaitu dari jaringan lunak, kemudian jaringan keras dan catat bila ada nyeri.
Lakukan penekan pada area tragus kedalam dan tekan pula tulang telinga dibawah daun telinga
Inspeksi Liang Telinga
Periksa mulut liang terhadap adanya benda asing sebelum memasukkan spekulum/otoskop.
Luruskan liang telinga pada klien dewasa dan anak dengan menarik daun telinga ke atas dan ke belakang (pada bayi ke bawah dan ke depan).
Pegang otoskop diantara ibu jari dan jari telunjuk, ditopang dengan jari tengah (tangan kanan untuk telinga kanan dan tangan kiri untuk telinga kiri).
Sisi luar tangan diletakkan di atas kepala klien untuk menstabilkan otoskop.
Minta klien untuk memiringkan kepala ke arah bahu yang berlawanan.
Masukkan perlahan spekulum ¼ sampai ½ (1 sampai 1,5cm) ke dalam liang. Jangan mengorek liang telinga.
Hindari gerakkan tiba-tiba.
Periksa adanya peradangan , perdarahan atau kotoran / serumen pada liang telingan.
Minta Klien agar menghindari gerakkan kepala selama pemeriksaan, untuk menghindari kerusakkan pada liang telinga dan membran timpani.
Inspeksi Membran Timpani
Lanjutkan dengan inspeksi membran timpani (otoskop masih berada dalam telinga)
Inspeksi  membran timpani tentang warna, lesi, benda asing, dan serumen atau pengeluaran cairan.

TAHAP TERMINASI
Melepas handscoon
Mencuci tangan
Mencatat hasil pemeriksaan dalam lembar catatan keperawatan.
Berpamitan dengan klien
Membersihkan alat – alat




JUMLAH





Keterangan :
0 = tidak dilakukan sama sekali                                  Pekalongan ,.......,........,20..
1 = dilakukan tetapi tidak sempurna                                         Penguji
2 = dilakukan sempurna
                                                                                                                                                                                                                        (.........................................)














DAFTAR PUSTAKA

ayyupusspita.blogspot.com/2012/11/pemeriksaan-fisik-kepala-dan-muka-mata_1421.html

ners.unair.ac.id/.../MP_PEMERIKSAAN%20FISIK%20TELINGA

http://cristianpradana.blogspot.com/2012/11/tindakan-keperawatan-pemeriksaan-fisik.html

No comments:

Post a Comment