Sunday 19 October 2014

KEPERAWATAN PERIOPERATIF 10



MIOMA UTERI


PENGERTIAN
Mioma uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya sehingga dapat disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroid.  (Ilmu Kandungan, 1999)

PATOFISIOLOGI
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding miometrium normal. Teori cell nest atau teori genitoblat membuktikan dengan pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada mioma uteri sebagian besar bersifaf degeneratif karena berkurangnya aliran darah ke mioma uteri. Menurut letaknya, mioma terdiri dari mioma submukosum, intramular dan subserosum.

TANDA DAN GEJALA
-       Perdaharahan abnormal seperti dismenore, menoragi, metroragi
-       Rasa nyeri karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai nekrosis dan peradangan.
-       Gejala dan tanda penekanan seperti retensio urine, hidronefrosis, hidroureter, poliuri.
-       Abortus spontan karena distorsi rongga uterus pada mioma submukosum.
-       Infertilitas bila sarang mioma menutup atau menekan pars interstitialis tuba

PEMERIKSAAN PENUNJANG
-       USG abdominal dan transvaginal
-       Laparaskopi.

PENATALAKSANAAN
-       Miomektomi.
-       Histerektomi
PENGKAJIAN PRIMER, IDENTITAS KLIEN, DATA FOKUS:
-       Ketidak teraturan menstruasi (perdarahan abnormal)
-       Infertilitas, anovulasi
-       Nulipara
-       Keterlambatan menopause
-       Penggunaan jangka panjang obat estrogen setelah menopause.
-       Riwayat : Obesitas, Diabetes Melitus, Hipertensi, Hiperplasi adenomatosa.
-       Ada benjolan di perut bagian bawah dan rasa berat

PENGKAJIAN SEKUNDER
-          Pemeriksaan USG    :  Untuk melihat lokasi, besarnya mioma, diagnosis banding dengan kehamilan.
-          Laparaskopi : Untuk melihat lokasi, besarnya mioma uteri

DIAGNOSA KEPERAWATAN
-       Nyeri b.d. gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma akibat nekrosis dan peradangan.
-       Cemas b.d. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
-       Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d. perdarahan pervaginam berlebihan.
-       Resiko tinggi infeksi b.d. tidak adekuat pertahanan tubuh akibat anemia

DX. NYERI B.D. GANGGUAN SIRKULASI DARAH PADA SARANG MIOMA AKIBAT NEKROSIS DAN PERADANGAN
1.         Kaji riwayat nyeri
2.         Bantu pasien mengatur posisi senyaman mungkin.
3.         Monitor tanda-tanda vital
4.         Ajarkan pasien penggunaan keterampilan manajemen nyeri mis : dengan teknik relaksasi, tertawa, mendengarkan musik dan sentuhan terapeutik.
5.         Evaluasi/ kontrol pengurangan nyeri
6.         Kolaborasi untuk pemberian analgetik sesuai indikasi

DX. CEMAS B.D. KURANGNYA PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT
1.         Kaji ulang tingkat pemahaman pasien tentang penyakitnya.
2.         Tanyakan tentang pengalaman klien sendiri/ orang lain sebelumnya yang pernah mengalami penyakit yang sama.
3.         Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya
4.         Ciptakan lingkungan tenang dan terbuka dimana pasien meraa aman unuk mendiskusikan perasaannya.
5.         Berikan informasi tentang penyakitnya, prognosi, dan pengobatan serta prosedur secara jelas dan akurat.
6.         Monitor tanda-tanda vital.
7.         Berikan kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.
8.         Minta pasien untuk umpan balik tentang apa yang telah dijelaskan.
9.         Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila memungkinkan

DX.RESIKO TINGGI KEKURNGAN VOLUME CAIRAN TUBUH B.D. PERDARAHAN PERVAGINAM BERLEBIHAN
1.         Kaji tanda-tanda kekurangan cairan.
2.         Pantau masukan dan haluaran/ monitor balance cairan tiap 24 jam.
3.         Monitor tanda-tanda vital. Evaluasi nadi perifer.
4.         Observasi pendarahan
5.         Anjurkan klien untuk minum + 1500-2000 ,l/hari
6.         Kolaborasi untuk pemberian cairan parenteral dan kalau perlu transfusi sesuai indikasi, pemeriksaan laboratorium. Hb, leko, trombo, ureum, kreatinin

DX. RESIKO TINGGI INFEKSI B.D. PERTAHANAN TUBUH TIDAK ADEKUAT
1.         Kaji adanya tanda-tanda infeksi.
2.         Lakukan cuci tangan yang baik sebelum tindakan keperawatan.
3.         Gunakan teknik aseptik pada prosedur perawatan.
4.         Monitor tanda-tanda vital dan kadar haemoglobin serta leukosit.
5.         Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
6.         Batasi pengunjung untuk menghindari pemajanan bakteri.

No comments:

Post a Comment