Monday 27 October 2014

KELOMPOK 1 - Model Keperawatan Primer



KELOMPOK 1
KEPERAWATAN PROFESIONAL
MODEL KEPERAWATAN PRIMER



Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai tugas semester tiga mata kuliah Keperawatan Profesional
Disusun Oleh :
1.      Abdul Ghofur                               P17420313047
2.      Diah Rini Setiyowati                     P17420313056
3.      Joko Setyabudi                              P17420313065
4.      Noor Hanimah                               P174203130
5.      Siti Nurrohmah Widhawati           P17420313084

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
2014
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang mana telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya, sehingga makalah Keperawatan Profesional yang berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Menggunakan Metode Primer” ini telah selesai tepat pada waktunya. Guna untuk memenuhi nilai tugas Keperawatan Profesional semester 3.
Terimaksih kami ucapkan kepada Bapak Supriyo, yang mana telah membantu kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Dan juga pihak – pihak lain yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami sadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita dalam mengembangkan profesionalisme keperawatan di Indonesia. Saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Pekalongan, 02 Oktober 2014


Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................       i
KATA PENGANTAR.............................................................................................       ii
DAFTAR ISI............................................................................................................       iii
BAB I    : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................       1
B.     Rumusan Masalah.............................................................................       1
C.     Tujuan ..............................................................................................       1
D.    Manfaat ............................................................................................       2
BAB II   : PEMBAHASAN
A.      Definisi Keperawatan  Primer .......................................................        3
B.       Modalitas Praktik Keperawatan ....................................................        3
C.       Sistem Keperawatan Primer ..........................................................        4
D.      Karakteristik Modalitas Keperawatan Primer ...............................        5
E.       Keuntungan Keperawatan Primer ..................................................       6
F.        Kerugian Keperawatan Primer ......................................................        7
G.      Kelebihan Keperawatan Primer .....................................................       7
H.      Kekurangan Keperawatan Primer ..................................................       7
PELAKSAAN ASUHAN KEPERAWATAN PRIMER .....................     8
BAB III : PENUTUP
A.      Kesimpulan ..................................................................................         18
B.       Saran ..............................................................................................       18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................         iv



















BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat akan mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang sulit untuk hubungan penyelia-pekerja pada organisasi birokratis. Perawat profesional menginginkan autonomi pada praktik mereka sendiri. Mereka ingin menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan meraka tanpa pengaruh dari menajer perawat, dokter, atau orang dari disiplin lain. Ini adalah tindakan terbaik dari manajer perawat dengan mempraktikan perawat profesional. Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyelia-pekerja. Manajer perawat mengembangkan hubungan yang membangun rasa percaya. Manajer perawat mempercayai perawat profesional untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dengan benar dalam merawat kelompok pasien. Pada gilirannya, perawat klinis mempercayai manajer perawat untuk mengkoordinasikan suplai, peralatan, dan sistem pendukung dengan personel dari departemen lain.

B.     Rumusan Masalah :
1.      Definisi Keperawatan  Primer
2.      Modalitas Praktik Keperawatan
3.      Sistem Keperawatan Primer
4.      Karakteristik Modalitas Keperawatan Primer
5.      Keuntungan Keperawatan Primer
6.      Kerugian Keperawatan Primer
7.      Kelebihan Keperawatan Primer
8.      Kekurangan Keperawatan Primer



C.     Tujuan
Tujuan disusunya makalah ini untuk mengetahui :
1.      Pengertian dari keperawatan primer
2.      Tugas perawat pembantu
3.      Keuntungan keperawatan primer

D.    Manfaat
Makalah tentang Model Keperawatan Primer ini guna untuk menambah pengetahuan para pembaca, khususnya mahasiswa PoltekkesKemenkes Semarang Prodi Keperawatan Pekalongan.





















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Devinisi Keperawatan Primer
Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat akan mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang sulit untuk hubungan penyelia-pekerja pada organisasi birokratis. Perawat profesional menginginkan autonomi pada praktik mereka sendiri. Mereka ingin menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan meraka tanpa pengaruh dari menajer perawat, dokter, atau orang dari disiplin lain. Ini adalah tindakan terbaik dari manajer perawat dengan mempraktikan perawat profesional. Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyelia-pekerja. Manajer perawat mengembangkan hubungan yang membangun rasa percaya. Manajer perawat mempercayai perawat profesional untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dengan benar dalam merawat kelompok pasien. Pada gilirannya, perawat klinis mempercayai manajer perawat untuk mengkoordinasikan suplai, peralatan, dan sistem pendukung dengan personel dari departemen lain.
Manajer perawat meminta perawat klinis untuk masukan pada implementasi kebijakan dan prosedur. Perawat klinis menyadari kebijakan dan prosedur proses manajemen dimana mereka berpartisipasi dari pada mereka yang mempunyai aturan dan regulasi yang memungkinkannya. Mereka menggunakan pertambahan kerangka pengetahuan keperawatan (teori) dalam sekolah keperawatan dan dipertahankan melalui pendidikan berkelanjutan dan pengembangan staf untuk mempraktikan keperawatan seperti yang mereka ikuti pada kebijakan manajemen berkenaan dengan segala dokumentasi atau jaminan kualitas karena kebutuhan ini juga bagian dari praktik keperawatan klinis.

B.     Modalitas Praktik Keperawatan
Banyak modalitas atau metoda praktik keperawatan telah dikembangkan selama 35 tahun terakhir. Ini melputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer, metoda kasus, praktik bersama, dan manajemen kasus. Semua dipraktikan dalam berbagai bentuk dalam institusi perawatan kesehatan di Amerika Serikat. Meskipun manajer perawat seringkali memutuskan metoda praktik keperawatan yang akan digunakan dalam organisasi mereka, yang paling baik melibatkan perawat klinis praktis dalam membuat keputusan tersebut. Selanjutnya adalah seseorang yang akan melakukannya, bila pilihannya sesuai dengan keinginan mereka maka mereka akan mengerjakannya. Perawat klinis harus diberi informasi yang cukup tentang modalitas dan bagaimana institusi akan mendukungnya sehngga mereka dapat memberikan masukan untuk keputusan yang dapat dikerjakan.
Bila keputusan dibuat, komite ad hoc dapat mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk mengimplementasikan modalitas. Ini harus menjadi sumber yang adekuat, termasuk kategori yang tepat dari personel keperawatan, untuk membuat modalitas kerja. Personel perlu secara adekuat menyiapkan diri melalui program pengembangan staf. Ini dapat didukung oleh instruktor pengembangan staf dalam organisasi besar. Organisasi kecil mungkin perlu bantuan dari konsultan, basanya tersedia dalam organisasi besar dari kota paling dekat.

C.     Sistem Keperawatan Primer
Sistem keperawatan primer Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan oleh satu orangregistered nurse sebagai perawat primer yang bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah sakit. Apabila perawat primer/utama libur atau cuti tanggung jawab dalam asuhan keperawatan klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya (associate nurse).
Metoda penugasan yang paling dipuji dan dipraktikkan saat ini adalah keperawatan primer. Ini adalah perluasan dari prinsip desentralisasi autoritas, autoritas primer untuk semua keputusan tentang proses keperawatan dipusatkan pada individu perawat profesional. Perawat primer ditugaskan untuk merawat kebutuhan total pasien selama waktu tinggal di rumah sakit.
Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega yang memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang diberikan direncanakan dan ditentukan secara total oleh perawat primer.
Marram, Schlegel, dan Bevis menyatakan, “keperawatan primer adalah distribusi keperawatan sehingga perawatan total individu adalah tanggung jawab seorang perawat, bukan beberapa perawat.” Mereka mengindikasikan autonomi menjadi kunci pada pengembangan keperawatan profesional.
D.    Karakteristik Modalitas Keperawatan Primer
1.      Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan pasien selama 24 jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan.
2.      Pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan pasien dan profesional kesehatan lain, dan menyusun rencana perawatan, semua ini ada ditangan perawat primer.
3.      Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat primer kepada perawat sekunder selama shift lain.
4.      Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia.
5.      Autoritas, tanggung gugat, dan autonomi ada pada perawat primer.
Keperawatan primer mensejajarkan desentralisasi pendidikan pasien karena perawat menjadi pemberi asuhan primer. Pada perawatan pasien komprehensif, perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk pendidikan pasien.
Sejak 1974 keperawatan primer telah diimplementasikan di beberapa rumah sakit dan telah dijalani berbagai modifikasi. Perawat primer seringkali melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien. Kadang-kadang mengarahkan pemberi asuhan lain saat menjalankan fungsi pembuat keputusan.
Fagin menyatakan bahwa studi peneltian pada keperawatan primer menunjukkan metoda ini lama tinggal di rumah sakit dan komplikasi pasien transplantasi ginjal diUniversity of Michigan Medical Center di Ann Arbor. Mereka menghemat $51.000 dalam satu tahun. Keperawatan primer diEvaston Hospital di Illionis menghasilkan jam keperawatan lebih sedikt dan sedikit peningkatan pendapatan per pasien selama periode 5 tahun. Pembantu perawat mempunyai 27 persen waktu senggang per hari sementara RN mempunyai 8 persen diRush Presbyterian. Juga, pergantan karyawan menurun dalam lingkungan operasi dengan peningkatan rasio RN dan teknisi ruang operasi. Penelitian lain menunjukkan bahwa keperawatan primer menghemat uang, meningkatkan kepuasan kerja, kedekatan kelompok, dan kepuasan pasien, serta penurunan biaya, waktu sakit, dan waktu kompensasi.
Penelitian mendukung keperawatan primer sesuai peningkatan kepuasan pasien, kepuasan perawat, dan keefektifan biaya. Mereka juga menemukan bahwa “perbedaan individual pada perawat dan kopetensi perawat mungkin mempunyai dampak yang lebih besar pada kualitas perawatan daripada terhadap struktur keperawatan primer.” Ini harus diperhatikan, namun, bila latar belakang pendidikan perawat cocok, perbedaan kualitas perawatan antara tim dan keperawatan primer tidak tampak. Struktur untuk keperawatan primer secara umum suatu sistem yang lebih baik untuk mengorganisasi perawatan. Keefektifan keperawatan primer berbeda pada tipe perawat, pasien, rumah sakit dan bahkan unit keperawatan dalam suatu rumah sakit.
Baik keperawatan primer dan tim memerlukan sistem pendukung keperawatan yang efisien: komunikasi, distribusi, transportasi, dan manajemen unit. Shukla mengajukan teori kemungkinan bahwa keperawatan primer adalah lebih efektif bila sistem pendukung efisien dan ketergantungan pasien pada perawat tinggi. Keperawatan primer tidak lebh baik dari keperawatan tim untuk semua rumah sakit, semua unit keperawatan dalam rumah sakit, atau semua tipe pasien.
Desentralisasi sistem pendukung seperti suplai, linen, dan obat-obatan untuk ruangan pasien, lebih efisien dan memperbaiki keuntungan keperawatan primer pada keperawatan tim. Bila perawat primer harus pergi ke pusat untuk suatu hal mereka akan terhambat dalam memberikan perawatan langsung. Juga, keperawatan modular atau keperawatan primer dimodifikasi mengubah kinerja yang dibutuhkan dari keperawatanyang lebih tidak langsung dan rutin serta tugas-tugas bukan keperawatan. Pasiean memerlukan keuntungan perawatan yang lebih luas dari keperawatan primer daripada kemampuan perawatan diri. Keperawatan primer paling baik untuk perawatan intensif.

E.     Keuntungan Keperawatan Primer
1.      Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi meningkatkan motivasi, tanggung jawab, dan tanggung gugat.
2.      Menjamin kontinuitas perawatan sesuai perawat primer memberikan atau mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
3.      Membuat ketersediaan peningkatan pengetahuan psikososial pasien dan kebutuhan fisik, karena perawat primer melakukan pengkajian riwayat dan fisik, mengembangkan rencana perawatan, dan melaksanakannya sebagai kesatuan antara pasien dan pekerja kesehatan lain.
4.      Meningkatkan pelaporan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang akan memungkinkan pembentukan hubungan terapeutik.
5.      Memperbaiki komunikasi informasi pada dokter.
6.      Menghilangkan pembantu perawat dari administrasi perawatan pasien langsung.
7.      Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer operasional: untuk menghadapi masalah staf dan penugasan dan memotivasi serta mendukung staf.

F.      Kerugian Keperawatan Primer
Keperawatan primer dikatakan memerlukan seluruh staf menjadi RN, yang meningkatkan pengaturan staf dan biaya. Sebagai contoh, uang dihemat bila tugas bukan keperawatan dilakukan oleh kategori personel lain dan tidak diambil alih oleh RN.

G.    Kelebihan Keperawatan Primer
1.      Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
2.      Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan pertanggungjawaban yang jelas.
3.      Memungkinkan penerapan proses keperawatan.
4.      Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
5.      Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan keperawatan.
6.      Lebih mencerminkan.
7.      Menurunkan dana perawatan

H.    Kekurangan Keperawatan Primer
1.      Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
2.      Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih banyak menggunakan perawat profesional.
3.      Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan/kedokteran
4.      Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PRIMER

A.    Model Keperawatan Primer
Denganberkembangnya Ilmu Keperawatan dan berbagai ilmu dalam bidang kesehatan, sertameningkatknya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang bermutu
tinggi, dengan didasarkan bahwa pemberian asuhan keperawatan model tim masih
mempunyai beberapa kekurangan, maka berdasarkan studi,  para pakar
keperawatan mengembangkan model pemberian asuhan keperawatan yang terbaru yaitu
Model Primer (Primary Nursing).Dan perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan disebut sebagai “Primary Nurse”.
Tujuan dari Model
Primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan yang dilakukan secara
komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan.  Penugasan yang diberikan
kepada Primary Nurse atas pasien yang dirawat dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan pasien atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan Primary Nurse.  Setiap primary nurse mempunyai 4-6 pasien dan
bertanggung jawab selama 24 jam selama pasien dirawat.  Primary Nurse akan
melakukan pengkajian secara komprehensif dan merencanakan asuhan keperawatan.
Selama bertugas ia akan melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien.Demikian pula pasien, keluarga, staff medik dan staf keperawatan akan mengetahui bahwa pasien tertentu merupakan tanggung jawab primary nurse tertentu.  Dia bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan dia juga akan merencanakan pemulangan pasien atau rujukan bila diperlukan.
Jika primary nurse tidak bertugas, kelanjutan asuhan keperawatan didelegasikan kepada perawat lain yang disebut “associate nurse”. Primary nurse bertanggung jawab
terhadap asuhan keperawatan yang diterima pasien dan menginformasikan tentang
keadaan pasien kepada Kepala Ruangan, dokter dan staf keperawatan
lainnya.  Kepala Ruangan tidak perlu mengecek satu persatu pasien, tetapi
dapat mengevaluasi secara menyeluruh tentang aktivitas pelayanan yang diberikan
kepada semua pasien
. Seorang primary nurse bukan hanya mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan tetapi juga mempunyai kewenangan untuk melakukan rujukan kepada pekerja sosial,kontak dengan lembaga sosial masyarakat, membuat jadwal perjanjian klinik,
mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya.  Dengan diberikannya kewenangan
tersebut, maka dituntut akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil pelayanan yang
diberikan.  Primary Nurse berperan sebagai advokat pasien  terhadap
birokrasi rumah sakit.
Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah pasien merasa dimanusiawikan karena pasien terpenuhi kebutuhannya secara individual dengan asuhan keperawatan yang
bermutu dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan,
proteksi, informasi dan advokasi.  Kepuasan yang dirasakan oleh Primary
Nurse adalah tercapainya hasil berupa kemampuan yang tinggi terletak pada
kemampuan supervisi.  Staf medis juga merasakan kepuasannya dengan model
primer ini, karena senantiasa informasi tentang kondisi pasien selalu mutakhir
dan laporan pasien komprehensif, sedangkan pada model Fungsional dan Tim
informasi diperoleh dari beberapa perawat.Untuk pihak rumah sakit keuntungan
yang dapat diperoleh adalah rumah sakit tidak perlu mempekerjakan terlalu
banyak tenaga keperawatan, tetapi tenaga yang ada harus berkualitas tinggi.
Dalam menetapkan seorang menjadi Primary Nurse perlu berhati-hati karena memerlukan beberapa kriteria, diantaranya dalam menetapkan kemampuan asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik,
akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai disiplin
ilmu.  Di negara maju pada umumnya perawat yang ditunjuk sebagai primary
nurse adalah seorang Clinical Specialist yang mempunyai kualifikasi
Master.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Model Primer dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan bila
dibandingkan dengan Model Tim, karena :
1.      Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.
2.      Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien bila dibandingkan dengan 10-20 orang pada setiap tim.
3.      Perawat Primer bertanggung jawab selama 24 jam.
4.      Rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal.
5.      Rencana keperawatan dan rencana medic dapat berjalan paralel.








B.     Diagram
Model Primer
1.      Kepala ruangan

2.      Pasien-pasien

3.      Primary nurse

4.      Dokter

5.      Penunjang

6.      Shift pagi

7.      Shift sore

8.      Shift malam

C.     Tugas
Perawat Primer ( Ketua Tim )
1.      Menerima overan klien setiap pengantian dinas pagi atau pada saat bertugas.
2.      Melaksanakan pembagian klien pada perawat asosiet
3.      Mengadakanpre atau post konferens dengan perawat asosiet.
4.      Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
5.      Menerima klien baru dan memberi informasi tentang tata tertib RS dan ruangan, tenaga perawat dan dokter yang merawat dan adminisrasi.
6.      Membuat rencana keperawatan, catatan perkembangan dan resume keperawatan.
7.      Melakukan diskusi keperawatan  kepada perawat
asosiet.
8.      Melakukan evakuasi asuhan keperawatan dan membuat laporan.
9.      Melakukan tindakan keperawatan tertentu yang membutuhkan kompetensi kompleks.
10.  Membuat perencanaan pulang
11.  Memeriksa atau mengevaluasi laporan keadaan klien yang telah dibuat PA.
12.  Melakukan penyuluhan kepada klien dan keluarga.
13.  Menyiapkan pelaksanaan asuhan keperawatan.
14.  Menilai hasil pekerjaan kelompok dan mendiskusikan permasalahan yang ada.
15.  Menciptakan kerja sama yang harmonis.
16.  Melakukakolaborasi dengan tim kesehatan lain dan mengikuti visit atau ronde medik.
17.  Mengikuti ronde keperawatan.
18.  Mengikuti kegiatan ilmiah.
19.  Mengorientasikan klien baru pada lingkungan.

D.      Peran
Perawat Asosiet
1.      Mengikuti serah terima klien dinas pagi bersama perawat primer, sore dan malam.
2.      Mengikuti pre atau post comference dengan perawat primer.
3.      Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada di tempat.
4.      Melaksanakan rencana keperawatan.
5.      Membuat rencana keperawatan pada klien baru jika perawat primer tidak ada ditempat.
6.      Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
7.      Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi keperawatan yang ada diruangan.
8.      Menyiapkan klien untuk memeriksa diagnostic atau laboratorium, pengobatan dan tindakan.
9.      Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien atau keluarga dengan kalimat yang mudah dimengerti, bersifat sopan dan ramah
10.  Berperan serta melakukan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarga.
11.  Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat.
12.  Menyimpan, memerihara peralatan yang diperlukan sehingga siap dipakai.
13.  Melakukan mdinas rotasi sesuai jadual yang sudah dibuat oleh kepala ruangan.
14.  Mengikuti visit dokter atau ronde keperawatan jika tidak ada PP
15.  Mengantikan peran atau tugas PP yang lain jika PP tidak ada.
16.  Mengidentifikasi dan mencataa tingkat ketergantungan lien setiap shif
17.  Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan.

E.     Tugas
Pembantu Perawat
1.      Membersihkan meja.
2.      Menyediakan alat.
3.      Membersihkan alat – alat yang digunakan
4.      Mengantar klien konsul
5.      Membawa urinal atau pispot ke dan dari klien
6.      Menyiapkan makan dan minum
7.      Membantu klien kekamar mandi
8.      Membantu klien BAK atau BAB
9.      Membantu menganti alat tenun

F.      Peran
Perawat Pelaksana
1.      Pengkajian Mengkaji kesiapan klien dan dirisendiri untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
2.      Perencanaan
-          Bersama keru mengadakan serah terima tugas
-          Menerima pembagian tugas dari katim
-          Bersama katim menyiapkan keperluan untukmelaksanakan asuhan keperawatan
-          Mengikuti ronde keperawatan
-          Menerima klien baru
3.      Implementasi
-          Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim
-          Menerima pembagian tugas
-          Melaksanakan tugas yang diberikan katim
-          Melaksanakan program kolaborasi dengan timkesehatan lain
-          Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota timlainnya
-          Melaksanakan asuhan keperawatan
-          Menunjang pelaporan, mencatat tindakankeperawatan yang dilaksanakan
-          Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim
-          Menerima informasi yang berkaitan dengan askepdan melaksanakan askep dengan etik dan legal
-          Memaham hasil yang telah di capai
-          Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
4.      Evaluasi
-          Menyiapkan menunjukkan bahan yang diperlukan
untuk proses evaluasi serta ikut mengevaluasi kondisi klien.

G.    Model Dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional Metode Keperawatan Primer
1.      ModelPraktik Keperawatan
adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang
nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan. Era
globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan, menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, member pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga
berupaya mengembangkan model praktik keperawatan professional ( MPKP )
.
2.      TujuanModel Keperawatan
-          Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
-          Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan
-          Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
-          Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keptusan
-          Menjelaskan dengan tegas ruang linkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.
3.      PelayananKesehatan Primer ( PHC )
Dalam penilainan tahunannya tentang kesehatan dunia, para delegasi yang menghadiri pertemuan ke 28 World Health Assembly di Geneva telah memutuskan bahwa situasi global
sekarang ini tidak sehat.Sejumlah contoh dari berbagai belahan dunia telah
meyakinkan mereka bahwa penggunaan suatu pendekatan yang disebut PHC, dapat
berkontribusi sangat besar dalam membebaskan seluruh masyarakat dari
penderitaan yang terabaikan, nyeri, ketidakmampuan dan kematian. Masyarakat
global dapat terjamin, banyak beban berat dari berbagai penderitaan dan
kematian yang tidak diinginkan oleh jutaan orang diseluruh dunia dapat dicegah
melalui penerapan konsep PHC ( Bryant,1969; Newell,1975 ).
4.      Metode Keperawatan Primer
Metode ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Lydia Hall (1963) ini merupakan system dimana seorang perawat bertanggung jawab selama 24 Jam sehari, 7 hari per
minggu,ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara komprehensif,
individual dan konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan
keperawatan dan keterampilan manajemen.Perawat primer mempunyai tugas mengkaji
dan membuat prioritas setiap kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi
keefektivitasan perawatan. Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasi perawatan dan menginformasikan
tentang kesehatan pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan
Primer melibatkan semua aspek peran profesional, termasuk pendidikan kesehatan,
advokasi, pembuatan keputusan, dan kesinambungan perawatan. Perawat primer
merupakan manager garis terdepan bagi perawatan pasien dengan segala
akuntabilatas dan tanggung jawab yang menyertainya.

H.    Model dan Bentuk Praktik KeperawatanProfesional Metode Tim
1.      Metode Tim
Metode tim merupakan suatu model dan praktik keperawatan professional dimana seorang perawat professional memimpin sekelompok tenagakeperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984 ).
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhankeperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat (Kron & Gray,1987).
Pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut :
-          Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan tehnik kepemimpinan.
-          Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
-          Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
-          Peran kepala ruang penting dalam model tim.
-          Model tim akan berhasil baik bila di dukung oleh kepala ruang.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda – beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim atau grup yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
2.      Kelebihan
-          Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
-          Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
-          Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan pada anggota tim
3.      Kelemahan
-            Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim, membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada waktu – waktu sibuk.
-            Akuntabilitas pada tim
4.      KonsepMetode Tim
-          Ketua tim sebagai perawat professional harumampu menggunakan berbagai tehnik kepemimpinan
-          Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin
-          Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
-          Peran kepala ruang penting dalam model tim dan model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang
5.      Tanggungjawab Anggota Tim
-          Memberikan asuhan keperawatan kepada klien dibawah tanggungjawabnya.
-          Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim
-          Member laporan
6.      Tanggungjawab Ketua Tim
-          Membuat perencanaan
-          Membuat penugasan, supervise dan evaluasi
-          Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
-          Mengembangkan kemampuan anggota
-          Menyelenggarakan konferensi
7.      Tanggungjawab Kepala Ruang
-          Menentukan standar pelaksanaan kerja
-          Supervise dan evaluasi tugas staf
-          Member pengarahan ketua tim
8.      Uraian Tugas Kepala Ruang
Perencanaan
-          Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing – masing
-          Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
-          Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
-          Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan atau penjadwalan
-          Melaksanakan strategi pelaksanaan keperawatan
-          Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskudikan dengan dokter tentang dindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
-          Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
-          Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
-          Membantu membimbing terhadap paserta didik keperawatan
-          Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan RS
Pengorganisasian
-          Merumuskan metode penugasan yang digunakan
-          Merumuskan tujuan metode penugasan
-          Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas
-          Membuat rentang kendali  kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan tim membawahi 2 -3 perawat
-          Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari
-          Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
-          Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
-          Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada ditempat kepala ketua tim
-          Memberikan wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien
-          Mengatur penugasan, jadwal, pos dan pakarnya
-          Indentifikasi masalah dan cara penanganan

Pengarahan
-          Memberpengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
-          Memberpujian kepada anggota yang melaksanakan tugas dengan baik
-          Membermotivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
-          Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien
-          Melibatkan bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakn tugasnya
-          Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

Pengawasan
-          Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
-          Melalui superfisi Pengawasan langsung dan tidak langsung
-          Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketuan tim serta melakukan audit keperawatan







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
-          Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat akan mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang sulit untuk hubungan penyelia-pekerja pada organisasi birokratis.
-          Perawat profesional menginginkan autonomi pada praktik mereka sendiri. Mereka ingin menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan meraka tanpa pengaruh dari menajer perawat, dokter, atau orang dari disiplin lain.
-          Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyelia-pekerja. Manajer perawat mengembangkan hubungan yang membangun rasa percaya.

B.     Saran
-          Seseorang perawat dapat merasakan, bisa membantu dalam pekerjaan merawat pasien dengan propisional
-          Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.
-          Perawat Primer bertanggung jawab selama 24 jam.









DAFTAR PUSTAKA

Swanburg, Russel C. 2000. Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC
Ali,Zaidin,Haji.2001.Dasar-Dasar
Keperawatan Profesional.Jakarta:Widya Medika
Ali,Zaidin,Haji.2001.Pengantar
Keperawatan Profesional.Jakarta:Widya Medika
Anderson,T Elizabeth Judith Mc Farlane.2006.Buku
Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.Jakarta:EGC
Cobell,C. (1992), The Efficacy of Primary Nursing as a Fundation for Patient Advocacy
Nursing Practic.
Douglas,LM. (1984) The Effective Nurse Leader and Manager, Second Edition St Luis ; The
C. V Mosby comp.
Gillies,D (1989) Nursing Management Company a System Approach, Philadelphia, WB
Saunders comp.
Indonesian nurse, may 19, 2008..www.kompas.com
Priharjo, Robert.1995.Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar


1 comment:

  1. maaf sblumnya ,buat apa di share jika tidak bisa di gunakan karyanya., simpan balik fileta rong :)

    ReplyDelete