Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul MODEL TIM KEPERAWATAN
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Pekalongan,5
oktober 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manajemen merupakan
suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di
organisasi.Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
staf,sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan
merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional.Proses manajemen keperawatan sejalan dengan
keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional,sehingga diharapkan keduanya saling menopang.
Adanya tuntutan
pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat umum, termasuk di dalamnya
keperawatan,merupakan salah satu faktor yang harus dicermati dan diperhatikan
oleh tenaga perawat,sehingga perawat mampu berkiprah secara nyata dan diterima
dalam memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta
kewenangan yang dimiliki.Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan
fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen
keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan
keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan
klien terhadap pelayanan keperawatan.
Ruangan atau bangsal
sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan tempat yang
memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal.
Namun perlu disadari,tanpa tanpa adanya tata kelola yang memadai,kemauan,dan
kemampuan yang kuat,serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan
keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu,penulis
tertarik untuk membahas Salah satu Model Asuhan Keparawatan yaitu,Model Asuhan
Keperawatan Profesional Tim.
B.
Metode
Penulisan
Dalam penyusunan
makalah Model Asuhan Keperwatan Profesional (MAKP) Tim,penulis menggunakan
metode Tinjauan Pustaka yaitu menggunakan beberapa referensi buku yang
berkaitan dengan pokok bahasan dan searching internet.
C.
Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Tujuan Umum
Mengetahui Model
Asuhan Keperawatan (MAKP) Tim
2. Tujuan Khusus
·
Mengetahui konsep
Model Asuhan Keperawatan professional (MAKP
·
Mengetahui konsep dasar Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP)Tim
·
Mengetahui Tanggung Jawab Perawat Dalam Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
·
Mengetahui strategi kerja dari Tim
D. Rumusan Masalah
1.
Bagaimna Tanggung
Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim ?
2.
Bagaimana strategi
kerja dari Tim ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Metode tim merupakan
metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1992).
B.
Gambaran
Metode tim didasarkan
pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga pada perawat timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan mutu
asuhan keperawatab meningkat. Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep
berikut:
1.
Ketua Tim, sebagai
perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Ketua
tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan
evaluasi asuhan keperawatan. Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada
filosofi ketua tim, yakni apakah berorientasi pada tugas atau pada klien.
Tanggung jawab ketua tim adalah:
a.
Mengkaji setiap klien
dan menetapkan rencana asuhan keperawatan.
b.
Mengoordinasikan
rencana asuhan keperawatan dengan tindakan medis
c.
Membagi tugas yang
harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan memberikan bimbingan
melalui konferensi
d.
Mengevaluasi pemberian
asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta mendokumentasikannya.
2.
Komunikasi yang
efektifpenting agar kontinuitas rencana asuhan keperawatan terjamin. Komunikasi
yang terbukka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui rencana
asuhan keperawatan tertulis yang merupakan pedoman pelaksanaan asuhan,
supervisi, dan evaluasi.
3.
Anggota tim harus
menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim membantu anggotanya untuk memahami
dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka.
4.
Peran kepala ruangan
penting dalam metode tim, metode tim akan berhasil baik, apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu,
kepala ruangan diharapkan telah:
a.
Menetapkan standar
kinerja yang diharapkan dari staf
b.
Membantu staf
menetapkan sasaran dari unit/ruangan
c.
Memberi kesempatan
kepada ketua tim untuk pengembangankepemimpinan
d.
Mengorentasikan tenaga
yang baru tentang fungsi metode tim keperaawatan
e.
Menjadi narasumber
bagi ketua tim
f.
Mendorong staf untuk meningkatkan
kemampuan melalui riset keperawatan
g.
Menciptakan
iklim komunikasi yang terbuka.
C.
Prinsip Prinsip Tim
Keperawatan
1.
Suatu model
asuhan yang dilaksanakan oleh suatu team terhadap satu
atau sekelompok klien/pasien
2.
Team dipimpin oleh
seorang perawat yang secara klinis kompeten, mempunyai kemampuan yang baik
dalam komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin
3.
Dalam model ini, team
dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level kemampuan yang berbeda tetapi
semua aktifitas team harus terkoordinasi secara baik
4.
Semua anggota
team harus paham terhadap permasalahan klien – intervensi dan dampaknya –
karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan berkesinambungan
5.
Dalamproses asuhan,
dibutuhkan kesinambungan antar team untuk setiap shift dinas (P- S –
M) Dokumentasi akurat, timbang terima
berbasis pasien
D.
Tanggung Jawab Perawat
Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) Tim (Nursalam, 2002) :
1.
Tanggung jawab anggota tim:
a.
Memberikan asuhan
keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
b.
Bekerjasama dengan
anggota tim dan antar tim.
c.
Memberikan laporan..
2.
Tanggung jawab ketua tim:
a.
Membuat perencanaan.
b.
Membuat penugasan,
supervisi dan evaluasi.
c.
Mengenal/ mengetahui
kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
d.
Mengembangkan
kemampuan anggota.
e.
Menyelenggarakan
konferensi.
3.
Tanggung jawab kepala ruang:
a.
Perencanaan
·
Menunjuk ketua tim
yang akan bertugas di ruangan masing- masing.
·
Mengikuti serah terima
pasien di shift sebelumnya.
·
Mengidentifikasi tingkat
ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan pulang bersama ketua tim.
·
Mengidentifikasi
jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien
bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.
·
Merencanakan strategi
pelak
·
Mengikuti visite
dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
·
Mengatur dan
mengendalikan asuhan keparawatan:
- Membimbing
pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan.
- Mengadakan diskusi
untuk pemecahan masalah.
- Memberikan informasi
kepada pasien atau keluarga yang baru masuk RS.
·
Membantu mengembangkan
niat pendidikan dan latihan diri.
·
Membantu membimbing
terhadap peserta didik keperawatan.
·
Menjaga terwujudnya
visi dan misi keperawatan di rumah sakit.
b.
Pengorganisasian
·
Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
·
Merumuskan tujuan
metode penugasan.
·
Membuat rincian tugas
tim dan anggota tim secara jelas.
·
Membuat rentang
kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2 – 3
perawat.
·
Mengatur dan
mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas, mengatur tenaga yang
ada setiap hari dan lain- lain.
·
Mengatur dan
mengendalikan logistik ruangan.
·
Mengatur dan
mengendalikan situasi tempat praktik.
·
Mendelegasikan tugas
kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim.
·
Memberi wewenang kepad
·
Identifikasi masalah
dan cara penanganannya.
c.
Pengarahan
·
Memberikan pengarahan
tentang penugasan kepada ketua tim.
·
Memberikan pujian
kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.
·
Memberikan motivasi
dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
·
Menginformasikan hal –
hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
·
Melibatkan bawahan
sejak awal hingga akhir kegiatan.
·
Membimbing bawahan
yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
·
Meningkatkan
kolaborasi dengan anggota tim lain.
d.
Pengawasan
·
Melalui komunikasi :
mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim dalam pelaksanaan
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
·
Melalui supervisi:
-
Pengawasan langsung
melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/ mengawasi kelemahannya yang ada saat itu juga.
-
Pengawasan tidak
langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
-
Mengevaluasi upaya
pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun
bersama ketua tim.
Pelaksanaan model tim
tidak dibatasi oleh suatu pedoman yang kaku. Model tim dapat
diimplementasikan pada tugas pagi, sore, dan malam. Apakah terdapat 2
atau 3 tim tergantung pada jumlah dan kebutuhan serta jumlah dan kualitas
tenaga keperawatan. Umumnya satu tim terdiri dari 3-5 orang tenaga
keperawatan untuk 10-20 pasien.
Berdasarkan
hasil penelitian Lambertsonseperti dikutip oleh Douglas (1984), menunjukkan
bahwa model tim bila dilakukan dengan benar merupakan model asuhan kperawatan
yang tepat dalam meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan yang bervariasi
kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini berarti bahwa
model tim dilaksanakan dengan tepat pada kondisi dimana kemampuan tenaga
keperawatan bervariasi.
Kegagalan
penerapan model ini, jika penerapan konsep tidak dilaksanakan secara
menyeluruh/ total dan tidak dilakukan pre atau post conference dalam sistem
pemberian asuhan keperawatan untuk pemecahan masalah yang dihadapi pasien dalam
penentuan strategi pemenuhan kebutuhan pasien.
E.
KelebihandanKekurangan
1.
Kelebihan:
a.
Memfasilitasi
pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik.
b.
Memungkinkan
pencapaian proses keperawatan
c.
Konflik atau perbedaan
pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim, cara
ini efektif untuk belajar.
ini efektif untuk belajar.
d.
Memberi kepuasan
anggota tim dalam hubungan interpersonal
e.
Memungkinkan
menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
f.
Peningkatan kerjasama
dan komunikasi di antara anggota tim menghasilkan sikap moral yang tinggi,
memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan
bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberika.
g.
Menghasilkan kualitas
asuhan keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan
h.
Metode ini memotivasi
perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
i.
Memberikan kepuasan
pada pasien & perawat
j.
Produktif karena
kerjasama, komunikasi dan moral
2.
Kekurangan
a.
Pre-conference sulit
dilakukan pada waktu-waktu sibuk
b.
Perawat yg belum
berpengalaman shg perlu dorongan berlatih
c.
Akontabel dlm tim
kurang jelas
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keperawatan sebagai
suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari tim kesehatan,yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai individu, keluarga, maupun
sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat ataupun sakit, yang bertujuan
untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar klien,dalam mempertahankan kondisi
kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan keperawatan harus didasarkan
pada ilmu pengetahuan, komunikasi interpersonal serta memiliki keterampilan
yang jelas dalam keahliannya.
Daftar Pustaka
Nursalam.2002.Manajemen Keperawatan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.Salemba Medika,Jakarta
Potter & Perry.2005.Buku Ajar
Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik.Volume 1.EGC,Jakarta
Sobirin,A.2009.Budaya Organisasi,Pengertian,Makna dan Aplikasinya dalam Kehiidupan Orgnaisasi.UPP STIM YKPN,Yogyakarta
http://www. Bolden, R., Gosling, J., Marturano, A. and Dennison, P. 2003. A Review of Leadership Theory and Competency Frameworks. Centre for Leadership Studies, University of Exeter. UK. (diakses 01 Juni 2011)
No comments:
Post a Comment