PENGKAJIAN
& PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
SISTEM
PENCERNAAN
DASAR DATA PENGKAJIAN
1.
Aktivitas / Istirahat
- Gejala
:
Gangguan pola Tidur, insomnia,
kelemahan, Peraaan hyper dan atau ansietas, Peningkatan aktivitas / partisipasi
dalam latihan energi tinggi.
- Tanda
:
Periode Hiperaktivasi, latihan
keras terus menerus
2.
Sirkulasi
- Gejala
: Perasaan dingin meskipun pada ruangan yang hangat
- Tanda
: TD Rendah, Takhikardia, bradikardia, disritmia
3.
Integritas Ego
- Gejala
:
Ketidakberdayaan, putus asa, Gangguan
(tak nyata) gambaran diri, Harapan diri tinggi, marah yang ditekan
- Tanda
:
Status Emosi depresi, menolak,
marah, ansietas
4.
Eliminasi
- Gejala
: Diare / Konstipasi, Nyeri abdomen tak jelas dan distres, kembung
5.
Makanan/Cairan
- Gejala
:
Lapar terus menerus atau menyangkal
lapar, napsu makan normal, meningkat, atau menghilang
- Tanda
:
Penururnan berat badan /
pemeliharaan berat badan 15% atau
dibawahnya, anoreksia, penampilan kurus kering, kuning/pucat, dengan turgor
buruk, makan disembunyikan, memotong makanan dalam potongan kecil, muntah,
muntah darah / adanya robekan esofageal
6.
Hygiene
Tanda : Peningkatan pertumbuhan
rambut pada tubuh / lanugo, kehilangan rambut axila/pubis, kuku rapuh, tanda erosi email gigi, kondisi
gizi buruk
7.
Neurosensori :
- Tanda
: Afek tepat, kecuali tentang tubuh dan makan, afek depressi, ( munhgkin
depresi), perubahan mental ( apatis, bingung, gangguan memori) karena
malnutrisi/kelaparan
8.
Nyeri/Kenyamanan
- Gejala
: Sakit Kepala
9.
Interaksi Sosial
- Gejala
:
Latar belakang kelas menegah atau
atas. Ayah pasif / ibu dominan, anggota keluarga dekat, kebnersamaam dijunjung
tinggi, batas pribadi tak dihargai, Riwayat menjadi diam, anak dapat bekerja
sama, krisis emosional dari beberapa orang, seperti pada saat timbul pubertas
atau keluarga pindah, gangguan berhubungan ( tak menikah, cerai), penyiksaan
sexual, menolak teman / kontak sosial, rasa tak berdaya
10. Sexualitas
-
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga
siklus menstruasi berturut-turut
-
Tanda : atrofi payudara, amenorrea
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
-
JDL dan Diferensial : Menentukan adanya
anemia, leukopenia, limfositosis. Trombosis darah menunjukan kurang dari normal
-
Elektrolit : Ketidakseimbangan
termasuk kalium, natrium, klorida
-
Pemeriksaan Endokrin : Fungsi Thyroid Kadar T4 normal namun
sirkulasi kadar T3 rendah, fungsi hypofisis : Respon TSH terhadap TRF tak
normal pada annorekaia nervosa
-
Metabolisme Kortisol : Dapat meningkt
-
Tes Skresi Hormon Leutenizing : Pola
mirip gadis pra pubertas
-
Estrogen : Penurunan
-
Gula Darah dan BMR : Mungkin rendah
-
Kimia Lain : SGOT/SGPT
-
Kadar MHP 6 : Tanda Malnutrisi/depresi
-
Urinalisa dan Fungsi Ginjal : BUN
meningkat, adanya keton menunjukan kelaparan
-
EKG : Tak normal dengan tegangan rendah,
inversi gelombang T, disritmia
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
Pada pemeriksaan abdomen kita harus
kembali mengingat pembagian daerah abdomen menurut :
9 Regio dan 4 kuadrant
A. Inspeksi
- Apakah
Datar, Membusung, Membuncit, Menonjol, Umbilikus menonjol atau tidak
- Amati
bayangan bendungan pembuluh darah vena di kulit abdomen, normal pembuluh darah
dikulit abdomen berasal dari pertengahan abdomen, ada yang menuju ke atas ada yang menuju
kebawah dan tidak terlalu menjonjol
- Apakah
ada benjolan atau masa
B. Auskultasi
Segera setelah Inpseksi, stetoskop
diletakan pada daerah epigastrium dan 4 kwadrant abdomen :
- Mendengar suara peristaltik usus ( normal
berkisar 5-35 kali per menit)
- Bunyi keras dan panjang : Borborygmi ( pada GE
dan Obstruksi Usus)
- Bunyi Peristaltik yang kurang ditemui pada
Ileus paralitik
- Patologis setelah 5 menit tidak terdengar
bunyi peristaltik baru dikatakan negatif
- (
pada pasien post operasi)
- Daerah
Epigastrium di auskultasi untuk mencari Bruit Aorta, Bruit Arteri Renalis
dicari di area lumbal kanan dan kiri, Bruit arteri femoralis di lipat paha
kanan dan kiri
C. Palpasi
-
Sebelum dipalpasi, bertanyalah apakah
ada bagian perut pasien yang terasa nyeri (spontan) tanpa palpasi, sebab kalau
ada harus dipalpasi terakhir.
-
Palpasi abdomen dimulai dari palpasi
umum dari keseluruhan dinding abdomen
untuk mencari tanda nyeri umum (peritonitis, pancreatitis), kemudaian palpasi
ada tidaknya benjolan / tumor, feses, periksa juga turgor kulit perut untuk melihat
hidrasi pasien.
-
Sesudah itu periksalah dengan tekanan
pada regio supra pubic (cystitis) titik MC Burney (Appendicitis) Regio Epigastrika
(Gastritis), regio iliaca (adnexitis) barulah palpasi hepar dan lien
PENGKAJIAN
FISIK & DIAGNOSTIK
SISTEM
PERSYARAFAN
DASAR DATA PENGKAJIAN
1.
Aktivitasr / istirahat
Gejala : Letih, lelah, malaise,
keterbatasan akibat keadaan, ketegangan mata, kesulitan membaca, lemah.
2.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat hypertensi
Tanda : Hypertensi, pucat , wajah
tampak kemerahan
3.
Integritas Ego
Gejala : perasaan ketidakmampuan, keputusasaan, depresi
ketidakberdayaan
Tanda : Kekuatiran, ansietas, peka
rangsang
4.
Makanan / Caiiran
Gejala : punya kebiasaan makan
makanan yang tinggi vasoaktifnya; kafein, coklat MSG, saos, hotdog daging dlll
5.
Neurosensori
Gejala : Pening, disorientasi(
selama sakit kepala), tdk mampu berkonsentrasi, riwayat kejang
Tanda : perubahan pola bicara dan
proses pikir, mudah terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan reflek tendo
6.
Nyeri/kenyamanan
- Karakteristik
nyeri tergantung pada jenis sakit
kepala; misal : Migrain mungkin menyeluruh atau unilateral
- Clusster
: paroksismal tiba-tiba tdk berdenyut, unilateral, kluat
- Ketegangan
Otot : Bertahap, bilateral, terasa terekan, tdk berdenyutserak kaku sakit
- Meningeal
: nyeri berat menyeluruh dsn konstan
- Tumor
Otak : Nyeri hebat menetap, menyelutruh / itermitenseringkali membuat ternangun
- Pascatrauma
: berat dan biasanya bersifat kroniskontinou atau itermiten, setempat atau umum
insnsitas beragam
- Sinus
: awitan tiba-tiba. Sakit kepala pagihari sangat hebat. Nyeri bersifat tumpul
dan tekanan akibat perubahan posisi memperberat sakit
PEMERIKSAAN FISIK
Melakukan Uji Kekuatan
Otot
Diawali dengan mmeriksa
tonus otot, trofi otot, ( tonus dihubungkan dengan ketegangan, trofi
dihubungkan dengan ukuran otot) dengan cara inspeksi palpasi. Bandingkan kiri
dan kanan demikian pula dengan kekuatan otot
Kekuatan otot dinailai dengan angka nol
sampai lima
0 = Otot sama
sekali tidak mampu bererak tanpa berkontraksi pun tdk, bila lengan/tungkai
dilepaskan, akan jatuh 100% pasif
1 = Tampak
Kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh
2 = Mampu
menahan tegak yang berarti mampu menahan gaya gravitasi (saja), tapi dengan sentuhan akan jatuh
3 = Mampu
menahan tegak walaupun sedikit didorong tetapi tdk mampu melawan
tekanan/dorongan dari pemriksa
4 = Kekuatan
kurang dibandingkan sisi lain
5 = Kekuatan
Utuh
Uji kekuatan otot sekali-kali bukan
membandingkan kekuatan pasien dengan sipemeriksa
Menilai Reflek reflek Fisiologik
Reflek fisiologik diperiksa pada ketukan
tendon yang akan dijawab dengan kontraksi otot. Diperiksa reflek tendon biceps,
triceps, lutut dan achiles
Mencari Reflek patologik Babinski
Reflek patologik babinski normal tidak
ditemui
Caranya :
lakukanlah goresan dengan benda berujung tumpul pada telapak kaki
Normal :
Kelima jari jari kaki akan melakukan gerak plantar flexi. Hasil seperti diatas
disebut tanda Babinski negatif
Pada kerusakan / lesi upper motor neuron
akan didapat jawaban :
q Ibu
jari akan bergerak dorsofleksi
q 4
jari lainya bergerak plantar fleksi
q Hasil
seperti ini disebut Tanda Babinski Positif (abnormal)
PENGKAJIAN FISIK DAN DIAGNOSTIK
SISTEM
PERKEMIHAN
DASAR DATA
PENGKAJIAN
1.
Aktivitas / Istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan
,malaise
Tanda : Kelemahan Otot, Kehilangan
Tonus
2.
Sirkulasi :
Hypertensi/Hypotensi, Nadi lemah,
disritmia jantung, Edema, pucat kecenderungan perdarahan
3.
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih
biasanya ; peningkatan frekuensi, poliuria, kegagalan dini, atau penurunan
frekuensi, / oliguria ( fase akhir)
Tanda : Perubahan warna urine
contoh kuning pekat, berawan, merah, coklat, oliguria ( 12-21 hari), poliuria (
2-6 liter/hari)
4.
Makanan/ Cairan
Gejala : Peningkatan BB, penurunan
BB, mual, muntah, anoreksia, nyeri uluhati
5.
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih
biasanya ; peningkatan frekuensi, poliuria, kegagalan dini, atau penurunan
frekuensi, / oliguria ( fase akhir)
Tanda : Perubahan warna urine
contoh kuning pekat, berawan, merah, coklat, oliguria ( 12-21 hari), poliuria (
2-6 liter/hari)
6.
Makanan/ Cairan
Gejala : Peningkatan BB, penurunan
BB, mual, muntah, anoreksia, nyeri uluhati
Tanda : Perubahan turgor
kulit/kelembaban
7.
Neurosensori :
Gejala : sakit kepala, pengelihatan
kabur, kram otot kejang, sindrom kaki gelisah
Tanda : perubahan status mental,
penurunan perhatian, tdk mampu berkonsentrasi, hilang memori, kacau, penurunan
tk kesadaran( ketidak seimbangan elektrolit dan asam basa), kejang
8.
Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri tubuh , sakit kepala
Tanda : Prilaku berhati-hati /
distraksi, gelisah
9.
Pernapasan
Gejala : Napas , apnea, dyspnea,
peningkatan frek, kedalaman (kusmaul), napas amonia, batuk produktif, dengan
sputum kental merah muda ( edema paru)
10. Keamanan:
Gejala : adanya reaksi transfusi
(bagi klien GGK dengan cuci darah dan transusi)
Tanda : Demam ( sepsis, dehidrasi),
petekhie, area kulit ekimosis, pruritus, kulit kering
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Urine : Biasanya < 400ml/24 jam( fase
oliguria) yg terjadi 24-48 setelah ginjal rusak
2.
Warna urine : Kotor, sedimen kecoklatan
menunjukan adanya darah, Berat jenis > 1010 menunjukan penyakit ginjal,
contoh glomerulonefritis, kehilangan kemampuan memekatkan
3.
PH > 7 ditemukan pada ISK (Infeksi
Saluran Kemih) dan GGK
4.
Osmolailitas menurun, 350 mmol/kg
menunjukan kerusakan ginjal, rasio urine serum 1:1
5.
Kliren Kreatinin : Mungkin menururn
sebelum BUN dan Kreatinin serum menunjukan peningkatan bermakna
6.
Natrium : Biasanya menurun tetapi l;ebih
dari 40 m Eq/L bila ginjal tdk mampu lagi mengabsorbsi natrium
7.
Bikarbonat : Meningkat bila ada asidosis
metabolik
8.
SDM : mungkin ada karena infeksi, batu
gtrauma tumor atau peningkatan GF
9.
Protein : Protein derajat tinggi ( 3 +,
4+)sangat menunjukan kerusaka adanya n glomerolus bila SDM dan warna tambahan
juga ada Warna Tambahan : Biasanya tanda penyakit ginjal dan infeksi. Warna
tambahan seluler dengan pigmen kecoklatan
dan sejumlah sel epitel tubuler ginjal terdiagnostik pada NTA
10. Darah
: Hb menururn pada anemia
PENGKAJIAN FISIK DAN DIAGNOSTIK
MUSKULOSKELETAL
§ Pergerakan
sendi dan stabilitas yang normal adalah hasil kerja dari sistem
muskuloskeletal dan sistem syaraf yang utuh
§ Pergerakan
tubuh melibatkan empat elemen dasar :
- Kesejajaran tubuh (postur)
- Pergerakan sendi
- Keseimbangan dan
- Gerakan terkoordinasi
Penyebab
Gangguan Sistem Muskuloskeletal :
- Trauma
- Degeneratif
- Tumor
- Metabolik
- Ex
: Gangguan muskuloskeletal karena trauma :
- Gangguan
Muskuler : Menurunya masa otot sebagai dampak imobilitas dapat menyebabkan
kekuatan otot secara langsung sampai berkurangnya masa otot / atropi.
- Gangguan
skeletal : Misalnya mudah terjadinya
kontraktur sendi dan osteoporosis. Kontraktur merupakan kondisi yang abnormal
dengan kriteria adanya fleksi dan fiksasi yang disebabkan atropi dan
memendeknya otot, sehingga sendi tdk berfungsi
DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
1.
Aktivitas
Tanda
: ada keterbatasan /kehilangan fungsi pada bagian yang terganggu
2.
Sirkulasi :
Tanda
: Hypertensi ( kadang respon terhadap Nyeri/ ansietas), Hypotensi ( akibat
cedera dan perdarahan), pembengkakan jaringan
3.
Neurosensori :
Gejala
: Hilangnya pergerakan/ sensasi, spasme otot, kesemutan / parastesis
Tanda
: Deformitas lokal ; angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, hilang
fungsi.
4.
Kenyamanan
Gejala
: Nyeri berat tiba-tiba saat cedera, spasme / kram otot (setelah imobilisasi)
5.
Keamanan
Tanda
: Laserasi kulit, perdarahan, perubahan warna, pembengkakan lokal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan Rontgen : Menentukan Lokasi
Luasnya Cedera/trauma/fraktur
2.
Scan Tulang / Skan CT/MRI :
Memperlihatkan fraktur, juga untuk mengiden tifikasi kerusakan jaringan lunak
3.
Arteriogram : Mengidentifikasi adanya
kerusakan vaskuler
4.
HDL : Mengetahui adanya peningkatan SDP
abnormal setelah trauma
5.
Kreatinin : Trauma Otot meningkatkan
beban kreatinin untuk klirens ginjal
6.
Profil Koagulasi : Perubahan dapat
terjadi pada kehilangan darah / cedera hati
PEMERIKSAAN FISIK
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
1.
Inspeksi :
- Apakah
ada deformitas , dislokasi, luksasio atau masih subluksasio
- Penampilan
umum / sikap dan bentuk tubuhnya
-
Jaringan lunak / otot ada cedera /
bengkak / perdarahan
-
Kulit, tulang dan sendi apa ada
kerusakan
-
Gerakan-gerakan tidak normal
2. Palpasi :
-
Sendi
: nyeri tekan
-
Tulang dan ada krepitasi
-
Kulit
3. Rentang Gerak / Range Of Motion
4. Kekuatan Otot
Kemampuan rentang gerak (ROM)
Pengkajian rentang gerak ( ROM ) dilakukan pada daerah seperti pada daerah :
Bahu, siku, Lengan, panggul dan kaki
Garak sendi
|
Derajat
Rentang
Normal
|
Bahu
Adduksi : gerakan dari lengan kelateral dari posisi sampingkepala
|
180
|
Siku
Flexi : angkat
lengan bawah ke arah depan dan ke arah meuju bahu
|
150
|
Pergelangan Tangan /kaki
Fleksi : Tekuk jari-jari tangan / kaki ke arah
belakang sejauh mungkin
|
80-90
|
Extensi : Luruskan pergelangan tangan /kaki dari posisi flexi
|
80-90
|
Hiperextensi: tekuk jarijari tangan /kaki ke arah
belakang sejauh mungkin
|
70-90
|
Abduksi : Tekuk pergelangan tangan / kaki ke arah
ibu jari
|
0-20
|
Adduksi : Tekuk pergelangan tangan /kaki ke arah
kelingking
|
30-50
|
TANGAN DAN JARI
|
|
Flexi : Buat Kepalan Tangan
|
90
|
Extensi : Luruskan jari
|
90
|
Hiperextensi : Tekuk jari jari tangan /kaki ke
belakang
|
30
|
Abduksi : Kembangkan Jari tangan/kaki
|
20
|
Adduksi : Rapatkan jarijari tangan /kaki dari
posisi abduksi
|
20
|
No comments:
Post a Comment