Thursday 2 October 2014

MAKALAH TES KESEIMBANGAN



MAKALAH
TES KESEIMBANGAN







 
  

Di susun oleh :
KELOMPOK 4

1.      Annisa Resiana                        (P17420313050)
2.      Dedy Samsun Hidayat                        (P17420313054)
3.      Ika Safitri                                (P17420313062)
4.      Dewi Aisyah                            (P17420313055)
5.      Mastini Febiyanti                     (P17420313070)
6.      Maulida Safutri                       (P17420313071)
7.      Muhammad Saifullah              (P17420313072)
8.      Ratna Faradila                         (P17420313080)
9.      Rima Oktavinda P                   (P17420313081)
10.  U’un Prapmaneta                     (P17420313088)
11.  Wada Rahma Iqbal                  (P17420313089)

1 REGULER B
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN TAHUN 2013/2014





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statis atau dinamis, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.  Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif  untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support).
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
Bagaimana mengetes keseimbangan pada orang lain?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui cara tes keseimbangan dengan tes Romberg.
2.      Mengetahui cara tes keseimbangan dengan tes satu kaki.
3.      Mengetahui cara tes keseimbangan dengan tes menyentuh hidung.
4.      Mengetahui cara tes keseimbangan dengan tes menempatkan tumit kaki.
5.      Mengeahui cara tes keseimbngan dengan tes menepuk lutut.
6.      Mengeahui cara tes keseimbngan dengan tes tangan.
7.      Mengeahui cara tes keseimbngan dengan tes kaki
8.      Mengeahui cara tes keseimbngan dengan tes cara berjalan.




D.    Manfaat Penulisan
1.      Pembaca dapat Mengetahui cara tes keseimbangan dengan tes Romberg.
2.      Pembaca dapat Mengetahui cara tes keseimbangan dengan tes satu kaki.
3.      Pembaca dapat Mengetahui cara tes keseimbangan dengan tes menyentuh hidung.
4.      Pembaca dapat Mengetahui cara tes keseimbangan dengan tes menempatkan tumit kaki.
5.      Pembaca dapat Mengeahui cara tes keseimbngan dengan tes menepuk lutut.
6.      Pembaca dapat Mengeahui cara tes keseimbngan dengan tes tangan.
7.      Pembaca dapat Mengeahui cara tes keseimbngan dengan tes kaki.
8.      Pembaca dapat Mengeahui cara tes keseimbngan dengan tes cara berjalan.




























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan merupakan suatu proses komplek yang melibatkan tiga penginderaan penting yaitu :
-          Propioseptif adalah kemampuan untuk mengetahui posisi tubuh.
-          Sistem Vestibular adalah kemampuan untuk mengetahui posisi kepala.
-          Mata adalah untuk memonitor perubahan posisi tubuh.
Gangguan terhadap salah satu dari ketiga jalur tersebut akan membuat keseimbangan terganggu.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif  untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan  berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi menjadi dua kelompok,yaitu:
1.      Keseimbangan Statis
Kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan).
2.      Keseimbangan Dinamis
Kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak. Keseimbangan dinamis adalah pemeliharaan pada tubuh melakukan gerakan atau saat berdiri pada landasan yang bergerak (dynamic standing) yang akan menempatkan ke dalam kondisi yang tidak stabil.


B.     Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah  menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.
C.     Komponen-Komponen Pengontrol Keseimbangan
1.      Sistem informasi sensori,meliputi
a.       Sistem vestibuler adalah sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor  sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak.
b.      Sistem somato sensori terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) propioseptif menuju cerebellum,tetapi adapula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan thalamus.
c.       Sistem visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statis atau dinamis.
2.      Kekuatan otot(muscle strength)
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut. 
3.      Lingkup gerak sendi(joint range of motion)
Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.
4.      Adaptive sistem
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.
5.      Respon otot-otot postural yang sinergis
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan.

D.    Tes-tes Keseimbangan
Untuk memeriksa keseimbangan dan koordinasi ada beberapa tes yang bisa dilakukan, yaitu :
1.      Tes keseimbangan,meliputi tes
a.       Tes romberg digunakan untuk menilai propioseptif yang menggambarkan sehat tidaknya fungsi kolumna dorsalis pada medula spinalis. Pada pasien ataxia (kehilangan koordinasi motorik)  tes romberg digunakan untuk menentukan penyebabnya, apakah murni karena defisit sensorik/propioseptif, ataukah ada gangguan pada serebelum. Pasien ataxia dengan gangguan serebelum murni akan menghasilkan tes romberg negatif. Pasien dengan gangguan serebelum akan terjatuh atau hilang keseimbangan pada saat berdiri meskipun dengan mata terbuka.
Langkah-langkah melakukan tes Romberg
-  Pemeriksa berdiri dalam jarak dekat untuk menjaga bila pasien jatuh.
- Mintalah pasien berdiri dengan kaki berhimpitan dan kedua lengan disisi tubuh.
- Kedua mata pasien terbuka,kemudian mintalah pasien untuk menutup matanya.
- Nilai normal bila adanya gerakan tubuh dengan sedikit bergoyang.
- Bila pasien jatuh atau jatuh ke samping karena hilangnya keseimbangan(test romberg positife).
b.      Tes satu kaki
Langkah-langkah melakukan tes satu kaki
- Mintalah pasien berdiri dengan satu kaki dan mata tertutup.
- Kedua lengan lurus dan tetap diposisi tubuh.
- Ulangi prosedur ini dengan satu kakinya.
- Normal keseimbangan berkisar lima detik dengan sedikit goyangan tubuh.
- Penyimpangan apabila pasien menggerakan badan dan mengayunkan kakinya agar tidak terjatuh.
2.      Tes fungsi koordinasi meliputi tes
a.     Tes menyentuh hidung,gangguan pada serebelum atau saraf – saraf propioseptif dapat juga menyebabkan ataxia tipe dismetria. Dismetria berarti hilangnya kemampuan untuk memulai atau menghentikan suatu gerak motorik halus. Untuk menguji adanya suatu dismetria bisa dilakukan beberapa pemeriksaan, salah satunya adalah finger to nose test.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan pasien dalam kondisi berbaring, duduk atau berdiri. Diawali pasien mengabduksikan lengan serta posisi ekstensi total, lalu pasien diminta untuk menyentuh ujung hidungnya sendiri dengan ujung jari telunjuknya. Mula – mula dengan gerakan perlahan kemudian dengan gerakan cepat, baik dengan mata terbuka dan tertutup.
Langkah-langkah melakukan tes
- Demonstrasikan setiap manuver ini terhadap pasien dan minta pasien mengulanginya.
- Perhatikan kehalusan dan keseimbangan gerakan tersebut untuk memeriksa fungsi motor halus.
- Mintalah pasien mengekstensikan lengan keluar sisi tubuh dan sentuhkan setiap jari ke hidung.
- Mintalah pasien melakukan dengan mata terbuka dan kemudian dengan mata terpejam.
- Normal pasien dapat menyentuh hidung secara bergantian.
- Penyimpangan terjadi apabila pasien tidak mempunyai kemampuan menyentuh hidung, gerakan tidak terkordinasi, tampak kaku, lambat dan tidak teratur.


b.      Tes menempatkan tumit kaki,Pemeriksaan ini lebih mudah dilakukan bila pasien dalam keadaan berbaring. Pasien diminta untuk menggerakkan tumit kakinya ke arah lutut kontralateral, kemudian tumit digerakkan atau didorong ke arah jari kaki kontralateral.
Langkah-langkah melakukan tes
- Posisi pasien terlentang/duduk dengan mata tertutup.
- Mintalah pasien untuk menempatkan tumit salah satu kaki keatas tulang kering atau tibia kaki satunya.
- Turunkan tumit tersebut dari tulang kering ke ujung kaki lainnya.
- Normal pasien dapat menggerakan tumit kakinya keatas atau kebawah pada bagian atas tulang tibia kaki yang lainnya dalam satu garis lurus dengan teratur.
-. Penyimpangan terjadi apabila pasien sulit melakukan gerakan keatas atau kebawah, gerakan tampak tidak teratur, kaku, sering menyimpang kesamping dan tidak lurus.
c.       Tes menepuk lutut
Langkah-langkah melakukan tes
- Posisi pasien duduk.
- Mintalah pasien untuk menepuk lututnya dengan kedua tangan.
- Kemudian mintalah pasien menepuk lututnya dengan telapak dan punggung tangan secara bergantian dengan gerakan yang cepat dan bergantian.
- Mintalah pasien untuk meningkatkan kecepatan secara bertahap.
- Normal tangan yang dominan pasien tampak lebih terkordinasi dalam gerakan, irama teratur, dapat dihentikan dengan halus dan cepat.


d.      Tes tangan
Langkah-langkah melakukan tes
- Posisi pasien duduk, berdiri atau tidur terlentang.
- Mintalah pasien menyentuh masing-masing jari dengan ibu jari dari tangan yang sama.
- Mintalah pasien malakukan dalam rangkaian gerak yang cepat, dimulai dari jari telunjuk sampai jari kelinking.
- Normal pasien dapat menyentuh masing- masing dari jari pada tangan yang sama dengan teratur, cepat dan halus.
e.       Tes gaya berjalan
Langkah-langkah melakukan tes
- Mintalah pasien berjalan tanpa alas kaki mengelilingi ruang.
- Mintalah pasien berjalan dengan mata terbuka dan kemudian dengan mata tertutup.
- Amatilah rangkaian gaya berjalan dan gerakan dari lengan, adanya kaki terseret, berjalan dengan ibu jari kaki, telapak kaki terangkat dengan lemah. keterlambatan/ kelainan pertumbuhan tungkai, terjadinya gaya berjalan yang limbung/tidak seimbang.
- Normal tumit yang pertama menyentuh lantai, kemudian seluruh bagian kaki.
- Tumit kedua menekan dan melayang dari lantai.
- Berat badan berpindah dari tumit pertama ke pusat kaki.
- Ayunan tungkai meningkatkan kecepatan saat berat badan pindah dari kaki kedua.
- Kaki kedua mengangkat dan melangkah mendahului kaki pertama yang masih menahan berat badan dan mengayun.
- Kaki kedua menurun kecepatannya dalam mempersiapkan sentuhan tumit selanjutnya.
- Tidak normal bila panggul dan lutut terangkat terlalu tinggi untuk menaikan kaki dan plantar fleksi dari tanah (Steppage).
- Gerakan seperti kejang dan tidak terarah (Distonik).
- Tungkai jauh terpisah dengan berat badan berpindah dari sisi satu kelainnya seperti gerak bebek (Distropik).























Prosedur Tes Romberg
No
Prosedur Kerja
A
B
1
2
C
1
2
3
D
1
2
3
4
E
1
2
3
4
Persiapan Alat
Tahap Pra-Interaksi
Melakukan verifikasi program tes keseimbangan Romberg
Mencuci Tangan
Tahap Orientasi
Memberikan salam sebagai pendekatan terapetik
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/ keluarga
Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
Pemeriksa berdiri dalam jarak dekat untuk menjaga bila klien jatuh
Mintalah klien berdiri dengan kaki berhimpitan dan kedua lengan disisi tubuh
Kedua mata klien terbuka dan kemudian mintalah matanya dipejamkan
Perhatikan reaksi klien
Terminasi
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan klien
Mencuci tangan
Mencatat hasil tes romberg

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jadi dapat di simpulkan bahwa dalam tes keseimbagan ada beberapa metode tes yang dilakukan dengan tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui seberapa tingkat keseimbangan seseorang dalam melakukan serangkaian tes untuk mengetahui tingkat keseimbangan pada setiap individu yang di lakukan tes keseimbangan baik yang di lakukan dalam gerakan yang bereda-beda.
B.     Saran
Melakukan tes keseimbangan secara teratur dapat mengetahui ketidakseimbangan dalam beraktivitas dan juga dapat meningkatkan fungsi koordinasi anggota tubuh.

























DAFTAR PUSTAKA



1 comment: